ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang uji aktivitas antioksidan dan uji sitotoksik dari ekstrak daun bongkal
(Nauclea Subdita(Korth) Steud). Ekstrak metanol daun bongkal diperoleh dari hasil ekstraksi dengan
metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol dipekatkan menggunakan rotary
evaporator kemudian dilakukan pengujian skrining fitokimia, uji aktivitas antioksidan menggunakan
metode DPPH, dan uji sitotoksik menggunakan metode BSLT. Hasil skrining fitokimia menunjukkan
ekstrak metanol daun bongkal mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, steroid dan polifenol. Uji
aktivitas antioksidan dilakukan pada panjang gelombng 515 nm menghasilkan nilai IC50 sebesar 10 ppm.
Uji aktivitas sitotoksik menghasilkan nilai LC50 sebesar 327 ppm. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa daun bongkal mempunyai aktivitas antioksidan alami.
58
JKK, Tahun 2014, Volume 3(4), halaman 58-62 ISSN 2303-1077
toksisitas dari daun bongkal. Oleh karena itu, Mg dan 2 tetes HCI, sehingga terbentuk warna
pada penelitian ini dilakukan studi mengenai jingga sampai merah, hasil ini menunjukkan uji
toksisitas ekstrak metanol daun bongkal positif untuk uji flavonoid.
terhadap larva Artemia Salina L dengan Uji Polifenol
menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Ekstrak metanol tumbuhan bongkal
Test (BSLT), serta melakukan uji fitokimia dan uji diteteskan pada plat tetes. Satu lubang pada plat
aktivitas antioksidan pada ekstrak metanol daun tetes sebagai kontrol dan dua lubang masing-
bongkal dengan metode DPPH. masing diteteskan dengan larutan besiklorida
1%, sehingga terbentuk warna hijau sampai biru
METODOLOGI PENELITIAN kehitaman, hasil ini menunjukkan uji positif untuk
uji polifenol.
Bahan dan Alat
Uji Triterpenoid dan Steroid
Bahan Uji
Ekstrak metanol tumbuhan bongkal
Bahan uji yang digunakan adalah daun
diteteskan pada plat tetes. Satu bagian pada plat
bongkal yang berasal dari Kabupaten Sekadau,
tetes dijadikan kontrol dan satu bagian
Kalimantan Barat.
ditambahkan dengan pereaksi Lieberman-
Bahan Kimia
Burchard, sehingga terbentuk warna merah atau
Bahan-bahan yang digunakan pada
violet. Hasil ini menunjukkan uji positif untuk
penelitian adalah akuades, air laut, larva udang,
terpenoid, terbentuknya warna hijau atau biru
asam klorida 2N dan asam klorida pekat, asam
menunjukan hasil uji positif untuk steroid.
sulfat, besiklorida 1%, logam Mg, kertas saring,
metanol, pereaksi Wagner, pereaksi Mayer,
Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH
pereaksi Lieberman-Buchard
(2,2 diphenyl-1-picryil-hydrazyi)
Alat
Sebanyak 1 mL larutan sampel pada ekstak
Alat-alat yang digunakan pada penelitian
metanol kasar daun bongkal dengan variasi
adalah blender, penangas air, neraca analitik,
konsentrasi 20, 50, 100, 250, 500 ppm
rotary evaporator, seperangkat peralatan gelas,
dicampurkan dengan 4 mL larutan DPPH,
dan spektrofotometri UV-VIS Genesys 6 Thermo
kernudian campuran didiamkan setama 30 menit
Spectronic.
pada suhu kamar. Absorbansinya diukur pada
Amaks 515 nm dengan menggunakan
PROSEDUR KERJA spektrofotometer UV-Vis. Kekuatan inhibisinya
Ekstraksi dihitung menggunakan rumus (Khanahmadi et al,
Sebanyak 400 gram sampel kering daun 2010):
bongkal dihaluskan, dimasukan dalam botol kaca
tambahkan dengan 1L metanol. Dimaserasi ( )
selama 3x24 jam pada suhu kamar. Selanjutnya
dilakukan proses penyaringan. Filtrat hasil
penyaringan dipekatkan dengn rotary evavorator,
Selanjutnya, data yang diperoleh
disimpan untuk perlakuan selanjutnya.
diinterpretasikan ke dalam grafik konsentrasi
terhadap kekuatan inhibisi. Persamaan garis
Uji Fitokimia (Harbone, 1987)
yang diperoleh kemudian digunakan untuk
Uji Alkaloid
mencari nilai IC50.
Ekstrak metanol tumbuhan daun bongkal
diteteskan pada plat tetes. Digunakan satu
Uji Aktivitas Sitotoksik dengan Metode BSLT
lubang pada plat tetas sebagai kontrol dan dua
(Brine Shrimp Lethality Test)
lubang masing-masing diteteskan dengan
Uji aktivitas sitotoksik dilakukan dengan
pereaksi Mayer dan pereaksi Wagner, sehingga
metode BSLT menggunakan larva udang
ekstrak akan berwarna jingga atau coklat dan
Artemia salina (Mc Laughlin and Roger, 1998).
terbentuk endapan putih yang menunjukkan
Pertama, ditetaskan telur udang Artemia salina
hasil uji positif untuk uji alkaloid.
ke dalam air laut sebanyak 1L dan diberi
Uji Flavonoid
penerangan serta diaerasi selama 24 jam.
Ekstrak metanol tumbuhan bongkal
Setelah telur menetas disiapkan larutan uji dan
diteteskan pada plat tetes. Satu lubang plat tetes
ekstrak metanol kasar dengan konsentrasi 1000,
digunakan sebagai kontrol dan dua lubang
100, 10 ppm ke dalam air. Uji pada masing-
masing-masing diteteskan dengan 0,2 g logam
59
JKK, Tahun 2014, Volume 3(4), halaman 58-62 ISSN 2303-1077
masing konsentrasi selama 1x24 jam dan Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH
dilakukan secara triplo. Larutan kontrol dibuat (2,2 diphenyl-1-picryl-hydrazyi)
tanpa penambahan sampel. Persen larva udang Pengujian aktivitas antioksidan senyawa-
yang mati dihitung menurut persamaan: senyawa bahan alam atau sintetis (analisis
kuantitatif) dapat dilakukan secara kimia dengan
menggunakan DPPH yaitu dengan melihat
( )
proses peredaman pada panjang gelombang
maksimum menggunakan spekrofotometer UV-
Harga LC50 ditentukan dengan kurva persen
larva yang mati terhadap konsentrasi ekstrak. VIS. Larutan DPPH yang awalnya berwarna
ungu setelah bereaksi dengan antioksidan alami
Harga LC50 didefinisikan sebagai konsentrasi
akan membentuk warna kuning. Semakin tinggi
ekstrak yang dapat mengakibatkan 50% larva
kandungan antioksidan maka warna ungu pada
udang mati (Mc Laughlin and Roger, 1998).
larutan DPPH akan semakin berkurang dan
HASIL DAN PEMBAHASAN membentuk warna kuning. Pemudaran warna
akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi
Pengambilan sampel sinar tampak dari spektofotometer (Krismawati,
Sampel diperoleh dari Kabupaten Sekadau 2007; Molyneux, 2004).
Kalimantan barat, sampel dikering-anginkan,
dihaluskan kemudian dimaserasi dan dipekatkan
dengan rotary evaporator. Berat awal sampel
sebanyak 400 gr, berat ekstrak kental metanol
N N
0,666 gr sehingga diperoleh rendemen sebesar
0,17%. N NH
O2N NO2 + A H
O2N NO2 +A
Uji fitokimia
Uji fitokimia dilakukan sebagai uji
pendahuluan secara kualitatif untuk mengetahui NO2 NO2
golongan senyawa metabolit sekunder yang DPPH DPPH-H
terdapat dalam tumbuhan atau bagian
tumbuhan. Hasil uji fitokimia pada ekstrak Gambar 1. Reaksi DPPH dan Antioksidan
metanol daun bongkal menunjukkan sampel ini (Molyneux, 2004).
positif mengandung senyawa alkaloid, flavonoid,
polifenol dan steroid. Penelitian Fatin et.aI (2012) Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan IC50
menunjukkan kayu batang tumbuhan bongkal (Inhibition Concentration). Pengukuran
mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu absorbansi dilakukan pada λmaks 515 nm.
fenolik, flavonoid, fitosterol, terpenoid, alkaloid Berdasarkan hasil penelitian, didapat nilai IC50
dan saponin. Berikut ini merupakan hasil uji pada ekstrak metanol daun bongkal sebesar 10
fitokimia pada ekstrak metanol daun bongkal. ppm, sedangkan nilai IC50 pada vitamin C
sebesar 3 ppm. Hal ini menunjukkan ekstrak
Tabel 1. Uji Fitokimia Ekstrak Metanol Daun metanol daun bongkal memiliki kekuatan
Bongkal (Nuaclea subdita (Korth) Steud). aktivitas antiokidan sebesar sepertiga dari
Gol. Ekstrak
senyawa
pereaksi
metanol
Keterangan vitamin C, namun kekuatan aktivitas antioksidan
(+) terbentuk yang dimiliki oieh ekstrak daun bongkal tergolong
alkaloid Meyer + endapan warna kuat karena memiliki niiai lC50 kurang dan 200
putih
(+) terbentuk ppm (Silalahi, 2010).
wragner + endapan warna Kemampuan aktivitas antioksidan ekstrak
coklat
(+) berubah warna
metanol daun bongkal diduga karena senyawa
flavonoid Mg-HCl + menjadi merah metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak.
jingga Senyawa flavonoid dan polifenol diduga
(+) menghasilkan
polifenol FeCl3 + warna biru merupakan senyawa yang berperan terhadap
hitam/hijau coklat aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan yang
Lieberman- (+) berubah warna terjadi pada senyawa flavonoid dan polifenol
steroid +
buchner menjadi jingga-ungu
dikarenakan senyawa tersebut adalah senyawa
fenol, yaitu senyawa dengan gugus -OH yang
terikat pada karbon cincin aromatik. Senyawa
60
JKK, Tahun 2014, Volume 3(4), halaman 58-62 ISSN 2303-1077
61
JKK, Tahun 2014, Volume 3(4), halaman 58-62 ISSN 2303-1077
Kermanshah, Iran, Asian Journal of Plant Meyer B. N., Ferrigni N.R., Putnam J.E.,
Sciences 9 (2): 99-103. Jacobsen L.B., Nichols D.E and
Krismawati, A., (2007), Pengaruh Ekstrak McLaughlin JL., 1982, Brine Shrimp: a
Tanaman Ceremai, Delima Putih, Jati convenient general bioassay for active
Belanda, Kecombrang, dan Kemuning plant constituents. Planta Medica; 45: 31-
Secara In Vitro Terhadap Proliferasi Sel 34.
Limfosit Manusia, Skripsi. Molyneux, P., 2004, The Use of Stable Free
Lemmens R.H.M.J., dan Bunyapraphatsara N., Radical Diphenyl-picrylhydrazyl (DPPH) for
2003., Medicinal and Poisonous Plants 3: Estimating Antioxidant Activity,
Prosea Foundation, Bogor-Indonesia, Plant Songklanakarin J. Sci. Technol: 26 No. 2 :
Resources of Southeast Asia, 12 (3): 212- 211-219.
213. Silalahi, R. M., 2010, Karakterisasi Simplisia,
Lim, S.C., K.S. Gan and K.T. Choo, 2004. Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas
Identification and Utilization of Lesser- Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Fraksi
Known Commercial Timbers in Peninsular Bunga Tumbuhan Brokoli
Malaysia 1: Ara, Bangkal, Bebusok and (Brassicaoleracea L. var. botrytis L.),
Bekoi. Publications Branch, FRIM, 29: 139- Skripsi.
258. Widianti, W., 2012. Potensi Antioksidan Dan
McLaughlin, J.L., and Rogers, L.L., 1998, The Sitotoksisitas Ekstrak Buah Ceremai
Use Of Biological Assays To Evaluate (Phyllantus acidus.L), Fakultas Matematika
Botanicals, Drug Information Journal, 32: dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
513-517. Pertanian Bogor, Bogor, Skripsi.
62