Anda di halaman 1dari 5

JKK, Tahun 2014, Volume 3(4), halaman 58-62 ISSN 2303-1077

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN METODE DPPH DAN UJI SITOTOKSIK


METODE BSLT PADA EKSTRAK METANOL DAUN BONGKAL
(Nuaclea subdita (Korth) Steud)
Nur Ika Asmiyarti1*, Muhamad Agus Wibowo1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
JI. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
*email: nurika_asmiyarti@yahoo.com

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang uji aktivitas antioksidan dan uji sitotoksik dari ekstrak daun bongkal
(Nauclea Subdita(Korth) Steud). Ekstrak metanol daun bongkal diperoleh dari hasil ekstraksi dengan
metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol dipekatkan menggunakan rotary
evaporator kemudian dilakukan pengujian skrining fitokimia, uji aktivitas antioksidan menggunakan
metode DPPH, dan uji sitotoksik menggunakan metode BSLT. Hasil skrining fitokimia menunjukkan
ekstrak metanol daun bongkal mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, steroid dan polifenol. Uji
aktivitas antioksidan dilakukan pada panjang gelombng 515 nm menghasilkan nilai IC50 sebesar 10 ppm.
Uji aktivitas sitotoksik menghasilkan nilai LC50 sebesar 327 ppm. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa daun bongkal mempunyai aktivitas antioksidan alami.

Kata Kunci: bongkal, antioksidan, sitotoksik, srining fitokimia

PENDAHULUAN pegunungan, di daerah rawa, di sepanjang


daerah aliran air dan sungai, biasanya ditanam
Upaya mencari antioksidan alami yang baru
untuk menstabilkan lereng dan tepi sungai (Lim
dari rempah-rempah, tumbuhan obat, maupun
et.al, 2004). Di Kalimantan Barat tumbuhan ini
buah-buahan serta sayuran saat ini telah menjadi
dapat ditemukan salah satunya di daerah
perhatian para peneliti. Beberapa hasil penelitian
Kabupaten Sekadau. Tumbuhan ini tumbuh di
menunjukkan bahwa antioksidan dapat
hutan, di tanah yang lembab. Berdasarkan
menurunkan resiko penyakit-penyakit
pengalaman masyarakat di daerah setempat,
degeneratif, menurunkan stress oksidatif,
daun tanaman yang sudah dikeringkan dapat
mencegah penuaan dini, serta dapat membantu
dikonsumsi sebagai sayur yang berpotensi
meningkatkan kualitas hidup manusia (Silalahi,
sebagai penambah produksi air susu Ibu.
2010).
Menurut Fatin et al, (2012) daun muda tanaman
Berbagai penyakit degeneratif salah satunya
ini bisa dimakan dan dijadikan sebagai sumber
disebabkan oleh akumulasi dari radikal bebas
obat tradisional, biasanya digunakan untuk
yang berlebihan pada sel tubuh manusia. Radikal
mengobati sakit perut, diabetes dan masalah
bebas ini dapat merusak struktur dan fungsi
kulit.
biomelekul di dalam sel seperti protein, lipida dan
Penelitian mengenai kandungan senyawa
asam nukleat yang dapat menyebabkan
kimia bongkal asal Kalimantan Barat belum
terjadinya perubahan struktur dan fungsi yang
dilakukan, tetapi beberapa penelitian terhadap
memberikan efek kersinogenik bahkan
genus Nauclea diantaranya yaitu Nauclea
mutagenesis terhadap sel normal (Harliansyah,
orientalis (L) L sebagal antimalaria (He et aL,
2001). Secara umum tumbuhan merupakan
2005). Penelitian Fatin, et al, (2012) menunjukan
sumber senyawa antioksidan seperti fenol,
bahwa ekstrak metanol kulit batang N. subdita
flavonoid, curcuminoid dan asam-asam organik
dapat berfungsi sebagai sumber potensi
yang tersebar pada berbagai bagian tumbuhan
antioksidan alami. Menurut Amaka (2010),
seperti akar, batang, kulit, daun, buah, dan biji
analisis fitokimia ekstrak etanol dan air panas
serta bagian bunga (Lemmens, 2003)
daun N. latifolia menunjukkan adanya alkaloid,
Bongkal (Nauclea subdita) merupakan
saponin, tanin, glikosida dan gula pereduksi
tanaman tropis famili Rubiceae yang banyak
sebagai salah satu sumber potensial antibiotik.
terdapat di dataran rendah sampai hutan
Berdasarkan tinjauan literatur di atas, belum
pernah dilakukan penelitian mengenai potensi

58
JKK, Tahun 2014, Volume 3(4), halaman 58-62 ISSN 2303-1077

toksisitas dari daun bongkal. Oleh karena itu, Mg dan 2 tetes HCI, sehingga terbentuk warna
pada penelitian ini dilakukan studi mengenai jingga sampai merah, hasil ini menunjukkan uji
toksisitas ekstrak metanol daun bongkal positif untuk uji flavonoid.
terhadap larva Artemia Salina L dengan Uji Polifenol
menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Ekstrak metanol tumbuhan bongkal
Test (BSLT), serta melakukan uji fitokimia dan uji diteteskan pada plat tetes. Satu lubang pada plat
aktivitas antioksidan pada ekstrak metanol daun tetes sebagai kontrol dan dua lubang masing-
bongkal dengan metode DPPH. masing diteteskan dengan larutan besiklorida
1%, sehingga terbentuk warna hijau sampai biru
METODOLOGI PENELITIAN kehitaman, hasil ini menunjukkan uji positif untuk
uji polifenol.
Bahan dan Alat
Uji Triterpenoid dan Steroid
Bahan Uji
Ekstrak metanol tumbuhan bongkal
Bahan uji yang digunakan adalah daun
diteteskan pada plat tetes. Satu bagian pada plat
bongkal yang berasal dari Kabupaten Sekadau,
tetes dijadikan kontrol dan satu bagian
Kalimantan Barat.
ditambahkan dengan pereaksi Lieberman-
Bahan Kimia
Burchard, sehingga terbentuk warna merah atau
Bahan-bahan yang digunakan pada
violet. Hasil ini menunjukkan uji positif untuk
penelitian adalah akuades, air laut, larva udang,
terpenoid, terbentuknya warna hijau atau biru
asam klorida 2N dan asam klorida pekat, asam
menunjukan hasil uji positif untuk steroid.
sulfat, besiklorida 1%, logam Mg, kertas saring,
metanol, pereaksi Wagner, pereaksi Mayer,
Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH
pereaksi Lieberman-Buchard
(2,2 diphenyl-1-picryil-hydrazyi)
Alat
Sebanyak 1 mL larutan sampel pada ekstak
Alat-alat yang digunakan pada penelitian
metanol kasar daun bongkal dengan variasi
adalah blender, penangas air, neraca analitik,
konsentrasi 20, 50, 100, 250, 500 ppm
rotary evaporator, seperangkat peralatan gelas,
dicampurkan dengan 4 mL larutan DPPH,
dan spektrofotometri UV-VIS Genesys 6 Thermo
kernudian campuran didiamkan setama 30 menit
Spectronic.
pada suhu kamar. Absorbansinya diukur pada
Amaks 515 nm dengan menggunakan
PROSEDUR KERJA spektrofotometer UV-Vis. Kekuatan inhibisinya
Ekstraksi dihitung menggunakan rumus (Khanahmadi et al,
Sebanyak 400 gram sampel kering daun 2010):
bongkal dihaluskan, dimasukan dalam botol kaca
tambahkan dengan 1L metanol. Dimaserasi ( )
selama 3x24 jam pada suhu kamar. Selanjutnya
dilakukan proses penyaringan. Filtrat hasil
penyaringan dipekatkan dengn rotary evavorator,
Selanjutnya, data yang diperoleh
disimpan untuk perlakuan selanjutnya.
diinterpretasikan ke dalam grafik konsentrasi
terhadap kekuatan inhibisi. Persamaan garis
Uji Fitokimia (Harbone, 1987)
yang diperoleh kemudian digunakan untuk
Uji Alkaloid
mencari nilai IC50.
Ekstrak metanol tumbuhan daun bongkal
diteteskan pada plat tetes. Digunakan satu
Uji Aktivitas Sitotoksik dengan Metode BSLT
lubang pada plat tetas sebagai kontrol dan dua
(Brine Shrimp Lethality Test)
lubang masing-masing diteteskan dengan
Uji aktivitas sitotoksik dilakukan dengan
pereaksi Mayer dan pereaksi Wagner, sehingga
metode BSLT menggunakan larva udang
ekstrak akan berwarna jingga atau coklat dan
Artemia salina (Mc Laughlin and Roger, 1998).
terbentuk endapan putih yang menunjukkan
Pertama, ditetaskan telur udang Artemia salina
hasil uji positif untuk uji alkaloid.
ke dalam air laut sebanyak 1L dan diberi
Uji Flavonoid
penerangan serta diaerasi selama 24 jam.
Ekstrak metanol tumbuhan bongkal
Setelah telur menetas disiapkan larutan uji dan
diteteskan pada plat tetes. Satu lubang plat tetes
ekstrak metanol kasar dengan konsentrasi 1000,
digunakan sebagai kontrol dan dua lubang
100, 10 ppm ke dalam air. Uji pada masing-
masing-masing diteteskan dengan 0,2 g logam

59
JKK, Tahun 2014, Volume 3(4), halaman 58-62 ISSN 2303-1077

masing konsentrasi selama 1x24 jam dan Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH
dilakukan secara triplo. Larutan kontrol dibuat (2,2 diphenyl-1-picryl-hydrazyi)
tanpa penambahan sampel. Persen larva udang Pengujian aktivitas antioksidan senyawa-
yang mati dihitung menurut persamaan: senyawa bahan alam atau sintetis (analisis
kuantitatif) dapat dilakukan secara kimia dengan
menggunakan DPPH yaitu dengan melihat
( )
proses peredaman pada panjang gelombang
maksimum menggunakan spekrofotometer UV-
Harga LC50 ditentukan dengan kurva persen
larva yang mati terhadap konsentrasi ekstrak. VIS. Larutan DPPH yang awalnya berwarna
ungu setelah bereaksi dengan antioksidan alami
Harga LC50 didefinisikan sebagai konsentrasi
akan membentuk warna kuning. Semakin tinggi
ekstrak yang dapat mengakibatkan 50% larva
kandungan antioksidan maka warna ungu pada
udang mati (Mc Laughlin and Roger, 1998).
larutan DPPH akan semakin berkurang dan
HASIL DAN PEMBAHASAN membentuk warna kuning. Pemudaran warna
akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi
Pengambilan sampel sinar tampak dari spektofotometer (Krismawati,
Sampel diperoleh dari Kabupaten Sekadau 2007; Molyneux, 2004).
Kalimantan barat, sampel dikering-anginkan,
dihaluskan kemudian dimaserasi dan dipekatkan
dengan rotary evaporator. Berat awal sampel
sebanyak 400 gr, berat ekstrak kental metanol
N N
0,666 gr sehingga diperoleh rendemen sebesar
0,17%. N NH
O2N NO2 + A H
O2N NO2 +A
Uji fitokimia
Uji fitokimia dilakukan sebagai uji
pendahuluan secara kualitatif untuk mengetahui NO2 NO2
golongan senyawa metabolit sekunder yang DPPH DPPH-H
terdapat dalam tumbuhan atau bagian
tumbuhan. Hasil uji fitokimia pada ekstrak Gambar 1. Reaksi DPPH dan Antioksidan
metanol daun bongkal menunjukkan sampel ini (Molyneux, 2004).
positif mengandung senyawa alkaloid, flavonoid,
polifenol dan steroid. Penelitian Fatin et.aI (2012) Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan IC50
menunjukkan kayu batang tumbuhan bongkal (Inhibition Concentration). Pengukuran
mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu absorbansi dilakukan pada λmaks 515 nm.
fenolik, flavonoid, fitosterol, terpenoid, alkaloid Berdasarkan hasil penelitian, didapat nilai IC50
dan saponin. Berikut ini merupakan hasil uji pada ekstrak metanol daun bongkal sebesar 10
fitokimia pada ekstrak metanol daun bongkal. ppm, sedangkan nilai IC50 pada vitamin C
sebesar 3 ppm. Hal ini menunjukkan ekstrak
Tabel 1. Uji Fitokimia Ekstrak Metanol Daun metanol daun bongkal memiliki kekuatan
Bongkal (Nuaclea subdita (Korth) Steud). aktivitas antiokidan sebesar sepertiga dari
Gol. Ekstrak
senyawa
pereaksi
metanol
Keterangan vitamin C, namun kekuatan aktivitas antioksidan
(+) terbentuk yang dimiliki oieh ekstrak daun bongkal tergolong
alkaloid Meyer + endapan warna kuat karena memiliki niiai lC50 kurang dan 200
putih
(+) terbentuk ppm (Silalahi, 2010).
wragner + endapan warna Kemampuan aktivitas antioksidan ekstrak
coklat
(+) berubah warna
metanol daun bongkal diduga karena senyawa
flavonoid Mg-HCl + menjadi merah metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak.
jingga Senyawa flavonoid dan polifenol diduga
(+) menghasilkan
polifenol FeCl3 + warna biru merupakan senyawa yang berperan terhadap
hitam/hijau coklat aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan yang
Lieberman- (+) berubah warna terjadi pada senyawa flavonoid dan polifenol
steroid +
buchner menjadi jingga-ungu
dikarenakan senyawa tersebut adalah senyawa
fenol, yaitu senyawa dengan gugus -OH yang
terikat pada karbon cincin aromatik. Senyawa

60
JKK, Tahun 2014, Volume 3(4), halaman 58-62 ISSN 2303-1077

fenol ini mempunyal kemampuan untuk SIMPULAN


menyumbangkan atom hidrogen, sehingga Daun bongkal memiliki kandungan senyawa
radikal DPPH dapat tereduksi menjadi bentuk metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, polifenol
yang Iebih stabil (Fessenden dan Fessenden, dan steroid. Aktivitas antioksidan ekstrak daun
1994). bongkal tergolong kuat dengan nilai IC50 sebesar
10 ppm berpotensi sebagai antioksidan alami. Uji
Uji Toksisitas menggunakan Metode Brine sitotoksik menunjukan bahwa ekstrak metanol
Shrimp Lethality Test (BSLT) daun bongkal memiliki nilai LC50 sebesar 363
Pengujian aktivitas sitotoksik dapat dilakukan ppm dan bersifat sitotoksik.
dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality
Test) menggunakan larva udang Artemia salina. DAFTAR PUSTAKA
Ekstrak dari sampel akan dilihat toksisitasnya
Amaka, A.P., 2010., Antimicrobial and
dalam mematikan larva udang yang telah diberi
Phytochemichal Screening of Nauclea
perlakuan dengan konsentrasi 10, 100 dan 1000
latifolia, Nnamdi Azikiwe University, Awka,
ppm. Hasil pengamatan persentase kematian
Thesis.
Artemia salina setelah 24 jam pada ekstrak daun
Apu A. S., Bhuyan, S.H., Khatun, F., Liza, M.S.,
bongkal yang larut dalam air laut terlihat dalam
Matin, M., Hossain, F.M., 2013,
Tabel 2.
Assessment of Cytotoxic Activity of Two
Medicinal Plants Using Brine Shrimp
Tabel 2. Persentase Kematian Larva Udang
(Artemia Salina) As an Experimental Tool,
Artemia Salina Terhadap Ekstrak Daun Bongkal.
Konsentrasi
International Journal of Pharmaceutical
Keterangan Jumlah (%)
Hewan Uji (ppm) kematian Sciences and Research, 4(3): 1125-1130.
Kelompok 1 10 10 10 Fatin, R.J, Wahab, R., Daud, J.M, Sudin, M.,
Kelompok 2 10 100 36,7 Rasat, M.S. and Sulaiman, 0., 2012, Study
Kelompok 3 10 100 100 on Methanolic Extracts of Nauclea subdita
LC50 10 363 50
(Korth) Steud. Heartwood Parts for the
Total Phenolic Contents and Free Radical
Berdasarkan nilai persentase kematian pada Scavenging, Current Research Journal of
Tabel 2 terlihat bahwa semakin besar nilai Biological Sciences, 4(5): 600-607.
konsentrasi ekstrak, maka kematian pada larva Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1994,
udang Artemia juga semakin besar. Dengan kata Kimia Organik, Jilid I Edisi ketiga, Alih
lain, secara bertahap meningkatnya kematian Bahasa: Aloysius Hadyana Pudjaatmaka
larva udang Artemia disebabkan oleh Hal: 223-239, Erlangga, Jakarta
peningkatan konsentrasi dalam ekstrak (Apu, Harbone, J.B., 1987, Metode Fitokimia: Penuntun
2013). Cara Modern Menganalisis Tumbuhan,
Meyer et.aI (1982) menyatakan bahwa suatu Edisi Kedua, ITB, Alih Bahasa: Kosasih
ekstrak menunjukkan toksisitas dalam BSLT jika Padmawinata dan Iwang Soediro,
ekstrak dapat menyebabkan kematian 50% Bandung.
hewan uji pada konsentrasi <1000 ppm. Harliansyah, 2001., Mengunyah Halia Menyah
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Penyakit, Indonesian Student Association
pengaruh yang dihasilkan ekstrak daun bongkal in Malaysia, Paksi Jurnal.
mampu menyebabkan kematian 50% Artemia He, Zhen-Dan., Cui-Ying, Ma., Hong-Jie
salina dengan nilai LC50 sebesar 363 ppm. Hal ini Zhanga., Tan, G.T., Tameza, P., Sydarab,
menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun K., Bouamanivongb, S., Southavongb, B.,
bongkal memiliki sifat sitotoksik pada konsentrasi Soejartob, D.D., Pezzutoa, J.M. and Fong,
363 ppm. H.H.S., 2005, Antimalaria, Constituents
Kemampuan sitotoksik ekstrak tanaman ini from Nauclea orientalis (L.), L., J.
diduga karena pengaruh dari senyawa metabolit Chemistry & Biodiversity: 2(10):1378-86.
sekunder yang terkandung di tanaman tersebut, Khanahmadi, M., Rezzadeh, S.H., Taran, M.,
dimana pada kadar tertentu memiliki potensi 2010, In Vitro Antimicrobial and Antioxidant
toksisitas serta dapat menyebabkan kematian Properties of Smyrnium Cordifolium Boiss
larva Artemia salina dengan menghambat daya (Umbelliferae) Extract, Department of
makan larva (Widianti, 2012). Chemistry, Kermanshah Branch of ACECR,

61
JKK, Tahun 2014, Volume 3(4), halaman 58-62 ISSN 2303-1077

Kermanshah, Iran, Asian Journal of Plant Meyer B. N., Ferrigni N.R., Putnam J.E.,
Sciences 9 (2): 99-103. Jacobsen L.B., Nichols D.E and
Krismawati, A., (2007), Pengaruh Ekstrak McLaughlin JL., 1982, Brine Shrimp: a
Tanaman Ceremai, Delima Putih, Jati convenient general bioassay for active
Belanda, Kecombrang, dan Kemuning plant constituents. Planta Medica; 45: 31-
Secara In Vitro Terhadap Proliferasi Sel 34.
Limfosit Manusia, Skripsi. Molyneux, P., 2004, The Use of Stable Free
Lemmens R.H.M.J., dan Bunyapraphatsara N., Radical Diphenyl-picrylhydrazyl (DPPH) for
2003., Medicinal and Poisonous Plants 3: Estimating Antioxidant Activity,
Prosea Foundation, Bogor-Indonesia, Plant Songklanakarin J. Sci. Technol: 26 No. 2 :
Resources of Southeast Asia, 12 (3): 212- 211-219.
213. Silalahi, R. M., 2010, Karakterisasi Simplisia,
Lim, S.C., K.S. Gan and K.T. Choo, 2004. Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas
Identification and Utilization of Lesser- Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Fraksi
Known Commercial Timbers in Peninsular Bunga Tumbuhan Brokoli
Malaysia 1: Ara, Bangkal, Bebusok and (Brassicaoleracea L. var. botrytis L.),
Bekoi. Publications Branch, FRIM, 29: 139- Skripsi.
258. Widianti, W., 2012. Potensi Antioksidan Dan
McLaughlin, J.L., and Rogers, L.L., 1998, The Sitotoksisitas Ekstrak Buah Ceremai
Use Of Biological Assays To Evaluate (Phyllantus acidus.L), Fakultas Matematika
Botanicals, Drug Information Journal, 32: dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
513-517. Pertanian Bogor, Bogor, Skripsi.

62

Anda mungkin juga menyukai