Anda di halaman 1dari 6

JKK,Tahun 2014,Volum 3(2), halaman 7-12 ISSN 23031077

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SITOTOKSIK EKSTRAK METANOL


DAUN SENGKUBAK (Pycnarrhena cauliflora Diels)

Dohot Maruli Purba1*, Muhamad Agus Wibowo1, Puji Ardiningsih1


1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,
email: ruly19_poer@yahoo.co.id

ABSTRAK
Sengkubak (P. cauliflora Diels) merupakan tanaman hayati Kalimantan Barat yang dimanfaatkan
sebagai pengempuk daging dan penyedap rasa. Tanaman ini berpotensi digunakan sebagai obat anti
kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan, kandungan total fenol dan
aktivitas sitotoksik ekstrak metanol daun sengkubak. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan: (i)
penyediaan ekstrak metanol kental melalui maserasi sampel menggunakan pelarut metanol yang diikuti
dengan uji fitokimia dan uji kandungan total fenol menggunakan reagen Folin-Ciocalteu memiliki nilai
18,1 µg TAE/mg, (ii) uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikril-hidrazil) memiliki
nilai IC50 sebesar 608,81 ppm, (iii) uji aktivitas sitotoksik ekstrak metanol kental terhadap larva Artemia
Salina L dengan metode Brine Shrimp Lethality test (BSLT) memiliki nilai LC50 sebesar 248,75 ppm.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak metanol daun sengkubak bersifat toksik terhadap larva Artemia
Salina L dengan nilai LC50 < 1000 ppm sehingga berpotensi sebagai antikanker

Kata kunci: Antioksidan, Sitotoksik, Daun Sengkubak (P. cauliflora Diels)

PENDAHULUAN besar untuk mengidentifikasi tumbuhan obat baru


dan mengisolasi senyawa sitotoksik baru yang
Penyakit degeneratif mengakibatkan
digunakan untuk penyakit seperti kanker.
sebanyak 17 juta orang meninggal tiap tahunnya.
Diantara uji praskrining antikanker yang ada, uji
Hingga saat ini, penyakit degeneratif menjadi
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) merupakan
penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut
uji praskrining antikanker yang pengerjaannya
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Kementrian
sederhana, murah serta dapat mengetahui
Kesehatan tahun 2000 dilaporkan bahwa jenis
senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak
gangguan yang paling tinggi pada penyakit
tumbuhan. Brine Shrimp juga merupakan uji
degeneratif adalah kanker, jantung, diabetes,
bioaktivitas terbaik untuk mengidentifikasi dan
dan hati (Kementrian Kesehatan RI 2010).
mengisolasi senyawa aktif bahan alam (Meyer.,
Antioksidan adalah zat kimia yang berperan
et al 1982).
penting dalam memperlambat atau mencegah
Kalimantan Barat memiliki kekayaan sumber
penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
daya alam, diantaranya tanaman khas yang
radikal bebas, sehingga mengakibatkan
berpotensi sebagai obat tradisional. Tanaman
kerusakan oksidatif komponen sel hidup (Jaitak.,
tersebut adalah sengkubak (Pycnarrhena
et al, 2010). Radikal bebas tersebut biasanya
cauliflora Diels). Penelitian mengenai antioksidan
berupa zat kimia reaktif seperti Reactive Oxygen
maupun kandungan kimia sengkubak jarang
Species (ROS) yang mengalami inisiasi menjadi
dilakukan, tetapi masih ada spesies lain, yaitu
radikal anion superoksida (O2 -), hidroksil (HO )
Pycnarrhena ozantha. Penelitian dari jenis
dan peroksil (ROO ). Keseluruhan paparan Pycnarrhena ozantha ini diketahui mengandung
radikal tersebut berbahaya ketika menyerang sel alkaloid dari golongan bisbenzylisoquinoline yang
tubuh dan jaringan, sehingga dapat dapat mengobati tumor (Loder dan Nearn, 1972).
mengakibatkan penyakit kanker (Golden., et al, Spesies P. manillensis Vidal akarnya
2002). dimanfaatkan sebagai pengobatan penyakit
Sekitar separuh dari obat-obatan klinis kolera (Anonim, 2007). Selain itu, daun
sekarang ini menggunakan obat antikanker yang sengkubak juga dapat dimanfaatkan sebagai
berasal dari hasil alam, dan diperkirakan sekitar obat sakit kepala (Hidayat, 2011).
60 % kandungan senyawa kimia baru ditemukan
pada periode 1981-2002 yang berasal dari hasil
alam atau diturunkan dari senyawa alam lainnya
(Avendano dan Menendez, 2008). Oleh karena
itu, skrining tumbuhan obat tradisional berperan

7
JKK,Tahun 2014,Volum 3(2), halaman 7-12 ISSN 23031077

Oleh karena itu, pada penelitian ini perlu Dragendorf. Terbentuknya endapan jingga,
dilakukan studi mengenai aktivitas antioksidan cokelat, dan putih menunjukkan adanya alkaloid.
dan sitotoksik ekstrak metanol daun sengkubak Identifikasi Flavonoid (Harborne, 1987)
terhadap larva Artemia Salina L dengan Sampel ditambahkan dengan 5 mL etanol
menggunakan metode Brine Shrimp Lethality (C2H5OH), kemudian dikocok dan dipanaskan.
Test (BSLT). Hasil campuran disaring dan dimasukan ke
tabung reaksi. Masing-masing filtrat kemudian
METODOLOGI PENELITIAN ditambahkan Mg 0,2 g dan 3 tetes HCl.
Alat dan Bahan Terbentuknya warna merah pada lapisan etanol
Bahan Uji menunjukkan adanya flavonoid.
Daun sengkubak yang digunakan berasal Identifikasi Tanin/polifenol (Edeoga et al.,
dari Desa Nanga Tikan, Kecamatan Belimbing 2005)
Hulu, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Sampel ditambahkan 20 mL air suling.
Campuran didihkan selama 30 menit. Sebanyak
Alat dan bahan Penelitian 5 tetes NaCl 10% ditambahkan ke dalam
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini campuran. Campuran selanjutnya didinginkan
adalah adalah Aquarium Air pump (Amara Q-6), dan disaring. Filtrat dipindahkan ke dalam 2
beaker glass, peralatan penetasan Artemia tabung reaksi. Tabung I digunakan sebagai
Salina Leach, botol semprot, botol vial, bulb, kontrol. Tabung II ditambahkan 3 tetes larutan
kaca arloji, labu ukur, mikropipet 1000 µL dan FeCl3. Warna biru hitam menunjukkan adanya
100 µL, neraca analitik Ohauss, pipet ukur, petri tanin terhidrolisis. Warna hijau kecoklatan
disk, pipet tetes, spatula, spektrofotometer UV- menunjukkan adanya tanin terkondensasi.
Vis Genesys 6, tabung reaksi. Penentuan Terpenoid-steroid
Bahan penelitian yang digunakan adalah air Uji Lieberman–Burchard. Sampel dilarutkan
suling, air laut buatan, Artemia Salina Leach dalam 2 mL kloroform (CHCl3), kemudian
ammonia (NH3), asam klorida (HCl), asam sulfat dimasukan ke tabung reaksi. Lalu hasil
(H2SO4), besi (III) klorida heksahidrat campuran ditambahkan pereaksi Lieberman-
(FeCl3.6H2O), asam tanat, Dimetil Sulfoksida Burchard. Adanya terpenoid ditunjukkan dengan
(DMSO), 2,2-difenil-1-pikril-hidrazil (DPPH), terbentuknya larutan berwarna merah untuk
etanol (C2H5OH), kloroform (CHCl3), metanol pertama kali, kemudian berubah menjadi biru
(CH3OH), natrium karbonat (Na2CO3 20%), dan ungu. (Pembuatan reagen Lieberman-
natrium klorida (NaCl), reagen Dragendroff’s, Buechard: terdiri dari asam sulfat pekat dan
mayer, wagner, reagen Folin-Ciocalteu dan asam asetat anhidrat. Keduanya disimpan dalam
serbuk Mg. wadah/botol terpisah) (Jagessar & Cox, 2010).
Uji Salkowski. Sampel dari masing-masing
Prosedur Kerja ekstrak (metanol, n-heksana, dan etil asetat)
Ekstraksi dilarutkan dalam 2 mL kloroform (CHCl3) dan 3
Sebanyak 810 gr sengkubak yang sudah mL H2SO4 pekat. Sampel kemudian terbentuk
kering dan halus dimaserasi selama 2x24 jam dua lapisan. Adanya lapisan warna merah atau
dengan menggunakan pelarut metanol pada orange menunjukkan adanya senyawa terpenoid-
suhu kamar. Hasil maserasi kemudian disaring steroid (Egwaikhide & Gimba, 2007).
agar diperoleh filtrat yang terpisah dari residu.
Uji Kandungan Total Fenol (Makkar., et al, 1993)
Uji Fitokimia (dengan modifikasi) (dengan modifikasi)
Identifikasi Alkaloid dengan metode Culvenor- Analisis Total Fenol
Fitzgerald (Harborne,1987) Sebanyak 25 mg ekstrak metanol sampel
Sampel ditambahkan dengan 5 mL kloroform (sengkubak) dilarutkan dalam 25 mL metanol
(CHCl3) dan 5 mL amoniak (NH3) kemudian (50%). Ekstrak kemudian dipipet 0,5 mL larutan
dipanaskan dan dikocok. Hasil campuran ekstrak dicampur dengan 0,5 mL reagen Folin-
disaring dan dimasukan ke tabung reaksi. Ciocalteu 50 %. Campuran dihomogenkan
Masing-masing filtrat ditambahkan 5 tetes H2SO4 selama 2-8 menit dan kemudian ditambahkan 1,0
2 N, kemudian dikocok dan didiamkan. Bagian mL Na2CO3 20%. Campuran dibiarkan dan
atas dari masing-masing filtrat diambil dan diuji digoyang pada kondisi gelap selama 2 jam.
dengan pereaksi Meyer, Wagner, dan Absorbansi diukur pada λmaks 735 nm dengan

8
JKK,Tahun 2014,Volum 3(2), halaman 7-12 ISSN 23031077

menggunakan spektrofotometer UV-Vis Genesys hidup dan yang mati untuk tiap-tiap konsentrasi.
6. Kandungan total fenol dinyatakan sebagai Digunakan analisis probit untuk menentukan nilai
µg/mg ekuivalen asam tanat. LC50.
Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH
(Khanahmadi., et al 2010)
Sebanyak 25 mg ekstrak metanol sampel
(sengkubak) dilarutkan dalam 25 mL etanol
(50%) untuk memperoleh 1000 µg/mL. Ekstrak HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian dipipet sebanyak 1 mL larutan sampel Preparasi Sampel dan Uji Fitokimia
dengan variasi konsentrasi 20, 50, 100, 250, dan Sengkubak memiliki bunga-bunga aksilar
500 µg/mL. Masing-masing larutan ekstrak yang tumbuh disepanjang tangkai berdaun atau
dicampurkan dengan 4 mL larutan DPPH 0,004% tangkai tak berdaun, permukaan daun licin dan
dalam metanol, kemudian campuran didiamkan mengkilat. Tumbuhan sengkubak disajikan pada
selama 30 menit. Absorbansinya diukur pada Gambar 1. Sengkubak biasanya hidup diantara
λmaks 525 nm dengan menggunakan pohon-pohon besar. Hasil determinasi daun
spektrofotometer UV-Vis Genesys 6. Kekuatan sengkubak di Lembaga Ilmu Pengetahuan
inhibisinya dihitung dengan menggunakan Indonesia Pusat Penelitian Biologi Bogor Bidang
rumus: Botani diketahui bahwa daun sengkubak yang
digunakan merupakan spesies: Pycnarrhena
cauliflora Diels dari keluarga Menispermaceae
(Ardiningsih dan Risa, 2010).

Pembuatan Larutan Induk dan Uji


Larutan induk 2000 ppm dibuat dengan
melarutkan 200 mg ekstrak kental daun
sengkubak dalam 100 mL air laut buatan (jika
tidak larut ditambahkan DMSO), kemudian
diencerkan menjadi tiga variasi konsentrasi 100,
1000 dan 2000 ppm.

Persiapan Larva Udang (Erma., et al 2004)


Air laut dimasukkan ke dalam media
penetasan yang terbagi menjadi 2 ruangan.
Antara ruangan yang satu dengan ruangan yang Gambar 1. Daun Sengkubak
lain dihubungkan melalui sebuah sekat yang Daun sengkubak yang kering dihaluskan dan
sebelumnya diberi lubang terlebih dahulu. Salah dimaserasi selama 2x24 jam dengan pelarut
satu bagian dari ruangan tersebut ditutup dengan metanol yang bertujuan agar senyawa-senyawa
menggunakan alumunium foil. Air laut dapat terekstrak dengan baik dan tidak
dimasukkan kedalam media penetasan. mengalami dekomposisi. Metanol dapat merusak
Kemudian telur Artemia salina ditimbang dan dinding sel pada sampel sehingga senyawa yang
dimasukkan ke bagian ruangan yang tertutup. bersifat polar ataupun non polar dapat terlarut
Sisi yang lain dibiarkan terbuka. Setelah 48 jam, dalam metanol. Proses maserasi ini disebut
telur Artemia salina akan menetas menjadi larva proses difusi. Proses ini berlangsung sampai
udang yang siap digunakan untuk penelitian. terjadi keseimbangan antara larutan yang ada di
Uji Aktivitas Sitotoksik dengan Metode Brine dalam sel dan di luar sel. Ketika keseimbangan
Shrimp Lethality Test (BSLT) (McLaughlin., et al tercapai maka proses difusi tidak lagi
1998) berlangsung (Khopkar, 2008). Maserat yang
Sebanyak 10 nauplii dimasukkan ke dalam didapat dipekatkan menggunakan rotary
masing-masing vial yang telah diisi larutan uji evaporator dengan tujuan memperoleh ekstrak
dengan konsentrasi masing-masing 1000, 100 metanol kental. Berat ekstrak kental metanol dari
dan 10 ppm dalam tiga kali ulangan. Tiga vial daun sengkubak 21,1 gr dan rendemennya 2,6
masing-masing berisi 10 mL air laut murni (0 %.
ppm) dan 10 ekor nauplii sebagai kontrol.
Setelah 24 jam, diamati jumlah nauplii yang

9
JKK,Tahun 2014,Volum 3(2), halaman 7-12 ISSN 23031077

Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak kental


daun sengkubak positif mengandung senyawa Tannin Standar
15 y = 34.28x - 3.573

Berat Tannin (µg)


alkaloid dan tanin/polifenol. Hasil uji fitokimia R² = 0.970
disajikan pada tabel 1. 10
5
Tabel 1. Uji Fitokimia Ekstrak Metanol Daun
Sengkubak 0
Golongan Senyawa Hasil Uji Fitokimia 0 0,2 0,4 0,6
Alkaloid +++ Absorbansi
Flavonoid -
Gambar 2. Grafik hubungan antara absorbansi
Tanin/Polifenol +
terhadap berat tanin
Terpenoid -
Steroid -
Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode
DPPH (2,2-difenil-1-pikril-hidrazil)
Keterangan:
- : tidak mengandung metabolit sekunder Uji aktivitas antioksidan dengan metode
+ : mengandung sedikit metabolit sekunder DPPH dilakukan berdasarkan kemampuan
+++ : mengandung banyak metabolit sekunder antioksidan untuk menghambat radikal bebas
dengan mendonorkan atom hidrogen kepada
Penentuan Kandungan Total Fenol DPPH, sehingga DPPH yang telah berpasangan
Pengujian kandungan total fenol bertujuan dengan atom hidrogen tersebut akan
untuk menentukan total senyawa fenolik yang menghasilkan DPPH Tereduksi (DPPH-H)
terkandung dalam sampel. Analisis ini (Hardiana, 2012). Reaksinya sebagai berikut:
menggunakan kurva standar yang dipersiapkan DPPH + AH DPPH−H + A●
dengan menggunakan asam tanat (Shahidi dan
Hasil uji aktivitas antioksidan daun sengkubak
Marian, 1995). Asam tanat digunakan sebagai
dengan metode DPPH menunjukkan nilai IC50
standar pengukuran dikarenakan asam tanat
sebesar 608,81 ppm. Nilai IC50 merupakan
merupakan senyawa polifenol yang terdapat
konsentrasi ekstrak (dalam ppm atau µg/mL)
pada hampir semua tanaman. Kandungan fenol
yang mampu menghambat pembentukan radikal
dari asam organik ini bersifat murni dan stabil
bebas DPPH sebesar 50 % (Baburao, et al,
(Kusumaningati 2009).
2010). Nilai IC50 sebesar 608.81 ppm tergolong
Kandungan total fenol pada penelitian ini
aktivitas antioksidan kuat dengan nilai IC50 <
diukur dengan menggunakan reagen Folin-
Ciocalteau (terdiri dari asam fosfomolibdat dan 1000 µg/mL (Qusti., et al, 2010).
asam fosfotungstat) didasarkan pada reaksi Senyawa fenolik seperti flavonoid, asam
oksidasi-reduksi yang mampu mengoksidasi fenolik dan tanin memiliki kontribusi besar pada
gugus hidroksil (OH-) dari senyawa golongan aktivitas antioksidan tanaman obat. Hal ini
fenol. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut: dikarenakan gugus-gugus hidroksil dari senyawa
OH fenol berperan dalam menangkap Reactive
O
Oxygen Species (ROS). Selain itu, senyawa
fenolik yang mengandung aktivitas antioksidan
+ 2 + 3 4 3 12
H O H PO (MoO )
+ 6 12 40
H (PMo O ) juga dapat melawan beberapa spesies radikal
bebas seperti menghambat oksidasi LDL (Low-
Reagen Folin-Ciolcalteu Kompleks Molybdenum-blue Density Lipoproteins) terutama menghambat
Senyawa Fenol O enzim lipoxygenase. Dengan kata lain, senyawa
Kuinon fenolik yang tinggi mampu menetralkan radikal di
dalam struktur kimia dan banyaknya gugus
Kandungan total fenol yang didapat dari hidroksil serta ikatan rangkap pada molekul
ekstrak metanol daun sengkubak adalah 18,1 µg berpotensi besar menangkap radikal (Hussein.,
TAE/mg. kandungan total fenol diperoleh dari et al, 2013).
2
persamaan Y=34,28x-3,573 (R =0,970). Aktivitas
antioksidan berbanding lurus dengan total fenol,
semakin tinggi kandungan fenol dalam suatu
bahan, maka semakin tinggi pula aktivitasnya
sebagai antioksidan (Huang., et al 2005).

10
JKK,Tahun 2014,Volum 3(2), halaman 7-12 ISSN 23031077

Uji Aktivitas Sitotoksik dengan Metode BSLT Suatu ekstrak daun bersifat toksik apabila
(Brine Shrimp Lethality Test mempunyai nilai LC50 < 1000 ppm. LC50 yaitu
Uji sitotoksik yang digunakan pada penelitian konsentrasi yang dapat mematikan 50% larva
ini adalah metode BSLT (Brine Shrimp Lethality udang laut (erma, 2004). Pengujian terhadap
Test). Metode ini dilakukan sebagai uji ekstrak metanol daun sengkubak (Pycnarrhena
pendahuluan antikanker untuk mengetahui cauliflora Diels) menunjukkan nilai LC50 sebesar
toksisitas akut suatu senyawa dari ekstrak kasar 248,75 ppm. Berdasarkan nilai LC50 dikatakan
sampel yang diujikan dengan udang Artemia ekstrak metanol daun sengkubak bersifat toksik
Salina Leach. Sampel yang digunakan adalah terhadap larva Artemia Salina L serta dapat
daun Sengkubak. Ekstrak dari ketiga jenis daun berpotensi sebagai antikanker (Meyer., et al
tersebut akan dilihat toksisitasnya dalam 1982).
mematikan larva udang. Ekstrak daun bersifat
toksik apabila mempunyai harga LC50 SIMPULAN
(konsentrasi yang dapat mematikan 50% larva
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
udang laut) < 1000 ppm (Erma, 2004).
disimpulkan bahwa ekstrak metanol daun
Beberapa kelebihan dari uji Brine Shrimp
sengkubak (Pycnarrhena cauliflora Diels)
Lethality Test (BSLT) menggunakan larva
memiliki aktivitas antioksidan kuat dengan nilai
Artemia Salina L adalah waktu ujinya cepat,
IC50 608,81 ppm (IC50 < 1000 ppm) dan
mudah, tidak memerlukan peralatan khusus,
berpotensi sebagai antikanker dengan nilai LC50
sederhana (tanpa teknik aseptik), murah (tidak
248,75 ppm (LC50 < 1000 ppm).
perlu serum hewan), jumlah organisme banyak,
memenuhi kebutuhan validasi statistik dengan DAFTAR PUSTAKA
sedikit sampel, hasilnya representatif dan dapat
dipercaya (Meyer., et al 1982). Anonim. 2007. Philippine Medicinal Plants: ambal
Mekanisme kematian larva berhubungan (Pycnarrhena manillensis Vidal). www.
dengan fungsi senyawa alkaloid yang dapat stuartxchange.org/ambal.html-similar
menghambat daya makan larva (antifedant). pages
Cara kerja senyawa tersebut adalah dengan Ardiningsih, P., dan Risa, N., 2010, Eksplorasi
bertindak sebagai racun perut. Oleh karena itu, Daun Sangsakng sebagai Enhancer
bila senyawa ini masuk ke dalam tubuh larva alat Flavour Alamiah, Laporan Penelitian.
pencernaannya akan terganggu. Selain itu, Fakultas Matematika dan Ilmu
senyawa ini menghambat reseptor perasa pada Pengetahuan Alam, Pontianak.
daerah mulut larva. Hal ini mengakibatkan larva Avendano C and Menendez JC: Medicinal
gagal mendapatkan stimulus rasa untuk tidak Chemistry of Anticancer Drugs. Elsevier,
mampu mengenali makanannya, sehingga larva First Edition 2008.
mati kelaparan (Widianti, W, 2012) Edeoga, H., O., Okwu, D., E., dan Mbaebie, B.,
Pengamatan dilakukan terhadap larva udang O., 2005, Phytochemical Constituents of
yang telah diberi perlakuan dengan konsentrasi Some Nigerian Medicinal Plants, African
0, 10, 100 dan 1000 ppm. Berdasarkan data Journal of Biotechnology Vol. 4 (7), 685-
pengamatan tingkat kematian larva Artemia yang 688.
diujikan terhadap daun sengkubak mencapai Egwaikhide P., A and Gimba, C.E., 2007.
96,67 % untuk 1000 ppm, 73,33% untuk 100 Analysis of the Phytochemical Content
ppm, 16,67 % untuk 10 ppm dan 0 % untuk and Anti-microbial Activity of Plectranthus
kontrol (tanpa penambahan analit). (Tabel 2). glandulosis Whole Plant. Middle-East
Journal of Scientific Research 2 (3-4):
Tabel 2. Rata-rata % Kematian Ekstrak Metanol 135-138.
Daun Sengkubak Erma N.N.S., Sundari, T., Susanty, A.I., Octavia,
Sampel Uji Konsentrasi % Rata-rata D.R., Isnaeni, Sukardiman., 2004, Kajian
Kematian Pendahuluan Uji Toksisitas Ekstrak Air
Kontrol 0 0 Miselia dan Tubuh Buah Jamur Shittake
10 16,67 (Lentinus edodes) dengan Metode Bine
Sengkubak 100 73,33 Shrimp Lethality Test (BST), Berk. Penel.
1000 96,67 Hayati: 10 (13–18).

11
JKK,Tahun 2014,Volum 3(2), halaman 7-12 ISSN 23031077

Golden TR, Hinerfeld DA, Melov S, 2002, Khopkar, S.M., 2008, Konsep Dasar kimia
Oxidative stress and aging: beyond Analitik, UI Press, Jakarta.
correlation.Aging Cell. ;1:117-23. Kusumaningati, R.W., 2009. Analisa Kandungan
Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia, Fenol Total Jahe (Zingiber officinale
Penuntun Cara Modern Menganalisis Rosc.) Secara In vitro. Jakarta: Fakultas
Tumbuhan, Penterjemah: K. Kedokteran. Universitas Indonesia.
Padmawinata dan I. Soediro, terbitan ke- Loder J and R Neam. 1972. Tumour Inhibitory
2, Penerbit ITB, Bandung. Plants: Two New Bisbenzylisoguinoline
Hardiana, R., 2012, Aktivitas Antioksidan Alkaloid From Pycnarrhena ozantha
Senyawa Golongan Fenol dari Beberapa (Menispermaceae).Chemistry
Jenis Tumbuhan Famili Malvaceae, 25(10):2193-2197.
(Skripsi), Fakultas Mipa, Pontianak. Makkar, H.P.S., Bluemmel., M., Borowy, N.K.,
Hidayat, S., 2011, Konservasi Ex Situ Tumbuhan Becker, K., 1993, Gravimetric
Obat di Kebun Raya Bogor, (Thesis), Determination of Tannin an Their
Institut Pertanian Bogor. Correlations with Chemicalman Protein
Huang D., Ou B., Prior RL., 2005, The chemistry Precipitation Methods, J. Sci. Food Agric.
behind antioxidant capacity assays. J. of 61, 161-165.
Agricultural and Food Chemistry 53:1841- McLaughlin. J. L and Roggers. L. L., 1998, The
1856. Use Of Biological Assays to Evaluate
Hussein A. Shoeb, Hassan M. F. Madkour, Laila Botanicals, Drug Information Journal,
A. Refahy,Mona A. Mohamed, Amal M. Volume 32, Page: 513-524.
Saad and Mosad A. Ghareeb., 2013, Meyer B.N., Ferrigni N.R., Putnam J.E.,
Antioxidant and Cytotoxic Activities of Jacobsen L.B., Nichols D.E and
Gmelina arborea ROXB. Leaves. British McLaughlin JL., 1982, Brine shrimp: a
Journal of Pharmaceutical Research 4(1): convenient general bioassay for active
125-144, 2014. plant constituents. Planta Medica; 45: 31-
Jagessar R.C., Cox, M. (2010). Phytochemical 34.
Screening of the CHCl3 and CH3CH2OH Qusti, Y.S., Abo-Khatwa, A.N., Mona, A., 2010.
Extract of Stems, Twigs, Roots and Barks Screening of Antioxidant and Phenolic
of Conocarpus erectus L. Int. J. Acad. Content of Selected Food items Cited in
Res., 2, 36-45. the Holly Quran, EJBS 2 (10), Jan-March.
Jaitak., V, Sharma., K, Kalia., K. Kumar, N. HP, Shahidi, F. and N. Marian. 2004. Phenolic in
S. Kaul, V. Singh., B, 2010, Antioxidant Food and Neutraceuticals, CRC Press,
activity of Potentilla fulgens: An alpine Boca Raton London New York
plant of western Himalaya. J. Food Washington, D.C.
Compost. Anal., 23, 142-147 Widianti., W, 2012, Potensi Antioksidan dan
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Sitotoksisitas Ekstrak Buah Ceremai
Penanggulangan Masalah Kesehatan (Phyllanthus acidus L.) . Institut Pertanian
Intelegensia Akibat Gangguan Bogor (IPB).
Degeneratif. Hal 3-7
Khanahmadi, M., Rezazadeh, S.H., Taran, M.,
2010, In Vitro Antimicrobial and
Antioxidant Properties of Smyrnium
cordifolium Boiss. (Umbelliferae) Extract,
Asian Journal of Plant Sciences, 9 (2):
99-103.

12

Anda mungkin juga menyukai