Anda di halaman 1dari 14

Oleh ;

MARDIANA
14.18.043
ABSTRAK.
Dendrophtoe pentandra L. Miq merupakan jenis
benalu yang bersifat emiparasit. Penelitian sebelumnya
menyebutkan kandungan kimia yang terdapat dalam
ekstrak etil asetat dan metanol benalu Dendrophthoe
pentandra L. Miq pada inang tanaman lobi-lobi adalah
flavonoid, terpenoid, dan tanin. Flavonoid yang
terkandung adalah jenis kuersetin yang merupakan
metabolit sekunder yang memiliki efek antikanker.
Penelitian ini bertujuan mengetahui kandungan
metabolik sekunder daun
Dendrophtoe pentandra L. Miq pada inang
tanaman kersen. Daun benalu kersen Dendrophtoe
pentandra L. Miq diekstraksi menggunakan metode
Maserasi dengan pelarut etanol 96%. andungan
metabolit sekunder diidentifikasi secara kualitatif
dengan uji skrining fitokimia.
Flavonoid diuji dengan reagen Mg dan HCl,
alkaloid diuji dengan reaksi Mayer, saponin diuji dengan
reaksi busa, tanin diuji dengan reagen FeCl3, dan
terpenoid diuji dengan reagen asam asetat anhidrat dan
asam sulfat. Kuersetin yang merupakan turunan
flavonoid dapat diketahui dengan uji Kromatografi Lapis
Tipis (KLT), pengamatan fase gerak dilakukan pada
sinar UV dengan panjang gelombang 366 nm, hasil
perhitungam Retension factor (Rf) dibandingkan dengan
standar kuersetin.

Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa


ekstrak etanol 6% Dendrophtoe pentandra L. Miq pada
inang pohon kersen mengandung senyawa metabolit di
antaranya adalah flavonoid, alkaloid, terpenoid, tanin,
dan saponin serta hasil uji KLT menunjukkan flavonoid
yang terkandung termasuk dalam jenis kuersetin .
PENDAHULUAN
Dendrophtoe pentandra merupakan jenis
benalu yang masuk dalam suku Loranthaceae.
Dendrophtoe pentandra
ditemukan di daerah hutan, di perkebunan, sampai di
sekitar
pemukiman penduduk. Penyebarannya terjadi lewat
burung pemakan bijinya. Benalu Dendrophtoe
pentandra tidak hanya menyerang jenis tumbuhan
inang tertentu tetapi juga dapat memarasit berbagai
jenis tumbuhan inang, semak maupun pohon
(Sunaryo, 2008).
BAHAN DAN METODE
1. Alat dan bahan
Timbangan analitik, pipa kapiler, pinset,
pipet tetes, kolom kromatografi, penyemprot,
rotary evaporator, plat KLT, oven, tabung
reaksi, daun benalu kersen (Dendrophthoe
pentandra L Miq.), etanol 96%, serbuk
magnesium, HCl 2N, air suling, reagen Mayer,
FeCl 10%, kloroform, asam sulfat pekat, asam
asetat anhidrat, n-butanol, asam asetat,
etanol 96%, standar kuersetin, akuabides, dan
kertas saring.
2. Cara Kerja
a. Persiapan Sampel
Daun benalu kersen (Dendrophthoe
pentandra L Miq.) disortir dan dibersihkan
kemudian dikeringkan di bawah sinar
matahari secara tidak langsung dengan
cara ditutup dangan kain hitam selama 6
hari. Pengeringan dilanjutkan di dalam
inkubator dengan suhu 50oC (Andriyani
dkk., 2010)
b. Ekstraksi
Daun benalu (Dendrophthoe pentandra L.
Miq.) dilakukan penggilingan hingga halus
dan diayak, selanjutnya ditimbang. Sebanyak
100 g sampel yang telah dihaluskan,
dimaserasi dalam 750 ml etanol 96%
selama 5 hari sambil diaduk-aduk. Dilakukan
penyaringan dengan kertas saring. Ekstrak
yang diperoleh dilakukan pengeringan
dengan Rotavapour hingga kental. Hasil
ekstrak berwarna kental hitam
kehijauan.
3. Analisis skrining fitokimia
Identifikasi flavonoid dilakukan dengan cara ditambahkan
serbuk Mg dan 2 ml HCl 2N pada 2 mL larutan ektrak.
Senyawa flavonoid akan menunjukkan warna jingga
sampai merah.

4. Analisis Kromatografi Lapis Tipis


Identifikasi senyawa kuersetin pada daun benalu
(Dendrophthoe pentandra L Miq.) dengan metode KLT.
Ekstrak dilarutkan dengan etanol 96% p.a, ditotolkan
sepanjang plat dengan menggunakan pipet mikro, dan
pembanding yang dipakai dalam KLT ialah kuersetin,
selanjutnya dielusi dengan menggunakan eluen n-butanol,
asam asetat, dan air (BAA). Hasil KLT diangin-anginkan
dan diperiksa di bawah sinar UV pada panjang gelombang
366 nm dengan pereaksi semprot lumunium (III) klorida
5% dalam etanol
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Ekstraksi
Sampel daun benalu kersen(Dendrophthoe
pentandra L. Miq.) sebanyak 2 kg mengalami
penyusutan menjadi 619 g (berat kering)
setelah dikeringkan dan dihaluskan.
Penghalusan berguna untuk meningkatkan
luas permukaan partikel yang kontak dengan
pelarut sehingga pelarut dapat masuk ke
dalam serbuk dan akan mengeluarkan zat
kimia yang akan bercampur dengan zat
penyari sehingga proses penyarian dapat
berlangsung lebih efektif (Andriyani dkk.,
2010).
2. Skrining Fitokimia dan KLT
Skrining fitokimia dilakukan untuk
mengidentifikasi senyawa yang terkandung
dalam ekstrak etanol benalu kersen
(Dendrophthoe pentandra L Miq.) secara
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dalam benalu kersen (Dendrophthoe
pentandra L. Miq) positif mengandung
senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid,
tanin, dan saponi.
KESIMPULAN
Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol
daun benalu kersen (Dendrophthoe
pentandra L Miq.) menunjukkan ekstrak
mengandung senyawa flavonoid, alkaloid,
terpenoid, tanin, dan saponin. Hasil KLT
menunjukkan flavonoid yang terkandung
dalam ekstrak termasuk dalam jenis
kuersetin.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, D., Utami, P I., Dhiani, B A. 2010. Penetapan
Kadar Tanin Daun Rambutan (Nephelium lappaceum.L)
Secara SpektrofotometrI Ultraviolet Visibel. Pharmacy
07 (02): 1-11.
Andriani, A. 2011. Skrining Fitokimia dan Uji
Penghambatan Aktivitas Alpha Glukosidase pada
Ekstrak Etanol dari Beberapa Tanaman yang
Digunakan sebagai Obat Antidiabetes. Skripsi.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Indonesia.
Dewi, I.D.A.D.Y., Astuti, K.W.1, Warditiani, N.K. 2013.
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 95% Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.). Skripsi. Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Udayana. Bali
Fajriah, S., Darmawan, A., Sundowo A dan Artanti, N.
2007. Isolasi Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Etil
Asetat Daun Benalu Dendrophthoe pentandra L. Miq
yang Tumbuh pada Inang Lobi-Lobi. Jurnal Kimia
Indonesia 2 (1): 17-20.
Indrowati, M & Soegihardjo, C.J. 2005. Materi Pembelajaran
Biologi (Biokimia): Deteksi Flavonoid Ekstrak Daun
Kluwih (Artorpus altilis Park.). Bioedukasi 2 (2): 61-
64.
Ikawati, M., Wibowo, A.E., Navista, S.O.U., & Adelina, R.
2008. Pemanfaatan Benalu Sebagai Agen Antikanker,
International Seminar of Indonesia – Malaysia Update
2008, Universitas Gadjah Mada dan Universiti Sains
Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai