Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014

ISBN 978-602-14930-3-8
Purwokerto, 20 Desember2014

Identifikasi Senyawa Antrakuinon Pada Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L)


Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis
Setyawaty, R1*., Ismunandar1, A., Nurul Quroatun Ngaeni1
Akademi Farmasi Kusuma Husada Purwokerto,
Jl. H.R Bunyamin Purwokerto 53121 Purwokerto, Jawa Tengah
*E-mail: akfarkusumahusada@rocketmail.com
ABSTRAK
Salah satu tanaman yang sudah lama diketahui masyarakat umum memiliki banyak khasiat adalah
mengkudu. Bagian dari tanaman yang mampu mengobati berbagai penyakit bahkan mampu mencegah penyakit
adalah buahnya. Dalam beberapa literatur menyebutkan bahwa daun mengkudu juga berkhasiat. Daun
mengkudu mengandung senyawa antrakuinon yang berfungsi sebagai anti bakteri dan anti kanker. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui jenis senyawa antrakuinon dalam daun mengkudu menggunakan kromatografi
lapis tipis. Sampel yang digunakan adalah daun mengkudu tua kering yang halus dengan berat 50 gram.
Sampel diekstrak menggunakan pelarut 100 mL etanol 96% dalam Erlenmeyer tertutup yang diletakkan di
shaker selama 5 hari. Setiap hari dilakukan pengambilan filtrat secara manual dengan cara pemerasan.
Penggantian pelarut dilakukan setiap kali pemerasan selesai. Pemekatan filtrat dilakukan memakai waterbath.
Sebelum dilakukan pemisahan senyawa antrakinon dalam larutan, filtrat dicuci dengan memakai 10 mL
aquadest. Pemisahan senyawa antrakuinon dalam larutan dilakukan memakai 3 mL toluen. Keberadaan
senyawa antrakuinon diketahui melalui pengujian memakai larutan 10% KOH dalam metanol. Pengujian jenis
antrakuinon dilakukan memakai kromatografi lapis tipis dengan fase gerak toluene-etil-asam asetat (75 : 24 :
1) v/v yang telah dijenuhkan sebanyak 20 mL. Lempeng silika gel GF 254 nm dipakai sebagai tempat penotolan
sampel. Pengujian jenis senyawa antrakuinon menggunakan sampel sebanyak 0,2 gram daun mengkudu tua
yang halus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun mengkudu positif mengandung senyawa antrakuinon.
Jenis senyawa antrakuinon yang ditemukan adalah aloin dan trakuinon.
Kata Kunci: Antrakuinon, Mengkudu, KLT, identifikasi senyawa

PENDAHULUAN
Salah satu tanaman yang sudah lama diketahui masyarakat umum memiliki banyak khasiat adalah
mengkudu. Mengkudu termasuk tumbuhan keluarga kopi-kopian (Rubiaceae). Tanaman mengkudu awalnya
berasal dari wilayah daratan Asia Tenggara dan kemudian menyebar sampai ke Cina, India, Filipina, Hawai,
Afrika, dan Australia. Mengkudu secara internasional dikenal sebagai Noni sebutan mengkudu orang Hawai.
Noni buat orang Hawai adalah salah satu jenis tanaman obat yang penting (Dewi, 2012).
Beberapa penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa hampir semua bagian tanaman
mengkudu mengandung zat kimia dan nutrisi yang dapat berguna bagi kesehatan (Rukmana, 2002). Zat kimia
yang terkandung dalam mengkudu diantaranya morindi, antrakuinon, asam glutamat, asam askorbat, thiamin,
glikosida, dan skopoletin. Zat nutrisi yang terkandung dalam mengkudu diantaranya protein, mineral, vitamin
yang berkhasiat sebagai antioksidan (Bangun & Sarwono, 2002).
Daun mengkudu yang biasanya hanya terbuang sia-sia ternyata mengandung suatu zat yang sangat
dibutuhkan dan sangat penting bagi tubuh. Daun mengkudu mengandung senyawa antrakuinon yang berfungsi
sebagai anti bakteri dan anti kanker (Rukmana, 2002). Hal ini bisa dilihat pada Gambar 1.
Senyawa antrakuinon, alkaloid, dan glikosida terdapat hampir pada semua bagian tanaman mengkudu terutama
bagian daun dan buahnya (Bangun & Sarwono, 2002).
Antrakuinon merupakan golongan dari senyawa glikosida termasuk turunan kuinon (Sirait, 2007).
Antrakuinon merupakan senyawa kristal bertitik leleh tinggi, dan larut dalam pelarut organik dan basa.
Antrakuinon mudah terhidrolisis. Senyawa antrakuinon dan turunannya seringkali berwarna kuning sampai
merah sindur (oranye). Untuk identifikasi senyawa antrakuinon digunakan reaksi Borntraeger. Semua
antrakuinon memberikan warna reaksi yang khas dengan reaksi Borntraeger. Jika larutan ditambah dengan
ammonia maka larutan tersebut akan berubah warna menjadi merah untuk antrakuinon dan kuning untuk antron
dan diantron. Antron adalah bentuk antrakuinon yang kurang teroksigenasi dari antrakuinon, sedangkan diantron
terbentuk dari dua unit antron. Struktur kimia antrakuinon bisa dilihat pada Gambar 2.

384

Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014
ISBN 978-602-14930-3-8
Purwokerto, 20 Desember2014

Gambar 1. Daun Mengkudu

Gambar 2. Struktur kimia antrakuinon

Sedangkan penggolongan glikosida antrakuinon dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Penggolongan glikosdia antrakuinon (Stahl, 1985)


Komponen
Aloin (barbaloin)
Rapontisin
Rein
Hidrokuinon
Emodin Aloe
Eter Monometilhidrokuinon
Emoding Frangula
Eter dimetilhidrokuinon
Trakuinon

HRf
20 25
25 30
30 35
50
55 65
65 70
70 75
80 85
85 90
TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian mengenai tanaman mengkudu dan antrakuinon, maka dirumuskan sebuah tujuan
penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis senyawa antrakuinon dalam daun mengkudu
menggunakan kromatografi lapis tipis.

METODE PENELITIAN
Sampel yang digunakan adalah daun mengkudu tua kering yang halus dengan berat 50 gram. Sampel
diekstrak menggunakan pelarut 100 mL etanol 96% dalam Erlenmeyer tertutup yang diletakkan di shaker
selama 5 hari. Setiap hari dilakukan pengambilan filtrat secara manual dengan cara pemerasan. Penggantian
pelarut dilakukan setiap kali pemerasan selesai. Pemekatan filtrat dilakukan memakai waterbath. Sebelum
dilakukan pemisahan senyawa antrakuinon dalam larutan, filtrat dicuci dengan memakai 10 mL aquadest.

385

Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014
ISBN 978-602-14930-3-8
Purwokerto, 20 Desember2014
Pemisahan senyawa antrakuinon dalam larutan dilakukan memakai 3 mL toluen. Pemakaian toluen adalah untuk
mengikat antrakuinon. Pemisahan filtrat dan residu dilakukan dengan cara penyaringan.
Keberadaan senyawa antrakuinon diketahui melalui pengujian memakai larutan 10% KOH dalam
metanol. Pengujian ini dikenal dengan istilah uji fitokimia antrakuinon. Filtrat dimasukkan dalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan larutan 10% KOH dalam metanol pengamatan dilakukan apabila terbentuk warna
kuning, kuning coklat, .
Pengujian jenis antrakuinon dilakukan memakai kromatografi lapis tipis dengan fase gerak toluene-etilasam asetat (75 : 24 : 1) v/v yang telah dijenuhkan sebanyak 20 mL. Lempeng silika gel GF 254 nm dipakai
sebagai tempat penotolan sampel. Pengujian jenis senyawa antrakuinon menggunakan sampel sebanyak 0,2
gram daun mengkudu tua yang halus.
Sedangkan metode yang digunakan untuk perhitungan HRf dan Rf memakai rumus sebagai berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji fitokimia antrakuinon dengan larutan KOH 10% dalam methanol
Larutan KOH 10% dalam methanol dibuat dengan cara melarutkan KOH 10 gram dalam 100 mL
methanol. Pengujian fitokimia dilakukan dengan cara mengamati perubahan warna filtrat yang sudah
ditambahkan larutan KOH 10% dalam methanol. Warna filtrat berubah menjadi kuning coklat. Pengamatan
dilakukan selama lebih kurang 5 menit. Warna filtrat kuning coklat mengindikasikan bahwa daun mengkudu
positif mengandung senyawa antrakuinon. Hal ini bisa dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil positif antrakuinon


Pada reaksi antrakuinon dalam campuran larutan benzen dan asam sulfat terbentuk cincin benzena.
Cincin benzena adalah hasil reaksi antara sulfonasi benzena dengan antrakuinon. Reaksi sulfonasi adalah reaksi
kimia yang terjadi pada benzena dan asam sulfat dengan adanya pemanasan. Produk yang dihasilkan dalam
reaksi sulfonasi adalah asam benzena sulfonat dan air. Reaksi sulfonasi merupakan reaksi reversibel (reaksi
yang dapat balik). Reaksi sulfonasi dapat dilihat pada Gambar 4.

386

Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014
ISBN 978-602-14930-3-8
Purwokerto, 20 Desember2014

Gambar 4. Reaksi Sulfonasi

Uji jenis antrakuinon dengan kromatografi lapis tipis


Berdasarkan hasil uji KLT didapatkan bahwa jenis senyawa antrakuinon yang terdapat dalam daun
mengkudu adalah aloin dan trakuinon. Hal ini dapat diketahui dari nilai Rf yakni 0,22 0,90 dan HRf 22 90.
Hasil uji KLT bisa dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Hasil uji Kromatografi Lapis Tipis

KESIMPULAN
Kesimpulan pada penelitian ini adalah daun mengkudu positif mengandung senyawa antrakuinon yang
berjenis aloin dan trakuinon. Hal ini dapat diketahui melalui nilai Rf dan HRf pada pengujian yang dilakukan
memakai kromatografi lapis tipis (KLT).

DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2012. Mengkudu, si buruk rupa multiguna. http://www.ekafood.com. Diakses pada senin 15 Desember
2013 pukul 06.00 WIB.
Bangun, A. P & Sarwono, B. 2002. Khasiat & Manfaat Mengkudu. Tangerang: Agro Media.
Dewi, Nurfita. 2012. Budidaya, Khasiat dan Cara Olah Mengkudu untuk Mengobati Berbagai Penyakit.
Yogyakarta: Pustaka baru Press. Hal 1-39.
Rukmana, R. 2002. Mengkudu: Budidaya dan Prospek Agribisnis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sirait, Midian. 2007. Penuntun fitokimia dalam farmasi. Bandung: Penerbit ITB. Hal: 177-178.
Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopik terjemahan dari Kosasih
padamawinata dan Iwang Sudiro. Bandung: Penerbit ITB. Hal: 3-5.

387

Anda mungkin juga menyukai