Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA BAHAN ALAM FARMASI

ISOLASI FLAVONOID DARI KULIT BUAH JERUK MANIS


(Citrus sinensis L. Osbeck)

Oleh :
NAMA : Siti Noor Asyikin Haqqi
NO. BP :1811012039
SHIFT : 3 / Rabu
KELOMPOK :8
REKAN KERJA : 1. Viodina Kurnia Alifia 1811012029
2. Khairatul Khusnia 1811013020

LABORATORIUM KIMIA BAHAN ALAM


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
Isolasi Flavonoid dari Kulit Buah Jeruk (Citrus sinensis)

I Tujuan
1. Mengetahui dan mempraktekkan cara mengisolasi flavonoid.
2. Mengetahui cara mengidentifikasi senyawa flavonoid .

II Tinjauan Pustaka
2.1 Tinjauan Botani
2.1.1 Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkleas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus L.
Spesies : Citrus sinensis L.1

2.1.2 Morfologi
Karakteristik morfologi yang cukup tampak yaitu pada pada organ daun
seperti bentuk daun, permukaan daun, ada atau tidak adanya petiolus, bentuk dari
sayap petiolus dan tepi daun (besar kecilnya dan jumlah gerigi) 2.
Secara umum, daun jeruk berwarna hijau tua sampai hijau cerah dan
terkesan tebal. Jika daun itu diperas akan menimbulkan aroma sesuai dengan jenis
jeruknya. Tulang daun berbentuk menyirip beraturan, tetapi ada juga
berselangseling. Tepian daun bergerigi dengan ukuran gerigi ada yang besar dan
ada yang kecil. Bentuk fisik daun oval, meruncing, tetapi ada juga oval tumpul
dan membulat. Lembaran daun (petiolus) kecil terletak dekat dengan tangkai
daun. Tetapi ada juga daun yang tidak memiliki petiolus. Permukaan daun sekilas
terlihat mengkilap, karena dilapisi oleh kutikula yang mengandung sedikit pektin
sehingga tetesan air hujan cepat meluncur 2.

2.1.3 Habitat dan Sebaran


Citrus sinensis merupakan tanaman dataran rendah, antara 40 ° N dan 40 °
S. Biasanya ketinggian 1800 meter di daerah tropis dan ketinggian hingga 750
meter di subtropis. Sehubungan dengan iklim, Citrus sinensis paling baik bertahan
di lingkungan tropis dan subtropis di mana musim panas mendominasi musim
dingin4.C. sinensis adalah tanaman asli Asia dan sekarang tersebar luas di seluruh
Pasifik dan daerah hangat di dunia 3.

2.2 Kandungan Kimia


C. sinensis adalah sumber yang kaya akan metabolit sekunder yang
memiliki aktivitas farmakologis. Beberapa jenis senyawa kimia telah
diidentifikasi dari buah, kulit, daun, jus dan akar C. sinensis, meliputi kelompok-
kelompok berikut: flavonoid, steroid, hidroksiamida, alkana dan asam lemak,
kumarin, peptida, karbohidrat, karbamat dan alkilamin, karoten, senyawa volatil,
dan unsur-unsur nutrisi seperti kalium, magnesium, kalsium dan natrium4.

(a)

(b)
(c)

Gambar 2. Struktur senyawa flavonoid hesperidin (a), nobiletin (b), naringin (c)

2.3 Kegunaan Tradisional


C. sinensis dikonsumsi di seluruh dunia sebagai sumber vitamin C yang
sangat baik, antioksidan alami yang membangun sistem kekebalan tubuh.
Tanaman ini telah digunakan secara tradisional untuk mengobati penyakit seperti
sembelit, kram, kolik, diare, bronkitis, TBC, batuk, pilek, obesitas, gangguan
menstruasi, angina, hipertensi, kecemasan, depresi dan stres5.

2.4 Bioaktivitas

2.4.1 Ekstrak
 Aktivitas antibakteri
Aktivitas antibakteri secara in vitro dianalisis menggunakan metode difusi.
Konsentrasi yang berbeda (10μl, 20μl, 30μl, 40μl, dan 50μl) dari ektrak diuji
dalam melawa bakteri Escheria Coli-DH5, dan Staphylacoccus Saprophyticus.
Cawan petri diiunbasi pada suhu 37ºc sealama 24 jam. Setelah inkubasi, dihitung
diameter dari zona inhibisi. Hasil menunjukkan ektrak dapat menghambat
perkembangan dari bakteri tersebut 6.
 Aktivitas AntiOksidan
Diambil ektrak sebanyak 100μl dan ditambahkan 3 ml larutan radikal
bebas (DPPH) dan diinkubasi selama 15 menit dalam ruangan gelap dan pada
suhu kamar. Nilai absorban dibaca pada panjang gelombang 550nm dan metanol
digunakan sebagai larutan blanko 6.
Persentase dari aktivitas antioksidan dari ektrak etanol Citrus sinensis
memiliki nilai yang tinggi dibandingkan dengan C. Limon dan C. Limetta 6.
 Aktivitas antifungi
Ekstrak air, etanol, dan eter minyak dari C. sinensis L. (Osbeck)
menunjukkan aktivitas melawan Candida albicans 7.
 Aktivitas antimalaria
Ekstrak heksana (IC50 42,13 μg / mL), kloroform (IC50 88,03 μg / mL),
etil asetat (IC50 26,67 μg / mL), aseton (IC50> 100 μg / mL), dan metanol (IC50>
100 μg / mL) kulit C. sinensis, menunjukkan aktivitas antimalaria moderat
terhadap strain Chloroquine (CQ) -sensitive (3D7) dari Plasmodium falciparum.
Dalam penelitian ini, berbagai obat standar digunakan: artemisinin (galur 3D7
IC50 0,0045 μg / mL), klorokuin (galur 3D7 IC50 0,021 ug / mL), CQ
diphosphate (galur D6 IC50 0,00311 μg / mL), mefloquine (galur D6 IC50
0,01608 μg / mL) dan kina (3D7 strain IC50 0,02 μg / mL) [60]. Ekstrak
petroleum eter dan metanol dari C. sinensis menunjukkan aktivitas antimalaria
moderat terhadap strain P. falciparum FCK 2 yang memiliki nilai IC50 masing-
masing 51,06 dan 53,61 μg / mL 7.

2.4.2 Senyawa Metabolit Sekunder

 Aktivitas antifungi
Senyawa 3- [4-hidroksi, 3- (3-metil-2-butenil) -fenil] -2- (E) –propenal
yang diisolasi dari ekstrak heksan kulit yang terluka dari C. sinensis L.
menunjukkan aktivitas melawan Penicillium digitatum dan terhadap
Cladosporium cucumerinum pada pelat Si gel tlc menggunakan 7 ug senyawa8.
Flavon polimetoksilasi yang diperoleh dari ekstrak kulit C. sinensis
(flavone-7-O- [6-asil] -glukosida, tetramethyl-O-scutellarein, nobiletin,
natsudaidai, tangeretin, heptamethoxyflavone) menunjukkan aktivitas terhadap
Aspergillus niger (MIC ě 1,6 mg / mL) ) menggunakan uji pengenceran
microbroth8.
 Aktivitas antioksidan
Aktivitas antioksidan total jus Moro C. sinensis dievaluasi berdasarkan
kemampuannya untuk mengikat 2,2-difenil-1-pikrillhidrazil (DPPH ‚), OH‚ dan
2,21-azino-bis (3-etilbenzotiazolina- Asam 6-sulfonat (ABTS‚`) radikal dan untuk
mengurangi zat besi. Aktivitas antioksidan tersebut dikaitkan dengan kehadiran
lima flavon C-glikosil: lucenin-2, vicenin-2, stellarin-2, lucenin-2-41-metil eter
dan scoparin; satu 3-hidroksi-3-metilglutaril glikosil flavonol: 3-hidroksi-3-
metilglutaril glikosil quercetin; dan satu flavon O-glikosida: chrysoeriol 7-O-
neoesperidoside8.

2.5 Metode Ekstraksi


Metode ekstraksi pelarut tradisional meliputi perendaman, maserasi, dan
ekstraksi Soxhlet. Metode-metode ini biasanya memerlukan waktu ekstraksi yang
lama dan / atau suhu tinggi yang menimbulkan risiko degradasi senyawa bioaktif
yang tidak tahan suhu tinggi. Selain itu, penggunaan sejumlah besar pelarut dan
selektivitas ekstraksi yang buruk dapat menambah kelemahan teknik ekstraksi
konvensional9.
Sampel C. Sinensis dapat diektrasi dengan cara bubuk sampel di larutkan
dengan metanol, prosedur ini diulangi sebanyak 3 kali. Kemudian dilakukan
vakum evaporasi pada 50mBar dan suhu 40ºc, untuk menghasilkan senyawa
fenolik yang murni. Sampel disimpan pada suu 4ºc, lalu dilarutkan dengan
metanol dengan konsentrasi 1mg/ml, lalu dilakukan pengujian ultrasonikasi 10.

III Prosedur Kerja

3.1 Alat dan Bahan


Alat: Botol infus 500 ml, kertas saring, penjepit kayu, corong, oven,
seperangkat alah sokhlet
Bahan: serbuk halus kulit jeruk manis, metanol, n-heksan
3.2 Cara Kerja

Kulit Jeruk Manis


±200 gram

Timbang

Keringkan

Grinder

Simplisia Halus
Menggunakan metanol
Maserasi
±2 jam dengan n-heksan
Refluks

Saring

Filtrat

Rotary Evaporator

Rekristalisasi
Fase diam : Kertas Saring
Fase gerak : n-heksan dan etil asetat
(4:1) Uji dengan KLT

Nobiletin
DAFTAR PUSTAKA
1. Wahyuni,D.K. Toga Indonesia. Surabaya, Airlangga Press. (2016)
2. Tuasamu,Yati. Karakterisasi Morfologi Daun dan Anatomi Stomata pada
Beberapa Species Tanaman Jeruk (Citrus sp) Vol. 11 No. 2: 85-90 (2018)
3. Oyebola O.Olabinjo. Analysis of Phsical and Chemical Composition of
Sweet Orange (Citrus Sinensis) Peels.Int. J .Biotectonoly,2, 2456-1878
(2017)
4 . Favela-Hernández, J. M. J., González-Santiago, O., Ramírez-Cabrera, M.
A., Esquivel-Ferriño, P. C. & Camacho-Corona, M. D. R. Chemistry and
pharmacology of Citrus sinensis. Molecules21, (2016).
5. Teneva, D. et al. Chemical composition, antioxidant activity and
antimicrobial activity of essential oil from Citrus aurantium L zest against
some pathogenic microorganisms. Zeitschrift für Naturforsch. C0, (2019).
6. Amuntha,R. Kavusik.T.& Sundha A. Analysis of Bioactive in Citrus Fruit
Peels. Int.J.Sci. 6.(2017)
7. Boudhrioua, N. Comparison of the Efficiency of Different Extraction
Methods on Antioxidants of Maltease Orange Peel. Int. J. Food Nutr. Sci.3,
1–13 (2016).
8. Shimming Li, Hong Wang, Limin Guo,Hui Zhao. Chemistry and
Bioactivity of Nobiletin and Its Metabolite. Int.J.Func Food. 6, 2-10(2014)
9. Mukriani. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa dan Identifikasi Senyawa Aktif.
J.Kesehat. VII, 361-367 (2014)
7. Iswandi, Bainurwati I., H. R. Isolation of hesperidine from rind of citrus
fruits (Citrus sinensis (L.) Osbeck). 5, 9–14 (2012).
8. Reo, A. R., Berhimpon, S. & Roike Montolalu. Secondary Metabolites of
Gorgonia, Paramuricea clavata. J. Ilm. Platax5, 121–134 (2017).
9. Firdaus. Teknik Laboratorium dan Penuntun Praktikum Kimia Organik.
(Universitas Hasanuddin, 2009).
10. Giacomo P, Francesco P, Simna A, Eduardo S. Bioavailable Citrus Sinensis
Extract : Polyphenolic Composition and Biological Activity. Molecules 22,
623 (2017)
RESUME JURNAL

Judul Anti-Neuroinflamamatory Activities Of Extract And


Polumethoxyflavonoids From Immature Fruit Peels Of
Citrus’hebesu’
Jurnal Food Biochemistry
Tahun 2019
Penulis Anjana Adhikari-Devkota, yuki Kurauchi, Taishi
Yamada, Hiroshi Katsuki, Takashi watanabe, Hari
Prasad Devkota
Reviewer Siti Noor Asyikin Haqqi

Tujuan Untuk mengevaluasi potensial efek inhibitor dari


Penelitian ekstrak, fraksi dan hasil isolasi senyawa citrus ‘Hebesu’
pada Lipopolisakarida (LPS) yang memiliki respon
peradangan menggunakan BV-2 sel murin mikroglial
Objek Kulit Jeruk Hebesu (Citrus Hebesu)
Penelitian
Metode 1. Penyiapan Bahan
Penelitian Buah jeruk hebesu yang masih muda diambil dari
jepang, lalu kulit jeruknya dipotong, dan
dikeringkan menggunakan oven elektronik pada
suhu 45ºc selama 48 jam
2. Ekraksi dan isolasi
Kulit jeruk yang kering di ektraksi menggunakan
metanol pada suhu kamar selama 2 hari.
Kemudian disaring dan dilakukan evaporasi
vakum. Ektrak kental kemudian dilarutkan dalam
air destilasi lalu dilanjutkan ekstraksi
menggunakan heksan. Lapisan air kemudian
diekstrak menggunakan etil asetat, dan dilakukan
fraksinasi hingga didapat fraksi larut air dan
fraksi larut etil asetat.
3. Spektroskopi dan rotasi optik
Dari hasil isolasi kemudian dilakukan pengujian
data menggunakan spektroskopi dan rotasi optik,
dan didapatkan senyawa yang terkandung paling
banyak berupa hesperidin, Nobiletin, tangeritin,
meranzin hydrate
Hasil Ekstrak menatol dan fraksi yang didapat dievalusi untuk
Penelitian aktivitas anti-neuroinflamasi pada LPS ,menunjukkan
hasil yang signifikan dalam menghambat ekspresi mRNA
encoding- inflamasi Tokin 1L-1B. selain itu hasil isolasi
juga signifikan dalam menghambat ekspresi iNOS mRNA.
Kesimpulan Senyawa flanoid yang diisolasi dari ekstrak metanol
citrus hebesu dapat menghambat ekspresi mRNA pada
proses peradangan sitokin 1L-1B.

Anda mungkin juga menyukai