Anda di halaman 1dari 13

Jengkolic Intoxication

Case
LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : Tn.A
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Batu Hitam
 
ANAMNESIS
Seorang pasien laki-laki berumur 43 tahun masuk IGD RSUD Natuna pada tanggal 23 Agustus 2015 dengan
Keluhan Utama :
● Nyeri perut kanan bawah
Riwayat penyakit sekarang
● Nyeri perut kanan bawah yang dirasakan sejak 2 hari yang lalu
● Keluhan ini muncul setelah pasien makan jengkol 2 hari yang lalu dalam jumlah yang banyak
● Sejak saat itu pasien mengeluhkan sulit untuk buang air kecil dan nyeri
● Pasien sudah 3 hari tidak buang air besar
● Keluar urin bercampur darah tidak ada
● Keluar batu/ butiran pasir ketika BAK tidak ada
● Demam tidak ada
● Mual dan muntah tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu
● Tidak pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
● Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan seperti ini sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadaran : Compos mentis
• Pernafasan : 18 x/menit
• Nadi : 68 x/menit
• Tekanan Darah : 170/90 mmHg
• Temperatur : 36,8 °C
• Kelenjar-kelenjar : tidak ada pembesaran

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Hemoglobin : 14,8 g/dl (Normal)
• Ureum : 44 ( normal)
• Hematokrit : 43,6 vol % (Normal )
• Kreatinin : 3,16 (tinggi )
• Leukosit : 13.740/mm3 (tinggi)
• Trombosit : 297.000/mm3 (Normal :150.000-400.000/mm3)
DIAGNOSIS KERJA :
• Gagal ginjal akut disebabkan intoksikasi asam jengkolat
• Hipertensi stage II
 
TERAPI
• Infus Ringer Laktat 500 cc
• Furosemide
-KERACUNAN ASAM JENGKOLAT-
Mengkonsumsi biji jengkol mentah atau setengah matang diduga berperan
memberikan potensi risiko terjadinya keracunan jengkol karena asam jengkolat
yang terkandung dalam biji jengkol mentah masih dalam keadaan utuh dan aktif.
Namun demikian tidak semua orang yang mengkonsumsi jengkol akan
mengalami keracunan karena faktor utama penyebab kejadian keracunan akibat
jengkol tergantung pada daya tahan tubuh seseorang, dalam hal ini kondisi
lambungnya, bukan usia biji jengkol, jumlah jengkol yang dikonsumsi, atau cara
memasaknya. Seseorang yang mengkonsumsi jengkol dalam kondisi lambung
yang asam akan lebih berisiko mengalami keracunan.
Keracunan jengkol dapat terjadi akibat mengkristalnya asam
jengkolat dalam suasana asam yang bentuknya menyerupai jarum roset
yang sukar larut dalam air, baik dalam suasana asam maupun basa.
Kristal ini dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran kencing
(tractus urinarius) dan juga dalam ginjal sehingga pada kasus yang parah
dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Oleh karena itu, asam jengkolat
dikatakan bersifat nefrotoksik atau toksik terhadap ginjal.
-GEJALA KERACUNAN-
Seseorang yang mengkonsumsi jengkol umumnya akan menghasilkan bau jengkol pada
napas, mulut, dan urinnya. Keluhan gejala akibat keracunan umumnya timbul 5 – 3 jam setelah
seseorang mengkonsumsi jengkol. Gejala yang timbul dapat berupa:
● Nyeri perut yang kadang-kadang disertai muntah
● Serangan kolik dan nyeri saat berkemih
● Disuria (gangguan berkemih),
● Hematuria (darah di dalam urin).

Jika berlanjut, dapat terjadi gagal ginjal akut yang ditandai


dengan fase oliguri-anuria (pengeluaran urin yang sangat sedikit
hingga tidak dapat keluar), yang kemudian diikuti dengan fase
poliuria (volume urin yang sangat besar dalam periode tertentu).
REVIEW JURNAL
• Judul : Evaluating The Toxic And Beneficial Effects Of Jering Beans
(Archidendron Jiringa) In Normal And Diabetic Rats
• Tahun : 2011
• Penulis : Radhiah Shukri, Suhaila Mohamed, Noordin Mohamed Mustapha,
Azizah Abdul Hamid
• Jurnal : J-Sci Food Agric
• Vol : 91
• Halaman : 2697-2706
• Tujuan : Mengevaluasi manfaat dan efek toksik diet jering terhadap jaringan
dan organ pada tikus normal dan diabetes
• Alat : Spektrofotometer
• Hewan Uji : Tikus jantan usia 6-8 minggu berat 150-200mg (normal 2 ekor, diabetes
3 ekor)
-PROSEDUR KERJA-
1. Tandai hewan uji
• Tikus 1(normal) sebagai kontrol
• Tikus 2 (normal) diberi 50 gram jering/kg
• Tikus 3 (diabetes) sebagaik kontrol
• Tikus 4 (diabetes) diberi 50 gram jering/kg
• Tikus 5 (diabetes) diberi glibenclamide 3mg/kgbb sebagai obat referensi
2. Siapkan jering
Jering dikeringkan di oven pada suhu 40-45 C dan di gerus hingga menjadi serbuk
halusSerbuk jering dicampur dengan makanan tikus dan tapioka sebagai pengikat campuran di
buat menjadi bentuk kubus dan di keringkan lagi pada suhu
60 C sampai campuran mengandung <50g/kg
-HASIL-
1. Pada jantung
• Tikus normal : Jering dan glibenclamide secara signifikan meningkatkan GSH-Px ke
level normal dan menurunkan level MDA dan SOD pada jantung yang
mengindikasikan sifat antioxidatif jering pada jaringan jantungNamun, jering
menyebabkan hipertrofi yang signifikan pada jantung tikus normal. Hipertrofi pada
jantung pada tikus normal denga diet jering disebabkan oleh meningkatnya kerja
jantung untuk mengeluarkan asam jengkolat atau senyawa toksik lain melalui ginjal

• Tikus diabetes : Semua tikus diabetes menunjukkan serat miokard


nekrotik yang terdistribusi sedikit, besaran inti nekrotik, makrofag
umum di plak dan hipertrofi jantung. Pengobatan glibenklamid
menghasilkan peradangan, yang diidentifikasi oleh terjadinya zona
infiltrasi leukositik, dan derajat tinggi vakuolasi dan lesi nekrotik, yang
menunjukkan toksisitasnya terhadap jaringan jantung.
2. Ginjal
Jering dan glibenclamid secara signifikan menurun aktivitas GSH-Px ke level
normal Jering meningkatkan level SOD dan MDA pada tikus diabetes yang
mengibdikasikan peningkatan tekanan oksidatifHasil pengamatan menunjukkan bahwa
jering dan glibenclamide mencegah hipertrofi pada tikus diabetes. Jering juga
mencegah
35,5% terjadinya lesi pada ginjal, abnormalitas glomeruli, degerenasi tubular, dan
lainnya. Sedangkan pada tikus diabetes kontrol didapati kegilangan glomerulus.
Pada ginjal tikus normal dengan diet jering ditemukan abnormalitas glomeruli dan
glomerulopathy dikarenakan asam jengkolatKonsumsi jering berlebihan menyebabkan
djengkolisme. Terbentuknya jarum jarung tajam yang merupakan kristal asam jengkolat
pada10,9%
ginjal dan saluran urinaria yang dapat menyebabkan batu ginjal dan haematuria
-KESIMPULAN-

Pemberian 50g/kg jering selama 15 minggu menimbulkan beberapa efek


toksik pada jantung, ginjal, dan organ lainnya namun juga memberikan
manfaat pada tikus diabetes.Penghilangan asam jengkolat menggunakan
metode tradisional dapat menurunkan efek toxic sehingga dapat di
pergunakan pada pengobatab diabetes dab mencegah komplikasi
THANK
YOU
CREDITS: This presentation template was created by ​Slidesgo​,
including icons by Flaticon​, infographics & images by ​Freepik

Anda mungkin juga menyukai