Anda di halaman 1dari 10

Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product

http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 06, Nomor 01, Maret, 2023
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Daun Melinjo (Gnetum Gnenom L.)


Menggunakan Metode CUPRAC (Cupric Ion Reducing Antioxidant Capacity)

Antioxidant Activity of Fraction From Gnetum Gnenom L.Leaves Using Cuprac (Cupric
Ion Reduxing Antioxidant Capacity) Methods

Windi Susmayanti(1) , Azmi Rahmadani(2)


(1)(2)
Farmasi, Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Email Korespondensi: windisusmayanti@unissula.ac.id

ABSTRAK
Molekul radikal bebas bersifat reaktif dan tidak stabil yang disebabkan elektronnya tidak
berpasangan terbentuk dari hasil metabolisme tubuh karena pola hidup tidak sehat. Radikal
bebas dapat diatasi dengan antioksidan sintesis maupun alami, namun antioksidan sintesis
memiliki dampak buruk jika dipakai secara terus menerus, maka dikembangkan antioksidan
alami dari daun melinjo (Gnetum gnenom L). Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi
antioksidan alami yang akan dikembangkan sebagai kandidat obat. Metode yang digunakan
meliputi metode maserasi dalam pembuatan ekstrak etanol 96% dan metode fraksinasi dalam
pembuatan fraksi menggunakan air, n-heksana, etil asetat. Ekstrak etanol 96% dan fraksi daun
melinjo diujikan skiring fitokimia dan aktivitas antioksidan dengan metode Cuprac (Cupric ion
Reduxing Antioxidant Capacity). Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% dan fraksi-
fraksi daun melinjo mengandung senyawa polifenol/fenolik, alkaloid, flavonoid, steroid,
triterpenoid, dan tannin. Uji aktivitas antioksidan menunjukkan IC50 ekstrak etanol 96%
sebesar 60,689 ppm, IC50 fraksi etil asetat sebesar 59,7951 ppm, nilai IC50 fraksi air sebesar
67,915 ppm menunjukkan antioksidan kuat karena senyawa fenol atau gugus -OH yang terikat.
IC50 Fraksi n-heksana sebesar 117,235 ppm menunjukkan antioksidan sedang karena diduga
mengandung senyawa yang memiliki rantai karbon panjang dan belum murni yang
mempengaruhi aktivitas antioksidan.

Kata kunci : Antioksidan, Gnetum gnenom L, Fraksinasi, Maserasi, Cuprac

ABSTRACT
Free radicals are highly reactive and unstable molecules because have unpaired electrons,
which was formed from the results of the body's metabolism caused by an unhealthy lifestyle.
Free radicals can be overcome by synthetic or natural antioxidants, but synthetic antioxidants
have a bad impact if used continuously, so natural antioxidants are developed
from melinjo leaves (Gnetum gnenom L). The research purpose is to determine the potential of
natural antioxidants that could be developed as drug candidates. Methods used include
preparation of 96% ethanol extract by maceration and using water, n-hexane and ethyl acetate
by fractionation. Ethanol 96% extract and melinjo leave fractions were tested for
phytochemical screening and antioxidant activity using the CUPRAC (Cupric Reduxing
Antioxidant Capacity) method. The results showed that ethanol 96% extracts and melinjo leaf
fractions contained flavonoids, polyphenols/phenolic, alkaloids, steroids, terpenoids, and
tannins. The antioxidant activity test showed the IC50 of the 96% ethanol extract was 60.689
ppm, the IC50 of the ethyl acetate fraction was 59.7951 ppm, the IC50 value of the water
fraction was 67.915 ppm indicating a strong antioxidant due to the phenol compound or -OH
group attached. IC50 The n-hexane fraction of 117.235 ppm showed moderate antioxidant
because it was suspected to contain compounds that have long carbon chains that affect
antioxidant activity
Submitted: 02 Februari 2023 Revised : 10 Maret 2023 Accepted :30 Maret 2023
97
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 06, Nomor 01, Maret, 2023
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

Keywords: Antioxidant, Gnetum genom L., Fractination, Maceration, CUPRAC

PENDAHULUAN tanaman melinjo juga dapat mengatasi


Molekul radikal bebas memiliki penyakit degeneratif seperti
elektron yang tidak berpasangan dan antihiperlipidemia, diabetes dan
bersifat sangat reaktif dan tidak stabil. sebagainya (Achmad Ali Fikri, Syamsul
Secara umumnya, radikal bebas yang Arifin, 2022). Hal ini berkaitan dengan
dihasilkan didalam tubuh melalui hasil aktivitas antioksidan tinggi untuk
metabolisme tubuh yang dipengaruhi mengurangi radikal bebas. Tingginya
adanya faktor luar antara lain terpapar sinar aktivitas antioksidan pada suatu tanaman
ultraviolet, bahan pengawet dalam dipengaruhi oleh senyawa metabolit
makanan, asap rokok dan polutan lainnya skunder yang dikandungnya (Septiani et
yang menyebabkan terjadi stress oksidatif al., 2011).
dimana ketidakseimbangan antara jumlah Pengujian secara kualitatif terhadap
radikal bebas dengan antioksidan di dalam ekstrak daun melinjo menunjukkan bahwa
tubuh (Werdhasari, 2014). Strees oksidatif mengandung metabolit sekunder adanya
dapat diatasi dengan distabilkan dan golongan alkaloid, flavonoid, steroid,
dinetralkan oleh senyawa antioksidan saponin dan tanin (Bharali et al., 2018).
sehingga mengurangi resiko penyakit dan Analisis kuantitatif menunjukkan bahwa
kerusakan sel tubuh (Maharani et al., ekstrak daun melinjo mengandung
2021). Jenis antioksidan yang terbentuk metabolit sekunder dalam jumlah besar.
dalam tubuh yaitu antioksidan endogen Kadar tannin tertinggi dilaporkan (7,32-
yang berasal dari tubuh sendiri, dan 8,40%), saponin (5,32-7,49%), flavonoid
antioksidan eksogen merupakan (0,96%) yang menunjukkan bahwa daun
antioksidan yang diperlukan dari luar tubuh melinjo sangat aktif dan diduga aktivitas
dimana antioksidan endogen tidak mampu antioksidan yang tinggi sehingga dapat
mencegah radikal bebas yang berlebihan. melawan berbagai macam penyakit
Secara umum, antioksidan eksogen (Bharali et al., 2018). Hal ini dibuktikan
merupakan antioksidan sintetik yang dengan penelitian sebelumnya dengan
memiliki efek berbahaya bagi tubuh antara menguji aktivitas antioksidan
lain Butylated Hydroxy Toluene (BHT) menggunakan metode DPPH (1,1 difenil-2-
karena dapat bersifat karsinogenik. Oleh pikrilhidrazil) terhadap ekstrak etanol daun
karena itu, diperlukan pengembangan melinjo secara in vitro menghasilkan nilai
alternatif antioksidan alami dalam IC50 sebesar 38,83 g/mL menunjukkan
mengatasi strees oksidatif. Antioksidan aktivitas antioksidan kuat (Rahmiyani et
alami seringkali berasal dari tanaman (Hani al., 2010). Hal ini berkaitan adanya
& Milanda, 2021). Salah satu tanaman yang aktivitas senyawa flavonoid yang dapat
dikenal memiliki antioksidan alami adalah mendonorkan satu atom hidrogen untuk
Melinjo. Melinjo atau Gnetum gnemon L. menstabilkan radikal bebas. Menurut
termasuk dalam famili dari Gnetaceae yang Pudjiatmoko (2007), aktivitas antioksidan
penyebarannya Asia Tenggara kebanyakan senyawa fenolik/flavonoid melinjo setara
terdapat pada wilayah Indonesia yang dengan antioksidan sintetik BHT
sering digunakan sebagai obat tradisional. (Butylated Hydroxy Toluene). Senyawa
Secara tradisional, tanaman melinjo flavonoid yang berpotensi sebagai
berkhasiat sebagai pencegahan penuaan antioksidan yaitu golongan antosianin
dini, meningkatkan daya tahan tubuh (Utama et al., 2019). Senyawa flavonoid
lemah, sebagai obat herbal penyakit atau fenolik dapat diambil dengan proses
kardiovaskuler dan kanker (Utama et al., fraksinasi dengan membentuk beberapa
2019). Berdasarkan penelitian sebelumnya,
Submitted: 02 Februari 2023 Revised : 10 Maret 2023 Accepted :30 Maret 2023
98
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 06, Nomor 01, Maret, 2023
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

fraksi sesuai dengan kepolaran pelarut. Hal teknis,reagen dragendrof, CHCl3, H2SO4,
ini karena flavonoid merupakan golongan NaOH, FeCl3, NaCl.
fenolik alam terbesar yang bersifat polar Determinasi Daun melinjo
karena terdapat sejumlah gugus hidroksil Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
atau gula pada struktur dasarnya (Lamk et diambil dari Kabupaten Jepara, selanjutnya
al., 2012). Aktivitas antioksidan ini dapat bahan tersebut dilakukan determinasi di
diperoleh pada fraksinasi bertingkat Prodi Biologi Fakultas Sains Universitas
berdasarkan kepolaran pelarut. Hal ini Diponegoro Semarang.
untuk mengetahui fraksi yang teraktif yang Pembuatan Simplisia
memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian Bahan daun melinjo segar disortasi
Rahmiyanni (2010) menunjukkan bahwa basah, pencucian, pengeringan dengan
aktivitas antioksidan secara DPPH pada diangin-anginkan dan dipanaskan pada
fraksi etil asetat kulit melinjo berpotensial oven suhu 50⁰C kurang lebih 3 jam dan
tinggi. Hal ini sebagai acuan bahwa fraksi dihaluskan dengan blender hingga
daun melinjo yang menggunakan pelarut diperoleh serbuk simplisia, kemudian
berdasarkan kepolaran akan berindikasi dilakukan pengayakan ukuran 100 mesh.
menghasilkan aktivitas antioksidan lebih Ekstraksi
baik. Ekstraksi dilakukan dengan sebanyak
Berdasarkan latar belakang diatas, 100 gr Serbuk simplisia kering daun
penelitian ini bertujuan untuk menguji melinjo dicampur dengan 500 mL Etanol
aktivitas antioksidan ektrak etanol 96% dan 96% ditempatkan di toples maserasi,
fraksi daun melinjo dengan metode Cuprac ditutup serta didiamkan selama 1 x 24 jam.
(Cupric ion Reduxing Antioxidant capacity) Setiap 24 jam larutan akan disaring dengan
yang belum pernah dilaporkan. Pereaksi kertas penyaring dan filtrate diuapkan
CUPRAC ini memiliki nilai potensial menggunakan rotary evaporator
reduksi yang rendah dan selektif dibanding mendapatkan ekstrak cair kemudian di
metode yang lain. Metode ini lebih akurat waterbath pada suhu 40⁰C selama 12 jam.
dibanding metode DPPH untuk melihat Residu hasil penyaringan diremaserasi,
aktivitas antioksidan khususnya golongan penyaringan dan evaporasi selama 3 kali.
fenolik (Apack Et al, 2010). Ekstrak yang diperoleh harus memiliki
kadar air kurang dari 10%.
METODE PENELITIAN Fraksinasi
Alat dan Bahan Ekstrak kental etanol dilakukan proses
Alat fraksinasi bertingkat dengan menggunakan
Penelitian ini menggunakan alat alat antara corong pisah, 20 g ekstrak disuspensikan
lain Spektrofotometer UV-VIS dengan aquades 20 mL dilakukan fraksinasi
(Shimadzu), kuvet disposable, corong pertama dengan n-heksan. Campuran
Buchner, timbangan analitik, ayakan 100 diaduk menggunakan magnetik strirer
mesh, waterbath, toples maserasi, alat-alat selama 15 menit dan didiamkan sampai
gelas, alumunium foil, spatula, vial, terbentuk 2 lapisan, kemudian dipisahkan
magenetik stirer, blender, kertas saring, melalui corong pisah dan diambil lapisan
cawan, corong pisah.b. Bahan atas sebagai fraksi n-heksana lalu
Bahan bahan yang diperlukan dalam refraksinasi dilakukan dua kali sama
penelitian ini adalah Daun Melinjo yang banyak. Fraksi bawah yang tidak larut n-
masih muda diambil dari daerah Welahan heksan difraksinasi kembali dengan etil
Jepara, Aquadest, Buffer Amonium asetat asetat sama banyak (1:1) digojok sehingga
(Merck), CuCl2..2H2 (merck), etanol 96% terbentuk 2 lapisan dan diambil lapisan atas
teknis, n-heksana teknis, dan etil asetat (fraksi etil asetat). Fraksi larut etil asetat
dikumpulkan dan diuapkan pelarut etil
Submitted: 02 Februari 2023 Revised : 10 Maret 2023 Accepted :30 Maret 2023
99
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 06, Nomor 01, Maret, 2023
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

asetat menjadi fraksi etil asetat. Fraksi yang terbentuk endapan hijau/coklat kehitaman
tidak larut etil asetat (lapisan bawah) menunjukkan hasil positif fenol,
kemudian direfraksinasi dua kali sama Uji Tanin
banyak. Fraksi tidak larut etil asetat Larutan uji 2 ml ditambahkan 2 ml
dikumpulkan dan diuapkan untuk menjadi larutan gelatin 1% mengandung NaCl akan
fraksi air. menunjukkan tanin positif jika terbentuk
Skrining Fitokimia (Uji Kualitatif) endapan putih,
Skrining fitokimia dilakukan pada Uji Saponin
ekstrak dan fraksi-fraksi pada daun melinjo. Larutan uji sebanyak 2 ml
Skrining fitokimia sebagai mengetahui dicampurkan 2 ml air kemudian dikocok
kandungan senyawa metabolit sekunder akan menimbulkan busa yang bertahan 10
ekstrak daun melinjo seperti; alkaloid, menit akan menunjukkan hasil positif
steroid, flavonoid, polifenol/fenolik, tanin, saponin.
saponin, triterpenoid dan hidroquinon Uji Triterpenoid
(Isnaini et al., 2021). Skrining fitokimia Salkowski’s Test: 0,25 g
secara kualitatif dengan menggunakan uji ekstrak/fraksi dimasukkan CHCl3 dan
warna. Langkah-langkah Skrining diaduk lalu penyaringan, filtrate akan
fitokimia sebagai berikut : ditambahkan beberapa tetes H2SO4 pekat
Larutan uji skrining fitokimia dikocok akan berubah menjadi warna
Pembuatan larutan uji dengan kuning emas jika menunjukkan hasil positif
membuat 50 mg ekstrak/fraksi dilarutkan triterpen.
25 mL pelarut etanol 96%. Larutan uji Uji Hidroquinon
tersebut dapat digunakan dalam pengujian Ekstrak/fraksi sebanyak 0,5 g
alkaloid, flavonoid, fenol, tannin, saponin. dilarutkan pada air panas dan dipanaskan
Uji Alkaloid sampai mendidih selama 5 menit lalu
Uji Dragendroff: sebanyak 2 ml disaring diambil filtratnya ditambahkan
reagen Dragendroff (kalium bismut iodida) NaOH sebanyak 3 tetes akan menghasilkan
direaksikan dengan 2 ml larutan uji akan endapan berwarna merah jika kuinon
menunjukkan positif alkaloid jika terbentuk positif.
endapan merah.
Uji Steroid Uji Aktivitas Antioksidan
Uji Libermann-Burchard: 0,25 g Uji aktivitas antioksidan dilakukan
ekstrak/fraksi dimasukkan CHCl3 dan pada ekstrak etanol dan fraksi daun melinjo
diaduk lalu penyaringan, filtrate ditambah melalui metode CUPRAC.
asam asetat anhidrat lalu dipanaskan serta Pembuatan Reagen Cuprac dan
didinginkan, kemudian ditambah H2SO4 Penentuan Panjang Gelombang
pekat di pinggiran tabung secara bertahap Maksimum (ƛ Maks)
akan menunjukkan lingkaran cincin warna Pembuatan reagen Cuprac
coklat apabila positif steroid. deilakukan dengan mencampurkan 5 ml
Uji Flavonoid CuCl2.2H2O 0,01 M ; 5 ml Neocupproine
Larutan uji sebanyak 2 ml Etanolik 0,0075 M ; 5 ml Buffer NH4Ac 1
diteteskan beberapa larutan NaOH M, dan 1 mL aquadest. Reagen cuprac
terbentuk warna kuning. Kemudian dilakukan pengadukan kemudian diukur
ditambah campuran asam encer apabila untuk menentukan panjang gelombang
warna kuning memudar jika Uji maksimum pada 400-600 nm dengan 1 ml
menunujukkan positif flavonoid . etanol p.a dalam vial dan diukur
Uji Fenol absorbansinya menggunakan
Larutan uji sebanyak 2 ml spektrofotometer UV-Vis (Haeria et al.,
ditambahkan 2 mL FeCl3 3% akan 2018).
Submitted: 02 Februari 2023 Revised : 10 Maret 2023 Accepted :30 Maret 2023
100
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 06, Nomor 01, Maret, 2023
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

Pengukuran Absorbansi Aktivitas Keterangan : b = koefisien regresi/slope


Larutan Pembanding a = intersep
Larutan pembanding atau kontrol Aktivitas antioksidan dinyatakan oleh
positif menggunakan kuersitien dengan besarnya nilai IC50 yang dihasilkan dari
pembuatan konsentrasi 1000 ppm larutan persamaan regresi. aktivitas antioksidan
induk. Larutan induk digunakan membuat semakin kuat karena nilai IC50 semakin
seri konsentrasi (5 ppm, 10 ppm, 25 ppm, kecil. Aktivitas antioksidan sangat kuat
50 ppm dan 75 ppm). Larutan seri nilai IC50 < 50, antioksidan kuat nilai IC50
konsentrasi kuersitien sebanyak 1 ml 50-100, antioksidan sedang nilai IC50 100-
larutan seri yang ditambahkan reagen 250, dan antioksidan lemah nilai IC50 250-
cuprac diinkubasi selama 30 menit (Haeria 500. maka (Candra et al, 2017).
et al., 2018). Absorbansi diukur
menggunakan spektrofotometer UV-Vis HASIL DAN PEMBAHASAN
pada panjang gelombang maksimum dari Hasil
larutan cuprac. Rendemen Ekstrak Etanol
Pengukuran Absorbansi Aktivitas Pengeringan simplisia dari bahan
Antioksidan Sampel basah daun melinjo sebanyak 3000 gram
Pembuatan larutan induk menghasilkan simplisia kering sebanyak
konsentrasi 1000 ppm Sampel ekstrak 578 gram kemudian dilakukan
etanol 96%, dan fraksi daun melinjo penyerbukan. Simplisia daun melinjo
kemudian dibuat dibuat seri konsentrasi diblender menjadi bubuk berkurang
yang sama yaitu 5 ppm, 10 ppm, 25 ppm, menjadi 532 gram. Serbuk simplisia kering
50 ppm dan 75 ppm dan dilakukan diekstraksi secara maserasi menggunakan
pengujian mengukur absorbansi. pelarut etanol 96% dan dilakukan
Absorbansi diukur pada panjang remaserasi sebanyak 3x sehingga
gelombang maksimum menggunakan menghasilkan rendemen ekstrak etanol
spektrofotometer UV-Vis. Larutan seri 96% seperti yang terdapat pada tabel 1.
konsentrasi ekstrak maupun fraksi daun Tabel 1. Rendemen ekstrak etanol daun
melinjo sebanyak 1 ml dimasukkan dalam melinjo
vial ditambahkan 1 ml reagen cuprac. Bobot Bobot
Larutan seri konsentrasi masing masing Awal Daun Ekstrak
Rendemen
sampel dan reagen cuprac diinkubasi Melinjo Etanol 96%
(%)
selama 30 menit lalu dilakukan pengukuran Kering (gram)
absorbansi (Haeria et al., 2018). (gram)
Analisis Data 578 84,235 14,57
Dari hasil pengukuran absorbansi Fraksinasi Ekstrak
dapat dihasilkan aktivitas antioksidan dapat Ekstrak Etanol 96% daun melinjo
dinyatakan Inhibition Concentration (IC50) dilakukan Fraksinansi dengan pelarut n-
sebagai hubungan konsentrasi sampel (x) heksana, Etil Asetat dan Aquadest
dengan aktivitas antioksidan sebagai menghasilkan rendemen seperti yang
penangkapan radikal bebas berupa % terdapat pada tabel 2.
inhibisi (y) dari persamaan regresi linier. Tabel 2. Rendemen Fraksi daun melinjo
hubungan tersebut dapat dinyatakan Bobot
Bobot
persamaan garis y=bx+a yang ekstrak Rendemen
Fraksi Fraksi
memperlihatkan nilai IC50 sebagai nilai x Etanol (%)
(gram)
(gram)
dan mengganti y=50 seperti rumus berikut: n-Heksana 5,712 14,28
𝟓𝟎 = 𝒃 (𝑰𝑪𝟓𝟎 ) + 𝒂 40 Etil Asetat 10,362 25,905
…………………………………….. (1) Air 14,879 37,195

Submitted: 02 Februari 2023 Revised : 10 Maret 2023 Accepted :30 Maret 2023
101
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 06, Nomor 01, Maret, 2023
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

Skrining Fitokimia Hasil Determinasi


Pengujian Kandungan Kimia Identifikasi tumbuhan dilakukan
dilakukan pada ekstrak etanol 96% dan determinasi daun melinjo menunjukkan
fraksi-fraksi daun melinjo terdapat pada spesies Gnetum gnemon L. termasuk famili
tabel 3. dari Gnetaceae.
Tabel 3. Hasil Skring Fitokimia Proses Ekstraksi
Metabolit Ekstrak Fraksi Fraksi Fraksi Pada preparasi sampel segar daun
Skunder Etanol n- Etil Air
96% heksana Asetat melinjo disortasi basah bertujuan untuk
Flavonoid + + + + memisahkan pengotor atau benda asing
Polifenol + + + +
Alkaloid + + + + lainnya pada sampel yang akan digunakan.
Steroid + + + + Pencucian sampel menggunakan air
Triterpenoid + + + +
Tanin + + + + mengalir bertujuan untuk pengotor-
Saponin - - - - pengotor yang masih ada dapat terangkat
Hidroquinon - - - -
oleh air, selanjutnya pengeringan dengan
cara menganginkan beberapa hari dan
Pengujian Aktivitas Antioksidan dengan
dipanaskan alam oven dengan suhu 50⁰C
metode Cuprac
untukmenghilangkan kadar air daun
Pengujian aktivitas antioksidan
melinjo sehingga mendapatkan berat
dengan metode Cuprac sampel sampel dari
konstan dan simplisia kering agar sampel
ekstrak etanol dan fraksi etil asetat, fraksi
tidak ditumbuhi oleh jamur. Simplisia
n-heksana, fraksi air dengan berbagai
kering disortasi kering kembali agar benda
konsentrasi yang dibandingkan sampel
asing dan pengotor yang tidak diinginkan
baku kuersetin (kontrol positif
masih tertinggal selama pengeringan dapat
antioksidan). Hasil Uji aktivitas
dipisahkan (Tanamal et al., 2017).
antioksidan terdapat pada tabel 4.
Sampel daun melinjo kering
Tabel 4. Hasil Perbandingan Uji Aktivitas
dihaluskan dengan blender diperoleh
Antioksidan metode CUPRAC
Sampel Konsentrasi Rerata IC50 serbuk simplisia dan dilakukan pengayakan
(ppm) % (ppm) ukuran 100 mesh untuk ukuran partikel
inhibisi
5 8,897 serbuk yang kecil dengan tujuan
10 17,058 memperluas permukaan sampel agar lebih
Kuersitin 25 29,089 5,582
50 38,177 besar kontak sampel dengan pelarut
75 42,567 sehingga senyawa yang terkandung serbuk
5 22,245
10 24,376
simplisia lebih mudah tersari oleh pelarut
Ekstrak
Etanol 96%
25 31,456 60,689 yang digunakan pada maserasi dan
50 45,893 mempermudah pelepasan zat aktif selama
75 56,564
5 11,813 ekstraksi.
10 13,452 Metode maserasi dipilih dalam
Ekstrak n- 25 16,564 117,235
Heksana 50 27,687 proses ekstraksi karena metode ini
75 35,344 tergolong metode ini sederhana, tidak
5 23,657 memerlukan banyak bahan dan prosenya
10 25,453 cepat tetapi sudah bisa
59,7951
Ekstrak Etil 25 32,675 mengambil/mengikat senyawa aktif secara
Asetat 50 41,854
75 59,657 maksimal dari simplisia serbuk (Sa’adah,
5
11,822
2015) dan menggunakan pemanasan dalam
10
14,852
suhu rendah <50⁰C yang bertujuan
Ekstrak Air 25 29,102 67,915 mencegah tidak stabil terhadap panas
50 42,465
75
sehingga terjadi kerusakan senyawa yang
51,346
seperti saponin (Daud, 2011). Pelarut
Pembahasan ekstraksi yang digunakan yaitu pelarut
Submitted: 02 Februari 2023 Revised : 10 Maret 2023 Accepted :30 Maret 2023
102
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 06, Nomor 01, Maret, 2023
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

etanol 96% disesuaikan dengan kepolaran sekunder sampel. Hasil skrining fitokimia
senyawa dan bersifat universal karena pada sampel segar dan ekstrak etanol serta
dapat mengikat senyawa polar sampai non fraksi-fraksi air, etil asetat dan n-heksana
polar. Etanol bersifat tidak beracun yang daun melinjo menunjukkan adanya
aman dan mudah diperoleh. Setelah proses senyawa fenolik, flavonoid, alkaloid,
ekstraksi dilakukan penyaringan untuk terpenoid dan steroid kecuali tannin dan
memisahkan residu dan filtrat. Residu saponin.
diremaserasi kembali sedangkan filtrat Uji Aktivitas
sebagai maserat untuk dipekatkan Metode cuprac dipilih dalam
menggunakan rotary evaporator. Proses pengujian aktivitas penangkapan radikal
pemekatan tersebut menghasilkan ekstrak bebas berdasarkan prinsip kemampuan
kental etanol berwarna hijau kecoklatan sampel antioksidan yang mereduksi Cu2+
sebanyak 84,235 gram dengan rendemen menjadi kompleks Cu+ dengan ditandai
14,57 %. Ekstrak kental etanol 96% daun perubahan warna biru menjadi kuning pada
melinjo diletakkan pada desikator untuk bercak senyawa. Pemilihan Cuprac untuk
menjaga kelembapan dan mengurangi pengujian antioksidan disebabkan bahwa
kadar air 8,94% dimana syarat kadar air < metode ini sederhana untuk penentuan
10% untuk mencegah pertumbuhan aktivitas antioksidan dari sampel tanaman
mikroba yang memungkinkan dapat untuk mengolah berbagai matriks sampel
menguraikan kandungan bahan organik. yang terdapat dalam tanaman (Hafiz et al.,
Fraksinasi 2020). Metode ini juga memiliki kelebihan
Ekstrak dilakukan proses fraksinasi dibandingkan metode lainnya karena cukup
untuk menyederhanakan komponen- cepat untuk mengoksidasi tiol yang
komponen metabolit yang terdapat pada merupakan salah satu golongan
ekstrak. Fraksinasi dilakukan berdasarkan antioksidan. Reagen Cuprac dapat diakses
derajat kepolaran pelarutnya menggunakan reagen kromogenik lainnya dan lebih stabil
tiga jenis pelarut yang berbeda dan berat serta dapat mengukur baik senyawa yang
jenis yang berbeda. Metode ekstraksi cair- bersifat polar dan nonpolar dari antioksidan
cair dipilih dalam proses fraksinasi (Maryam, 2015)
berdarkan prinsip menarik senyawa pada Pengukuran Absorbansi pada
ekstrak menggunakan dua pelarut yang konsentrasi ekstrak dan fraksi dau melinjo
tidak bercampur (Sari, 2012). dan sampel pembanding kuersitin dengan
Fraksinasi dimulai dari panjang gelombang 424 nm menggunakan
mensuspensikan ekstrak etanol daun spektrometer UV Vis. Absorbansi yang
melinjo dengan aquadest bertujuan untuk dihasilkan berkaitkan nilai IC50 dari kurva
melarutkan senyawa yang lebih polar baku persamaan linier y=bx+a dimana
daripada ekstrak etanol. Fraksinasi pelarut konsentrasi digunakan untuk mencari %
n-heksana untuk mengikat dan mengambil inhibisi. Pada penelitian hasil pengukuran
senyawa-senyawa non polar. selanjutnya sampel pembanding Kuersetin diperoleh
difraksinasi dengan etil asetat yang bersifat IC50 sebesar 5,582 ppm termasuk kategori
semi polar untuk mengikat dan mengambil sangat kuat, Sedangkan sampel ekstrak
senyawa-senyawa semi polar yang etanol diperoleh IC50 sebesar 60,689 ppm
terkandung dalam ekstrak. termasuk kategori kuat, fraksi Etil Asetat
Skrining Fitokimia diperoleh IC50 sebesar 59,7951 ppm
Skrining fitokimia dilakukan termasuk kategori kuat, fraksi n-Heksana
terhadap daun segar, ekstrak dan fraksi agar diperoleh IC50 sebesar 117,235 ppm
diketahui gambaran secara kualitatif termasuk kategori sedang, serta fraksi air
dengan uji perubahan warna untuk melihat diperoleh IC50 sebesar 67,915 ppm
kandungan golongan senyawa metabolit termasuk kategori kuat.
Submitted: 02 Februari 2023 Revised : 10 Maret 2023 Accepted :30 Maret 2023
103
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 06, Nomor 01, Maret, 2023
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

Berdasarkan hasil nilai IC50, ekstrak lipofilik yang terikat gugus OH maka
dan fraksi daun melinjo berpotensi semakin kurang. Penyebab lain lemahnya
mengurangi radikal bebas. Fraksi etil asetat aktivitas antioksidan senyawa triterpenoid
dan fraksi air memiliki potensi kuat diduga karena senyawa triterpenoid masih
antioksidan diperkirakan adanya terikat senyawa lain yang mengganggu
kandungan senyawa flavonoid atau fenolik interaksi transfer elektron dan senyawa
dan senyawa-senyawa yang mengandung triterpenoid memiliki hanya beberapa
gugus –OH. Senyawa flavonoid yang gugus hidroksil sehingga tidak dapat
diduga golongan antosianin (Utama et al., menstabilkan radikal bebas karena atom
2019). Selain itu, daun melinjo hidrogennya jumlahnya lebih sedikit
mengandung komponen asam-asam lemak daripada radikal bebas. Oleh karena itu,
(komposisi 1-35% ) yang mengandung perlu dilakukan pemurnian atau isolasi
gugus -OH yang bertindak sebagai agen dengan agar didapat nilai IC50 dari senyawa
antioksidan seperti asam oleat, asam spesifik yang memiliki aktivitas
linoleat, asam palmitat, asam stearat dan, antioksidan yang lebih kuat bila
asam palmitoleat, dihirosterkulat, asam dibandingkan dengan ekstrak atau fraksi
linolenat dan asam arakidat, malvalat, dan yang belum murni.
asam sterulat.
Menurut Wijaya (2010), komponen SIMPULAN
antioksidan yang memiliki gugus hidroksil Penelitian menunjukkan hasil
(-OH) merupakan gugus yang berperan ekstrak etanol 96%, fraksi n-heksana, fraksi
dalam kestabilitas radikal bebas. Suatu etil asetat dan fraksi air daun melinjo
senyawa polifenol dan flavonoid yang (Gnetum Genom, L.) memiliki kandungan
memiliki aktivitas antioksidan dipengaruhi metabolit sekunder meliputi flavonoid,
oleh Posisi dan jumlah gugus hidroksil. polifenol, Alkaloid, Steroid, triterpenoid
Semakin banyak Radikal bebas yang dapat dan tanin. Ekstrak etanol 96%, fraksi etil
dstabilkan maka semakin banyak electron asetat, fraksi n-heksana, dan fraksi Air
yang ditransfer dari gugus hidroksil masing menunjukkan nilai IC50 sebesar
senyawa tersebut. Hal ini terjadi pada 60,689 ppm, 59,7951 ppm, 117,235 ppm
ekstrak etanol 96%, fraksi etil asetat dan serta 67,915 ppm. dengan metode cuprac.
fraksi air menunjukkan aktivitas Fraksi n-heksana menunjukkan kategori
antioksidan berpotensi kuat karena gugus- antioksidan sedang. Fraksi Etil asetat,
gugus OH senyawa pada sampel lebih fraksi air dan etanol 96% memiliki aktivitas
bersifat hidrofilik sehingga lebih antioksidan yang kuat sehingga digunakan
memungkinkan pelarut air/polar untuk sebagai langkah awal untuk mengisolasi
mengikat komponen antioksidan. Namun senyawa murni berperan antioksidan kuat
senyawa nonpolar seperti yang dijadikan sebagai kandidat obat.
triterpenoid/steroid tertarik karena juga
memiliki gugus OH yang tidak banyak pada SARAN
senyawa polar. Triterpenoid/ steroid Penelitian ini harus dikembangkan
memberikan peran sebagai antioksidan untuk analisis menggunakan LC-MS untuk
primer dengan mekanisme memutus reaksi mengetahui komposisi komponen yang
berantai dan mengubahnya menjadi produk terdapat pada ekstrak 96%, fraksi etil asetat
yang lebih stabil serta mengandung gugus da dan air. Selanjutnya dapat mengisolasi
OH. senyawa terbanyak dalam ekstrak etanol
Fraksi n-heksana menunjukkan 96% dan fraksi n-heksana, fraksi etil asetat,
kekuatan yang sedang karena dipengaruhi dan fraksi air daun melinjo (Gnetum
senyawa yang memiliki gugus lipofilik gnenom L.)_ dan dilakukan pengujian
yang panjang. Semakin panjang gugus analisis menggunakan LC-MS, FT-IR,
Submitted: 02 Februari 2023 Revised : 10 Maret 2023 Accepted :30 Maret 2023
104
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 06, Nomor 01, Maret, 2023
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

NMR serta antioksidan menggunakan Penentuan Kadar Flavonoid Dan


metode cuprac. Kapasitas Antioksidan Ekstrak
Etanol Kulit Batang Kelor (Moringa
UCAPAN TERIMA KASIH oleifera L) Dengan Metode DPPH,
Penulis mengucapkan terimakasih kepada CUPRAC Dan FRAP. Jf Fik
semua pihak yang berkontribusi dalam Uinam, 6(2), 88–97.
penelitian ini dengan baik. Penulis Hafiz Ramadhan, Baidah, D., Lestari, N. P.,
mengucapkan terimakasih kepada LPPM & Yuliana, K. A. (2020). Aktivitas
Universitas islam Sultan Agung (Unissula) Antioksidan Ekstrak Etanol 96%
yang telah memberikan dana anggaran Daun, Buah dan Kulit Terap
tahun 2022 untuk melakukan penelitian. (Artocarpus odorratissimus)
Penulis juga mengucapkan terimakasih Menggunakan Metode Cuprac.
kepada pihak pengelola jurnal yang telah Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu
mengevaluasi serta meninjau kembali Kefarmasian, 7(1), 7–12.
artikel yang diajukan untuk pertimbangan https://doi.org/10.22236/farmasains
dalam proses publikasi. .v7i1.4331
Hani, R. C., & Milanda, T. (2021). Review:
DAFTAR PUSTAKA Manfaat Antioksidan pada
Achmad Ali Fikri, Syamsul Arifin, M. F. F. Tanaman Buah di Indonesia.
(2022). Uji Aktivitas Antioksidan Farmaka, 14(1), 184–190.
ekstrak etanol Daun Melinjo Isnaini, Biworo, A., Khatimah, H., Gufron,
(Gnetum genom, l.) Terhadap Tikus K. M., & Puteri, S. R. (2021).
Putih Jantan galur wistar yang di Aktivitas Antibakteri dan Antijamur
induksi CCl4, Skripsi Ekstrak Galam (Melaleuca cajuputi
Apak R, Güçlü K, Ozyürek M, Bektaşoğlu subsp. Cumingiana (Turcz.)
B, B. M. (2010). No Title. Cupric Barlow) terhadap Bakteri E. coli
Ion Reducing Antioxidant Capacity dan Jamur C. albicans. Journal of
Assay for Antioxidants in Human Agromedicine and Medical
Serum and for Hydroxyl Radical Sciences, 7(2), 79–83.
Scavengers., 594(215), 39. Lamk, R., Zahra, U., & Ilyas, A. (2012).
Bharali, P., Dutta, P., Kalita, M. C., Das, A. Sekunder Ekstrak N-Heksan dari
K., Tag, H., & Baruah, A. M. Umbi Lobak. Al-Kimia, 1–9.
(2018). Evaluation of Antioxidant Maharani, A. I., Riskierdi, F., Febriani, I.,
and Proximate Compositions of the Kurnia, K. A., Rahman, N. A., Ilahi,
Leaf Extract of Gnetum Gnemon L. N. F., & Farma, S. A. (2021). Peran
International Research Journal Of Antioksidan Alami Berbahan Dasar
Pharmacy, 9(10), 101–105. Pangan Lokal dalam Mencegah
https://doi.org/10.7897/2230- Efek Radikal Bebas. Prosiding
8407.0910234 Seminar Nasional Bio, 1(2), 390–
Candra Eka Setiawan, N., & Febriyanti, A. 399.
(2017). Aktivitas Antioksidan No Title. (n.d.). Apak R, Güçlü K, Ozyürek
Ekstrak Etanol Dan Fraksi-Fraksi M, Bektaşoğlu B, Bener M. Cupric
Umbi Eleutherine palmifolia (L.) Ion Reducing Antioxidant Capacity
Merr Dengan Metode DPPH (The Assay for Antioxidants in Human
Antioxidant Activity Of Extract And Serum and for Hydroxyl Radical
Factions Eleutherine palmifolia ( L. Scavengers. Methods Mol Biol.
) Merr Bulbs By DPPH Method). 2010;594:215-39. Doi:
1(1), 2598–2095. 10.1007/978-1-60761-411-1_15.
Haeria, Tahar, N., & Munadiah. (2018). PMID: 20072920.
Submitted: 02 Februari 2023 Revised : 10 Maret 2023 Accepted :30 Maret 2023
105
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 06, Nomor 01, Maret, 2023
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

Rahmiyani, I., Aprianti, R., &


Rahayuningsih, N. (2010).
Antioxidant Activity of Leaves
Extracts from Gnetum gnemon Linn
Using DPPH. 77–80.
https://ffarmasi.uad.ac.id/wp-
content/uploads/10.-Antioxydant-
Activity-Of-Leaves-Extracts-....pdf
Sari, I. R. M. (2012). Uji Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Jamur
Pleurotus Ostreatus dengan Metode
DPPH dan Identifikasi Golongan
Senyawa Kimia dari Fraksi
Teraktif. Skripsi, 9.
Septiani, S., Wathoni, N., & Mita, S. R.
mita. (2011). Formulasi Sediaan
Masker gel Antioksidan Dari
Ekstrak Etanol Biji Belinjo.
Fakultas Farmasi Universitas
Padjajaran, 2–4.
Tanamal, M. T., Papilaya, P. M., & Smith,
A. (2017). Kandungan Senyawa
Flavonoid Pada Daun Melinjo
(Gnetum Gnemon L.) Berdasarkan
Perbedaan Tempat Tumbuh.
Biopendix: Jurnal Biologi,
Pendidikan Dan Terapan, 3(2),
142–147.
https://doi.org/10.30598/biopendix
vol3issue2page142-147
Utama, S. S., Mulkiya, K., Syafnir, L.,
Farmasi, P., Matematika, F., Ilmu,
D., & Alam, P. (2019). Isolasi
Senyawa Flavonoid yang
Berpotensi sebagai Antioksidan
pada Ekstraksi Bertingkat Daun
Melinjo (Gnetum gnemon L.).
Prosiding Farmasi, 0(0), 717–725.
https://karyailmiah.unisba.ac.id/ind
ex.php/farmasi/article/view/18108
Werdhasari, A. (2014). Peran Antioksidan
Bagi Kesehatan. Jurnal Biomedik
Medisiana Indonesia, 3(2), 59–68.

Submitted: 02 Februari 2023 Revised : 10 Maret 2023 Accepted :30 Maret 2023
106

Anda mungkin juga menyukai