Anda di halaman 1dari 10

JURNAL ANALIS FARMASI

Volume 8, No. 1 April 2023, Hal 171 – 182

POTENTIAL SPRAY NANOEMULSION OF TELANG FLOWER (Clitoria


ternatea L.) EXTRACT AS ANTIOXIDANT

POTENSI SEDIAAN SPRAY NANOEMULSI EKSTRAK BUNGA TELANG


(Clitoria ternatea L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN

Khusnul Khotimah1, Ade Maria Ulfa1*, Nofita1


Email: adeulfa81@yahoo.co.id

ABSTRAK

Antioksidan merupakan suatu senyawa yang sangat berguna bagi kesehatan


manusia. Senyawa antioksidan dapat menginaktifasi berkembangnya reaksi oksidasi
sehingga sering digunakan sebagai penangkal radikal bebas. Antioksidan alami
merupakan jenis antioksidan yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Salah satu
tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan alami yaitu bunga telang. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui evaluasi fisik sediaan spray nanoemulsi ekstrak
bunga telang (Clitoria ternatea L.) dan untuk mengetahui apakah sediaan spray
nanoemulsi ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) memiliki aktivitas antioksidan.
Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut air dan kemudian di freeze
dry rendemen yang didapat yaitu 20,45% . Pada uji analisis fitokimia menunjukkan
bahwa ekstrak bunga telang positif mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin
dan polifenol. Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 ekstrak bunga telang adalah
38,59 ppm, berdasarkan nilai tersebut ekstrak bunga telang dari kecamatan kutoarjo
pringsewu termasuk kategori sangat kuat karena memiliki nilai IC50<50 sehingga
dapat dikembangkan sebagai salah satu sumber antioksidan dari bahan alam.

Kata kunci : Bunga telang (Clitoria ternatea L.), Fitokimia, Nanoemulsi,


Antioksidan.

ABSTRACT

Antioxidants are a compound that is very useful for human health. Antioxidant
compounds can activate the development of oxidation reactions so that they are often
used as an antidote to free radicals. Natural antioxidants are a type of antioxidant of
animal and plant origin. One of the plants that has the potential to be a natural
antioxidant is telang flower. The purpose of this study was to determine the physical
evaluation of the preparation of the nanoemulsion spray of telang flower extract
(Clitoria ternatea L.) and to find out whether the nanoemulsion spray preparation of
telang flower extract (Clitoria ternatea L.) had antioxidant activity. Extraction uses
the maceration method with a water solvent and then in a freeze dry the yield
obtained is 20.45%. Phytochemical analysis tests showed that telang flower extract
positively contains alkaloids, flavonoids, saponins, tannins and polyphenols. The
results showed that the IC50 value of telang flower extract was 38.59 ppm, based
on this value, telang flower extract from kutoarjo pringsewu district is included in the

1) Prodi Farmasi, Universitas Malahayati bandar Lampung, Indonesia


very strong category because it has an IC50<50 value so that it can be developed as
a source of antioxidants from natural materials.

Keywords : Telang flowers (Clitoria ternatea L.), phytochemicals,


Nanoemulsions, Antioxidants.

Pendahuluan mengatasi atau menetralisir radikal bebas


Penuaan merupakan proses fisiologi sehingga diharapkan dengan pemberian
yang secara alamiah terjadi pada semua antioksidan tersebut menghambat proses tua
makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. serta dapat mencegah terjadinya kerusakan
Efek dari proses ini adalah terjadinya tubuh dari timbulnya penyakit degeneratif
gangguan secara fisik yaitu struktur kulit (Nurmi & Maria, 2008.).
yang mulai timbul garis-garis dan kerutan Beberapa tumbuhan yang telah diteliti
halus, noda-noda gelap, kulit kering, kusam, memiliki potensi sebagai antioksidan salah
kasar, pigmentasi kulit dan penurunan satunya adalah bunga telang (Clitoria
kemampuan fungsi kulit (Mulyawan, 2013). ternatea L.). Kandungan kimia bunga telang
Proses penuaan ini dapat terjadi karena sangatlah banyak diantaranya yaitu, alkaloid,
faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik flavonoid, flavonol glikosida, antosianin,
disebabkan oleh gen, hormonal dan ras, quersetin glikosida, kaempferol glikosida,
dalam hal ini tidak dapat dicegah. Sedangkan tanin, mirisetin glikosida, terpenoid, polifenol
faktor ektrinsik disebabkan oleh paparan dan steroid (Al-Snafi, 2016). Flavonoid
sinar matahari, suhu, asap rokok, polusi adalah salah satu antioksidan kuat yang
udara, serta radiasi ultra violet, hal ini terjadi yang bekerja dengan cara menstabilkan
di luar faktor tubuh dan dapat dicegah radikal bebas dengan melengkapi
dengan cara meminimalisir terkena faktor- kekurangan elektron yang dimiliki radikal
faktor tersebut (Bauman, et al., 2009). bebas, dan menghambat reaksi berantai dari
Antioksidan merupakan suatu pembentukan radikal bebas. Senyawa
senyawa yang sangat berguna bagi flavonoid terbukti memperbaiki keadaan
kesehatan manusia. Senyawa antioksidan stress oksidatif yang berbeda-beda
dapat menginaktifasi berkembangnya reaksi (Hattenschweiler dan Vitousek, 2000).
oksidasi sehingga sering digunakan sebagai Ada beberapa sistem penghantaran
penangkal radikal bebas. Radikal bebas kosmetik yang inovatif yang digunakan pada
merupakan salah satu bentuk senyawa produk kosmetik salah satunya adalah
reaktif, yang secara umum diketahui sebagai nanoemulsi. Keuntungan produk kosmetik
senyawa yang memiliki elektron yang tidak nanoemulsi yaitu memiliki luas permukaan
berpasangan dikulit luarnya. Radikal bebas yang lebih besar, sangat praktis karena dapat
terbentuk pada saat molekul yang kehilangan dibawa kemana-mana, menarik jika
elektron menjadi menjadi tidak stabil. Efek diaplikasikan, dapat meningkatkan
radikal bebas dapat menyebabkan efektivitas terapi obat, meminimalkan efek
peradangan dan penuaan serta memacu zat samping serta reaksi iritasi dan toksiksisitas
karsinogenik yang menyebabkan kanker yang rendah, sehingga dapat diaplikasikan
(Diah & Jura, 2017). Sebab itu tubuh kita dengan mudah melalui kulit maupun
membutuhkan suatu substansi penting yakni membran mukosa. (Zakaria, et al., 2018).
antioksidan yang dapat membantu Dalam penelitian ini dilakukan
melindungi tubuh dari serangan radikal menggunakan metode maserasi. Maserasi
bebas dengan meredam dampak negatif merupakan metode ekstraksi dengan proses
senyawa ini. Antioksidan berfungsi perendaman bahan dengan pelarut yang
sesuai dengan senyawa aktif yang akan a. Bunga telang (Clitoria ternatea L.) yang
diambil dengan pemanasan rendah atau diambil berasal dari beberapa pohon.
tanpa adanya proses pemanasan. Ekstraksi b. Bunga telang (Clitoria ternatea L.) yang
dengan metode maserasi memiliki kelebihan diambil berwarna ungu dalam keadaan
yaitu terjaminnya zat aktif yang diestrak baik dan segar.
tidak akan rusak. (Chairunnisa et al., 2019)
Berdasarkan uraian diatas, peneliti Proses Pengelolaan Simplisia
tertarik untuk melakukan penelitian
Pengumpulan bunga telang didapat
mengenai potensi sediaan spray nanoemulsi
dari Kecamatan Kutoarjo, Pringsewu. Bunga
ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) telang yang digunakan adalah bagian bunga,
sebagai antioksidan dengan menggunakan kemudian dicuci menggnakan air mengalir
metode DPPH. sampai bersih dan dilakukan perajangan lalu
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
Metode Penelitian Bunga telang yang sudah dirajang kemudian
di blender dan dihasilkan serbuk bunga
Penelitian akan dilaksanakan pada telang (Juniyanti, 2020).
maret-mei 2022 di Laboratorium Botani
Fakultas Biologi, LTSIT (Laboratorium Pembuatan Ekstrak Bunga telang
Terpadu dan Sentra inovasi Teknologi) Bunga telang yang sudah kering
Universitas Lampung dan Laboratorium kemudian dihaluskan. Serbuk bunga telang
Terpadu Universitas Malahayati Bandar kemudian dimaserasi. Bunga telang yang
Lampung. sudah dihaluskan ditimbang sebanyak 600 gr
dimasukkan ke dalam bejana dan
Alat ditambahkan 2500 ml pelarut aquadest lalu
Alat yang digunakan dalam penelitian ini diaduk. Direndam selama 5 jam sambil terus
adalah Magnetic stirrer, Skin moisturizer, dilakukan pengadukan. Kemudian saring dan
Freeze dry, Particle size analyzer (PSA), tampung ekstrak (Chairunnisa, 2019).
Spektrofotometer UV-VIS, Alat Sentrifugasi,
pH meter, Timbangan analitik, Plastik mika, Pembuatan Serbuk Ekstrak Bunga
telang
Beaker glass, Alat maserasi, Pipet tetes, Pipet
volume, dan alat-alat gelas laboratorium. Ekstrak bunga telang yang telah
diperoleh kemudian dikeringkan
Bahan menggunakan alat freeze dry. Freeze dry
Bahan yang digunakan dalam penelitian dilakukan pada kondisi suhu 0ºC. Dengan
ini adalah Ekstrak bunga telang yang cara ekstrak bunga telang yang akan
diperoleh dari Kecamatan Kutoarjo, dikeringkan, sebelumnya dibekukan terlebih
Pringsewu yang sebelumnya telah dahulu. Kemudian Toples dimasukan
dideterminasi di laboratorium Universitas kedalam alat freeze dryer merk ESCO yang
Lampung, Asam askorbat, etanol 96%, DPPH disusun pada rak minimal 3 toples dan mulai
(2,2-Diphenyl-1-Picrylhidrazyl), Tween 80, pra-freeze drying. Suhu mencapai –45ºC
VCO (Virgin Coconut Oil), dan Aquades. mulai nyalakan pompa vakum. Proses
running memakan waktu antara 24 –26 jam.
Populasi dan Sampel Setelah kering akan didapat serbuk/kristal
ekstrak bunga telang (Reubun, 2020).
Populasi dari penelitian ini adalah ekstrak
Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) yang Skrining Fitokimia
diperoleh dari Kecamatan Kutoarjo, Skrining fitokimia secara reaksi
Pringsewu. tabung pada ekstrak bunga telang meliputi
pemeriksaan alkaloid, flavonoid, saponin,
Pengambilan sampel pada penelitian ini
tanin, dan polifenol.
menggunakan metode purposive sampling.
Metode ini menggunakan kriteria yang telah Formulasi Spray Nanoemulsi Ekstrak
dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Bunga Telang (Clitoria ternatea L.)
Pengambilan sampel berdasarkan kriteria :
Dilakukan pembuatan sediaan Uji Aktivitas Antioksidan
nanoemulsi menggunakan ekstrak bunga
telang sebagai zat aktif ke dalam tiga formula Pembuatan Larutan Stok Ekstrak Bunga
dengan variasi konsentrasi yang berbeda. Telang
Sampel ekstrak bunga telang
Prosedur kerja : Pembuatan ditimbang 10 mg, ditambah pelarut etanol
nanoemulsi dilakukan dengan variasi p.a, divorteks sampai homogen, dimasukkan
konsentrasi ekstrak bunga telang dengan dalam labu takar 10,0 mL, sehingga
cara dipipet sebanyak 0,1%, 0,2%, dan 0,3% didapatkan larutan dengan konsentrasi 1000
dan masing-masing dimasukkan ke dalam ppm, kemudian dibuat 5 seri pengenceran
gelas kimia. Pada masing-masing gelas yaitu 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, dan
ditambahkan VCO sebanyak 3 mL dan tween 50 ppm, ditempatkan dalam labu takar 10,0
80 sebanyak 12 mL. Campuran diaduk mL . Sampel selanjutnya ditambah dengan 1
menggunakan magnetic stirer dengan mL DPPH 0,5 M dan ditambah etanol hingga
kecepatan 700 rpm selama 5 menit. Tujuan tanda. Campuran tersebut divorteks selama
pengadukan untuk menghindari 30 detik dan didiamkan selama 30 menit.
penggabungan fase minyak yang dapat Lalu diukur dengan spektrofotometri Uv-Vis,
menyebabkan antar permukaan menjadi baca absorbansinya pada panjang
tidak stabil dan menghasilkan ukuran partikel gelombang maksimum. Masing-masing
yang beranekaragam. Setelah 5 menit larutan tersebut diukur serapannya pada
campuran ditambahkan aquades sedikit demi panjang gelombang 515 nm (Widhihastuti.,
sedikit sampai campuran homogen selama 2011).
30 menit. Tujuan stirer agar campuran
tersebut dapat tercampur merata. Pembuatan Larutan Stok Asam Askorbat
Selanjutnya campuran disonikasi dengan
Asam Askorbat ditimbang 10 mg,
sonikator selama 20 menit pada suhu 37ºC
ditambah pelarut sampai tanda, didapatkan
sambil sesekali diaduk. Tujuan sonikasi yaitu
larutan dengan konsentrasi 100 ppm.
untuk memecahkan ukuran partikel menjadi
Larutan stok Asam Askorbat dengan 5 seri
lebih kecil dan seragam (Du et al., 2016).
pengenceran yaitu 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10
Tabel 1. Formulasi Unguenta Ekstrak Bunga ppm, dan 12 ppm ditempatkan dalam labu
Telang (Clitoria ternatea L.) takar 10,0 mL. Sampel selanjutnya ditambah
dengan 1 mL DPPH 0,5 mM dan ditambah
Bahan FI F2 F3 K(-) Fungsi etanol p.a. hingga tanda. Kemudian semua
larutan didiamkan selama 30 menit diruang
Ekstrak 0,1 0,2 0,3 - Zat aktif gelap. Lalu ukur dengan spektrofotometri Uv-
bunga Vis, dan baca absorbansinya pada panjang
telang gelombang maksimum 515 nm
(Widhihastuti., 2011).
Tween 12 12 12 12 Surfakta
80 n Pembuatan Larutan Stok Spray Nanoemulsi
Ekstrak Bunga telang
VCO 3 3 3 3 Emolien Ditimbang seksama 10 mg sediaan
spray nanoemulsi, kemudian dilarutkan
Aquades 100 100 100 100 Pelarut dengan etanol p.a sampai tanda batas dalam
Ad labu takar 10,0 mL, sehingga diperoleh
konsentrasi 1000 ppm. Kemudian dibuat 5
seri pengenceran yaitu 10 ppm, 20 ppm, 30
ppm, 40 ppm, dan 50 ppm, ditempatkan
Evaluasi Sediaan Spray Nanoemulsi dalam labu takar 10,0 mL. Sampel
Evaluasi fisik dilakukan untuk selanjutnya ditambah dengan 1 mL DPPH 0,5
mengetahui kestabilan sediaan nanoemulsi mM dan ditambah etanol hingga tanda.
Kemudian larutan didiamkan selama 30
yang telah dibuat. Evaluasi ini meliputi uji
menit. Lalu ukur dengan spektrofotometri
organoleptis (bentuk, bau dan warna), Uv-Vis, dan baca absorbansinya pada
pengukuran pH, uji sentrifugasi, uji ukuran panjang gelombang maksimum 515 nm.
partikel dengan Particle Size Analyzer (PSA)
dengan standar 2-500nm. Pengukuran lC50
Nilai IC50 dihitung berdasarkan Alkaloid Endapan +
presentase inhibisi terhadap radikal DPPH Flavonoid putih
dari masing-masing konsentrasi larutan dan Bunga Saponin Merah +
didapatkan persamaan garis regresi linier Telang Tanin Terdapat +
y=a+bx. Nilai y diganti dengan angka 50, busa +
sehingga didapatkan nilai x yang Polifenol Hitam +
menunjukkan nilai IC50. Aktivitas antioksidan kehijauan
sampel ditentukan oleh besarnya hambatan Hitam
serapan radikal DPPH melalui perhitungan kehijauan
presentase inhibisi serapan DPPH dengan
menggunakan rumus (Andayani et al.,
Uji Organoleptik
2008).
Pada uji organoleptik nanoemulsi
Hasil dan Pembahasan pada formula 1 memiliki warna biru muda,
kemudian pada formula 2 berwana biru, dan
Determinasi Tanaman pada formula 3 berwarna biru tua, hal ini
Hasil determinasi tanaman yang disebabkan karena setiap formula memiliki
dilakukan di Laboratorium Biologi FMIPA konsentrasi ekstrak bunga telang yang
Universitas Lampung menunjukkan bahwa berbeda-beda. Sedangkan kontrol negatif
sampel yang digunakan adalah benar tidak berwarna karena tidak mengandung
tanaman bunga telang (Clitoria ternatea L.). ekstrak bunga telang. Keempat nanoemulsi
memiliki bau khas minyak, dan keempatnya
memiliki bentuk cair.
Hasil Ekstraksi Daun Kemangi Hasil uji organoleptik spray
Hasil ekstraksi dilakukan dengan nanoemulsi ekstrak bunga telang (Clitoria
ternatea L.) didapatkan hasil pada tabel 4.
menghitung nilai rendemen dan dapat dilihat
pada tabel 2. Tabel 4. Uji Organoleptik
Formul Organoleptik
a
Tabel 2. Hasil Ekstraksi Bentu Warna Bau
Berat Pelaru Berat Rendeme k
Simplisi t (L) Ekstra n (%) K- Cair Tidak Khas
a (g) k (g) Berwarna Minyak
600 2,5 122,75 20,45% FI Cair Biru Muda Khas
Minyak
FII Cair Biru Khas
pada ekstraksi ini didapatkan hasil rendemen Minyak
20,45% dari 600gr serbuk simplisia bunga FIII Cair Biru Tua Khas
telang dengan 2,5 L pelarut aquades. Minyak
Pada uji organoleptis nanoemulsi pada
Pengamatan Uji Fitokimia formula 1 memiliki warna biru muda,
Berdasarkan hasil uji fitokimia kemudian pada formula 2 berwana biru, dan
diperoleh kandungan antioksidan berupa pada formula 3 berwarna biru tua, hal ini
alkaolid, flavonoid, saponin dan tanin, disebabkan karena setiap formula memiliki
polifenol. Hasil uji fitokimia dapat dilihat pada konsentrasi ekstrak bunga telang yang
Tabel 2. berbeda-beda. Sedangkan kontrol negatif
tidak berwarna karena tidak mengandung
Tabel 3. Pengamatan uji fitokimia ekstrak bunga telang. Keempat nanoemulsi
Samp Identifika Pengamata Hasi memiliki bau khas minyak, dan keempatnya
el si n l memiliki bentuk cair. Uji organoleptis
bertujuan untuk mendapat sediaan
nanoemulsi yang memiliki warna menarik,
bau yang diterima oleh pengguna dan bentuk
yang nyaman untuk digunakan, mengingat
sediaan ini merupakan sediaan topikal
sehingga nilai estetika dari sediaan
nanoemulsi harus diperhatikan secara tepat.
Uji sentrifugasi dilakukan pada
Hasil Pengukuran pH, Daya Sebar, dan kecepatan 3800 rpm selama 30 menit. Uji
Waktu Kering sentrifugasi menggambarkan kestabilan
sediaan karena pengaruh gravitasi bumi yang
Pengukuran nilai pH dilakukan untuk setara dengan satu tahun. Uji ini juga
mengetahui pH suatu sediaan. Nilai pH dari diperlukan untuk mengetahui efek
keempat sediaan nanoemulsi berkisar 5,40- guncangan terhadap tampilan fisik produk
6,36. Hasil dari nilai keempat sediaan sesuai pada saat transport produk (Panjaitan et al.,
dengan rentang pH kulit manusia. Nilai pH 2015). Setelah dilakukan pengujian
tidak boleh terlalu asam karena dapat sentrifugasi sediaan nanoemulsi pada
menyebabkan iritasi kulit dan juga tidak masing-masing formula menunjukkan tidak
boleh terlalu basa karena dapat adanya pengendapan, pemisahan fase, dan
menyebabkan kulit kering. Syarat mutu pH kekeruhan. Hasil tersebut menunjukkan
standar pelembab kulit menurut SNI 16- bahwa sediaan nanoemulsi memiliki
4339-1996 adalah 4,5-8,0 (Rawlins, 2002). kestabilan satu tahun (Pratiwi et al., 2018).
Data hasil uji sentrifugasi dapat dilihat pada
Daya sebar nanoemulsi yang baik tabel 6.
adalah 5-7cm, dari keempat formula sediaan
nanoemulsi diperoleh hasil diameter Tabel 6. Data Uji Sentrifugasi Nanoemulsi
penyebaran berkisar 5,3-7cm sehingga nilai Ekstrak Bunga telang
daya sebar yang diperoleh memenuhi
persyaratan daya sebar yang baik (Kamishita Formul Sentrifugasi
dkk, 1992). Daya sebar yang baik akan a
memudahkan dalam pengolesan dan Memisa Mengenda Keru
pemerataan nanoemulsi pada kullit, serta h p h
dapat meningkatkan kenyamanan saat K- - - -
penggunaan dan dapat memberikan efek F1 - - -
yang lebih maksimal. F2 - - -
F3 - - -
Uji waktu kering sediaan nanoemulsi
yang baik yaitu kurang dari 5 menit Penentuan Ukuran Partikel Nanoemulsi
(Kamishita dkk, 1992). Hasil pengujian Uji penentuan partikel dilakukan untuk
waktu kering nanoemulsi memiliki waktu mengetahui ukuran droplet nanoemulsi.
kering yang berbeda-beda pada setiap Penentuan partikel dilakukan pada awal
formula. Dari keempat formula diperoleh setelah pembuatan sediaan menggunakan
hasil 01.16-03.27 menit, sehingga waktu Particle Size Analyzer (Horina Scientific,
kering yang diperoleh memenuhi syarat Nanoparticle Analyzer SZ-100)uji ini
waktu kering yang baik. Formula dengan dilakukan pada formula I karena pada uji
waktu kering paling baik yaitu pada formula kesukaan formula yang paling disukai.
1 yaitu 1 menit 16 detik. Pengujian ukuran partikel meliputi ukuran
partikel dan indeks polidispersitas. Sediaan
Tabel 5. Hasil Pengukuran pH, Daya Sebar,
nanoemulsi memiliki kestabilan kinetik yang
dan Waktu Kering
tinggi karena memiliki rata- rata ukuran
Formul pH Daya Waktu
droplet yang kecil sekitar 2-500nm
a Sebar Kering (Mardikasari dkk, 2016). Ukuran droplet
(cm) (menit) sediaan nanoemulsi formula I pada
K(-) 6,36 7 03,18 pengulangan pertama menghasilkan kisaran
FI 5,52 7 01,16 ukuran 16,4 nm, pada pengulangan kedua
FII 5,40 5,3 03,27 menghasilkan ukuran 16,4 nm, dan pada
pengulangan ketiga menghasilkan ukuran
FIII 6,33 6,8 02,36
16,5 nm. Formula I ini memiliki ukuran
Syarat 4,5 5-7 <5 droplet yang telah memenuhi persyaratan
(SNI, (Kamishit (Kamishit (Pratiwi, 2018). Selain ukuran droplet, nilai
1996 a dan a dan Indeks Polidispersitas (PI) menunjukkan
) Anggraini, Anggraini, informasi mengenai kestabilan fisik suatu
2021 2021) sistem dispersi dan keseragaman ukuran
droplet sediaan. Rentang nilai Indeks
Hasil Uji Sentrifugasi Polisdispersitas (PI) yang dapat diterima
dengan baik yaitu antara 0 (partikel K- I 14,5 28,7
monodispersi) sampai 0,5 (distribusi ukuran II 14,6 29,3
partikel besar (Adi dkk, 2019). Nilai Indeks III 13,8 26,2
Polidispersitas (PI) yang kecil menunjukkan FI I 11,5 33,9
bahwa sistem dispersi yang terbentuk (01%) II 14,2 33,4
bersifat lebih stabil untuk jangka waktu yang III 13,6 34,6
lama (Gao dkk, 2008). Dari hasil diketahui
FII ( I 12,4 47,2
nilai Indeks Polisdispersitas (PI) pada formula
0,2%) II 13,5 44,4
I pengulangan pertama 0,294, pengulangan
III 14,9 45,6
kedua 0,289, dan pengulangan ketiga 0,270.
Nilai PI kurang dari 0,5 artinya tingkat FIII I 13,5 51,7
keseragaman ukuran droplet dapat diterima (0,3%) II 16,7 49,5
dengan baik. III 16,1 50,8

Tabel 7. Hasil Penentuan Ukuran Partikel


Nanoemulsi 30 60 menit 120 menit Ket.
menit
Formula Uji PSA
Ukuran PI (Indeks 25,6 18,7 12,2 Kurang
FI Droplet Polidispersit 26,3 19,3 13,8 Lembab
Konsentrasi as) 23,1 16,2 10,2
0,1% 16,4 0,294 31,2 29,5 25,1 Kurang
(3x 31,5 29,9 25,3 Lembab
16,4 0,289 32,8 30,4 27,2
Pengulangan)
16,5 0,270 45,1 42,8 36,5
41,6 39,5 33,4 Lembab
42,9 40,6 34,5
Hasil Uji Kelembaban Wajah (Skin 48,3 41,8 34,3
Analyzer) 47,1 40,9 33,9 Lembab
48,7 42,3 36,7
Uji kelembapan dilakukan untuk
mengetahui pada konsentrasi berapa ekstrak
Uji Kesukaan
bunga telang yang digunakan agar dapat
melembabkan wajah dengan baik. Diuji Pada uji hedonik atau kesukaan pada
menggunakan alat Skin Analyzer dengan sediaan didapat hasil bahwa FI lebih disukai
mengukur persen kelembapan kulit setelah oleh responden dibanding formulasi II dan
menggunakan sediaan nanoemulsi ekstrak III. Pada uji aroma didapatkan hasil paling
bunga telang. Hasil uji kelembaban rendah hal itu disebabkan karena aroma
menunjukkan bahwa semakin tinggi spray nanoemulsi memiliki aroma khas
konsentrasi ekstrak, maka semakin tinggi minyak, solusi agar menutupi bau tersebut
pula kemampuan untuk melembabkan kulit, yaitu perlu penambahan parfum atau
hal ini dapat dilihat pada formula II dan III pewangi salah satunya adalah oleum rosae.
dengan konsentrasi 0,2% dan 0,3% yang Uji hedonik dilakukan dengan populasi 20
lebih banyak mengandung ekstrak bunga orang dan mengisi data angket yang sudah
telang memiliki nilai lebih tinggi yang disediakan. Uji hedonik bertujuan untuk
memberi efek lembab, formula I dengan mengevaluasi daya terima atau tingkat
konsentrasi 0,1% memberi efek kurang kesukaan sukarelawan terhadap produk yang
lembab, dan K- tanpa ekstrak memberi efek dihasilkan. Skala hedonik yang digunakan
kurang lembab. berkisar antara 1-4 dimana: (1) sangat tidak
suka; (2) tidak suka; (3) suka; (4) sangat
suka (Rahayu, 2016).

Hasil uji kesukaan atau hedonik


nanoemulsi dari ekstrak bunga telang dapat
Tabel 8. Hasil Uji Kelembaban Wajah dilihat pada tabel 9.
Kelembaban (%) Tabel 9. Hasil Uji Kesukaan
Sampel Responden Sebelum 1 menit Pengujian Jumlah
Responde FI FII FII kosmetik. Masing-masing sampel dibuat
n I dalam beberapa seri konsentrasi untuk
Tekstur 64 62 61 mendapatkan absorbansi dan % inhibisi
20 Warna 67 66 59 terhadap DPPH. Setelah mendapatkan data
Responden Aroma 62 57 57 absorbansi dan % inhibisi sampel selanjutnya
Kelembapan 65 63 59 dilakukan perhitungan nilai IC50 dengan
memasukkan konsentrasi sebagai x dan %
Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan inhibisi sebagai y sehingga akan didapat
Uji iritasi kulit dilakukan untuk persamaan regresi.
mencegah terjadinya efek samping yang
Penelitian (Jayanti et al, 2021)
tidak diinginkan pada kulit. Berdasarkan hasil
disebutkan bawa nilai IC50 ekstrak bunga
uji iritasi yang dilakukan pada 12 orang
telang sebesar 26,10 ppm, termasuk kategori
sukarelawan yang dilakukan dengan cara
sangat kuat. Pengujian aktivitas antioksidan
menyemprotkan sediaan spray nanoemulsi
ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.)
pada kulit belakang telinga, menunjukkan
diperoleh persamaan linier y = 0,4084x +
bahwa semua sukarelawan memberikan hasil
34,236 dengan nilai regresi R2 = 0,9948
negatif terhadap parameter reaksi iritasi.
sehingga hasil IC50 dari ekstrak bunga telang
Parameter yang diamati yaitu adanya
sebesar 38,59 ppm yang berarti
kemerahan, gatal-gatal, ataupun adanya
menunjukkan sangat kuat karena memiliki
pembengkakan (Tranggono dkk, 2007). Dari
hasil uji iritasi tersebut dapat disimpulkan nilai IC50<50 ppm.
bahwa sediaan spray nanoemulsi dengan Pengujian aktivitas antioksidan asam
ketiga formulasi yang dibuat aman untuk askorbat diperoleh persamaan linier y =
digunakan. 3,784x + 35,018 dengan nilai regresi R² =
0,9989 sehingga hasil IC50 sebesar 3,95 ppm
Tabel 10. Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan
Formul Sukarela Kemeraha Gata Bengk yang berarti bahwa asam askorbat memiliki
a wan n l ak aktivitas antioksidan sangat kuat karena
Pada Kulit Pad Pada memiliki nilai IC50<50 ppm. Dengan
a Kulit membandingkan nilai IC50 ekstrak bunga
Kulit
K (-) I - - -
telang terhadap asam askorbat diperoleh
II - - - aktivitas antioksidan ekstrak lebih rendah
III - - - dari asam asorbat, hal ini disebabkan karena
FI I - - - asam askorbat merupakan senyawa yang
II - - -
III - - -
lebih murni dibandingkan ekstrak bunga
FII I - - - telang yang mengandung berbagai senyawa
II - - - metabolit sekunder sehingga tidak murni.
III - - -
FIII I - - - Pengujian aktivitas antioksidan
II - - -
III - - - terhadap spray nanoemulsi ekstrak bunga
telang (Clitoria ternatea L.), diperoleh hasil
bahwa formula I dengan konsentrasi ekstrak
Hasil Uji Aktivitas Antioksidan
0,1% diperoleh persamaan linier
Dalam pengujian aktivitas antioksidan
y=0,2207x+35,841 dengan nilai regresi R2 =
menggunakan metode DPPH. DPPH
0,9797 sehingga hasil IC50 sebesar 64,15
merupakan senyawa radikal bebas yang
ppm yang berarti kuat karena memiliki nilai
digunakan sebagai reagen dalam penentuan
IC50<50 ppm , formula II dengan konsentrasi
antioksidan. Maksimal panjang gelombang
ekstrak 0,2% diperoleh persamaan linier
515 nm dengan serapan 0,775.
y=0,3699x+29,577 dengan nilai regresi R2 =
0,983 sehingga hasil nilai IC50 sebesar 55,21
Pembacaan aktivitas antioksidan
ppm yang berarti kuat karena memiliki nilai
meliputi ekstrak bunga telang, asam
IC50<50 ppm, formulasi III dengan
askorbat dan sediaan spray nanoemulsi
konsentrasi 0,3% diperoleh persamaan linier
ekstrak bunga telang formula I, II, III dan K-.
y=0,379x+29,71 dengan nilai regresi R2 =
Dalam penelitian ini asam askorbat
0,9828 sehingga hasil nilai IC50 sebesar 53,53
digunakan sebagai pembanding, karena
ppm yang berarti kuat karena memiliki nilai
asam askorbat merupakan zat yang
IC50<50 ppm, dan K- diperoleh persamaan
meredam radikal bebas, murah, mudah dan
linier y=0,2081x+9,229 dengan nilai regresi
paling sering dipakai dalam sediaan
R2 =0,9431 sehingga hasil nilai IC50 sebesar 10,97
195,92 ppm yang berarti lemah karena 13,80
memiliki nilai IC50 >150 ppm yang berarti zat (K-) 14,93 195,9 Lemah
tambahan tidak memiliki aktivitas 18,77 2
antioksidan. 18,89 ppm

Penelitian yang dilakukan oleh Simpulan


(Amanda dkk, 2019) menyatakan bahwa
rendahnya aktivitas antioksidan Berdasarkan hasil evaluasi fisik, ketiga
kemungkinan disebabkan oleh berbagai formula spray nanoemulsi ekstrak bunga
faktor, diantaranya karena metode ekstraksi telang (Clitoria ternatea L.) memiliki
yang digunakan kemungkinan tidak cukup karakteristik fisik yang baik. Namun F I
menarik komponen kimia yang bersifat merupakan formula yang paling disukai.
antioksidan, kurang ketelitian dalam Ketiga sediaan spray nanoemulsi ekstrak
penimbangan, penyimpanan ekstrak yang bunga telang (Clitoria ternatea L.) memiliki
tidak benar, pemipetan atau adanya aktivitas antioksidan yang tergolong kategori
pengotor pada larutan. kuat.

Tabel 11. Hasil % Inhibisi dan IC50 Daftar Pustaka


Ekstrak Bunga Telang, Asam
Askorbat, dan Unguenta Ekstrak Adi, A. C., Setiawaty, N., Anindya, A. L., &
Bunga Telang Rachmawati, H. (2019). Formulasi Dan
Sampel % Nilai Ket. Karakterisasi Sediaan Nanoemulsi
Inhibisi IC50 Vitamin A. Media Gizi Indonesia, 14(1),
38,68 1-3.
Ekstrak 41,85
Bunga 46,83 38,59 Sangat Amanda, A., dan I. Kurniaty. 2017. Pengaruh
Telang ppm Kuat Waktu Maserasi Terhadap Rendemen
Zat Antosianin Pewarna Alami Minuman
50,11
Jelly Dari Terong Ungu. Jurnal Sains
54,97
dan Teknologi ISSN: 2407-1846
50,22 Andayani, R., Maimunah, & Lisawati, Y.,
Asam 58,03 2008. Penentuan Aktivitas Antioksidan,
Askorba 64,59 3,95 Sangat Kadar Fenolat dan Likopen pada Buah
t ppm Kuat Tomat (Solanum lycopersicum L.).
73,07 Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, 13,
80,54 31-37.

38,34 Al Snafi., AE., Pharmacological Importance of


40,27 Clitoria ternatea- A review, IOSR J.
FI 42,19 64,15 Kuat Pharm., vol 6 (3),68-8
44,00 ppm
Aramo. (2012). Skin and Hair Diagnosis
47,51
System. Sungnam: Aram Huvis Korea
Ltd. Halaman 1-10.
33,82
35,74 Baumann, L., Sanghari, S., 2009. Cosmetic
FII 41,40 55,21 Kuat Dermatology Principles and Practice:
44,45 ppm Skin Pigmentation and Pigmentation
47,96 Disorder- Camouflage Cosmetic.
Second Edition. New York. pp. 99-118.
33,93
36,08 Budiasih KS. 2017. Kajian Potensi
FIII 41,96 53,53 Kuat Farmakologis Bunga Telang (Clitoria
45,02 ppm ternatea L.). Dalam: Sinergi Penelitian
48,41 dan Pembelajaran untuk mendukung
pengembangan literasi kimia pada era
global. Prosiding Seminar Nasional
Kimia. Yogyakarta (Indonesia). Ha l. belas.London: Bailierre Tindall.
201-206. Halaman: 22, 355.

Chairunnisa, S., Wartini, N. M., & Suhendra, Panjaitan, R., Ni'mah, S., Romdhonah, &
L. (2019). Pengaruh Suhu dan Waktu Annisa, L. (2015). Pemanfaatan Minyak
Maserasi terhadap Karakteristik Ekstrak Biji Labu Kuning (Cucurbita Moschata
Daun Bidara (Ziziphus mauritiana L.) Durch) Menjadi Sediaan Nanoemulsi
sebagai Sumber Saponin. Jurnal Topikal Sebagai Agen Pengembangan
Rekayasa Dan Manajemen Cosmetical Anti Aging. Khazanah, 61-
Agroindustri, 81
7(4),551.https://doi.org/10.24843/jrm
a.2019.v07.i04.p07 Pratiwi, L., Fudholi, A., Martien, R., &
Pramono, S. (2018). Physical and
DepKes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Chemical Stability Test of SNEEDS
IV. Jakarta : Departemen Kesehatan (Self-Nanoemulsifying Drug Delivery
Republik Indonesia. System) and Nanoemulsion Ethyl
Acetate Fraction of Garcinia
Hattenschwiller, S dan Vitousek, P.M. 2000. mangostana L. Traditional Medicine
The Role of Polyphenols Interrestrial Journal, 23(2), 84-90.
Ecosystem Nutrient Cycling. Review
PII : S0169-5347(00)01861-9 TREE Rahayu, O.P., 2016, Isolasi dan Identifikasi
vol. 15, no. 6 June 2000. Senyawa Fenolik dari Kulit
Batang Aquilaria microcarpa dan Uji
Jayanti, M. 2021. Jayanti, M., Ulfa, A. M., & Aktivitasnya sebagai Antikanker.
Saputra Yasir, A. (2021). The Departemen Kimia, Fakultas Sains dan
Formulation and Physical Evaluation Teknologi,Universitas Airlangga,
Tests of Ethanol in Telang Flower Surabaya.
(Clitoria ternatea L.) Extract Losio Form
as Antioxidant. Biomedical Journal of Reubun dkk, 2020. Pengeringan Beku
Indonesia, 7(1), 488–495. Ekstrak Herba Pegagan (Centella
https://doi.org/10.32539/BJI.v7i3.543 asiatica). Jurnal Ilmu Kefarmasian.

Kamishita, T., Miyazaki, T. dan Okuno, Y. Tranggono, Latifah. Buku pegangan ilmu
(1992) ‘Spray Gel Base and Spray Gel pengetahuan kosmetik. Jakarta: PT.
Preparation Using Thereof’, Toko Gramedia Pustaka Utama. 2007;6.
Yakuhin Kogyo Kabushiki Kaisha.
Widhihastuti, E, 2011, Pengukuran Aktivitas
Kazuma, K., Noda, N. & Suzuki, M., 2003. Antioksidan dengan Metode DPPH serta
Flavonoid composition related to petal Korelasinya dengan Kadar Fenolik Pada
color in different lines of Clitoria Lima Jenis Herba Bahan Obat Alam
ternatea. Phytochemistry, 64, pp. Indonesia, Skripsi, Universitas
1133–1139. Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Lakshan, S. A. T., Jayanath, N. Y., Zakaria, N. et al., 2018. In vitro protective


Abeysekera, W. P. K. M. & Abeysekera, effects of an aqueous extract of Clitoria
W. K. S. M., 2019. A Commercial ternatea L. flower against hydrogen
Potential Blue Pea (Clitoria terna tea L.) peroxide‐induced cytotoxicity and UV‐
Flower Extract Incorporated Beverage induced mtDNA damage in human
Having Functional Properties. Evidence- keratinocytes. Phytotherapy Research,
Based Complementary and Alternative pp. 1-9.
Medicine.

Muliyawan, D., dan Suriana, N. (2013). A-Z


Tentang Kosmetik. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo. Halaman 138-289.

Rawlins, E.A. (2003). Bentley's Textbook of


Pharmaceutics. Edisi Delapan

Anda mungkin juga menyukai