Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL SKRIPSI

JUDUL PENELITIAN : UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN


DARI FRAKSI EKSTRAK
ETANOL DAUN KARAMUNTING
(Rhodomyrtus tomentosa
(Aiton) Hassk) DENGAN
METODE NITRIT OXIDE
NAMA MAHASISWA : NUR AMMA NINAS
NIM : 1401039
PEMBIMBING UTAMA : Dr. Nursamsiar, M.Si.
PEMBIMBING PERTAMA : Marwati.,S.Farm, M.Si.

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Radikal bebas adalah suatu molekul yang relatif tidak stabil dengan
atom yang pada orbit terluarnya memiliki satu atau lebih electron yang tidak
berpasangan (Robins, 2007). Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan
pada sel karena dapat menimbulkan kerusakan pada protein, (aktivitas enzim
terganggu) dan asam nukleat (kerusakan DNA, mutasi sel). Sebagai
akibatnya, pertumbuhan dan perkembangan sel menjadi tidak wajar, bahkan
dapat menyebabkan kematian sel (Yuniastuti, 2008).
Stress oksidatif diyakini sebagai salah satu penyebab utama lebih dari
seratus jenis penyakit manusia karena dapat mengakibatkan disfungsi sel
yang parah (Lavanya et al., 2012). Radikal bebas dapat ditangkal atau
diredam dengan pemberian antioksidan atau dengan mengonsumsi
antioksidan (Rahmawati, A, Muflihunna et al., 2016). Hal ini disebabkan
karena antioksidan adalah molekul yang dapat menunda atau mencegah
oksidasi substrat seluler. (Lavanya et al., 2012)

Antioksidan adalah senyawa pemberi elektron (electron donor) secara


kimiawi. Secara biologis, pengertian antioksidan adalah senyawa yang dapat
menangkal atau meredam dampak negative oksidan (Kesuma Sayuti & Reni
Y, 2015). Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya
kedapa senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan
tersebut dapat di hambat (Winarti, 2010)

Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi antioksidan adalah daun


karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk). Daun karamunting
adalah tumbuhan asli Asia Selatan dan Asia Tenggara, persebarannya di
Indonesia meliputi Sumatera hingga Sulawesi (Indriani Onny et al., 2019).

Secara tradisional daun tumbuhan karamunting digunakan sebagai


obat cacing pada manusia, mengobati luka, kudis, mengobati sakit perut dan
diare, menahan pendarahan dan juga digunakan untuk mencegah infeksi
(Indriani Onny et al., 2019). Metabolit sekunder yang terkandung dalam daun
karamunting adalah flavonoid, alkaloid, saponin, tannin, dan terpenoid/steroid
(Lilingan, 2020). Buah dan daun karamunting mengandung senyawa
flavonoid, saponin, kuinon, monoterpen, seskuiterpen, polifenolat, tannin dan
steroid (Putri A et al., 2015). Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut
dalam air mempunyai aktivitas antara lain: sebagai antioksidan, antimikroba,
antibakteri, antijamur (Tapas et al., 2008).
Menurut penelitian Lilingan (2020), uji aktivitas antioksidan daun
karamunting yang diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan
pelarut etanol 70%, etil asetat dan n-heksan dan pengujian aktivitas
antioksidan metode DPPH dengan panjang gelombang 515 nm. Hasil dari
penelitian didapatkan % penghambatan ekstrak etanol 70% dengan nilai IC 50
15,333 bpj, etil asetat memperoleh nilai 14,70276 bpj dan n-heksan 24,49371
bpj. Didapatkan nilai IC50 ketiga cairan pelarut masuk dalam kategori aktivitas
antioksidan yang sangat kuat dengan range <50%.

Dengan uraian kandungan metabolit sekunder tanaman karamunting


salah satunya flavonoid dan adanya aktivitas antioksidan yang tinggi pada
ekstrak daun karamunting yang dilakukan peneliti sebelumnya dengan
metode DPPH, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
potensi kekuatan dalam menangkap radikal bebas pada fraksi daun
karamunting. Berdasarkan uraian aktivitas biologi tanaman karamunting
tersebut penelitian ini akan dilakukan dengan metode in vitro yaitu metode
nitrit oksida (Wahyuningrum et al., 2016)

Nitrit oksida (NO) dihasilkan dari natrium nitroprusside (SNP) dan


diukur dengan reagen Griess (Mishra et al., 2010). Nitrit oksida (Natrium
nitroprusside) yang berperan sebagai radikal bebas akan bereaksi dengan
senyawa antioksidan dalam hal ini adalah antosianin (flavonoid) yang dapat
menghancurkan atau menghambat radikal bebas seperti radikal superoksida
dan hidrogen (Rahman et al., 2016). Uji aktivitas antioksidan dengan
menggunakan metode Nitrit Oksida adalah untuk melihat kemampuan
penghambatan suatu kandungan tanaman terhadap radikal bebas nitrit
oksida yang absorbansinya diukur pada spektrofotometer UV-Vis (Mishra et
al., 2010).
I.2 Rumusan Masalah

Apakah fraksi daun karamunting memiliki efek aktivitas antioksidan


dengan metode yang Nitrit oksida ?

I.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui aktivitas antioksidan terhadap nitrit oksida dari


senyawa yang dihasilkan dari fraksi daun karamunting

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang


tumbuhan obat yang memberikan efek antioksidan dan menambah data
ilmiah tentang pengujian fraksi daun karamunting.
BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental berskala


laboratorium,

III.2. Waktu dan tempat penelitian

Dilaksanakan pada bulan Maret 2021 hingga selesai di Laboratorium


Kimia Farmasi dan Laboratorium Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Makassar.

III.3 Pelaksanaan Penelitian


III.3.1 Alat dan Bahan
III.3.1.1 Alat
Alat-alat yang akan digunakan adalah Batang pengaduk, Corong,
Corong pisah, Cawan porselin, Erlenmeyer, Gelas Kimia, Gelas Ukur, Labu
Ukur, Mikropipet, Spektrofotometri UV-Vis Shimadzu (UV-1800), timbangan
analitik , dan Vial.

III.3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aluminium Foil,


aquadest, asam asetat glasial, asam sulfanilat, buffer phospat pH 7, etanol
70%, etil asetat, kloroform, n-heksan, natrium nitroprusside, reagen griess.
III.4 Cara Kerja
III.4.1 Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan yaitu daun karamunting (Rhodomyrtus
tomentosa (Aiton) Hassk) diperoleh dari desa Kanuruan, Salu Sopai,
Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.

III.4.2 Penyiapan sampel

Daun karamunting yang telah dikumpulkan dilakukan sortasi basah


untuk menghilangkan benda asing yang masih terbawa, dilanjutkan dengan
melakukan pencucian menggunakan air mengalir kemudian dilakukan
pemotogan sampel dan pengeringan dengan oven simplisia dengan suhu
400C lalu disortasi kering dan dilakukan penimbangan kemudian diserbukkan
menggunakan ayakan mash 16.

III.4.3 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Karamunting

Serbuk simplisia daun karamunting kemudian ditimbang sebanyak 200


gram lalu diekstraksi masing-masing menggunakan pelarut n-heksan, etil
asetat dan etanol 70% sebanyak 2 liter dengan metode maserasi
menggunakan perbandingan 1:10. Dimasukkan sampel kedalam wadah,
kemudian ditambahkan masing-masing pelarut secukupnya untuk proses
pembasahan selama ± 30 menit, kemudian ditambahkan sisa pelarut hingga
simplisia terendam sempurna. Disimpan pada suhu kamar, dan terlindung
dari cahaya matahari langsung selama 3 x 24 jam dan setiap 8 jam dilakukan
pengadukan. Setelah 3 hari dilakukan penyaringan didapatkan filtrat dan
residu, residu yang dihasilkan dimaserasi kembali dengan perlakuan yang
sama hingga pelarut menjadi warna bening. Filtrat yang dihasilkan diuapkan
menggunakan alat rotary evaporator hingga mendapatkan ekstrak kental.
III.4.4 Pembuatan Fraksi Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentus
(Aiton) Hassk)
III.4.4.1 Fraksinasi dengan metode ekstraksi cair-cair (ECC)
Ekstrak kental ditimbang sebanyak 5 gram dilarutkan menggunakan
etanol air dengan perbandingan (1:9) sebanyak 100 ml, selanjutnya filtrat
dimasukkan ke dalam corong pisah, ditambahkan n-heksan sebanyak 100
ml, dikocok dan didiamkan selama 15 menit hingga membentuk dua lapisan
terpisah yaitu fraksi etanol air dan fraksi n-heksan.. fraksi n-heksan diuapkan,
kemudian dilakukan penambahan penambahan berulang n-heksan hingga
lapisan n-heksan berwarna bening. Kemudian fraksi etanol air dimasukkan
kembali ke dalam corong pisah lalu ditambahkan etil asetat 100 ml, dikocok
dan didiamkan selama 15 menit hingga membentuk dua lapisan terpisah
yaitu fraksi etanol air dan fraksi asetat, kemudian dilakukan penambahan
berulang etil asetat hingga lapisan etil asetat berwarna bening. Masing-
masing pelarut fraksi diuapkan, sehingga mendapatkan hasil tiga fraksi yaitu
fraksi etanol air, fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat

III.4.5 Pembuatan Reagen Kimia


III.4.5.1 Pembuatan larutan buffer pH 7,4
Buffer saline fosfat pH 7,4 dibuat dengan cara mencampurkan larutan
Na2HPO4 dan NaH2PO4. Ditimbang Na2HPO4 sebanyak 4,5 g untuk 250 Ml
aquadest selanjutnya NaH2PO4 sebanyak 1,56 g untuk 100 mL aquadest.
Larutan dimasukkan masing-masing kedalam labu ukur kemudian
ditambahkan aquadest sampai tanda batas. Diambil sebanyak 161,6 mL
larutan NaHPO4 dalam labu ukur 250 mL kemudian dimasukkan ke dalam
labu ukur 200 mL. Dipipet sebanyak 38,4 mL larutan NaH2PO4 dalam labu
ukur 100 mL kemudian dicampurkan dengan larutan NaOH dalam labu ukur
200 mL yang sama. Diukur larutan menggunakan pH meter. Jika pH memiliki
keasaman yang terlalu tinggi maka ditambahkan dengan Na2HPO4 dan jika
pH memiliki nilai basa yang tinggi maka ditambahkan NaH2PO4 hingga pH
akhir mencapai 7,4.

III.4.5.2 Pembuatan larutan pereaksi griess

Larutan I disiapkan dengan melarutkan 0,5 g asam sulfanilat dalam


150 ml asam asetat 30% v/v. Larutan II disiapkan dengan cara didihkan 0,1 g
naftietilendiamun dalam 20 mL aquadest hingga larut dan tuangkan dalam
keadaan panas ke dalam 150 mL asam asetat 30% v/v. Dicampurkan larutan
I dan larutan II dalam wadah botol berwarna coklat (Romsiah et al.,2017)

III.4.5.3 Pembuatan larutan nitrit standar

a. Pembuatan larutan nitrit standar (Larutan stok) 1000 ppm atau


mg/L
Serbuk natrium nitrit sebanyak 1 gram dilarutkan menggunakan
aquadest, kemudian diencerkan dengan aquadest hingga volumenya
1L
b. Pembuatan larutan nitrit standar (Larutan intermediate) 100 ppm
atau mg/L
Larutan stok sebanyak 100 mL diencerkan menggunakan aquadest
hingga mencapai volume 1 L
c. Pembuatan larutan nitrit standar (Larutan kerja) 1 ppm atau
mg/L
Larutan intermediate diambil sebanyak 10 mL lalu diencerkan
dengan aquadest hingga volumenya 1 L
III.4.6 Pengukuran Daya Antioksidan Fraksi Daun Karamunting
III.4.6.1.Penentuan Panjang gelombang maksimum
Sebanyak 2 mL Natrium Nitrit 10 µM dimasukan kedalam labu
takar, tambahkan 1 ml reagen Griess, dicukupkan volumenya
dengan Phosphate Buffered Saline (PBS) sampai 10 ml dalam labu
takar, dan diinkubasi selama 30 menit selanjutnya diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 400-600 nm
III.4.6.2.Penentuan aktivitas antioksidan
Disiapkan Masing-masing larutan stok fraksi dipipet sejumlah
volume tertentu (1-1000 µg/mL). kemudian ditambahkan 0,5 natrium
nitroprussid 10 µM. Diinkubasi dengan suhu 27oC selama 2,5 jam,
ditambahkan reagen Griess. Setelah masa inkubasi diukur
absorbansinya pada rentang panjang gelombang 400-600 nm.
Pengukuran dimonitoring selama 2 jam dengan interval 30 menit.

III.4.6.3 Penghitungan aktivitas antioksidan

Aktivitas antioksidan dihitung

% Inhibisi = Aktivitas Antioksidan =

x 100%

III.5 Variabel Penelitian


III.5.1 Variabel Bebas
Variasi bebas dalam penelitian ini adalah fraksi daun karamunting
(Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk)
III.5.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengujian aktivitas
antioksidan.
III.6 Jenis Data
Jenis data penelitian ini adalah data primer berupa data-data
kuantitatif hasil pengukuran dengan Spektrofotomrtri UV-Vis
III.7 Analisis Data
Analisis presentase inhibisi yang diperoleh selanjutnya dimasukkan ke
dalam persamaan regresi dengan konsentrasi sampel (µg/mL) sebagai absis
(sumbu X) dan nilai % inhibisi antioksidan sebagai ordinatnya (sumbu Y).
Nilai IC50 dihitung pada saat nilai % inhibisi sebesar 50% dengan
menggunakan persamaan y = bx + a pada ms.excel.
III.8 Jadwal Penelitian

Periode Waktu
Tahap Kegiatan
Ma
Feb Apr Mei Jun Jul
r
Studi
Pustaka
Persiapan
Seminar
proposal

Penelitian

Pelaksanaan Analisis
Data

Seminar
hasil

Penyelesaian Ujian
Tugas
Akhir
DAFTAR PUSTAKA

Indriani Onny, Fatiqin Awalul, & Oktrarina Tri. (2019). Pengaruh Ekstrak dan
Fraksi Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Eschericia Coli. Jurnal ’Aisyiyah
Medika. UIN Raden Fatah. Palembang.

Kesuma Sayuti, I., & Yenrina, R. (2015). ANTIOKSIDAN ALAMI dan


SINTETIK (1st ed.). Andalas University Press. Padang.

Lavanya, G., Voravutthikunchai, S.P., Towatana, N.H. (2012). Acetone


Extract from Rhodomyrtus tomentosa: A Potent Natural Antioxidant.
Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. Volume
2012. Article ID 535479

Lilingan, Ega. (2020). Pengaruh Variasi Cairan Penyari Ekstrak Daun


Karamunting (Melastoma malathricum L.) Terhadap Aktivitas
Antioksidan Dalam Meredam Radikal DPPH. Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi: Makassar.

Mishra, A. K. Sahu, N. Mishra, A. Ghosh, A. K. Jha, S. Chattopadhyay, P.


2010. Phytochemical Screening and Antioxidant Activity of Essential
Oil of Eucalyptus Leaf. Central Facility of Instrumentation, IFTM
Pharmacy College, Moradabad

Putri, A.A., Mulkiya, K., Sadiyah, E.R. 2015. Pengaruh Perbedaan Pelarut
Ekstra Terhadap Kadar Senyawa yang Berpotensi Memiliki Aktivitas
Analgetik dari Ekstrak Daun dan Buah Karamunting (Rhodomyrtus
Tomentosa (Aiton) Hassk.). Prosiding Penelitian SPeSIA. Universitas
Islam Bandung: Bandung.
Rahmawati, R., Muflihunna, A., & Sarif, L. M. (2015). Analisis Aktivitas
Antioksidan produk sirup buah mengkudu (Morinda citrofolia L.)
Drngan Metode DPPH. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 2(2).

Rahman, A., Malik, A., & Ahmad, A. R. (2016). Skrining Fitokimia Dan Uji
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanolik Buah Buni (Antidesma bunius
(L.) SPRENG). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 3(2). Uiversitas Muslim
Indonesia. Makassar

Robins, 2007. Buku Ajar Patologi. Vol 1, Edisi 7. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Romsiah., Marista, L. S., Fatoni, A. (2017). Validasi Metode dan Penetapan


Kadar Nitrit (NO2) Pada Sosis Sapi Curah dan Sosis Sapi Kaleng
yang Dijual Di Swalayan Kota Palembang Secara Spektrofotometri
Uv-Vis. Jurnal Farmasi dan Kesehatan 7(2) SCENTIA. Sekolah
Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi. Palembang

Tapas, A.R., Sakarkar, D.M., & Kakde, R.B. (2008). Flavonoids as


Nutraceuticals. A Review. Tropical Journal of Pharmaceutical
Research, 7(3). https://sci-hub.do/10.4314/tjpr.v7i3.14693

Wahyuningrum, R., Utami, P.I., Dhiani, B.A., Kumalasari, M.,


Kusumawardani, R. S. 2016. Screening of Potential Free Radicals
Scavenger and Antibacterial Activities of Purwoceng (Pimpinella
alpine Molk). Tropical Life Sciences Research, 27 (3). https://sci-
hub.do/10.21315/tlsr2016.27.3.22

Winarti, Sri. 2010. Makanan Fungsional. Yogyakarta.

Yuniastuti A. 2008. Gizi dan Kesehatam. Graha Ilmu, Yogyakarta.


Lampiran 1. Ekstraksi Cair-Cair Daun Karamunting.

Ekstrak kental etanol

- Dilarutkan dalam air dan etanol, diaduk


- Dimasukkan ke dalam corong pisah

Lapisan N-Heksan Lapisan air

- Diuapkan dengan - Dipartisi kembali dengan


evaporator penambahan etil asetat
kedalam corong pisah

Fraksi N-Heksan

Lapisan etil asetat Lapisan air

- Diuapkan dengan - Dikeringkan


evaporator menggunakan
freeze dryer

Fraksi etil Fraksi air


Lampiran 2. Skema Kerja Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Daun
Karamunting dengan metode Nitrit Oksida (NO).

Fraksi ekstrak etanol daun Karamunting

Disiapkan natrium nitropussid 10 µM dalam


0,5 Mm buffer saline fosfat (pH 7,4)

Dibuat Seri konsentrasi Fraksi Etil asetat , Fraksi n-


Heksan, Fraksi Etanol-Air dan Ekstrak Etanol 96 %
pada rentang 10-1000 µg/mL

+ 0,5 mL natrium nitropusid 10 µM

Diinkubasi pada suhu 27oC selama 2,5 jam

+ pereaksi Griess

Dicukupkan volumenya hingga 5 mL dengan


PBS

Pembacaan absorbansi NO dengan


Spektrofotometer Uv-Vis pada panjang
gelombang 400-600nm

Absorbansi

Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai