Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, Vol 7.No.

2 Desember 2021
Avaiable online at www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi
p-ISSN : 2442-6032
e-ISSN : 2598-9979

Uji Aktivitas Antioksidan dan Anti Hiperurisemia Ekstrak Etanol


Daun Maja (Aegle marmelos L.)

Risky Juliansyah Putri*, Bai Athur Ridwan, Uyun Wardarini, Syamsiah Pawannei
Program Studi Farmasi, Universitas Mandala Waluya

ABSTRAK
Penggunaan tanaman dalam mengatasi berbagai menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun maja
penyakit masih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid,
di Indonesia salah satunya yaitu tanaman maja (Aegle flavonoid, tannin, saponin dan fenol. Nilai aktivitas
marmelos L.). Tanaman ini mengandung senyawa antioksidan ekstrak etanol daun maja (Aegle marmelos
metabolit yang bersifat sebagai antioksidan dan dapat L.) adalah 9,518 mgQE/g ekstrak. Aktivitas
mengurangi aktivitas enzim xantin oksidase sehingga antihiperurisemia memiliki perbedaan signifikan
menghambat terjadinya stress oksidatif dan (ρ<0,05) antar kelompok perlakuan. Persentase
menurnkan produksi asam urat. Penelitian ini penurunan kadar asam urat pada ekstrak etanol daun
bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan maja paling besar terjadi pada dosis 350 mg/KgBB
antihiperurisemia ekstrak etanol daun Maja (Aegles sebesar 44,08% dibandingkan dengan dosis 150
marmelos L.). Sampel daun Maja (Aegle marmelos L.) mg/KgBB dan 250 mg/KgBB sebesar 22,56% dan
dilakukan metode ekstraksi maserasi kemudian ekstrak 31,18% sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak
yang dihasilkan dilakukan uji skrining fitokimia etanol daun maja memiliki aktvitas antioksidan dan
senyawa metabolitnya. Selanjutnya dilakukan uji dapat menurunkan kadar asam urat pada mencit (Mus
antioksidan dengan menggunakan metode FRAP dan musculus).
pengukuran aktivitas antihiperurisemia menggunakan Kata kunci : Daun Maja, Antioksidan,
spektrofotometri Uv-Vis. Hasil penelitian ini antihiperurisemia, Aegle marmelos L.

ABSTRACT
The use of plants in overcoming various diseases Uv-Vis spectrophotometry. The results of this
is still widely used by the community in Indonesia, study showed that ethanol extract of maja leaves
one of which is the maja plant (Aegle contained secondary metabolite compounds of
marmelos L. ). This plant contains metabolite alkaloids, flavonoids, tannins, saponins and
compounds that are antioxidants and can reduce phenols. The antioxidant activity value of ethanol
the activity of the enzyme xantin oxidase to inhibit extract of maja leaves (Aegle marmelos L.) is
oxidative stress and reduce uric acid 9,518 mgQE/g extract. Antihyperurisemia activity
production. This study aimto find out the had significant differences (ρ<0.05) between
antioxidant and antihyperurisemia activity of treatment groups. The percentage of decrease in
maja leaf ethanol extract (Aegles uric acid levels in ethanol extract of maja leaves is
marmelos L.).Sample of leaves maja(Aegle greatest at doses of 350 mg / KgBB by
marmelos L.) carried out the method of extraction 44.08% compared to doses of 150 mg / KgBB and
of maceration then the resulting extract is carried 250 mg / KgBB by 22.56% and 31.18% so it can be
out a phytochemical screening test of its concluded that ethanol extract of maja leaves has
metabolite compounds. Antioxidant tests were antioxidant activity and can reduce uric acid levels
conducted using the FRAP method and in mice (Mus musculus).
measurement of antihyperuricemia by blood Keywords : Maja leaves, Antioxidant,
serum of mice ( Mus Musculus ) activity using Antihyperuricemia, Aegle marmelos L.

Penulis Korespondensi : Informasi Artikel


Risky Juliansyah Putri Submitted : 23 Agustus 2021
Program Studi Farmasi, Universitas Mandala Waluya Accepted : 2 November 2021
Published : 31 Desember 2021

DOI : https://doi.org/10.35311/jmpi. v7i2.89


208

PENDAHULUAN superoksidase sehingga mengurangi


. Di Indonesia sejak generasi kadar asam urat di dalam darah
terdahulu sampai saat ini telah (Juwita, Saleh, & Sitorus, 2017). Asam
memanfaatkan tanaman sebagai obat urat adalah produk akhir dari
untuk mengatasi masalah kesehatan. metabolisme purin. Metabolisme
Salah satu tanaman yang purin utamanya terjadi pada hati dan
dimanfaatkan yaitu maja (Aegle jaringan lain pada tubuh yang
marmelos L.). Tanaman ini termasuk mengandung xanthine oksidase.
dalam famili Rutaceae yang dapat Tingginya kadar asam urat atau
ditemukan tumbuh liar di hutan hiperurisemia dapat menyebabkan
kering dan dapat ditemukan di penyakit gout dan nefrolitiasis. Selain
seluruh hutan Himalaya. Sebagai itu bisa sebagai indikator adanya
tanaman perdu, kulitnya berwarna penyakit tertentu seperti metabolik
hijau dan keras, sedangkan dagingnya sindrom, diabetes meltus, penyakit
berwarna putih, berbau harum dan kardiovaskular, dan penyakit ginjal
rasanya juga manis. Di Indonesia, kronis (George & Minter, 2020).
buah maja tersebut dapat dijumpai Penyakit ini diperkirakan terjadi pada
terutama di dataran rendah seperti 804 orang penduduk dari setiap
rawa– rawa maupun di lahan kering 100.000 orang, dengan prevalensi
(M. P. Sari & Susilowati, 2019). penyakit ini diderita pada usia 30 –
Menurut Bhar, Mondal, & 60 tahun sebesar 36 - 68 %
Suresh, (2019) menyatakan bahwa (WHO;2015).
tanaman maja mengandung berbagai Senyawa metabolit seperti
golongan senyawa seperti alkaloid, flavonoid juga memiliki potensi
terpenoid, vitamin, kumarin, tanin, sebagai antioksidan karena memiliki
karbohidrat, flavonoid, asam lemak, gugus hidroksil yang terikat pada
dan minyak esensial. Metabolit karbon cincin aromatik sehingga
sekunder flavonoid dan alkaloid dapat menangkap radikal bebas yang
diduga dapat menghambat kerja dihasilkan dari reaksi peroksidasi
enzim xanthine oksidase dan lemak (Hamid, Aiyelaagbe, Usman,

Putri, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 7(2);2021 : 207-222


209

Ameen, & Lawal, 2010). Adapun kelebihan dari metode ini


Antioksidan bertindak sebagai bahan yaitu harga terjangkau, mudah
yang membantu dalam melindungi disiapkan, sederhana dan cepat.
sel-sel tubuh dari efek buruk radikal Selain itu, metode FRAP dapat
bebas. Senyawa ini dapat terbentuk menentukan kadar antioksidan total
secara alami di dalam tubuh dan juga dari suatu sampel berdasarkan
dapat diperoleh dari luar tubuh. kemampuan senyawa antioksidan
Senyawa ini juga bersifat tidak stabil dalam mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+
dan sangat reaktif sehingga mudah (Halvorsen et al., 2002).
bereaksi terhadap molekul lainnya Melihat banyaknya potensi
seperti protein, lipid, karbohidrat, senyawa metabolit yang dikandung
dan DNA untuk mencapai kestabilan. oleh tanaman maja khusunya
Sifat kereaktifan yang tinggi dari senyawa antioksidan yang memiliki
radikal bebas dapat memulai sebuah peranan penting dalam proses
reaksi berantai yang mana dalam terjadinya penyakit degenerative
sekali pembentukannya dapat sehingga perlu dilakukan pengujian
merusak sel-sel penting dalam tubuh aktivitas antihiperurisemia dan
(Liochev, 2013). Ekstrak buah Maja mengetahui dosis optimum ekstrak
sendiri mengandung metabolit etanol daun Maja ( Aegle marmelos
sekunder flavonoid, tanin, alkaloid, L.) yang dapat memberikan aktivitas
saponin, dan glikosida yang pengujian antihiperurisemia terhadap mencit
aktivitas antioksidannya (Mus musculus) yang diinduksi jus
memperlihatkan nilai IC50 yang hati ayam serta menentukan aktivitas
diperoleh sebesar 269,153 µg/mL antioksidan pada ekstrak etanol daun
menggunakan metode DPPH (Fauzi, Maja (Aegle marmelos L.) dengan
Santoso, & Riyanta, 2021). menggunakan metode FRAP (Ferric
Benzie & Strain, (1996) Reducing antioxidant power).
menyatakan bahwa FRAP merupakan
METODE PENELITIAN
metode pengujian antioksidan yang
A. Alat dan Bahan yang
digunakan pada tumbuh-tumbuhan.
Digunakan

Putri, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 7(2);2021 : 207-222


210

Alat yang digunakan menggunakan alat waterbath


mikropipet 1000 µL (Dragon lab), dengan suhu 50ºC untuk
rotary evaporator (Bucy), menghilangkan kadar pelarut yang
spektrofotometer UV-vis ada (Nurhasanah, 2014).
(Labomed), timbangan analitik, C. Skrining Fitokimia
vortex, wadah maserasi. Identifikasi senyawa meliputi
Bahan yang digunakan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin
meliputi daun Maja, etanol 96%, dan polifenol.
aquadest, asam klorida, pereaksi a. Uji alkaloid
dragendroff, pereaksi mayer, asam Uji Mayer dilakukan
klorida pekat, natrium hidroksida, dengan sampel dilarutkan
besi(III) klorida, kloroform, asam kemudian ditambahkan 2 tetes
asetat anhidrat, monopotasium pereaksi Mayer. Sampel positif
fosfat, kuersetin, kalium adanya alkaloid akan
ferrisianida, trikloroasetat dan Jus menunjukkan adanya endapan
hati ayam . putih. pengujian Wagner
B. Prosedur Kerja dilakukan dengan sampel
Serbuk daun maja (Aegle ditambahkan 2 tetes pereaksi
marmelos L.) kering sebanyak 1 kg Wagner. Sampel positif alkaloid
dimaserasi menggunakan pelarut akan menunjukkan adanya
etanol 96% dan disimpan pada endapan coklat (Jones &
suhu kamar dalam waktu 24 jam. Kinghorn, 2006).
Ekstrak etanol cair yang diperoleh b. Uji flavonoid
selanjutnya dipisahkan dan Ampas sampel sebanyak 2 mL
ekstrak dilakukan remaserasi ditambah dengan serbuk
sebanyak 3 kali selama 24 jam. magnesium dan 2 mL HCl 2 N.
Maserat kemudian dipekatkan sampel positif flavonoid akan
dengan menggunakan rotary menunjukkan adanya warna
evaporator. Proses selanjutnya jingga sampai merah (Harborne,
yaitu pemekatan ekstrak dengan 1987).

Putri, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 7(2);2021 : 207-222


211

c. Uji saponin kalium ferrisianida dipipet ke


sampel ditambahkan dalam labu ukur 5 mL. Inkubasi
akuades, kemudian dikocok selama 20 menit pada suhu
kuat-kuat. Sampel positif 50°C. Setelah diinkubasi larutan
saponin akan menghasilkan ditambahkan TCA 10% sebanyak
busa pada permukaan lapisan 1 mL selanjutnya disentrifugasi
dengan ketinggian 1-10 cm pada kecepatan 3000 rpm
(Harborne, 1987). selama 10 menit, setelah
d. Uji polifenol dan tanin disentrifugasi dipipet sebanyak 1
Sampel ditambahkan mL lapisan bagian atas kedalam
dengan 2 tetes pereaksi besi tabung dicukupkan dengan
(III) klorida 1%. Sampel positif etanol p.a hingga tanda batas,
tanin dan polifenol akan didiamkan lagi selama 30 menit.
menunjukkan perubahan warna reaksi, kemudian ditambahkan 1
hijau kehitaman atau biru tua mL akuades dan 0,5 mL FeCl3
(Harborne, 1987). 0,1 %. Serapan diukur dengan
spektrofotometer UV-Vis yang
telah diatur panjang
D.Uji Aktivitas Antioksidan gelombangnya dari 400-800 nm
dengan Metode FRAP (Pratama, Muflihunna, &
a. Penentuan panjang gelombang Octaviani, 2018).
maksimal 1) Pembuatan larutan kuersetin
Pengukuran Panjang sebagai pembanding
gelombang dilakukan dengan a) Pembuatan baku standar
cara pengukuran absorbansi kuersetin
larutan standar pada Larutan standar
konsentrasi 50 ppm. Dari kuersetin 100 μg/mL
larutan tersebut kemudian dibuat dengan cara
diambil sebanyak 1 mL dapar melarutkan 50 mg
fosfat 0,2 M pH 6,6 dan 1 mL kuersetin ke dalam 25 mL

Putri, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 7(2);2021 : 207-222


212

metanol p.a. kemudian sehingga diperoleh


dibuat pada konsentrasi 50 konsentrasi 10000 ppm.
ppm, 75 ppm, 100 ppm, Kemudian diambil masing-
125 ppm, dan 150 ppm. masing 150 μl, 225 μl, 300 μl,
b) Penentuan kurva baku 375 μl dan 450 μl dari larutan
larutan standar kuersetin stok ke dalam labu ukur 5
Larutan baku ml hingga diperoleh
kuersetin pada konsentrasi konsentrasi 50 ppm, 75 ppm;
50 ppm, 75 ppm, 100 ppm, 100 ppm; 125 ppm; 150 ppm,
125 ppm, dan 150 ppm, ditambahkan masing-masing
masing-masing dipipet 2 1 ml dapar fosfat 0,2 M (pH
mL yang ditambahkan 6,6) dan 1 ml K3Fe (CN)6 1%.
dengan AlCl3 10% Selanjutnya diinkubasi
sebanyak 0,1 mL, natrium selama 20 menit dengan suhu
asetat 1 M sebanyak 0,2 50°C. Setelah diinkubasi
mL dan aquades 2,9 mL. ditambahkan 1 ml larutan
kemudian diaduk dan TCA 10% lalu disentrifuge
dibiarkan selama 30 menit dengan kecepatan 3000 rpm
yang dilanjutkan dengan selama 10 menit. Setelah
pengukuran absorbansi disentrifuge dipipet 2 ml
menggunakan alat lapisan bagian atas kedalam
spektrofotometer uv-vis labu ukur, dan ditambahkan
pada panjang gelombang 2 ml air suling dan 0,4 ml
425 nm (Hanani, 2016). FeCl3 0,1%. Larutan
2) Pengukuran serapan sampel didiamkan selama 10 menit
Sebanyak 40 mg sampel dan diukur serapan
ditimbang dengan saksama maksimumnya dengan
dan dilarutkan dalam 5 ml spektrofotometri dengan
etanol p.a pada labu ukur 5 absorbansi 720 nm.
ml hingga mencapai batas

Putri, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 7(2);2021 : 207-222


213

Aktivitas antioksidan disuspensikan dengan Na.CMC


dari sampel ditentukan 1% sebanyak 15 ml, untuk 250
berdasarkan persen inhibisi, mg dibuat dengan menimbang
yang dihitung dengan cara ekstrak daun maja sebanyak
berikut: 14,55 mg kemudian
disuspensikan dengan Na.CMC
% Inhibisi = 1% sebanyak 15 ml, dan untuk
E. Pengujian Aktivitas 350 mg dibuat dengan
Antihiperurisemia menimbang ekstrak daun maja
a. Pembuatan larutan pembanding sebanyak 20,4 mg kemudian
allopurinol disuspensikan dengan Na.CMC
Ditimbang serbuk 1% sebanyak 15 ml.
allopurinol sebanyak 1,04 mg, d. Pengukuran kadar asam urat
digerus, dan disuspensikan Hewan uji berupa mencit
dengan Na-CMC 1 % hingga jantan sebanyak 20 ekor dengan
homogen, kemudian dicukupkan berat berkisar antara 20-30
hingga 10 mL. gram dibagi menjadi lima
b. Pembuatan jus hati ayam kelompok dan terdiri dari empat
Ditimbang 200 gram hati hewan uji untuk tiap-tiap
ayam kemudian dibersihkan dan kelompok. Semua kelompok
dihaluskan kemudian diberikan hewan uji kemudian diinduksi
kepada hewan uji secara oral dengan jus hati ayam selama 6
sebanyak 2 mL/KgBB selama 6 hari agar diperoleh kondisi
hari (Fitrya, 2014). hiperurisemia. Setelah mencit
c. Pembuatan suspensi ekstrak mengalami hiperurisemia, hari
etanol daun maja ke 13, 14, dan 15 semua mencit
Suspensi ekstrak daun diberi perlakuan sesuai
maja 150 mg dibuat dengan kelompok. Adapun pembagian
menimbang ekstrak daun maja kelompok pada hewan uji terdiri
sebanyak 8,7 mg kemudian dari satu kelompok kontrol

Putri, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 7(2);2021 : 207-222


214

negatif diberikan suspensi CMC pengukuran ini menggunakan


1%, satu kelompok kontrol reagen Uric Acid FS TBHBA
positif diberikan suspensi (2,4,6-tribromo-3-asam hidroksi
allopurinol, dan tiga kelompok benzoate) dari Diasys 6 mg/dl.
pemberian ekstrak etanol daun Hydrogen peroksida yang
maja dengan masing-masing dihasilkan dalam reaksi tersebut
dosis 150 mg/kg BB, 250 mg/kg menjadi quinonimene yang
BB, dan 350 mg/kg BB). berwarna biru yang dapat
e. Pengambilan darah mencit memberikan serapan pada
Darah masing-masing panjang gelombang 546 nm
mencit diambil sebelum dengan alat spektrofometer uv-
perlakuan hiperurisemia yaitu vis.
pada hari ke-8 setelah
aklimatisasi, setelah perlakuan HASIL DAN PEMBAHASAN
hiperurisemia yaitu pada hari Pada penelitian ini, daun maja
ke-13 dan hari ke-15 setelah (Aegle mormales L.) diekstraksi
pemberian sediaan ekstrak secara maserasi hingga menghasilkan
etanol daun maja. Pengambilan ekstrak etanol yang dilanjutkan
darah mencit diambil melalui dengan skrining metabolit sekunder.
vena orbitalis sebanyak kurang Hasil pengujian skrining fitokimia
lebih 1 ml dengan menggunakan menunjukkan adanya senyawa
kapiler mikrohematokrit, dan metabolit sekunder berupa alkaloid,
pada hari ketiga pemberian flavonoid, tannin, saponin dan fenol
larutan uji pengambilan darah dan tidak terdapat triterpenoid
mencit diambil melalui jantung. seperti terlihat pada tabel 1.
Metode pengukuran kadar asam
Tabel 1. Kandungan Metabolit
urat dalam darah menggunakan
Sekunder ekstrak etanol daun maja
Photometrics THBA. Sampel
Uji metabolit Keterangan
pengukuran ini ialah serum dan
sekunder
plasma (heparin, EDTA).

Putri, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 7(2);2021 : 207-222


215

Uji alkaloid sehingga dapat menetralisir efek


1. Reagen mayer (-) toksik dari radikal bebas (Pietta,
2. Reagen wagner ( + ) 2000). Senyawa ini juga memiliki
Uji Saponin (+) potensi tinggi dalam penghambatan
Uji Flavonoid (+) enzim xantin oksidase. Pengurangan
Uji Tanin (+) aktivitas enzim xantin oksidase dapat
Uji fenol (+) menurunkan produksi asam urat
Uji triterpenoid (-) berlebih dan dapat mencegah
Keterangan: (-) : Tidak mengandung terjadinya stress oksidatif (Özyürek,

senyawa uji Bektaşoğlu, Güçlü, & Apak, 2009).


(+) : Mengandung Pengukuran kadar asam urat

senyawa uji pada hewan uji dilakukan dengan


menggunakan metode
Menurut Nigam & Nambiar, spektrofotometri yang dilakukan
(2015) menyatakan bahwa pada dengan tiga kali pengukuran yaitu
tanaman maja (Aegle marmelos L.) pengukuran kadar asam urat sebelum
Coss) memiliki kandungan senyawa induksi atau kadar asam urat awal,
flavonoid (0,89 %), tannin (15,26%), setelah induksi jus hati ayam dan
saponin (2,62%) serta kandungan setelah perlakuan pada masing-
alkaloid (1,08%) yang tinggi. masing kelompok hewan uji. Hasil
Senyawa flavonoid diketahui pengukuran kadar asam urat pada
memiliki aktivitas antioksidan dengan hewan coba mencit terdapat pada
cara mendonorkan ion hydrogen tabel 2 berikut.

Tabel 2. Rata-rata kadar asam urat (mg/dL) pada mencit sebelum dan setelah
induksi jus hati ayam

Kadar asam urat darah mencit (mg/dL)


Sebelum Setelah diinduksi jus
No. Kelompok Perlakuan diinduksi jus hati ayam (mg/dL)
hati ayam (Hari ke-6)
(mg/dL)
(Hari ke-0)
1. NaCMC 0.5515 1.8325

Putri, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 7(2);2021 : 207-222


216

2. Allopurinol 0.6068 1.9612


3. EEDM 150 mg 0.5702 1.9551
4. EEDM 250 mg 0.6005 1.8632
5. EEDM 350 mg 0.6620 1.8631
Berdasarkan analisis statistik,
Pemberian jus hati ayam
hasil uji normalitas dan homogenitas
diberikan selama 6 hari, Dengan
dari data kadar asam urat serum
waktu pengambilan darah pada hari
darah mencit pada hari ke 13 setelah
ke 6 yang mana diperlihatkan
diberi perlakuan menunjukkan data
terjadinya kenaikan kadar seperti
terdistribusi normal dan homogen
terlihat pada tabel 2. Ekstrak etanol
(p>0,05). Kemudian dilakukan uji
daun maja (Aegle marmelos L.) Coss)
One way Anova dan menunjukkan
dengan dosis 150 mg/kgBB, 250
nilai p<0,05 yang artinya terdapat
mg/kgBB dan 350 mg/kgBB
perbedaan penurunan kadar asam
ditetapkan kadar penurunan asam
urat pada mencit antar kelompok
uratnya dengan menggunakan
perlakuan. Hasil uji lanjut (Post Hoc
metode enzimatik dengan reagen
LSD) antara kelompok ekstrak etanol
Uric Acid FS TBHBA (2,4,6-
daun maja dosis 150 mg/Kg BB, 250
tribromo-3-asam hidroksi benzoate)
mg/Kg BB, 350 mg/Kg BB dan
dari Diasys 6 mg/dl. Prinsip dari
kontrol positif (allopurinol) terhadap
penetapan kadar asam urat dengan
kontrol negatif (NA-CMC 1%), kontrol
metode ini adalah reaksi oksidasi
positif terhadap berbagai dosis
asam urat oleh enzim urikase menjadi
ekstrak etanol daun maja, dan antar
allantoin, karbon dioksida (CO2), dan
kelompok ekstrak etanol daun maja
hydrogen peroksida (H2O2).
menunjukkan kadar asam urat serum
Hydrogen peroksida yang dihasilkan
darah mencit berbeda signifikan
dalam reaksi tersebut menjadi
(p<0,05) seperti terdapat pada tabel
quinonimene yang berwarna biru
3. Kemampuan ekstrak etanol daun
yang dapat memberikan serapan pada
maja (Aegle marmelos L.) dalam
panjang gelombang 546 nm (Sutrisna,
manurunkan kadar asam urat dalam
2010).
serum darah mencit pada kelompok

Putri, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 7(2);2021 : 207-222


217

pemberian ekstrak dosis 150 kadar asam urat pada mencit antar
mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 350 kelompok ekstrak etanol daun maja
mg/kgBB menunjukkan hasil dan mendekati persentase penurunan
penurunan kadar asam urat masing- kontrol positif (allopurinol) yaitu
masing dosis yaitu sebesar 22,56 %, sebesar 69,89% sebagaimana
31,18 %, dan 44,08 %. Dosis 350 ditunjukkan pada tabel 3 dan gambar
mg/kgBB merupakan dosis yang 1.
paling besar dalam menurunkan
Tabel 3. Data penurunan kadar asam urat (mg/dL) pada mencit setelah
perlakuan

Rata-rata (X ± SD) dan persentase penurunan (%)


kadar asam urat (mg/dL) pada mencit setelah diberi
perlakuan sesuai kelompok masing-masing (n=4)
Sebelum Setelah Setelah diberi
Kelompok diinduksi diinduksi jus perlakuan Persentase
No.
perlakuan jus hati hati ayam (mg/dL) penurunan
ayam (mg/dL) (X ± SD) (%)
(mg/dL) (X ± SD)
1. NaCMC 1% 0.5515 1.8325 ± 1.8042 ± 0,04* 1.63%
0,03
2. Allopurinol 0.6068 1.9612 ± 0.5902 ± 69.89%
0,02 0,05*
3. EEDM 150 mg/ 0.5702 1.9551 ± 0,01 1.5152 ± 0,02* 22.56%
KgBB
4. EEDM 250 0.6005 1.8632 ± 1.2810 ± 0,11* 31.18%
mg/KgBB 0,07
5. EEDM 350 0.6620 1.8631 ± 1.0405 ± 0,04* 44.08%
mg/KgBB 0,06

Keterangan :
Kontrol negative : Kelompok perlakuan yang diberikan suspense Na CMC 1 %
Kontrol Positif : Kelompok Perlakuan yang diberikan allopurinol 100 mg/KgBB
EEDM 150 mg : ekstrak daun maja 150 mg/KgBB
EEDM 250 mg : ekstrak daun maja 250 mg/KgBB
EEDM 350 mg : ekstrak daun maja 350 mg/KgBB
* : berbeda signifikan ( p < 0,05 )

Putri, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 7(2);2021 : 207-222


218

Gambar 1. Grafik persentase penurunan kadar asam urat pada mencit


Keterangan :
KAU SPE : kadar asam urat setelah perlakuan
KAU SI : Kadar asam urat setelah induksi
KAU Awal : Kadar asam urat awal
% penurunan : persentase penurunan kadar asam urat mencit
Penurunan kadar asam urat senyawa xhantin sehingga
disebabkan karena adanya memberikan mekanisme kompetisi
penghambatan enzim xhantin antara substrat dengan inhibitor
oxidase yang bertindak sebagai dalam mengikat sisi aktif enzim (P. S.
katalis untuk asam urat dengan Sari, Sitorus, & Gunawan, 2018).
memproduksi radikal bebas dalam Penggunaan metode FRAP
bentuk anion superoksida dan (Ferric Reducing Antioxidant Power)
hidrogen peroksida, yang juga pada uji aktivitas antioksidan ekstrak
berkontribusi terhadap stres oksidatif etanol daun maja (Aegle marmelos
kandungan senyawa metabolit L.) merupakan salah satu metode
sekunder yang memiliki aktivitas pengujian aktivitas antioksidan
untuk menurunkan kadar asam urat dengan cara mereduksi Fe (III)-TPTZ
(Cos et al., 1998). Kemampuan menjadi Fe (II)-TPTZ sehingga terjadi
penurunan kadar asam urat ini perubahan warna dari kuning ke biru.
karena aktivitas senyawa metabolit Adapun hasil pengukurannya dapat
sekunder seperti flavonoid yang dilihat pada tabel 4.
memiliki kesamaan struktur dengan

Putri, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 7(2);2021 : 207-222


219

Tabel 4 . Hasil pengukuran absorbansi dan nilai aktivitas antioksidan ekstrak


daun maja (Aegle Marmelos L.)
Aktivitas
Konsentrasi Absorbansi (720
antioksidan
(ppm) nm)
(mgQE/g ekstrak)
50 0.425 9,5104
75 0.405 9,5142
100 0.384 9,5184
125 0.366 9,5218
150 0.345 9,5260
Rata-rata 9,518

Hasil regresi dari konsentrasi (x) antioksidan dimasukkan nilai


dengan nilai absorbansi (y) larutan absorbansi sampel kedalam
pembanding kuersetin diperoleh persamaan tersebut. Nilai FRAP
persamaan yaitu y = 0,103x + 49,404 dinyatakan dalam mg ekuivalen
dengan nilai R2 = 0,9987 dan untuk kuersetin/g ekstrak (QE).
menghitung nilai aktivitas

Gambar 2. Persamaan regresi linear pembanding kuersetin

Hasil pengukuran absorbansi setiap gram ekstrak setara dengan


dan nilai aktivitas antioksidan ekstrak 9,518 mg kuersetin. Metode
etanol daun maja (Aegle marmelos pengujian aktivitas antioksidan FRAP
L.) tercantum pada tabel 4 pada prinsipnya merupakan metode
memberikan nilai rata-rata dari yang dapat bekerja dengan baik
sampel ekstrak etanol daun maja tergantung pada kemampuan zat
(Aegle marmelos L.) sebesar 9,518 antioksidan untuk mereduksi Fe (III)
mgQE/g ekstrak, yang artinya dalam serta Pengaruh pH yang asam pada

Putri, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 7(2);2021 : 207-222


220

metode ini juga dapat menurunkan mg/KgBB memiliki perbedaan yang


kemampuan reduksi dari senyawa signifikan (ρ<0,05) dengan kedua
antioksidan (Maesaroh, Kurnia, & Al kelompok dosis ekstrak dengan
Anshori, 2018). persentase penurunan kadar asam
urat paling tinggi yaitu sebesar
KESIMPULAN 44,08%.
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan maka dapat UCAPAN TERIMA KASIH
disimpulkan bahwa ekstrak etanol Ucapan terimakasih kepada Tim
daun Maja (Aegle marmelos L.) peneliti dosen Universitas Mandala
memiliki aktivitas antioksidan Waluya kendari, beserta staf dan
Ekstrak etanol daun Maja (Aegle laboran Laboratorium Fakultas Sains
marmelos L.) dengan nilai sebesar Dan Teknologi Universitas Mandala
9,518 mgQE/g ekstrak. Aktivitas Waluya serta semua pihak yang telah
antihiperurisemia ekstrak daun Maja membantu terselesainya penelitian
(Aegle marmelos L.) pada dosis 350 ini.

DAFTAR PUSTAKA and Superoxide Scavengers.


Journal of Natural Products,
Benzie, I. F. F., & Strain, J. J. (1996). 61(1), 71–76.
The Ferric Reducing Ability of Fauzi, M. N., Santoso, J., & Riyanta,
Plasma (FRAP) as A Measure of A. B. (2021). Uji Kualitatif dan
“Antioxidant Power”: The FRAP Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Assay. Analytical Biochemistry, Etanolik Buah Maja (Aegle
239(1), 70–76. Marmelos (L.) Correa) dengan
Bhar, K., Mondal, S., & Suresh, P. Metode DPPH. Jurnal Riset
(2019). An Eye-Catching Review Farmasi.
of Aegle marmelos L.(golden Fitrya, F. (2014). Efek Hipourisemia
apple). Pharmacognosy Journal, Ekstrak Etanol Akar Tumbuhan
11(2). Tunjuk Langit
Cos, P., Ying, L., Calomme, M., Hu, J. (Helminthostachys zaylanica
P., Cimanga, K., Van Poel, B., & Linn Hook) terhadap Mencit
Berghe, D. V. (1998). Structure Jantan Galur Swiss. Majalah
Activity Relationship and Obat Tradisional, (Vol 19, No 1
Classification of Flavonoids as (2014)), 14–18. Retrieved from
Inhibitors of Xanthine Oxidase https://journal.ugm.ac.id/TradM

Putri, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 7(2);2021 : 207-222


221

edJ/article/view/8085 DPPH, FRAP dan FIC terhadap


George, C., & Minter, D. A. (2020). Asam Askorbat, Asam Galat dan
Hyperuricemia. In StatPearls Kuersetin. Chimica et Natura
[Internet]. StatPearls Publishing. Acta, 6(2), 93–100.
Halvorsen, B. L., Holte, K., Myhrstad, Nigam, V., & Nambiar, V. S. (2015).
M. C. W., Barikmo, I., Hvattum, Therapeutic Potential of Aegle
E., Remberg, S. F., & Andersen, marmelos (L.) Correa leaves as
L. F. (2002). A Systematic an Antioxidant and Anti-diabetic
Screening of Total Antioxidants Agent: A review. International
in Dietary Plants. The Journal of Journal of Pharma Sciences and
Nutrition, 132(3), 461–471. Research, 6(3), 611–621.
Hamid, A. A., Aiyelaagbe, O. O., Nurhasanah, H. (2014). Uji
Usman, L. A., Ameen, O. M., & Bioaktivitas Ekstrak Daun Maja
Lawal, A. (2010). Antioxidants: (Crescentia cujete Linn) sebagai
Its Medicinal and Anti Rayap. Jurnal Kimia
Pharmacological Applications. Khatulistiwa, 3(3), 43–48.
African Journal of Pure and Özyürek, M., Bektaşoğlu, B., Güçlü,
Applied Chemistry, 4(8), 142– K., & Apak, R. (2009).
151. Measurement of Xanthine
Hanani, E. (2016). Analisis Fitokimia. Oxidase Inhibition Activity of
Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Phenolics and Flavonoids with A
Harborne, J. B. (1987). Metode Modified Cupric Reducing
Fitokimia: Penuntun Cara Antioxidant Capacity (CUPRAC)
Modern Menganalisis Method. Analytica Chimica Acta,
Tumbuhan. Bandung: ITB. 636(1), 42–50.
Jones, W. P., & Kinghorn, A. D. Pietta, P. G. (2000). Flavonoids as
(2006). Extraction of Plant Antioxidants. Journal of Natural
Secondary Metabolites. In Products, 63(7), 1035–1042.
Natural products isolation (pp. https://doi.org/10.1021/np9904
323–351). Springer. 509
Juwita, R., Saleh, C., & Sitorus, S. Pratama, M., Muflihunna, A., &
(2017). Uji Aktivitas Octaviani, N. (2018). Analisis
Antihiperurisemia dari Daun Aktivitas Antioksidan Sediaan
Hijau Tanaman Pucuk merah Propolis yang Beredar di Kota
(Syzygium myrtifolium Walp.) Makassar dengan Metode FRAP
terhadap mencit jantan (Mus (Ferric Reducing Antioxidant
musculus). Jurnal Atomik, 2(1), Power). Jurnal Ilmiah As-Syifaa,
162–168. 10(1), 11–18.
Liochev, S. I. (2013). Reactive Oxygen Sari, M. P., & Susilowati, R. P. (2019).
Species and The Free Radical Efektivitas Ekstrak Daun Maja
Theory of Aging. Free Radical (Aegle marmelos (L) Corr)
Biology and Medicine, 60, 1–4. sebagai Larvasida Aedes aegypti.
Maesaroh, K., Kurnia, D., & Al Jurnal Kedokteran Yarsi, 27(1),
Anshori, J. (2018). Perbandingan 1–9.
Metode Uji Aktivitas Antioksidan Sari, P. S., Sitorus, S., & Gunawan, R.

Putri, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 7(2);2021 : 207-222


222

(2018). Inhibisi Xantin Oksidase


oleh Fraksi Etil Asetat dari Daun
Jarum Tujuh Bilah (Pereskia bleo
(Kunth) Dc) Sebagai
Antihiperurisemia. Jurnal
Atomik, 3(2), 116–121.
Sutrisna, E. M. (2010). Efek Infusa
Daging Buah Mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa (Sceff.)
Boerl.) terhadap Penurunan
Kadar Asam Urat Darah Mencit
Putih Jantan yang Diinduksi
dengan Potassium Oxonate.
Pharmacon: Jurnal Farmasi
Indonesia, 11(1), 19–24.

Putri, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 7(2);2021 : 207-222

Anda mungkin juga menyukai