Anda di halaman 1dari 157

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH INFUSA DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis


Linn) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT
DARAH PADA MENCIT ( Mus musculus Linn) JANTAN
HIPERURISEMIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :
Anggi Chikitta
NIM : 101434032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

PENGARUH INFUSA DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis


Linn) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT
DARAH PADA MENCIT ( Mus musculus Linn) JANTAN
HIPERURISEMIA

Oleh :
Anggi Chikitta
NIM : 101434032

Telah disetujui oleh

Dosen Pembimbing

Luisa Diana Handoyo S.Si., M.Si tanggal 6 Agustus 2014


NPP : P.2291

ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SKRIPSI

PENGARUH INFUSA DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis


Linn) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT
DARAH PADA MENCIT ( Mus musculus Linn) JANTAN
HIPERURISEMIA

Dipersiapkan dan ditulis oleh :


Anggi Chikitta
NIM : 101434032

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi


pada tanggal : 13 Agustus 2014
dan telah dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan


Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd ……………………
Sekretaris : Drs. Antonius Tri Priantoro, M. For. Sc ……………………
Anggota : Luisa Diana Handoyo, M.Si .................................
Anggota : Drs. Antonius Tri Priantoro, M. For. Sc ……………………
Anggota : Ika Yuli Listyarini, M.Pd ……………………

Yogyakarta, 13 Agustus 2014


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,

iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sian rohamuna ma ula hamu nasa

sibahenonmuna, songon na tu Tuan i, ndada tu

jolma! Ingot hamu ma Sian Tuhan i do

jaloonmuna siteanon i, balos ni i Tuhan Kristus i

ma oloi hamu!

(Kolosse 3 : 23-24)

Penuh syukur kupersembahkan karya kecil ini pada


Tuhan Yesus Kristus atas karuniaNya
Bapak dan Mama tersayang
atas cinta, doa, dan bimbingannya
Abang Niko Leo Patra Simatupang dan
Peter Andrian Simatupang atas
kepercayaan, semangat, dan kasihnya
serta Almamaterku Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 Agustus 2014

Penulis

Anggi Chikitta

v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK


KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta :
Nama : Anggi Chikitta
NIM : 101434032

Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :

“PENGARUH INFUSA DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis Linn)


TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA MENCIT
(Mus musculus Linn) JANTAN HIPERURISEMIA”.
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal : 13 Agustus 2014

Yang menyatakan,

Anggi Chikitta

vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan karunia-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Infusa Daun Tempuyung (Sonchus arvensis Linn) terhadap

Penurunan Kadar Asam Urat Darah pada Mencit (Mus musculus Linn) Jantan

Hiperurisemia” ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa


pihak yang membantu, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan
sebagaimana mestinya. Khususnya kepada:
1. Luisa Diana Handoyo S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing
2. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Biologi.
3. Mama dan Bapak tercinta beserta keluarga.
4. Teman seperjuangan dalam penelitian Tiva Dyah Novitasari yang selalu
mendukung dan memberikan motivasi.
5. Bapak Suwayah yang telah membantu dalam setiap proses penelitian di LPPT
UGM.
6. Teman-temanku terkasih Kakak Juni, Kakak Gail Manik, Abang Iwan
Nainggolan, Abang Hendra Sitinjak, Paskah Simbolon dan Reiner Rogate
Sinaga yang selalu memberi semangat, doa dan menemani dalam proses
penyusunan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabatku di kos kinasih (Tiva, Gebi, Esther, dan Teteh Ocha).
Kakak-kakakku tercinta.
8. Sahabat-sahabatku “THE GEMBEL” (Gebi, Neysa, Hugo, Daus, Ardy, Feri)
serta sahabatku Citra dan Uly yang telah memberikan semangat setiap proses
penelitian skripsi.
9. Sahabatku “Conscientia girls” Virda Mutiara dan Yanti Nainggololan yang
setia mendengar dan menemani setiap proses penyusunan skripsi.
10. Teman-temanku NHKBP Yogyakarta yang selalu mendukung dan mendoakan
setiap proses penyusunan skripsi.
11. Teman-teman Program Studi Pendidikan Biologi angkatan 2010 Universitas
Sanata Dharma.

vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik, saran yang dapat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Yogyakarta, 13 Agustus 2014

Anggi Chikitta

viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Anggi Chikitta.2014.Pengaruh Infusa Daun Tempuyung (Sonchus arvensis


Linn) terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah pada Mencit (Mus
musculus Linn) Jantan Hiperurisemia
Gout merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar asam urat
yang tinggi dalam darah akibat gangguan metabolisme zat nitrogen purin.
Tempuyung adalah salah satu tanaman yang sudah secara tradisional dikenal
sebagai tanaman obat yang biasa digunakan oleh masyarakat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian infusa daun tempuyung (S.
arvensis) dapat menurunkan kadar asam urat serta dosis berapa yang efektif untuk
menurunkan kadar asam urat dalam darah mencit (Mus musculus L.) jantan
hiperurisemia.
Penelitian termasuk jenis penelitian eksperimental acak lengkap pola
searah. Subjek uji adalah mencit jantan, jenis DDY, umur 2,5 bulan, sebanyak 25
ekor mencit dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok I terinduksi pakan tinggi purin
dan diberi aquadest (kontrol negatif), kelompok II terinduksi pakan tinggi purin
dan diberi obat allopurinol 2 mg/kgBB (kontrol positif), dan kelompok III-V
terinduksi pakan tinggi purin dan diberikan infusa daun tempuyung dengan dosis
812,60 mg/kgBB, 1425,31 mg/kgBB dan 2500 mg/kgBB (kelompok perlakuan)
yang diberikan secara peroral. Sampel darah diambil sebelum perlakuan
hiperurisemia yaitu pada hari ke-8, setelah perlakuan hiperurisemia yaitu pada
hari ke-22 dan 7 hari setelah pemberian perlakuan yaitu pada hari ke-29 melalui
vena orbitalis. Pengukuran kadar asam urat dilakukan dengan metode
Photometrics THBA dengan reagent asam urat DyaSis 6mg/dl menggunakan
spektrofotometri vitalab mikro pada panjang gelombang 540 nm. Data kadar asam
urat yang diperoleh diuji statistika dengan Analysis of Variance (Anava) dengan
derajat kepercayaan 95% (p<0.05) dan dilanjutkan uji Kruskal-Wallis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa infusa daun tempuyung berkhasiat
sebagai antihiperurisemia. Dosis infusa daun tempuyung dosis I 812,60 mg/kgBB
dapat menurunkan kadar asam urat sebesar 2,22 mg/dl, dosis II 1425,31 mg/kgBB
menurunkan kadar asam urat sebesar 1,14 mg/dl dan dosis III 2500 mg/kgBB
menurunkan kadar asam urat sebesar 1,80 mg/dl. Belum ditemukannya dosis yang
efektif untuk menurunkan kadar asam urat dikarenakan kurangnya variasi dosis.

Kata kunci : Mencit (Mus musculus Linn), Tempuyung (Sonchus arvensis Linn),
Hiperurisemia, dan Gout

ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Anggi Chikitta.2014.THE EFFECT OF TEMPUYUNG (Sonchus arvensis


Linn) LEAF INFUSION TO DECREASE URIC ACID LEVEL IN THE
BLOOD OF HYPERURICEMIA MALE MICE (Mus musculus Linn)

Gout is a metabolic disease characterized by high levels of uric acid in the


blood due to metabolic disorders of purine nitrogen substances. Tempuyung is
one of plants that has been traditionally known as a medicinal plant. The purpose
of this study is to determine whether the administration of infusion of leaves
tempuyung (S. arvensis) can lower uric acid levels and the effective dose to
decrease uric acid levels in the blood of hyperuricemia male mice (Mus musculus
L.)

The type of the study is a complete randomized experimental study


unidirectional pattern. Test subject is male mice, DDY type, age 2.5 months, a
total of 25 mice were divided into 5 groups. Group I induced high feed purines
and given distilled water (negative control), group II induced high feed purine
and given allopurinol drug 2 mg / kgBW (positive control), and group III-V
induced high feed purines and tempuyung leaf infusion is given at a dose of 812 ,
60 mg / kgBW, 1425.31 mg / kg and 2500 mg / kgBW (treatment group) were
given orally. Blood samples were taken before treatment of hyperuricemia is on
8th day, after treatment of hyperuricemia is on 22nd day and 7 days after treatment
on 29th day through the orbital vein. Measurement of uric acid levels is conducted
using Photometrics THBA with uric acid reagent DyaSis 6mg / dl using micro
vitalab spectrophotometry at a wavelength of 540 nm. Data uric acid levels
obtained is tested statistically by Analysis of Variance (Anova) with 95%
confidence level (p <0.05), and Kruskal-Wallis test followed.

The research results show that the infusion of tempuyung leaf efficacious
as antihiperurisemia. The first infusion dose of Tempuyung leaf I 812.60 mg /
kgBW lowering uric acid levels by 2.22 mg / dl, the second dose 1425.31 mg /
kgBW lowering uric acid levels by 1.14 mg / dl and the third dose of 2500 mg /
kgBW lowering uric acid levels by 1.80 mg / dl. From the three doses which
effective in lowering uric acid levels is the first dose of 812.60 mg / kg. Has not
found an effective dose of the infusion of leaves tempuyung in lowering uric acid
levels.

Keywords: Mice (Mus musculus Linn), Tempuyung (Sonchus arvensis Linn),


Hyperuricemia, and Gout

x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ........................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
ABSTRACT ......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan ................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 3
C. Batasan Masalah ........................................................................ 3
D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
1. Bagi Peneliti ........................................................................ 4
2. Bagi Guru ........................................................................... 4
3. Bagi Siswa ........................................................................... 4
4. Bagi Masyarakat ................................................................. 4

BAB II DASAR TEORI


A. Tanaman Tempuyung (Sonchus arvensis Linn ) ..................... 5
1. Morfologi tumbuhan tempuyung (Sonchus arvensis L) .......... 5
2. Sistematika ....................................................................................... 6
3. Kandungan ....................................................................................... 7
B. Infusa ...................................................................................................... 9
C. Asam Urat ............................................................................................ 10
1. Sumber asam urat ............................................................................ 12
2. Mekanisme pembentukan asam urat ............................................ 13
D. Gout dan Hiperurisemia .................................................................... 17
E. Allopurinol ........................................................................................... 18
F. Penelitian yang relevan ....................................................................... 21
G. Kerangka berpikir ............................................................................... 22
H. Hipotesis .............................................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 24
B. Variabel Penelitian .................................................................... 24
C. Desain Penelitian ............................................................................... 24
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................ 25
E. Rancangan Penelitian ................................................................ 26
F. Alat dan Bahan .......................................................................... 25
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Alat ...................................................................................... 28
2. Bahan ................................................................................... 29
G. Cara Kerja .................................................................................. 31
1. Pengumpulan bahan ............................................................. 31
2. Identifikasi tanaman tempuyung ......................................... 31
3. Pemberian pakan mencit ...................................................... 31
4. Pembuatan larutan kontrol positif allopurinol ..................... 31
5. Pembuatan infusa daun tempuyung 10%............................. 32
6. Penetapan dosis infusa daun tempuyung ............................. 32
7. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ........................... 34
8. Pengambilan darah mencit................................................... 35
9. Pengukuran kadar asam urat darah mencit .......................... 35
H. Analisis Data ............................................................................. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 40


A. Hasil dan Pembahasan ............................................................... 40
1. Determinasi tanaman temuyung .......................................... 41
2. Berat badan mencit (Mus musculus) ................................... 41
3. Kadar asam urat ................................................................... 43
1) Peningkatan kadar asam urat darah hewan uji............... 43
2) Pengaruh pemberian infusa daun tempuyung ................ 46
B. Implementasi Hasil Penelitian dalam Proses Pembelajaran ...... 56

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 58


A. Kesimpulan ................................................................................ 58
B. Saran ......................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 59

xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1.Morfologi Tumbuhan Tempuyung (Sonchus arvensis L .) ....... 6


Gambar II.2. Sintesis purin ............................................................................ 15
Gambar II. 3.Pemecahan purin........................................................................ 17
Gambar II.4 Diagram alir kerangka berpikir ........................................................ 20
Gambar III.1.Reaksi umum pengukuran kadar asam urat dalam pembentukan
Warna ........................................................................................ 36
Gambar IV.1. Diagram perbandingan antara kadar asam urat mencit normal
dan hiperurisemia sebelum perlakuan ...................................... 44
Gambar IV.2. Diagram perbandingan kadar asam urat serum darah mencit
hiperurisemia dan setelah perlakuan ........................................ 47

xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel III.1. Denah percobaan ................................................................................... 25


Tabel III.2. Pengelompokan hewan uji farmakologi ......................................... 28
Tabel III.3. Volume sempel, standart, blanko, dan reagen untuk pengukuran
asam urat darah ............................................................................ 36
Tabel IV.1. Berat badan mencit awal ................................................................ 41
Tabel IV.2. Berat badan mencit pra-perlakuan hiperurisemia .......................... 41
Tabel IV.3. Kadar asam urat dalam darah mencit normal dan hiperurisemia
sebelum perlakuan ................................................................................. 43
Tabel IV.4 Kadar asam urat serum darah mencit hiperurisemia dan
setelah perlakuan ............................................................................ 46
Tabel IV.5. Hasil uji t kadar asam urat pada mencit .......................................... 48
`

xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Melakukan Penelitian ............................................................ 62


Lampiran 2. Surat ijin peminjaman alat-alat laboratorium ...................................... 63
Lampiran 3. Surat Ijin Melakukan Identifikasi Tanaman ........................................ 64
Lampiran 4.Surat Identifikasi Tumbuhan Tempuyung ............................................ 65
Lampiran 5. Surat keterangan telah melakukan penelitian ..................................... 66
Lampiran 6. Hasil uji darah mencit sebelum perlakuan hiperurisemia .................. 67
Lampiran 6. Hasil uji darah mencit setelah perlakuan hiperurisemia .................... 68
Lampiran 6. Hasil uji darah mencit setelah perlakuan ............................................. 69
Lampiran 7. Metode pengujian kadar asam urat dalam darah................................. 70
Lampiran 8. Uji t Kadar asam urat dalam darah mencit normal
dan hiperurisemia (Kontrol Negatif) ................................................... 71
Lampiran 8. Uji t Kadar asam urat dalam darah mencit normal
dan hiperurisemia (Kontrol Positif) .................................................... 72
Lampiran 8. Uji t Kadar asam urat dalam darah mencit normal
dan hiperurisemia (Dosis I) .................................................................. 73
Lampiran 8. Uji t Kadar asam urat dalam darah mencit normal
dan hiperurisemia (Dosis II) ................................................................. 74
Lampiran 8. Uji t Kadar asam urat dalam darah mencit normal
dan hiperurisemia (Dosis III) ............................................................... 75
Lampiran 9. Uji T Perlakuan Hiperurisemia dan Setelah Perlakuan
pada Kontrol Negatif .............................................................................. 76
Lampiran 9. Uji T Perlakuan Hiperurisemia dan Setelah Perlakuan
pada Kontrol Positif ............................................................................... 77
Lampiran 9. Uji T Perlakuan Hiperurisemia dan Setelah Perlakuan
pada Dosis I .............................................................................................. 78
Lampiran 9. Uji T Perlakuan Hiperurisemia dan Setelah Perlakuan
pada Dosis II ............................................................................................ 79
Lampiran 9. Uji T Perlakuan Hiperurisemia dan Setelah Perlakuan
pada Dosis III ........................................................................................... 80
Lampiran 10. Uji Normalitas Hiperurisemia ............................................................. 81
Lampiran 10. Uji Normalitas Setelah Perlakuan ....................................................... 82
Lampiran 10. Uji Normalitas Selisih Hiperurisemia dan Setelah Perlakuan ........ 83
Lampiran 11. Uji Homogenitas Hiperurisemia ......................................................... 84
Lampiran 12. Uji Anava Setelah Perlakuan............................................................... 85
Lampiran 13.Uji Kadar Asam Urat ............................................................................. 86
Lampiran 14. Uji Anova Selisih antara hiperurisemia dengan setelah perlakuan .87
Lampiran 15. Silabus .................................................................................................... 88
Lampiran 16. RPP ......................................................................................................... 92
Lampiran 17. Dokumentasi kegiatan penelitian .......................................................140

xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gout atau penyakit asam urat telah merajalela di kalangan masyarakat.

Gout merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar asam urat

yang tinggi dalam darah akibat gangguan metabolisme zat nitrogen purin.

Ketidakseimbangan antara sintesis asam urat dan ekskresi melalui ginjal dapat

menimbulkan gangguan asam urat. Peningkatan kadar asam urat dalam darah

dikarenakan tingginya sintesis asam urat atau eksreksinya yang menurun atau

kombinasi keduanya. Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah melebihi

batas normal menyebabkan penumpukan asam urat di dalam persendian dan

organ tubuh lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit,

nyeri, dan meradang.

Gout jarang ditemukan pada wanita, sekitar 95% penderitanya adalah pria.

Kejadian gout sekitar 3 – 4 per 1.000 orang, cenderung dialami oleh orang

dengan tingkat sosial ekonomi kelas atas, peminum alkohol, menyerang pria

pasca pubertas, dan wanita pasca menopause karena estrogen meningkatkan

ekskresi asam urat melalui ginjal. Gout berhubungan erat dengan gangguan

metabolisme purin yang menimbulkan peningkatan kadar asam urat darah

(hiperurisemia), yaitu jika kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl.

Kadar normal pada pria 8 mg% dan pada wanita 7,5 mg% (Junaidi, 2006).

Berdasarkan jurnal penelitian Best Practice & Research Clinical

Rheumatology pada thn 2010, terdapat 4683 orang dewasa menunjukan bahwa

1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

gout dan hiperurisemia di Indonesia adalah pada pria adalah masing-masing

1,7 dan 24,3%. Dimana rasio perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 34

: 1 untuk gout ; 2 : 1 untuk huperurisemia.

Dahulu penyakit ini dikenal sebagai penyakit orang – orang elit.

Banyaknya serangan asam urat pada kaum elit berbanding lurus dengan pola

makan mereka yang umumnya berlebihan, terutama pada jenis makanan yang

mengandung banyak protein, alkohol, dan kopi. Padahal, jenis makanan dan

minuman ini merupakan jenis makanan dan minuman pencetus asam urat

tinggi.

Seperti diketahui bahwa di Indonesia terdapat bermacam – macam

tanaman obat tradisional. Banyak masyarakat yang kembali untuk memilih

pengobatan dengan menggunakan obat tradisional dari beberapa jenis

penyakit, karena disamping harganya yang relatif murah, obat tradisional juga

mudah untuk didapat. Tempuyung adalah salah satu tanaman yang sudah

secara tradisional dikenal sebagai tanaman obat. Tanaman tempuyung

berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya ialah

penyakit asam urat atau hiperurisemia. Tanaman tempuyung yang dijadikan

sebagai obat asam urat masih jarang diketahui dan masih diragukan

kemampuannya, sehingga menimbulkan masalah dalam pemakaiannya.

Selama ini, belum adanya penelitian. Hal ini mendorong peneliti untuk

membuktikan kebenarannya dengan melakukan penelitian tentang tanaman

tempuyung yang dapat mengatasi penyakit asam urat agar mendapatkan bukti

ilmiah, sehingga serangkaian penelitian daun tempuyung ini perlu dilakukan.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

B. Rumusan Masalah

1. Apakah infusa daun tempuyung dapat menurunkan kadar asam urat dalam

darah mencit jantan hiperurisemia ?

2. Berapakah dosis yang paling efektif dalam menurunkan kadar asam urat

dalam darah mencit jantan hiperurisemia ?

C. Batas Masalah

Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas maka dibatasi dengan

permasalahan sebagai berikut :

1. Infusa Daun

Infusa yang digunakan dalam penelitian ini adalah tempuyung yang

digunakan pada bagian daun yang berombak memeluk batang

2. Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini ialah mencit (Mus musculus

L.) jantan galur DDY yang berusia 2,5 bulan

3. Kadar Asam Urat

Penurunan kadar asam urat yang diukur dalam penelitian ini adalah kadar

asam urat dalam darah mencit jantan

D. Tujuan

Sesuai dengan perumusan masalah dan batasan masalah yang telah

dikemukakan, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah

pemberian infusa daun tempuyung (S. arvensis) dapat menurunkan kadar asam

urat serta dosis berapa yang efektif untuk menurunkan kadar asam urat dalam

darah mencit (Mus musculus L.) jantan hiperurisemia.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data ilmiah dan menjawab

permasalahan yang ada melalui data data penelitian.

2. Bagi guru

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran khususnya

dijadikan materi sumbangan dalam pembuatan LKS pada pembelajaran

Biologi di SMA.

3. Bagi siswa

Melalui kegiatan pratikum siswa dapat langsung mempratekkan penelitian

yang telah dirancang oleh guru sehingga siswa dapat lebih mudah memahami

materi karena telah mengalami secara langsung.

4. Bagi masyarakat

Langkah awal untuk memberikan informasi dan bukti ilmiah kepada

masyarakat tentang penggunaan daun tempuyung sebagai obat asam urat.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Tempuyung (Sonchus arvensis Linn)

1. Morfologi Tumbuhan Tempuyung (Sonchus arvensis Linn)

Tempuyung adalah tanaman herba menahun, tegak, mengandung getah,

sering dengan akar tunggang kuat, tinggi 0.6-2m. batang bulat, berongga,

gundul, rapuh. Daun gundul, sering keunguan, bergigi tidak teratur, sedikit

banyak berlekuk menyirip dalam, yang rendah dalam roset, duduk, dengan

pangkal memeluk batang, menyempit, lanset atau bentuk solet, 15-50 kali 3-

12 cm, yang lebih atas lebih kecil, dengan pangkal bentuk jantung-bentuk

panah, dan memeluk batang. Bongkol dalam jumlah yang tidak banyak

berkumpul dalam karangan bunga bentuk malai rata, bertangkai, garis tengah

2,5-6 cm, tangkai dengan kelenjar bertangkai, garis tengah 2,5-6 cm, tangkai

dengan kelenjar bertangkai. Daun pembalut banyak, penuh kelenjar

bertangkai, tidak sama. Bunga banyak, kuning cerah. Buah keras bentuk

memanjang, pipih, berusuk, cokelat kekuningan, panjang ± 4mm. rambut buah

putih terang. Dari Eurasia, tumbuhan-tumbuhan rumputan dari lading yang

cerah matahari, tebing teras dan sepanjang saluran air, 50-1650 m (Steenis,

2008).

5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

A B

(Efrizal, 2009)

(Rini, 2010)

Gambar II.1. Morfologi Tumbuhan Tempuyung (Sonchus arvensis L.)

A. Daun B. Batang C. Habitus tempuyung

2. Sistematika

Kedudukan tanaman tempuyung dalam sistematika tumbuhan adalah

sebagai berikut :

Difisi : Spermatophyta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

Subdifisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Asterales

Suku/Family : Compositae

Marga : Sonchus

Spesies : Sonchus arvensis Linn

Nama umum : Tempuyung

(Sumber : Sutanto, 2013)

3. Kandungan

Kandungan kimia yang terdapat dalam daun tempuyung berupa ion-ion

mineral, seperti silika, alfalaktuserol, beta-laktuserol, manitol, kalium,

magnesium, natrium, dan senyawa organik, seperti flavonoid (kaempferol,

lutcolin-7-O-gukosida, dan apigenin-7-o-glukosida), kumarin, taraksasterol,

inositol, serta asam fenolat (sinamat, kumarat, dan vanilat). Kandungan

flavonoid total dalam daun tempuyung sekitar 0,1044%. Sementara itu,

kandungan senyawa flavonoid total dalam akar sekitar 0,5%. Flavonoid

terbesar yang terkandung dalam akar adalah apigenin-7-O-glukosida (Ningsih,

2013).

Selain berguna sebagai antiradang, senyawa flavonoid dalam daun

tempuyung menunjukkan aktivitas yang bermacam-macam, di antaranya

mempunyai aktivitas sebagai diuretik, antivirus, antihistamin, antihipertensi,

dan bakteriostatik. Selain itu, flavonoid ini juga mempunyai aktivitas

menurunkan kadar asam urat melalui penghambatan enzim xantin oksidase.

Hal ini mirip dengan cara kerja obat allopurinol, kelompok obat urikosurik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

yang bekerja untuk mengurangi pembentukan asam urat dalam tubuh

(Sutanto, 2013) .

Menurut Paul Cos dan kawan-kawan dari Department of Pharmaceutical

Sciences, University of Antwerp, Belgia, dalam Dr. Chairul (1999) beberapa

senyawa flavonoida bersifat antioksidan yang dapat menghambat kerja enzim

xantin oksidase dan reaksi superoksida, sehingga pembentukan asam urat jadi

terhambat atau berkurang. Dalam proses pengobatan atau pencegahan

kelebihan asam urat yang digunakan pada tanaman tempuyung, pemeran

utamanya adalah senyawa-senyawa glikosida flavonoid dan flavonoid bebas

yang terdapat di dalam tumbuhan tempuyung. Flavonoid dapat menghambat

kerja enzim xantin oksidase sehingga asam urat tidak terbentuk di dalam tubuh

dan senyawa flavonoid akan berikatan dengan kalsium dari batu ginjal

membentuk senyawa komplek khelat (dari kata Yunani ”chele” yang berarti

cakar, hal ini dikarenakan dalam membentuk senyawa kompleks, ligand

tersebut mencekram atom logam dengan sangat kuat, senyawanya disebut

kompleks khelat) yang mudah larut.

Selain mengandung senyawa flavonoid tumbuhan tempuyung juga kaya

akan kandungan ion-ion natrium dan kalium yang berfungsi menjaga

keseimbangan elektrolit pada ginjal. Ion-ion tersebut juga akan berikatan

dengan asam urat membentuk senyawa garam yang mudah larut dalam air,

sehingga asam urat yang telah mengkristal di dalam darah dan ginjal akan

terlarut menimbulkan efek diuretik (melancarkan urine) pada penderita

(Chairul, 1999).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

Kalium pada daun tempuyung dapat menguraikan endapan CaC2O4

penyebab penyakit batu ginjal. Hal ini disebabkan kalium akan menyingkirkan

kalsium dan bergabung dengan senyawa kalsium oksalat. Reaksi kimia

sebagai berikut :

2K+ + CaC2O4  K2C2O4 + Ca2+


(endapan CaC2O4/batu oksalat) larut larut

Daya melarutkan kalium terhadap endapan kalsium oksalat disebabkan

oleh letak kalium di dalam deret Volta sebelum letak kalsium, sehingga

kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa

karbonat, oksalat, atau urat dan senyawa kalsium menjadi larut (Intisari,

1999).

B. Infusa

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi

simplasia (bahan alami yang digunakan sebagai obat) nabati dengan air pada

suhu 90 0C selama 15 menit. Pembuatan infusa merupakan cara yang paling

sederhana untuk membuat sediaan herbal dari bahan lunak. Dapat diminum

panas atau dingin. Sediaan herbal yang mengandung minyak atsiri akan

berkurang khasiatnya apabila tidak menggunakan penutup pada pembuatan

infusa.

Cara pembuatan infusa yang baik ialah mencampur simplisia dengan

derajat yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas

tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90oC sambil sekali-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

kali diaduk-aduk. Saring selagi panas melalui kain flannel, tambahkan air

panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa yang

dikehendaki. Infusa simplisia yang mengandung minyak atsiri disaring setelah

dingin. Infusa simplisia yang mengandung lendir tidak boleh diperas. Infusa

simplisia yang mengandung glikosida antarkinon, ditambahkan larutan

natrium karbonat P 10% dari bobot simplisia. Kecuali dinyatakan lain. Infusa

yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras, dibuat dengan menggunakan

10% simplisia (Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2010).

Menggunakan herbal segar yang telah bersih untuk pengobatan begitu juga

untuk tanaman tempuyung. Jika bahannya besar atau tebal, sebaiknya potong-

potong tipis agar saat pembuatan infusa zat-zat yang terkandung didalamnya

mudah keluar dan meresap dalam air infusa. Pada saat merebus bahan,

gunakan wadah yang terbuat dari keramik, panci enamel, atau panci beling.

Jangan menggunakan wadah dari logam karena logam mengandung zat iron

trichloride dan potassium ferrycianide (Damayanti, 2013).

C. Asam Urat

Pada manusia, produk akhir dari metabolisme purin adalah asam urat.

Purin merupakan salah satu unsur protein yang menyusun material genetik.

Zat ini dihasilkan dari makanan yang kita konsumsi maupun dari perombakan

sel (Rodwell dalam Junaidi, 2006). Oleh karena itu, dalam keadaan biasa

(tanpa konsumsi purin) asam urat tetap diproduksi oleh tubuh. Diperkirakan

bahwa gangguan asam urat terjadi pada 840 dari setiap 100.000 orang, dan

mewakili sekitar 5% dari total penyakit radang sendi. Penyakit ini dapat

dikelompokkan menjadi bentuk gout primer yang umum terjadi (90% kasus).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, tapi diperkirakan akibat kelainan

proses metabolisme dalam tubuh, tapi yang pasti ada hubungannya dengan

obesitas, hipertensi, hiperlipidemia, dan diabetes mellitus. Umumnya dialami

oleh laki-laki lebih dari 30 tahun. Sedangkan gout sekunder (10% kasus)

dialami oleh wanita pada umumnya setelah menopause, hal ini disebabkan

karena gangguan hormon (Sustrani, dkk., 2007)

Nama medis untuk penyakit asam urat tergantung fase penyakitnya. Jika

kadar asam urat tinggi di dalam darah, tetapi belum pernah mempunyai

keluhan maka disebut hiperurisemia asimtomatis. Jika terjadi serangan akut

pada sendi maka disebut penyakit gout akut atau penyakit pirai akut. Jika

sesudah serangan akut kemudian untuk sementara tidak ada keluhan lagi maka

disebut penyakit gout interkritikal atau penyakit pirai interkritikal. Jika

penyakit gout interkritikal atau penyakit pirai interkritikal menjadi kronis

maka disebut penyakit gout kronis atau penyakit pirai kronis. Jika penyakit

gout kronis atau penyakit pirai kronis menyebabkan timbulnya batu pada

saluran kencing atau ginjal maka disebut penyakit batu urat. Jika asam urat

penyakit batu urat merusak ginjal secara langsung maka disebut penyakit

nefropati urat. Benjolan-benjolan yang mengandung kristal natrium urat

berwarna putih seperti kapur biasanya timbul di sekitar sendi pada gout kronis.

Benjolan-benjolan ini disebut tofus (Kartia, 2009).

Asam urat merupakan hasil pemecahan dari xanthine dan hypoxanthine

dengan katalis xantine-oksidase. Penyakit pirai (gout), atau arteritis gout

adalah penyakit yang disebabkan oleh tumpukan asam/kristal urat pada

jaringan, terutama pada jaringan sendi. Gout berhubungan erat dengan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

gangguan metabolisme purin yang menimbulkan peningkatan kadar asam urat

darah (hiperurisemia), yaitu jika kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5

mg/dl. Penderita gout menghasilkan asam urat secara berlebih sehingga yang

tersimpan dalam tubuh meningkat menjadi 3 sampai 15 kali dari keadaan

normal (Junaidi, 2006).

Kadar asam urat yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan

penimbunan kristal asam urat. Apabila penimbunan kristal itu terbentuk pada

cairan sendi, terjadilah penyakit pirai. Jika penimbunan itu terjadi pada ginjal,

akan muncul penyakit batu asam urat pada ginjal. Untuk mengurangi

pembentukan asam urat, konsumsi makanan tinggi purin harus dibatasi atau

bahkan dikurangi. Pola diet ini juga sekaligus bermanfaat untuk memelihara

berat badan tetap ideal (Handita, 2004).

1. Sumber asam urat

Asam urat dalam tubuh berasal dari berbagai macam keadaan :

a. Asam urat endogen sebagai hasil metabolisme nukleoprotein jaringan.

Seperti kita ketahui, nukleoprotein terdiri dari protein asam nukleat, dan

asam nukleat merupakan kumpulan nukleotida yang terdiri dari basa purin

dan pirimidin, karbohidrat, serta fosfat.

b. Asam urat eksogen yang berasal dari makanan yang mengandung

nukleoprotein

c. Hasil sintesis tubuh langsung yang menghasilkan sejumlah besar asam urat

karena adanya kelainan enzim yang sifatnya diturunkan, atau karena suatu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

penyakit tertentu karena penghancuran ginjal untuk membuang asam urat

(Junaidi, 2006).

Hati ayam tergolong makanan yang mengandung kadar purin tinggi (150-

1000 mg purin/100g bahan makanan) (Anonim, 2013). Asupan makanan

berkadar purin tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat. Hiperurisemia

dapat menyebabkan timbulnya penyakit gout yaitu penyakit yang

menimbulkan peradangan dan rasa nyeri pada sendi terutama sendi-sendi jari

tengah dan kaki. Rasa sakit dan nyeri pada gout diakibatkan adanya kristal

garam urat dalam sendi. (Lumentn, 2003).

2. Mekanisme pembentukan dan pemecahan asam urat

a. Sintesis purin

Basa purin disintesis pada bagian ribose. Dalam tahap ini 5’-Fosforibosil-

1’-pirofosfat (PRPP, 5’-Phosphoribosil-1’-pyrophosphate) adalah substrat

yang diaktivasi dalam sintesis purin dan sintesis pirimidin. PRPP terbentuk

dari adenosine triposfat (ATP) dan ribose dan enzim penyusunnya adalah

PRPP sintetase. PRPP menyediakan bagian ribose, bereaksi dengan glutamine

membentuk fosforibosilamin, yang dikatalisis oleh amidofosforibosil

transferase. Tahap pertama dalam biosintesis purin ini memproduksi N9 dari

cincin purin, enzim dihambat oleh adenosine monofosfat (AMP) dan guanosin

monofosfat (GMP). Satu molekul glisin ditambahkan pada precursor purin

yang sedang berlangsung. Kemudian C8 diberikan oleh formil tetrahidrofolat,

N3 diberikan oleh glutamine, C6 diberikan oleh CO2, N1 diberikan oleh

aspartat, akhirnya C2 diberikan oleh formil tetrahidrofolat. Inosin monofosfat


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

(IMP) yang mengandung basa hipoxantin dihasilkan. IMP dapat diubah dalam

hati menjadi basa bebas, hipoxantin atau nukleosida oleh defosforilasi.

Hipoxantin atau inosin berjalan ke berbagai jaringan dimana ia diubah ke

nukleotida. IMP adalah precursor terhadap AMP dan GMP. Pada

pembentukan GMP, IMP diubah pertama ke xantosin monofosfat oleh enzim

IMP dehidrogenase dan akhirnya ke GMP oleh kerja dari GMP sintase. Pada

pembentukan AMP, IMP diubah pertama – tama menjadi adenilsuksinat oleh

enzim adenilosuksinat sintetase yang akhirnya menjadi AMP melalui kerja

adenilosuksinase. Dengan hambatan umpan balik, setiap produk mengatur

sintesisnya sendiri dari titik cabang IMP dan juga menghambat tahap awal

dalam jalur. AMP dan GMP dapat mengalami fosforilasi sampai tingkat

trifosfat. ATP dan guanosin trifosfat (GTP) dapat digunakan untuk proses –

proses yang memerlukan energi atau untuk sintesis RNA. Reduksi dari bagian

ribose menjadi deoksiribosa terjadi pada tahap difosfat dan dikatalisis oleh

ribonukleotida reduktase, yang memerlukan protein tioredoksin. Setelah

difosfat mengalami fosforilasi, deoksiadenosin trifosfat (dATP) dan

deoksiguanosin trifosfat (dGTP) dapat digunakan untuk sintesis DNA. Basa

purin dapat dihemat melalui reaksi dengan PRPP membentuk nukleotida.

Enzim penghemat purin adalah hipoxantin-guanin fosforibosil transferase

(HGPRT) dan adenine fosforibosil transferase (APRT) (Swanson, Todd A, et

all, 2012).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

Gambar II.2. Sintesis Purin (diambil dari Swanson, T.A, et all, 2012)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

b. Pemecahan purin

Pembentukan asam urat dimulai dengan metabolisme dari DNA dan RNA

menjadi Adenosine dan Guanosin. Proses ini berlangsung di dalam tubuh

secara terus menerus. Diproduksi dan digantikan pada sel tubuh, terutama

dalam darah. Adenosine mula-mula diubah menjadi inosin oleh adenosine

deaminase. Adenosine yang terbentuk kemudian dimetabolisme menjadi

hipoksantin. Hipoksantin kemudian dimetabolisme menjadi xanthine.

Sedangkan Guanosin dimetabolisme menjadi xantin ( Kurniyati, 2013).

Kemudian xanthine dari hasil metabolisme hiposantin dan Guanosin

dimetabolisme dengan bantuan enzim xanthine oxidase menjadi asam urat.

Keberadaan enzim xanthine oxidase menjadi sangat penting dalam

metabolisme purin, karena mengubah hipoksantin menjadi xanthine, dan

kemudian xanthine menjadi asam urat.

Selain enzim xanthine oxidase, pada metabolisme purin terlibat juga enzim

Hypoxanthine - Guanine Phosphoribosyl Transferase yang biasa disebut

HGPRT. Enzim ini berperan dalam mengubah purin menjadi nukleotida purin

agar dapat digunakan kembali sebagai penyusun DNA dan RNA. Jika enzim

ini mengalami defisiensi, maka peran enzim menjadi berkurang. Akibatnya

purin dalam tubuh dapat meningkat. Purin yang tidak dimetabolisme oleh

enzim HGPRT akan dimetabolisme oleh enzim xanthine oxidase menjadi

asam arut. Pada akhirnya, kandungan asam urat dalam tubuh meningkat atau

tubuh dalam kondisi hiperurisemia. Pada intinya enzim xanthine oxidase

berfungsi membuang kelebihan purin dalam bentuk asam urat. Sekitar dua per
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

tiga asam urat yang sudah terbentuk di dalam tubuh secara alami akan

dikeluarkan bersama urin melalui ginjal ( Kurniyati, 2013).

Gambar II.3. Pembentukan asam urat (diambil dari Kurniyanti, 2013)

D. Gout dan Hiperurisemia

Gout adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan

penyakit yang berkaitan dengan hiperurisemia. Hiperurisemia dapat terjadi

karena peningkatan sintesis prekursor purin asam urat atau penurunan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

eliminasi/pengeluaran asam urat oleh ginjal, atau keduanya. Gout merupakan

diagnosis klinis sedangkan hiperurisemia adalah kondisi biokimia. Gout

ditandai dengan episode arthritis akut yang berulang, disebabkan oleh

timbunan monosodium urat pada persendian dan kartilago, dan pembentukan

batu asam urat pada ginjal (nefrolitiasis). Hiperurisemia yang berlangsung

dalam periode lama merupakan kondisi yang diperlukan tetapi tidak cukup

untuk menyebabkan terjadinya gout (Lyrawati, 2008).

Hiperurisemia didefinisikan sebagai kadar asam urat jenuh. Dari definisi

ini, kadar asam urat lebih dari 7,0 mg/dl termasuk tidak normal dan dapat

meningkatkan risiko terjadinya gout. Menurut Hawki dan Rahn (dalam

Alisata, 2003), dari hasil penelitian dalam suatu populasi menunjukkan bahwa

kadar asam urat dan konsekuensi terhadap risiko gout berkorelasi dengan

umur, kreatinin serum, nitrogen urea darah, jenis kelamin (pria), tekanan

darah, berat badan, dan asupan alkohol (Alisata, 2003).

E. Allopurinol

Obat hipourisemik pilihan untuk gout kronik adalah allopurinol. Selain

mengontrol gejala, obat ini juga melindungi fungsi ginjal. Allopurinol

menurunkan produksi asam urat dengan cara menghambat enzim xantin

oksidase. Allopurinol tidak aktif tetapi 60‐70% obat ini mengalami konversi di

hati menjadi metabolit aktif oksipurinol. Waktu paruh allopurinol berkisar

antara 2 jam dan oksipurinol 12‐30 jam pada pasien dengan fungsi ginjal

normal. Oksipurinol diekskresikan melalui ginjal bersama dengan allopurinol

dan ribosida allopurinol, metabolit utama ke dua.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

Pada pasien dengan fungsi ginjal normal dosis awal allopurinol tidak boleh

melebihi 300 mg/24 jam. Pada praktisnya, kebanyakan pasien mulai dengan

dosis 100 mg/hari dan dosis dititrasi sesuai kebutuhan. Dosis pemeliharaan

umumnya 100 - 600 mg/hari dan dosis 300 mg/hari menurunkan urat serum

menjadi normal pada 85% pasien. Respon terhadap allopurinol dapat dilihat

sebagai penurunan kadar urat dalam serum pada 2 hari setelah terapi dimulai

dan maksimum setelah 7‐10 hari. Kadar urat dalam serum harus dicek setelah

2‐3 minggu penggunaan allopurinol untuk meyakinkan turunnya kadar urat.

Allopurinol dapat memperpanjang durasi serangan akut atau mengakibatkan

serangan lain sehingga allopurinol hanya diberikan jika serangan akut telah

mereda terlebih dahulu. Resiko induksi serangan akut dapat dikurangi dengan

pemberian bersama NSAID atau kolkisin (1,5 mg/hari) untuk 3 bulan pertama

sebagai terapi kronik (Lyrawati, 2008).

Kebanyakan obat diubah di dalam hati, kadang-kadang dalam ginjal.

Kalau fungsi hati tidak baik maka obat yang biasanya diubah dalam hati tidak

mengalami perubahan atau hanya sebagian yang diubah. Hal tersebut

mnyebabkan efek obat berlangsung lebih lama dan obat menjadi tosik. Respon

obat terhadap dosis obat yang rendah biasanya meningkat sebanding langsung

dengan dosis. Namun dengan meningkatnya dosis peningkatan repon

menurun. Pada akhirnya tercapailah dosis yang tidak dapat meningkatkan

respon lagi (lamidi, 1995).

Menurut Malole dalam Puti (2013), efek farmakologi suatu obat dapat

dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain:

a. Pada penelitian ini rute pemberian obat diberikan secara oral. Rute

pemberian oral memberikan efek sistemik dan dilakukan melalui mulut


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

kemudian masuk saluran intestinal (lambung) dan penyerapan obat

melalui membran mukosa pada lambung dan usus. Pemberian peroral

akan memberikan onset paling lambat karena melalui saluran cerna dan

perlu proses metabolisme sehingga lambat diadsorbsi oleh tubuh. Selain

itu pemberian secara oral membutuhkan dosis yang paling besar diantara

rute pemberiannya karena melalui metabolisme di hati.

b. Bobot tubuh dan luas permukaan tubuh berpengaruh dalam hasil

percobaan. Bobot dan luas permukaan tubuh yang besar akan lebih

membutuhkan lebih banyak dosis dibandingkan dengan yang memiliki

bobot dan luas permukaan yang kecil untuk mendapatkan data kuantitatif

yang akurat pada efek farmakologis yang terjadi.

c. Status kesehatan dan nutrisi berpengaruh terhadap hasil percobaan karena

efek yang dihasilkan dalam dosis akan cepat diserap oleh tubuh dan

berlangsung cepat efek yang dihasilkan.

d. Usia hewan memiliki pengaruh yang nyata terhadap kerja obat. Hewan

yang berusia lebih muda tentu saja membutuhkan dosis yang lebih sedikit

dibanding yang lebih tua.

e. Tingkat resistensi dari hewan percobaan yang berbeda-beda. Hewan

percobaan yang lebih resisten tentu mengakibatkan onset dan durasi obat

menjadi lebih cepat dari pada seharusnya atau tidak timbul efek pada

hewan percobaan walaupun diberikan injeksi sesuai dosis yang telah

ditentukan

f. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil percobaan antara lain

pemeliharaan lingkungan fisiologik, suplai oksigen. Meningkatnya

kejadian penyakit infeksi pada hewan percobaan disebabkan karena


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

kondisi lingkungan yang jelek di mana hewan itu tinggal. Maka dengan

meningkatnya penyakit infeksi dan disertai dengan keadaan nutrisi yang

jelek pula akan berakibat resistensi tubuh menurun sehingga berpengaruh

terhadap hasil suatu percobaan. Jadi untuk menghasilkan hasil percobaan

yang baik faktor eksternal tersebut harus disesuaikan dengan karateristik

hewan percobaan agar hewan tersebut tidak stress. Karena kalau stress

akan menghambat percobaan.

F. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah:

1. Handoyo, Luisa Diana (2005) melakukan penelitian dengan judul Kadar Asam

Urat Darah Ayam Jantan Hiperurisemia dengan Pemberian Ekstrak Herba

Sidaguri (Sida rhombifolia L.) Per Oral. Penelitian ini bertujuan untuk

mempelajari pengaruh ekstrak herba sidaguri (S. rhombifolia) serta dosis

berapa yang efektif terhadap kadar asam urat darah ayam jantan hiperurikemia

serta untuk mendapatkan arahan menuju senyawa apakah yang diduga

berperan dalam menurunkan kadar asam urat tersebut. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terjadinya penurunan kadar asam urat darah ayam jantan

hiperurikemia dengan menggunakan ekstrak herba sidaguri (S. rhombifolia).

Senyawa yang dapat menurunkan kadar asam urat darah ayam jantan

hiperurisemai adalah flavonoid. Kandungan senyawa flavonoid tersebut

berada dalam daun sidaguri (Sida rhombifolia L.).

2. Alisata, Berta (2003) melakukan penelitian berjudul Pengaruh Infus Daging

Buah Makuto Dewo (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) terhadap Kadar


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

Asam Urat Serum Darah Ayam Jantan Hiperurisemia Terinduksi Pakan

Tinggi Purin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa daging makuto

dewo berkhasiat sebagai antihiperurisemia dengan persentase efek berturut-

turut 18,17; 38,94; 52,50; 55,80; dan 63,31% dan dosis efektif tengah

ditemukan sebesar 23,92 (14,96-40,79) g/kgBB. Mekanisme yang berperan

dalam penurunan kadar asam uarat serum darah ayam yang terinduksi pakan

tinggi purin diduga berkaitan dengan senyawa yang terkandung dalam buah

makuto dewo yaitu senyawa flavonoid.

G. Kerangka Berpikir

Asam urat (hiperurisemia) Infusa daun tempuyung 10%

Faktor penyebab penyakit gout, Flavonoid yang dapat


hiperurisemia, pirai, dan batu menghambat xantin oksidase
ginjal

Uji pengaruh infusa daun


tempuyung terhadap asam
urat (hiperurisemia)

Obat penurun asam urat


(hiperurisemia)

Gambar II. 4. Diagram alir kerangka berpikir


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

H. Hipotesis

Hipotesis yang dapat diungkapkan pada penelitian ini berdasarkan pada

tinjauan diatas adalah infusa daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) dapat

menurunkan kadar asam urat darah pada mencit (Mus musculus L.) jantan

hiperurisemia dengan dosis yang efektif ialah pada dosis 812,60 mg/kgB
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan model rancangan

penelitian eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis

penelitian kuantitatif yang sangat kuat mengukur sebab akibat yaitu

membandingkan efek variansi variabel bebas terhadap variabel tergantung

melalui manipulasi atau pengendalian variabel bebas tersebut (Taniredja dan

Mustafidah, 2011).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah infusa daun tempuyung. Dosis

infusa daun tempuyung adalah jumlah miligram infusa daun tempuyung

tiap kg berat badan subjek uji yang bersangkutan dengan 3 tingkatan dosis.

2. Variabel terikat

Kadar asam urat total pada mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY.

3. Variabel kontrol

Umur mencit (2,5 bulan), spesies mencit (spesies DDY), jenis kelamin

(jantan).

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) atau Completely Randomized Design (CRD). Rancangan Acak

24
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

Lengkap (RAL) digunakan untuk percobaan yang mempunyai media atau

tempat percobaan yang seragam atau homogen (Sastrosupadi, 2000).

Penerapan perlakuan terhadap unit percobaan dilakukan secara acak

terhadap seluruh unit percobaan. Ada tiga tingkatan dosis, yaitu dosis I 812,60

mg/kgBB, dosis II 1425,31 mg/kgBB dan dosis III 2500 mg/kgBB (A, B, dan

C) dan kontrol (D) yang akan diuji dengan masing-masing pengulangan

sebanyak lima kali. Unit percobaan 5 kandang, maka denah percobaan sebagai

berikut :

Tabel III.1. Denah Percobaan

E E E E E
(1) (2) (3) (4) (5)
D D D D D
(1) (2) (3) (4) (5)
C C C C C Unit Percobaan
(1) (2) (3) (4) (5)
B B B B B
(1) (2) (3) (4) (5) Nomer urut
A A A A A kandang
(1) (2) (3) (4) (5)

D. Waktu dan Tempat

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2014 – 3 April

2014

2. Tempat Penelitian

Pemeliharaan hewan uji selama masa pengujian dilakukan di LPPT

(Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu) Universitas Gajah Mada

Yogyakarta.

Pembuatan infusa daun tempuyung dilakukan di Laboratorium

Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26

pengukuran kadar asam urat dalam darah mencit dilakukan di

Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT Unit I) Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta.

E. Rancangan Penelitian

1. Penelitian ini menggunakan sampel mencit jantan galur DDY 25 ekor.

2. Tahap pertama yang akan dilakukan dalam pra-penelitian ini adalah

dilakukannya tahap aklimatisasi pada mencit selama 7 hari dengan

pemberian pakan standar dan air agar mencit jantan dapat membiasakan

diri terhadap lingkungan sekitar. Namun tahap aklimatisasi tidak

dilakukan dalam penelitian ini disebabkan mencit-mencit yang digunakan

dalam penelitian ini diperoleh dari tempat yang akan digunakan untuk

penelitian dengan demikian mencit-mencit sudah terbiasa dengan

lingkungan sekitarnya yaitu laboratorium yang akan digunakan.

3. Dikarenakan tidak dilakukannya tahap aklimatisasi, maka selanjutnya

akan dilakukan tahap hiperurisemia dimana mencit diberikan jus hati

ayam 100% sebanyak 2 ml/ kgBB dua kali sehari (pagi dan siang) yang

diberikan berturut-turut dari hari pertama sampai hari ke-21 agar mencit

memperoleh kondisi hiperurisemia. Hasil pengukuran kadar asam urat

pada hari ke-22 digunakan sebagai data kadar asam urat darah mencit

hiperurisemia.

4. Sempel dibagi menjadi 5 kelompok pra-perlakuan :

a. Kelompok A (kontrol Negatif)

Kontrol negatif seringkali dimaksudkan sebagai kelompok kontrol

tanpa perlakuan. Dari kelompok kontrol negatif dapat dihasilkan suatu


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27

baseline sehingga perubahan pada variabel terikat dapat terlihat pada

kelompok ini 5 ekor mencit jantan diberi aquadest

b. Kelompok B (kontrol Positif)

Kontrol Positif adalah kelompok perlakuan yang besar

kemungkinannya menghasilkan efek atau perubahan pada variabel

terikat. Kelompok kontrol positif bertujuan untuk membuktikan

bahwa eksperimen yang digunakan sudah tepat dan dapat

menghasilkan perubahan positif pada variabel terikat. Pada kelompok

ini, 5 ekor mencit jantan diberi allopurinol dengan dosis 1 mg/KgBB

c. Kelompok C

5 ekor mencit jantan diperlakukan dengan infusa daun tempuyung

konsentrasi 10% dengan dosis 812,60 mg/KgBB

d. Kelompok D

5 ekor mencit jantan diperlakukan dengan infusa daun tempuyung

konsentrasi 10% dengan dosis 1425,31 mg/KgBB

e. Kelompok E

5 ekor mencit jantan diperlakukan dengan infusa daun tempuyung

konsentrasi 10% dengan dosis 2500 mg/KgBB

5. Kemudian dilakukan penelitian dengan perlakuan seperti ditampilkan

pada tabel III.2. Selama perlakuan, allopurinol, aquadest dan infusa daun

tempuyung diberikan berturut-turut selama 7 hari, yaitu pada hari ke-22

sampai ke-28. Pada hari ke-8 setelah perlakuan atau hari ke-29 dilakukan

pengukuran kadar asam urat mencit.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28

Tabel III.2.
Pengelompokan hewan uji farmakologi
Kelompok Perlakuan Jumlah hewan

Mencit hiperurisemia +
A 5
aquadest (Kontrol negatif)

Mencit hiperurisemia +
B allopurinol 2 mg/kgBB 5
(Kontrol positif)

Mencit hiperurisemia + infusa


C daun tempuyung dosis 812,60 5
mg/kgBB/hari

Mencit hiperurisemia + infusa


D daun tempuyung dosis 5
1425,31 mg/kgBB/hari

Mencit hiperurisemia + infusa


E daun tempuyung dosis 2500 5
mg/kgBB/hari

F. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini anatara lain :

a. Kandang pemeliharaan hewan uji, dilengkapi dengan tempat pakan dan

minum.

b. Alat untuk menimbang mencit yaitu neraca analik.

c. Alat untuk membuat makanan tinggi asam urat seperti blender, saringan,

kain flannel, pengaduk dan gelas ukur.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29

d. Alat yang digunakan untuk membuat infusa terdiri dari panci infusa,

kompor listrik, saringan, timbangan, pisau, pengaduk, kain flannel, gelas

ukur, jarum suntik yang pada ujungnya tumpul.

e. Alat yang digunakan dalam pembuatan larutan allopurinol terdiri dari gelas

ukur, erlenmeyer, mortal, tabung Reaksi, dan timbangan.

f. Alat untuk pengambilan sempel darah yaitu Eppendorf dan

mikrohematokrit 1ml.

g. Alat yang digunakan dalam pengukuran kadar asam urat seperti pipet mikro

dengan merk merck, kuven, merk SCC 1ml, sentrifuga merk Heraeus

Sepatec dengan seri Biofuge 15 buatan Jerman, dan spektrofotometer merk

Hach seri DR/2000 buatan USA.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

a. Hewan uji

Dalam penelitian ini hewan yang digunakan adalah mencit (Mus musculus

L. ) jantan galur DDY, berumur 2,5 bulan sebanyak 25 ekor. Tikus diperoleh

dari LPPT Unit IV Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

b. Bahan tumbuhan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa daun tempuyung

(Sonchus arvensis L.) yang diperoleh dari kebun biologi Universitas Sanata

Dharma. Pembuatan infusa daun tempuyung dengan cara infusa di

Laboratorium Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30

c. Pakan

Pakan yang digunakan dalam penelitian secara umum adalah pakan (pelet)

standar yang bisa diberikan ke seluruh hewan percobaan.

d. Bahan peningkatan kadar asam urat darah

Untuk meningkatkan kadar asam urat darah (pembuatan hiperurik)

digunakan pemberian jus hati ayam 100%. Hati ayam mentah diperoleh dari

pasar Tajem Yogyakarta selama 21 hari

e. Bahan kimia

Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian yaitu aquadest, allopurinol,

kit pereaksi pengukur kadar asam urat darah produksi DiaSys Jerman, yang

terdiri dari :

a). Reagen I, terdiri dari :

Buffer phosphate pH 7,0 100 mmol/lt

TBHBA (asam 2,4,6 tribromo-3-hidroksibenzoat) 1mmol/lt

b). Reagen II, terdiri dari :

Buffer phosphate pH 7,0 100 mmol/lt

4 aminoantipyrin 0,3 mmol/lt

K4(Fe(CN)6) 10

µmol/lt

Peroksidase (POD) > 2 kU/lt

Urikase > 30 U/lt

c). Larutan asam urat standar yang mengandung asam urat 6 mg/lt (357

µmol/lt)

(Handoyo, 2005)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31

G. Cara Kerja

1. Pengumpulan bahan

Bahan tanaman yang digunakan berupa daun tempuyung yang diperoleh

dari kebun biologi Universitas Sanata Dharma. Daun tempuyung yang

digunakan adalah daun tempuyung yang berombak memeluk batang. Daun

dikumpulkan dan dicuci bersih dengan air mengalir.

2. Identifikasi tanaman tempuyung

Identifikasi tanaman tempuyung dilakukan di Laboratorium Sistematik

Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada untuk mencocokkan

keadaan tanaman yang akan diteliti dengan kunci identifikasi.

3. Pemberian pakan mencit

Untuk meningkatkan kadar asam urat dalam darah mencit maka diberikan

asupan pakan mencit dengan cara memberikan jus hati ayam mentah 100%

secara cekok selama 21 hari. Jumlah jus hati ayam mentah 100% diberikan

setiap hari sebanyak 2 mililiter per ekor mencit.

4. Pembuatan larutan kontrol positif allopurinol

Sepuluh tablet allopurinol diserbuk, ditimbang dan dirata – rata beratnya.

Tiap tablet beratnya 0,30333 g dengan kandungan allopurinol 0,1 g (sesuai

brosur). Untuk membuat larutan allopurinol dengan dosis 10 mg/kg/BB maka

ditimbang sebanyak 0,60666 g allopurinol dan dilarutkan dalam larutan CMC

Na 100 ml. volume pemberian pada hewan uji ini adalah 5 ml/kg/BB

(Handoyo, 2005).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32

5. Pembuatan infusa daun tempuyung 10%

Konsentrasi infusa yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10%. Daun

tempuyung yang telah diambil secara acak dilakukan dengan menimbang 10 g

serbuk daun lalu dimasukkan dalam panci infus dan dicampurkan dengan

aquadest 120 ml kemudian dipanaskan sampai suhu 900C. Sekali-sekali

diaduk setelah mencapai suhu 900C selama 15 menit (diusahakan suhu infus

tetap 900C). Setelah 15 menit infusa diangkat dari pemanas kemudian

disaring. Penyaringan infusa menggunakan kain flanel putih sampai diperoleh

volume keseluruhan 100 ml.

6. Penetapan dosis infusa daun tempuyung

Penentuan dosis menggunakan infusa daun tempuyung 10% dan volume

maksimum pemberian peroral pada mencit adalah 2 ml. Pemakaian sehari-hari

di masyarakat digunakan 6,25 gram daun tempuyung (Manganti, 2011). Dosis

tersebut digunakan untuk manusia. Apabila akan diperlakukan untuk Mencit

(Mus musculus L.) jantan, dosis tersebut dikonversikan untuk digunakan pada

mencit. Perhitungan dosis untuk mencit sebagai berikut:

Dosis ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

D (g/gBB) x BB (g)=(mL) x C (g/mL)

Konversi berat daun tempuyung dari dosis unutk manusia ke dosis

untuk mencit adalah sebagai berikut :

 dosis masyarakat : 6,25 gram

 konversi :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33

= 0,8125

gr/kgBB

 Volume maksimal : 2 ml

(Volume ini adalah volume maksimal


untuk penggunaan peroral pada mencit).
 Dosis maksimal

Perhitungan dosis maksimal menggunakan rumus sebagai berikut:

D (g/gBB) x BB (g)=V(mL) x C (g/ml)

Keterangan:
D = dosis V = volume
BB = berat badan mencit C = konsentrasi

 Faktor ketetapan =√ √ =1,754

Setelah mengetahui dosis maksimal dan faktor kelipatan, maka dicari

rentang dosis bawahnya. Sehingga didapat tiga peringkat dosis yang

digunakan. Berikut penentuan dosis yang dilakukan dalam penelitian ini :

Dosis I = 1425,32 mg/kgBB : 1,754 = 812,60 mg/kgBB

Dosis II = 2500 mg/kgBB : 1,754 = 1425,31 mg/kgBB

Dosis III = 2500 mg/kgBB


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34

7. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji

Mencit dibagi menjadi 5 kelompok, pada setiap masing-masing kelompok

diberikan secara cekok sebanyak 1 mg/kgBB/hari infusa daun tempuyung.

Untuk pada setiap masing – masing kelompok diberikan perlakuan sebagai

berikut :

 Kelompok I diberikan aquadest sebagai kontrol negatif,

 kelompok II diberikan allopurinol 1 mg/kgBB sebagai kontrol positif,

 kelompok III diberikan infusa daun tempuyung 10% dengan dosis

812,60 mg/kgBB/hari,

 kelompok IV diberikan infusa daun tempuyung 10% dengan dosis

1425,31 mg/kgBB/hari, dan

 kelompok V diberikan infusa daun tempuyung 10% dengan dosis 2500

mg/kgBB/hari.

Kadar asam urat dalam darah mencit diukur setelah 7 hari pemberian

infusa. Contoh perhitungan volume infusa daun tempuyung 10% yang

diberikan

1. Misal berat badan mencit 27 gram

2. Dosis infusa 10%

3. Konsentrasi infusa 10%

4. volume yang diberikan



PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35

8. Pengambilan darah mencit

Darah masing-masing tikus diambil sebelum perlakuan hipererukemia

yaitu pada hari ke-8, setelah perlakuan hipererukemia yaitu pada hari ke-22

dan 7 hari setelah pemberian infusa daun tempuyung atau pada hari ke-29.

Darah diambil melalui vena orbitalis sebanyak 2 ml dengan menggunakan

kapiler mikrohematokrit.

Pengambilan darah tikus dilakukan melalui mata. Langkah langkah yang

dilakukan sebagai berikut:

a. mencit dipegang dan dijepit bagian tengkuk dengan jari tangan.

b. mencit dikondisikan senyaman mungkin, kemudian Mikrohematokrit

digoreskan pada medial canthus mata di bawah bola mata ke arah

foramen opticus.

c. Mikrohematokrit diputar sampai melukai plexus, jika diputar 5 kali maka

harus dikembalikan 5 kali.

d. Darah ditampung pada eppendorf, kemudian diletakkan miring 45º dan

dibiarkan mengendap pada suhu kamar, selanjutnya dilakukan

sentrifugasi untuk mendapatkan serum yang dimaksud.

9. Pengukuran kadar asam urat dalam darah mencit (Mus musculus L.)

Metode pengukuran kadar asam urat dalam darah menggunakan

Photometrics THBA. Sempel pengukuran ini ialah serum dan plasma (heparin,

EDTA). Pengukuran ini didasarkan pada perubahan intensitas warna yang

dihasilkan dari Reaksi asam urat dengan reagen Uric acid FS TBHBA (2,4,6-

tribromo-3-asam hidroksi benzoate) dari Diasys 6 mg/dl. Prinsip dari


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36

penetapan kadar asam urat dengan metode ini adalah Reaksi oksidasi asam

urat oleh enzim urikase menjadi allantoin, karbon dioksida (CO2), dan

hydrogen peroksida (H2O2). Hydrogen peroksida yang dihasilkan dalam

Reaksi tersebut menjadi quinonimene yang berwarna biru yang dapat

memberikan serapan pada panjan gelombang 546 nm. Reaksi diatas dapat

ditulis sebagai berikut.


urikase
Asam urat + H2O + O2 Allantoin + CO2 + H2O2

POD
2 H2O2 + 4-aminoantipyrin + 2 H2O2 Quinonimine + 3 H2
( Biru )
Gambar III.1. Reaksi umum pengukuran kadar asam urat dalam
pembentukan warna

Prosedur pengukuran

Panjang gelombang spektrofotometer : 540 nm

Diameter kuvet : 1 cm

Suhu : 20 – 25 oC / 37 oC

Pengukuran : dibandingkan

dengan blanko

Berikut prosedur yang dilakukan dalam pengukuran kadar asam

urat serum darah menggunakan reagen diatas.

Tabel III.3. Volume sempel, standart, blanko, dan reagen untuk


pengukuran kadar asam urat darah
Blanko Sampel atau
standart
Standar (6mg/dl, - 20 µl
5,17mmol/l)
Blank aguades 20 µl -
Reagen I 1000 µl 1000 µl
Blanko Sampel atau
standart
Campurkan, kemudian inkubasikan selama 30 menit, lalu tambahkan
Reagen 2 250 µl 250 µl
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37

Campurkan dan inkubasikan selama 10 menit pada 25 – 27 oC. Baca kadar


asam urat dengan spektrofotometer vitalab mikro pada panjang gelombang
540 nm. Mulai pembacaan dengan blangko dan standar.
Pembacaan dilakukan pada toleransi 60 menit.

Kadar asam urat darah yang diperoleh selanjutnya dibuat kurva

kadar asam urat dengan mengeplotkan nilai kadar asam urat lawan

waktu sampling darah. Dari kurva tersebut dihitung luas daerah di

bawah kurva dari jam ke-0 sampai jam ke-24 (LDDK0-24) dengan

metoda trapezoid.

Metode trapezoid :

x( )

Keterangan :

T = waktu (jam atau menit )


C = konsentrasi zat (mg/jam)
= luas daerah di bawah kurva dari jam ke-0 sampai ke-n

H. Analisis Data

Hasil analisis kimia masing-masing parameter untuk 5 kelompok

perlakuan diuji statistika dengan Analysis of Variance (Anova), dengan derajat

kepercayaan 95% (p < 0,05). Apabila data dengan skala pengukuran numerik

tetapi tidak memenuhi untuk uji parametik (misalnya distribusi data tidak

normal), maka dilakukan uji nonparametik yang merupakan alternatif dari uji

parametik. Alternatif uji one way anova adalah uji Kruskal-Wallis.

Fungsi uji Anova ialah untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan

bermakna atau tidak terhadap kadar asam urat mencit setelah perlakuan.

Fungsi uji T adalah untuk mengetahui apakah sudah signifikan penurunan

hiperurisemia setelah pemberian dosis daun tempuyung. Fungsi uji normalitas


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38

adalah untuk mengetahui faktor variabel berdistribusi normal atau tidak.

Fungsi uji homogenitas adalah untuk mengetahui variabel identik atau tidak

identik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan

Penelitian Pengaruh infusa daun tempuyung (Sonchus arvensis. L)

terhadap penurunan kadar asam urat darah mencit (Mus musculus L.)

hiperurisemia dilakukan dalam dua tahapan kerja, yaitu pra-perlakuan dan

perlakuan, dengan tiga kali pengambilan sempel uji. Tahap pra-perlakuan

dilakukan selama 21 hari dengan pemberian jus hati ayam mentah 100% sebanyak

2ml/kgBB sebanyak 2 kali dalam sehari (pagi dan sore).

Pemberian makan jus hati ayam diberikan secara oral. Pra perlakuan ini untuk

meningkatkan kadar asam urat darah mencit (kondisi hiperurisemia). Kondisi

hiperurisemia diketahui dari pengukuran kadar asam urat dalam serum darah

mencit (Mus musculus L.) Tahap perlakuan dengan pemberian infusa daun

tempuyung (Sonchus arvensis. L). Pada tahap terakhir ini dilakukan pengambilan

sempel darah yaitu pada hari ke 29.

Dalam penelitian ini digunakan mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY

umur 2,5 bulan berjenis kelamin jantan karena pada mencit putih betina terdapat

siklus hormonal yang dikenal dengan siklus eterus. Siklus etrus dikendalikan oleh

hormon estrogen dan progesteron yang dapat berpengaruh pada metabolisme

protein sehingga dapat menyebabkan penurunan kadar asam urat (Ganong, 1983).

Hormon ini membantu mengeluarkan asam urat darah melalui kencing. Mencit

jantan tidak memiliki hormon estrogen yang tinggi, sehingga asam urat sulit

39
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40

dikeluarkan melalui kencing dan resikonya adalah kadar asam urat bisa menjadi

tinggi (hiperurisemia).

Pengujian dilakukan terhadap hasil infusa daun tempuyung. Didasarkan pada

potensinya pada penurunan kadar asam urat dalam darah mencit. Dosis yang diuji

didasarkan pada pendekatan dosis yang sering digunakan oleh masyarakat sekitar.

Pada penelitian ini digunakan tiga tingkatan dosis dengan konsentrasi 10%, yaitu

dosis I sebanyak 812,60 mg/kgBB, dosis II sebanyak 1425,31 mg/kgBB, dan

dosis III sebanyak 2500 mg/kgBB. Pengambilan sampel darah mencit dilakukan

dalam 3 pengambilan sampel darah yaitu hari ke-0 (sebelum dilakukannya pra

perlakuan yaitu sebelum pemberian hiperurisemia), pada saat sebelum dilakukan

tahap perlakuan yaitu pada hari ke-22, dan setelah dilakukannya tahap perlakuan

(setelah pemberian dosis) pada hari ke-29. Penelitian ini menggunakan allopurinol

sebagai kontrol positif yang digunakan sebagai pertimbangan karena obat

allopurinol yang digunakan untuk penderita asam urat yang berperan sebagai

inhibitor xantin oksidase yang mempengaruhi perubahan hipoxantin dioksidasi

menjadi xantin oleh xantin oksidase, dan xantin dioksidasi berubah manjadi asam

urat oleh xantin oksidase.

Uji farmakologi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar

kebermaknaan efek yang ditimbulkan perlakuan infusa daun tempuyung terhadap

penurunan kadar asam urat dalam darah mencit. Dalam penelitian ini yang perlu

dicermati ialah variasi dosis dari infusa yang diberikan dan besarnya efek yang

ditimbulkan setelah perlakuan.

Pertama-tama dilakukan uji untuk mengetahui normalitas distribusi data yang

diperoleh, sehingga dapat dilanjutkan analisis selanjutnya. Analisis yang


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41

digunakan yaitu metode statistik deskriptif frequencies melalui analisi data varian

dengan uji kolmogorov-smirnov. Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat

diketahui bahwa hasil uji farmakologi dari perlakuan infusa daun tempuyung

berdistribusi normal dengan varians sama. Karena varians data sama meskipun

distribusinya normal, maka sebagai uji lanjutan untuk mengetahui signifikan dari

efek masing-masing perlakuan dilakukan uji ANOVA One Way.

1. Determinasi Tanaman Tempuyung

Tujuan dari determinasi tanaman tempuyung yang dilakukan pada penelitian

ini adalah untuk membuktikan bahwa tanaman tempuyung yang digunakan

sebagai bahan uji benar berasal dari tanaman tempuyung. Determinasi tanaman

dilakukan di Laboratorium Sistematik Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas

Gadjah Mada oleh Dr. Purnomo, M.S. Determinasi dilakukan dengan

mencocokkan ciri-ciri tanaman dengan menggunakan kunci dertiminasi yang ada.

Kunci dertiminasi tanaman Tempuyung sebagai berikut :

1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a (109. tanaman golongan 8)-

109b-120a-121a-122a (121. Famili Compositae)-11b-12b-23b (24. Sonchus)

Berdasarkan hasil identifikasi di atas dapat dipastikan bahwa daun yang

digunakan berasal dari tanaman Sonchus arvensis L. surat keterangan identifikasi

dapat dilihat pada lampiran 4.

2. Berat Badan Mencit (Mus Musculus L.)

Kalori merupakan unit energi yang terkandung dalam makanan dan energi

yang digunakan oleh badan untuk memelihara fungsi normal. Ketika kalori dari

masukan makanan sama dengan kalori yang digunakan badan, berat badan akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42

tetap. Tetapi ketika konsumsi kalori berlebih dibandingkan yang diperlukan

tubuh, maka tubuh akan menyimpan tambahan kalori tersebut sehingga

menyebabkan berat badan bertambah.

Berikut merupakan hasil pengukuran berat badan mencit awal dan setelah pra-

perlakuan pemberian hiperurisemia. Untuk berat mencit awal dapat dilihat pada

tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1.
Berat badan mencit awal
Kode Kandang Berat Mencit Rata-rata (gram)
(gram)
K(-) Mati 30.9 27.3 26.2 27.1 27.88
K(+) 28.3 33.4 32.3 Mati 29.7 30.93
D1 Mati 28.0 23.0 23.1 27.0 25.28
D2 26.1 28.5 23.7 28.5 26.6 26.68
D3 23.5 26.7 24.9 23.3 22.7 24.22

Tabel 4.2.
Berat badan mencit pra-perlakuan hiperurisemia
Kode Kandang Berat Mencit Rata-rata
(gram) (gram)
K(-) Mati 37.1 29.2 29.2 31.9 31.85
K(+) 31.1 32.7 28.3 Mati 33.6 31.43
D1 Mati 27.0 30.0 15.8 31.2 26
D2 29.9 29.8 27.9 29.9 24.9 28.48
D3 27.3 32.5 23.9 29.6 26.7 28

Dari pengukuran berat badan mencit dapat kita ketahui adanya kenaikan berat

badan mencit selama percobaan, yaitu pada saat awal dan setelah perlakuan

pemberian hiperurisemia (tabel 4.1 dan tabel 4.2). Dapat dilihat terjadi kenaikan

dari hasil penimbangan berat badan mencit. Penambahan berat badan mencit

tersebut dapat dikatakan normal karena mencit masih dalam masa pertumbuhan.

Berat badan mencit ditentukan oleh keseimbangan energi (dalam bentuk

makanan) yang masuk dengan energi yang keluar dari tubuh.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43

3. Kadar asam urat

1. Peningkatan kadar asam urat darah hewan uji

Kadar asam urat yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan penimbunan

kristal asam urat. Apabila penimbunan kristal itu terbentuk pada cairan sendi,

terjadilah penyakit pirai. Jika penimbunan itu terjadi pada ginjal, akan muncul

penyakit batu asam urat pada ginjal. Untuk mengurangi pembentukan asam urat,

konsumsi makanan tinggi purin harus dibatasi atau bahkan dikurangi. Karena itu

diet rendah purin harus dilakukan oleh para penderita pirai dan batu asam urat di

ginjal. Pola diet ini juga sekaligus bermanfaat untuk memelihara berat badan tetap

ideal (Handita, 2004).

Pada uji ini dilakukan keadaan hiperurisemia dibuat dengan cara memberikan

jus hati ayam mentah 100% sebanyak 2 ml/kgBB 2 kali sehari selama 21 hari

berturut – turut. Hasil yang teramati dapat dilihat pada tabel 4.3. Dari tabel

tersebut dapat dilihat bahwa dengan pemberian jus hati ayam mentah 100%

sebanyak 2 kali selama 21 hari dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat

dalam darah mencit. Hasil data ini menunjukan bahawa hewan uji Telah

mengalami hiperurisemia yang kemudian dipergunakan untuk dasar dalam

pengujian berikutnya.

Pada tabel 4.3 disajikan perbandingan antara kadar asam urat mencit (Mus

musculus L.) normal dan hiperurisemia sebelum perlakuan.

Tabel 4.3.
Kadar asam urat dalam darah mencit normal dan hiperurisemia sebelum
perlakuan
Kadar asam urat (mg/dL) ± SD
Kelompok
Normal Hiperurisemia
Kontrol Negatif 0.73 ± 0.51 2.17 ± 2.35
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44

Kadar asam urat (mg/dL) ± SD


Kelompok
Normal Hiperurisemia
Kontrol Positif 1.29 ± 0.77 2.17 ± 0.90
Dosis I 1.26 ± 0.89 2.52 ± 1.32
Dosis II 0.57 ± 0.18 1.56 ± 1.34
Dosis III 0.49 ± 0.09 2.04 ± 1.31

Pada tabel 4.3 tampak bahwa rata-rata kadar asam urat darah mencit dalam

pra perlakuan (kondisi hiperurisemia) menunjukan kadar asam urat lebih tinggi

dibandingkan dengan kadar asam urat dalam kondisi normal. Hal ini dapat dilihat

dalam pengujian T test (Lampiran 8). Dalam uji T tersebut didapat perbedaan

yang nyata antara kadar asam urat sebelum dan sesudah pemberian jus hati ayam

mentah yaitu Phitung>Ptabel N. Perbandingan kadar asam urat mencit (Mus musculus

L.) dalam darah mencit normal dan hiperurisemia dapat ditampilkan dalam bentuk

histogram sebagai berikut.

2.5

2
Kadar Asam Urat pada Mencit
1.5 Normal
Kadar Asam Urat pada Mencit
1
Hiperurikemia

0.5

0
Kontrol Kontrol Dosis I Dosis II Dosis III
Negatif Positif

Gambar 4.1 Diagram perbandingan antara kadar asam urat mencit (Mus musculus
L.) normal dan hiperurisemia (mg/dL) sebelum perlakuan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45

Dari gambar 4.1 dapat dilihat terjadinya kenaikan yang cukup tinggi antara

kadar asam urat dalam darah mencit dalam keadaan normal dan hiperurisemia.

Kadar asam urat normal dan hiperurisemia selama 21 hari terdapat perbedaan

nyata. Kadar asam urat setelah hari 21 tampak lebih tinggi daripada sebelum

pemberian jus hati ayam mentah 100%. Untuk membuktikan secara akurat maka

dilakukannya uji T (lampiran 8). Setelah diuji secara statistika dengan uji T

(lampiran 8) kadar asam urat kelompok kontrol, dosis 1, dosis 2, dan dosis 3

berbeda nyata dengan kadar asam urat sebelum perlakuan jus hati ayam mentah

100%. Hal tersebut menunjukan tercapainya keadaan hiperurisemia.

Hati ayam tergolong makanan yang mengandung kadar purin tinggi (150-1000

mg purin/100g bahan makanan) (Anonim, 2013). Asupan makanan berkadar purin

tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat dengan bantuan enzim xantin

oksidase. Meskipun bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap kadar

asam urat darah, makanan mempunyai peranan cukup besar dalam produksi asam

urat. Shlafer (2002) menggolongkan hiperurisemia akibat asupan makanan

sebagai hiperurisemia sekunder sedangkan hiperurisemia primer disebabkan oleh

adanya kelainan genetik. Hiperurisemia dapat menyebabkan timbulnya penyakit

gout yaitu penyakit yang menimbulkan peradangan dan rasa nyeri pada sendi

terutama sendi-sendi jari tengah dan kaki. Rasa sakit dan nyeri pada gout

diakibatkan adanya kristal garam urat dalam sendi. Penelitian terkhir mengatakan

bahwa hiperurisemia dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah arteri

sehingga menyebabkan hipertensi dan dapat menyebabkan terjadinya proliferasi

sel ginjal sehingga merusak fungsi ginjal (Lumentn, 2003).


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46

2. Pengaruh pemberian infusa daun tempuyung (Sonchus arvensis. L)

Setelah tercapai kondisi hiperurisemia, hewan uji diberikan perlakuan infusa

daun tempuyung selama 7 hari.

Tabel 4.4.
Kadar asam urat serum darah mencit hiperurisemia dan setelah
perlakuan

Kadar asam urat (mg/dL)


Kelompok Setelah Selisih
Hiperurisemia
perlakuan penurunan
Kontrol Negatif 2.17 0.48 1.69
Kontrol Positif 2.17 0.63 1.54
Dosis I 2.52 0.30 2.22
Dosis II 1.56 0.42 1.14
Dosis III 2.04 0.24 1.80
Keterangan :
Kontrol negatif : mencit dengan perlakuan aquadest
Kontrol positif : mencit dengan perlakuan allopurinol 1
mg/kgBB)
Dosis I : infusa daun tempuyung dengan dosis 812,60
mg/kgBB
Dosis II : infusa daun tempuyung dengan dosis 1425,31
mg/kgBB
Dosis III : infusa daun tempuyung dengan dosis 2500
mg/kgBB
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan terdapat perbedaan rata-rata kadar asam

urat darah mencit hiperurisemia dan setelah perlakuan antar tiap kelompok.

Setelah pemberian infusa daun tempuyung tampak adanya perbedaan yang nyata

antar kadar asam urat pada tiap kelompok. Asupan makanan kadar purin tinggi

setiap hari dan pada akhir penelitian dapat membuat kadar asam urat meningkat.

Kadar asam urat yang paling rendah setelah perlakuan hiperurisemia ialah pada

dosis I (812,60 mg/kgBB) sebesar 0,30 mg/dL dan selisih penurunannya sebesar

2,22 mg/dL sehingga dosis I (812,60 mg/kgBB) dapat menurunkan kadar asam

urat yang paling efektif dari kelompok lainnya. Allopurinol dan aquadest yang

digunakan untuk penurunan kadar asam urat sebagai pertimbangan juga mampu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47

menurunkan kadar asam urat. Allopurinol diperlakukan dengan obat yang biasa

digunakan oleh masyarakat sedangkan aquadest digunakan tanpa perlakuan. Dari

hasil analisis kontrol positif dan kontrol negatif (pada tabel 4.4) kedua kontrol

tersebut dapat menurunkan kadar asam urat. Perbandingan kadar asam urat mencit

(Mus musculus L.) dalam darah mencit hiperurisemia dan setelah perlakuan dapat

ditampilkan dalam bentuk histogram sebagai berikut. Dilakukannya Uji T agar

mendapatkan hasil yang lebih akurat dan dapat dilihat pada lampiran 9.

2.5

2
Kadar Asam Urat pada
1.5 Mencit Hiperurikemia
Kadar Asam Urat pada
1 Mencit setelah perlakuan

0.5

0
K(-) K(+) Dosis I Dosis II Dosis III

Gambar 4.2 Diagram perbandingan kadar asam urat serum darah mencit
Hiperurisemia dan setelah perlakuan

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa terjadi perubahan kadar asam urat

hiperurisemia dan setelah mendapat perlakuan pada masing-masing

kelompok. Untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan bermakna atau

tidak terhadap perubahan kadar asam urat pada masing-masing kelompok

setelah 8 hari perlakuan dilakukan juga uji statitistik. Uji statistik yang

dilakukan adalah Uji T (lampiran 9). Hasil uji T terlihat pada tabel 4.5.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48

Tabel 4.5.
Hasil Uji T (Paired-Sampel T Tast) Kadar Asam Urat pada Mencit

Kontrol Kontrol
Kelompok Dosis I Dosis II Dosis III
Negatif Positif
Kontrol
0,277
Negatif
Kontrol
0,100
Positif
Dosis I 0,039s
Dosis II 0,123
Dosis III 0,033s
Keterangan :
Nilai sig=<0.05, rata-rata kadar asam urat darah mencit hiperurisemia dan setelah
perlakuan (berbeda nyata)
s
= Signifikan

Hasil uji Paired-sampels T test pada dosis I nilai sig. 0,039 (p=<0,05)

yang berarti dosis I adalah tidak identik atau signifikan. Perlakuan aquadest pada

kelompok kontrol negative dapat menurunkan kadar asam urat, namun tidak

signifikan dalam penurunan kadar asam urat darah mencit. Pada kelompok kontrol

posistif yang diberi allopurinol menunjukkan bahwa allopurinol tidak memiliki

pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kadar asam urat mencit. Hal ini

ditunjukkan (lampiran 9) dengan nilai signifikan 0,000 (p<0,05). Pada dosis III

nilai sig. 0,033 (p=<0,05) yang berarti dosis III adalah tidak identik atau

signifikan. Pada dosis II nilai sig. 0,123 (p=>0,05) yang berarti dosis II adalah

identik atau tidak signifikan, begitu juga pada kontrol negatif dan positif dapat

dilihat nilai sig (p=>0,05) sehingga hasil dikatakan identik atau tidak signifikan.

Pada dosis I dan dosis III memiliki hasil yang signifikan yang berarti dosis

tersebut dapat menurunkan kadar asam urat, namun semua perlakuan yang

diberikan dapat menurunkan kadar asam urat.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49

Untuk mengetahui perubahan kadar asam urat pada masing-masing

kelompok setelah 7 hari perlakuan apakah bermakna atau tidak, maka dilakukan

uji statistik terhadap kadar asam urat darah mencit hiperurisemia dan setelah

perlakuan. Uji statistik yang dilakukan adalah uji ANOVA One way. Sebelum

dilakukan uji ANOVA, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas. Apabila data yang diperoleh tidak homogen dan terdistribusi tidak

normal maka uji ANOVA one Way tidak dapat dilakukan. Hasil uji normalitas

dan uji homogenitas data kadar kolesterol darah mecit hiperkolesterolemia dan

sesudah perlakuan adalah sebagai berikut:

a). Uji normalitas

Tujuan uji normalitas ialah untuk mengetahui faktor variabel berdistribusi

normal atau tidak. Pada hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 10. Dari

hasil perhitungan diperoleh kadar asam urat pada saat perlakuan hiperurisemia

sebesar 1.6545 dengan probabilitas kesalahan (sig) 0.486. oleh karena itu 0.486 >

0,05 yang berarti Ho ditolak, hal ini mengatakan bahwa variabel berdistribusi

normal. Kemudian pada kadar asam urat dalam darah mencit setelah perlakuan

memiliki probabilitas kesalahan 0.027 < 0.05 berarti Ho diterima menunjukan

variabel berdistribusi tidak normal.

Begitu juga dengan selisih penurunan antara kadar asam urat dan setelah

perlakuan diperoleh p=0.472 dengan demikian Ho dan menyatakan bahwa

variabel berdistribusi normal. Data yang diperoleh dengan menggunakan uji

statistika menunjukan selisih kadar asam urat hiperurisemia setelah perlakuan dan

pada keadaan hiperurisemia. Berdasarkan hasil uji Anova (lampiran 10) dalam

pengujian normalitas yang telah dilakukan sudah signifikan dan normal.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50

b). Uji Homogenitas

Dalam test homogeneity of variance atau homogenitas digunakan untuk

mengetahui variabel identik atau tidak identik. Hasil uji homogenitas dapat

dilihat pada lampiran 11. Dari hasil perhitungan diperoleh kadar asam urat pada

saat perlakuan hiperurisemia sebesar 1,873 dengan probalitas kesalahan (sig)

0,162. Oleh karena itu 0,162 > 0,05 yang berarti Ho ditolak menunjukkan bahwa

uji pengulangan data mengatakan homogen. Kemudian pada kadar asam urat

dalam darah mencit setelah perlakuan memiliki levene statistik sebesar 8,662 dan

probalitas kesalahan 0,001 < 0,05 yang berarti Ho diterima menunjukkan bahwa

uji pengulangan data mengatakan tidak homogen.

Berdasarkan nilai levene stastik (lampiran 14) untuk selisih antara kadar

asam urat hiperurisemia dan setelah perlakuan adalah 2,089 dengan probalitas

kesalahan (sig.) 0,127 yang berarti data selisih antara kadar asam urat

hiperurisemia dansetelah perlakuan identik atau penelitian tiap ulangan adalah

homogen. Berdasarkan hasil uji Anova (lampiran 11) menunjukan bahwa dalam

pengujian homogenitas yang telah dilakukan sudah homogen.

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas yang telah diperoleh

bahwa kadar asam urat pada mencit hiperurisemia dan setelah perlakuan

berdistribusi normal dan homogen. Karena uji normalitas dan homogenitas sudah

terpenuhi maka dapat dilakukan pengujian selanjutnya dengan mengunakan uji

ANOVA. Uji ANOVA dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan

bermakna atau tidak terhadap kadar asam urat mencit setelah perlakuan, dan

dilakukannya uji statistik. Dilakukan pengujian ANOVA One Way (p<0,05). Dari

hasil uji Anova didapat p = 0,297 hal ini menunjukkan bahwa tidak signifikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51

maksudnya tidak ada perbedaan rata-rata penurunan asam urat dalam darah

mencit sehingga dalam pengujian Anova tidak dilakukan uji lanjutan.

Hal yang menyebabkan tidak signifikan ialah dalam waktu pemberian

perlakuan hiperurisemia (jus hati ayam 100%) yang masih kurang. dapat dilihat

dari gambar 4.1 bahwa terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah mencit

namun peningkatan tersebut kurang tingg dan efek farmakologi suatu obat yang

dipengaruhi beberapa faktor seperti pemberian makan secara oral, bobot dan luas

permukaan mencit, status kesehatan dan usia mencit, usia mencit, dan tingkat

kesetressan mencit (Puti, 2013). Hal tersebut dapat mempengaruhi hasil

penelitian.

Dalam penelitian ini aquadest juga dapat menurunkan kadar asam urat

darah mencit. Aquadest merupakan air murni, dengan asumsi hanya berisi

molekul-molekul H2O tanpa adanya penambahan unsur lain seperti ion. Jadi,

kontrol negatif dengan diberikan perlakuan menggunakan aquadest yang

mendapat pengaruh penurunan kadar asam urat ialah molekul-molekul H2O

(Sukarsono dkk, 2008). Perbanyak minum air yang mengandung H2O

meningkatkan metabolisme sehingga metabolisme zat nitrogen purin dapat

menurun. Molekul-molekul H2O berikatan dengan asam urat membentuk senyawa

garam yang mudah larut dalam air, sehingga asam urat yang telah mengkristal di

dalam darah dan ginjal akan terlarut menimbulkan efek diuretik (melancarkan

urine) pada penderita sehingga asam urat ikut keluar melalui urine.

Penurunan kadar asam urat yang paling efektif dalam perlakuan infusa

daun tempuyung adalah dengan dosis 812,6 mg/kgBB. Perlakuan infusa daun

tempuyung dengan dosis II yaitu dengan dosis 1425,31 mg/kgBB memberikan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52

pengaruh penurunan paling rendah diantara ketiga dosis yang diberikan. Hal ini

didasari oleh data hasil selisih antar kadar asam urat hiperurisemia dan setelah

perlakuan. Dosis I (812,6 mg/kgBB) memperoleh selisih sebanyak 2,2 mg/dL

sedangkan dosis II memperoleh selisis sebanyak 1,14. Dari hasil selisih antar

kadar asam urat hiperurisemia dan setelah perlakuan dapat dikatakan dosis I

(812,6 mg/kgBB) yang paling efektif dalam menurunkan kadar asam urat dalam

darah mencit karena dosis I (812,6 mg/kgBB) merupakan titik optimal dalam

penurunan kadar asam urat, namun ada kemungkinan lain dibawah dari dosis I

yang efektif dapat menurunkan kadar asam urat. Apabila menggunakan dosis

diatas dari dosis I (812,6 mg/kgBB), dalam hasil percobaan dapat menurunkan

kadar asam urat namun dosis tersebut kurang efektif dan dalam titik optimalnya

sudah kurang optimal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan kadar asam urat dalam darah

mencit jantan hiperurisemia ialah allopurinol, infusa daun tempuyung, pelarut

yaitu berupa aquadest, dan makanan. Allopurinol merupakan obat yang digunakan

oleh masyarakat untuk penurunan kadar asam urat. Efek obat juga mempengaruhi

penurunan kadar asam urat dalam darah mencit, dikarenakan efek obat

berlangsung lebih lama dan obat menjadi tosik. Hal yang menyebabkan obat

menjadi tosik ialah kebanyakan obat akan diubah di dalam hati, kadang-kadang

dalam ginjal. Apabila fungsi hati tidak baik maka obat yang biasanya diubah

dalam hati tidak mengalami perubahan atau hanya sebagian yang diubah, sehingga

respon obat terhadap dosis obat yang rendah biasanya meningkat sebanding

langsung dengan dosis. Namun dengan meningkatnya dosis peningkatan respon


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53

menurun. Pada akhirnya tercapailah dosis yang tidak dapat meningkatkan respon

lagi. Hal ini sesuai dengan sumber menurut Lamidi, (1995).

Efek tempuyung sebagai penurun kadar asam urat darah mencit (Mus

musculus L.) tidak berbeda dengan aquadest dan allopurinol, hal ini dikarenakan

allopurinol merupakan obat yang bekerja untuk menghambat produksinya

xanthine oksidase sehingga allopurinol dapat menurunkan kadar asam urat darah

mencit (Mus musculus L.). Aquadest merupakan air murni dengan asumsi hanya

berisi molekul-molekul H2O tanpa adanya penambahan unsur lain seperti ion.

Aquadest juga dapat menurunkan kadar asam urat darah mencit dikarenakan

aquadest dapat meningkatkan metabolisme sehingga metabolisme zat nitrogen

purin dapat menurun. Molekul-molekul H2O berikatan dengan asam urat

membentuk senyawa garam yang mudah larut dalam air, sehingga asam urat yang

telah mengkristal di dalam darah dan ginjal akan terlarut menimbulkan efek

diuretik (melancarkan urine) pada penderita sehingga asam urat ikut keluar

melalui urine.

Makanan yang diberikan oleh mencit juga akan mempengaruhi penurunan

kadar asam urat dalam darah mencit. Hal ini dikarenakan pada saat perlakuan

hiperurisemi, mencit diberikan makanan yang memiliki kadar purin yang tinggi

yaitu berupa jus hati ayam 100%. Setelah mencit sudah mengalami hiperurisemia

dilakukan pemberhentian pemberian makanan karena salah satu meningkatkan

kadar asam urat ialah memberikan makanan yang tinggi purin. Setelah dilakukan

pemberhentian pemberian makan yang tinggi purin, mencit diberikan perlakuan

salah satunya dengan menggunakan aquadest sebagai kontrol negatif. Namun

aquadest dapat menyebabkan penurunan kadar asam urat dalam darah mencit. Hal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54

yang menyebabkan menurunnya kadar asam urat dalam darah mencit ialah karena

dilakukannya pemberhentian makanan yang tinggi purin sehingga kadar asam urat

dalam darah mencit juga menurun sehingga aquadest yang telah diberikan juga

ikut melarutkan asam urat yang menimbulkan efek diuretik (melancarkan urine)

pada mencit sehingga asam urat ikut keluar melalui urine.

Efek yang mempengaruhi kinerja obat yaitu efek farmakologi suatu obat

yang dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor antara lain pemberian obat

yang diberikan secara oral, bobot tubuh dan luas permukaan tubuh berpengaruh

dalam hasil percobaan, dan faktor eksternal meliputi pemeliharaan lingkungan

fisiologik dan suplai oksigen yang dapat menyebabkan hewan percobaan menjadi

stress, karena apabila hewan percobaan mengalami stress akan menghambat hasil

percobaan. Hal tersebut sesuai dengan sumber dari Puti, (2013) menurut Malole.

Dari pengujian penurunan kadar asam urat dalam darah mencit dapat

dikatakan terjadi penurunan. Menurut Paul Cos dan kawan-kawan dari

Department of Pharmaceutical Sciences, University of Antwerp, Belgia, dalam

Dr. Chairul (1999) beberapa senyawa flavonoida bersifat antioksidan yang dapat

menghambat kerja enzim xantin oksidase dan reaksi superoksida, sehingga

pembentukan asam urat jadi terhambat atau berkurang.

Dalam daun tempuyung terdapat kandungan kimia flavonoid (kaempferol,

luteolin-7-O-glukosida dan apigenin-7-O-glukosida) yang dapat mengidentikasi

untuk mengatasi asam urat. Kandungan flavonoid total dalam daun tempuyung

0,1044% (Kelompok Studi Hortikultural Formica, 2006), hal ini dapat dikatakan

bahwa tumbuhan tempuyung mempunyai kandungan senyawa flavonoid yang

cukup tinggi. Menurut Rohyami (2008) kandungan flavonoid pada buah yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55

masak rata-rata 1,7647 mg.L-1 atau 2,2334 mg.kg-1 atau 0,004463 % dan pada

buah mentah rata-rata adalah 2,1535 mg.L-1 atau 2,7559 mg.kg-1 atau 0,005453 %.

Dari hasil rata-rata kandungan flavonoid pada buah, kandungan flavonoid pada

daun tempuyung mempunyai kandungan flavonoid yang cukup tinggi.

Dalam proses pengobatan atau pencegahan kelebihan asam urat yang

digunakan pada tanaman tempuyung, pemeran utamanya adalah senyawa

flavonoid yang terdapat di dalam tumbuhan tempuyung. Selain mengandung

senyawa flavonoid tumbuhan tempuyung juga kaya akan kandungan ion-ion

natrium dan kalium yang berfungsi menjaga keseimbangan elektrolit pada ginjal.

Ion-ion tersebut juga akan berikatan dengan asam urat membentuk senyawa

garam yang mudah larut dalam air, sehingga asam urat yang telah mengkristal di

dalam darah dan ginjal akan terlarut menimbulkan efek diuretik (melancarkan

urine) pada penderita.

Selain kandungan flavonoid, kandungan kalium dalam daun tempuyung

cukup tinggi. Kalium pada daun tempuyung dapat menguraikan endapan CaC2O4

penyebab penyakit batu ginjal. Hal ini disebabkan kalium akan menyingkirkan

kalsium dan bergabung dengan senyawa kalsium oksalat, atau urat yang

merupakan pembentukan batu ginjal dengan membentuk senyawa garam yang

mudah larut dalam air, sehingga batu ginjal itu akan terlarut secara perlahan-lahan

dan ikut keluar bersama urine. Hal ini sesuai dengan Intisari, (1999) dengan reaksi

kimia sebagai berikut :

2K+ + CaC2O4  K2C2O4 + Ca2+


(endapan CaC2O4/batu oksalat) larut larut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56

B. Implementasi Hasil Penelitian dalam Proses Pembelajaran

Aspek-aspek dalam penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan

pengetahuan salah satunya ialah dalam bidang pendidikan. Aspek penelitian

mengenai pengaruh infusa daun tempuyung dalam menurunkan kadar asam urat

dalam darah mencit hiperurikemia ini dapat digunakan sebagai pembelajaran di

sekolah. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan dalam proses

pembelajaran di SMA kelas XI semester II pada standar Kompetensi Dasar (KD)

3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan

mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem ekskresi

manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi..

Pengaplikasian materi kelainan atau penyakit dalam sistem ekskresi dalam

pembelajaran di SMA akan dilakukan kegiatan pratikum agar siswa lebih mudah

memahami materi. Dalam proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan

scientific dimana siswa diajak untuk mengamati, menanya, mencoba, mengolah,

menyajikan, menyimpulkan, dan menciptakan. Dalam kegiatan pratikum

dilakukan diluar jam pelajaran dengan kegiatan membagi kelas dalam 5

kelompok. Kelompok satu memelihara 5 ekor mencit dengan memberikan

aquadest sebagai perlakuan kontrol negatif, kelompok dua memelihara 5 ekor

mencit dengan memberikan allopurinol sebagai perlakuan kontrol positif,

kelompok tiga memelihara 5 ekor mencit dengan memberikan infusa daun

tempuyung dengan dosis 816,32 mg/kgBB sebagai perlakuan dosis 1, kelompok

empat memelihara 5 ekor mencit dengan memberikan infusa daun tempuyung

dengan dosis 1428,57 mg/kgBB sebagai perlakuan dosis 2, dan kelompok lima
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57

memelihara 5 ekor mencit dengan memberikan infusa daun tempuyung dengan

dosis 2500 mg/kgBB sebagai perlakuan dosis 3. Pratikum ini merupakan

penelitian kelas berbasis proyek (proyek kelas dalam program pendalaman materi

pada pokok bahasan kelainan atau penyakit yang dapat terjadi pada sistem

ekskresi) sehingga data diperoleh ialah data bersama atau data kelas. Kegiatan ini

menggunakan model pembelajaran discovery, dimana guru meminta siswa untuk

menentukan permasalahan-permasalahan serta menganalisis mengapa

permasalahan tersebut terjadi dan dapat menemukan solusi. Hasil penelitian ini

dapat dijadikan sebagai contoh karya ilmiah yang berkaitan dengan kelainan atau

penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi. Silabus, RPP dan

kelengkapannya serta materi pembelajaran terlampir pada lampiran 15 dan

lampiran 16.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Infusa daun tempuyung dengan dosis I sebanyak 812,60 mg/kgBB, dosis II
sebanyak 1425,31 mg/kgBB, dan dosis III sebanyak 2500 mg/kgBB yang
diberikan secara peroral terbukti mampu menurunkan kadar asam urat dalam
darah mencit (Mus musculus Linn)
2. Belum ditemukan dosis infusa daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn) yang
paling efektif untuk menurunkan kadar asam urat darah mencit jantan (Mus
musculus Linn).

B. Saran
1. Penelitian yang sama dengan pemberian infusa daun tempuyng lebih lama dan
memperpanjang waktu penelitian.
2. Penelitian yang sama dengan menambahkan waktu yang paling efektif dalam
penurunan kadar asam urat dalam darah.
3. Penelitian yang sama dengan menambahkan variasi dosis dalam penurunan
kadar asam urat.
4. Penelitian yang sama namun menggunakan bahan induksi yang lain, misalnya
menggunakan tanaman obat lain yang secara empiris dapat menurunkan kadar
asam urat.
5. Penelitian ini masih dapat dikembangkan terutama untuk penentuan dosis
yang paling efektif untuk menurunkan asam urat serta mengapa dosis tersebut
termasuk dosis yang efektif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59

DAFTAR PUSTAKA

Alisata, Berta, 2003, Pengaruh Infusa Daging Mahkota Dewo (Phaleria


macrocarpa Scheff.) Boerl.) terhadap Kadar Asam Urat Serum Darah Ayam
Jantan Hiperurisemia Terunduksi Pakan Titnggi Purin, Skripsi, Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Anonim, 2013, Diet Tepat bagi Penderita Asam Urat. (Online). Tersedia:
http://umc.unej.ac.id/index.php/78-berita/95-diet-tepat-bagi-penderita-asam-
urat (diakses 12 Juni 2014).

Aruna, Senja., 2012, Tempuyung Penghancur Batu Ginjal. (Online). Tersedia:


http://senjaaruna.blogspot.com/2012/06/tempuyung-penghancur-batu-
ginjal.html (diakses 26 Februari 2014).

Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal,
Direktorat Obat Asli Indonesia, Jakarta, pp.3.

Chairul, 1999, Tempuyung Untuk Menghadang Asam Urat. (Online). Tersedia:


http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/615/jbptitbpp-gdl-drchairula-30748-1-
tempuyun-t.pdf (diakses 12 Juni 2014).

Damayanti, Deni. 2013. Ramuan Herbal untuk Penyakit Asam Urat, Kolesterol,
dan Hipertensi). Araska: Yogyakarta.

Efrizal, 2009, Tempuyung (Sonchus arvensis L.). (Online). Tersedia:


http://efrizal.wordpress.com/2009/03/31/tempuyung-sonchus-arvensis/
(diakses 17 Maret 2014).

Ganong, W.F., 1983, Fisiologi Kedokteran (Review of Medical Physiology).


Penerbit EGC Jakarta, hal:286-29.

Handoyo, Luisa Diana, 2005, Kadar Asam Urat Darah Ayam Jantan
Hiperurisemia dengan Pemberian Ekstrak Herba Sidaguri (Sida rhombifolia
L.) Per Oral, Tesis. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60

Hening, Theresia Harimurti Maharani, 2002, Pengaruh Infusa Daun Kepel


(Stelechocarpus burahol (BL) Hook.f.&Th) terhadap Kadar Asam Urat
Serum Darah Terunduksi Hati, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.

Intisari, 1999, Tempuyung (Online). Tersedia: www.indomedia.com/intisari


(diakses 12 Juni 2014).

Junaidi, Iskandar, 2006, Rematik & Asam Urat. PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
Kelompok Studi Hortikultural Formica, 2006, Tersedia: http://kshf.multiply.com
(diakses 12 Juni 2014).

Kertia, Nyoman, 2009, Asam Urat edisi ke-2. PT Bentang Pustaka: Yogyakarta.

Kurniyati, 2013, Pembentukan Asam Urat. (Online). Tersedia:


http://henikurniyati14.blogspot.com/ (diakses 26 Februari 2014).
Lamidi, Sofyan, 1995, Farmakologi Umum I, EGC, Jakarta.

Lyrawati, Dyana. 2008, GOUT Farmakologi, (Online).Tersedia:


http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/11/gout_obat_hosppharm.pdf
(diakses 26 Februari 2014).

Manganti, Irena. 2011. 40 Resep Ampuh Tanaman Obat untuk Menurunkan


Kolesterol dan Mengobati Asam Urat. Yogyakarta: Pinang Merah Publisher

Ningsih Sri, dkk,, 2013, Analisis Senyawa Golongan Flavonoid Herba


Tempuyung (Sonchus arvensis L.), Jurnal Teknologi Farmasi Universitas
Pancasila.

Padmi, Ni Made, 2003, Pengaruh Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa


(Scheff) Boerl.) terhadap Kadar Glukosa dan Asam Urat Serum Darah
Mencit (Rattus norvegicus L.) Hiperlipidemia, Skripsi, Fakultas Biologi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61

Puti, Gledys Thanm, 2013, Laporan Penanganan Hewan. Dalam


http://www.scribd.com/doc/132203436/laporan-penanganan-hewan. Diakses
28 Juli 2014

Putranti, Rahayuning Tyas Ika, 2004, Pengaruh Ekstrak Air Buah Mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) Segar terhadap Kadar Kolesterol
Total dan Trigliserida Serum Darah Mencit (Rattus norvegicus L.) Jantan
Hiperlipidemia, Skripsi, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta

Rini, Sabby, 2010, Sonchus arvensis ,(Online), Tersedia:


http://lovechopin.wordpress.com/2010/02/09/sonchus-arvensis/ (diakses 17
Maret 2014).

Rohyami, Yuli., 2008, Penentuan Kandungan Flavonoid dari Ekstrak Metanol


Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff Boerl). Jurnal
Kimia Analis, FMIPA, UII, Yogyakarta.

Sastrosupadi, A. 2002. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian.


Yogyakarta: Kanisius.

Sukarsono, Kristantyo., Marhaendrajaya, Indras., Firdausi., K.S, 2008, Studi Efek


Kerr untuk Pengujian Tingkat Kemurnian Aquadest, Air PAM, dan Air
Sumur., Jurnal Fisika FMIPA UNDIP Vol 11., No.1, Januari 2008, hal 9-18.

Sutanto, Teguh, 2013,Asam Urat Deteksi, Pencegahan, Pengobatan. Buku Pintar,


Yogyakarta.

Sustrani, Lanny, Syamsir Alam, dan Iwan Hadibroto., 2007, Asam Urat, edisi ke-
5. Gramedia: Jakarta.

Steenis, Van C.G.G.J., dkk., 2008, Flora, cetakan ke-12, PT Pradnya Paramita,
Jakarta.

Swanson, T.A., Kim, S.I., dan Glucksman, M.J., 2012, Biokimia disertai Biologi
Molekular dan Genetika, edisi ke-5. Binapura Aksara: Tangerang Selatan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62

Lampiran 1. Surat Ijin Melakukan Penelitian


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63

Lampiran 2. Surat ijin peminjaman alat-alat laboratorium

( Anggi Chikitta )
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64

Lampiran 3. Surat Ijin Melakukan Identifikasi Tanaman


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65

Lampiran 4.Surat Identifikasi Tumbuhan Tempuyung


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66

Lampiran 5. Surat keterangan telah melakukan penelitian


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67

Lampiran 6. Hasil uji darah mencit sebelum perlakuan hiperurisemia


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68

Lampiran 6. Hasil uji darah mencit setelah perlakuan hiperurisemia


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69

Lampiran 6. Hasil uji darah mencit setelah perlakuan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70

Lampiran 7. Metode pengujian kadar asam urat dalam darah


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71

Lampiran 8. Uji T Kadar asam urat dalam darah mencit normal dan
hiperurisemia (Kontrol Negatif)

Paired Samples Statistics


Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 Normal .7275 4 .50546 .25273
Hiperurise
2.1700 4 2.34556 1.17278
mia

Paired Samples Correlations


Correlatio
N n Sig.
Pair 1 Normal &
4 .824 .176
Hiperurisemia

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Std. Interval of the Sig.
Std. Error Difference (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Normal - - - -
1.95000 .97500 1.66038 3 .236
1 Hiperurisemia 1.44250 4.54538 1.479
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72

Lampiran 8. Uji T Kadar asam urat dalam darah mencit normal dan
hiperurisemia (Kontrol Positif)

Paired Samples Statistics


Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 Normal 1.2925 4 .77064 .38532
Hiperurisemia 2.1650 4 .90371 .45186

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Normal &
4 .951 .049
Hiperurisemia

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Std. Interval of the Sig.
Std. Error Difference (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Normal - - -
.29409 .14705 -1.34047 -.40453 3 .010
1 Hiperurisemia .87250 5.933
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73

Lampiran 8. Uji T Kadar asam urat dalam darah mencit normal dan
hiperurisemia (Dosis I)

Paired Samples Statistics


Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 Normal 1.2625 4 .88842 .44421
Hiperurisemia 2.5175 4 1.31510 .65755

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Normal &
4 .365 .635
Hiperurisemia

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Std. Interval of the Sig.
Std. Error Difference (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Normal - - -
1.29103 .64552 -3.30932 .79932 3 .147
1 Hiperurisemia 1.25500 1.944
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74

Lampiran 8. Uji T Kadar asam urat dalam darah mencit normal dan
hiperurisemia (Dosis II)

Paired Samples Statistics


Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 Normal .5700 5 .17720 .07925
Hiperurisemia 1.5600 5 1.33946 .59902

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Normal &
5 .910 .032
Hiperurisemia

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Std. Interval of the Sig.
Std. Error Difference (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Normal - - -
1.18049 .52793 -2.45577 .47577 4 .134
1 Hiperurisemia .99000 1.875
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75

Lampiran 8. Uji T Kadar asam urat dalam darah mencit normal dan
hiperurisemia (Dosis III))

Paired Samples Statistics


Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 Normal .4880 5 .08758 .03917
Hiperurisemia 2.0380 5 1.30833 .58510

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Normal &
5 -.284 .643
Hiperurisemia

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Std. Interval of the Sig.
Std. Error Difference (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Normal - - -
1.33587 .59742 -3.20870 .10870 4 .060
1 Hiperurisemia 1.55000 2.594
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76

Lampiran 9. Uji T Perlakuan Hiperurisemia dan Setelah Perlakuan pada Kontrol


Negatif

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean


Pair 1 Hiperurisemia 2.1700 4 2.34556 1.17278

SetelahPerlakuan .4800 4 .34679 .17340

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 Hiperurisemia &
SetelahPerlakuan 4 -.539 .461

Paired Samples Test

Paired Differences
95%
Confidence
Sig.
Interval of the
Std. Std. (2-
Difference
Deviatio Error d tailed
Mean n Mean Lower Upper t f )
Pai Hiperurisemia – -
1.6900 1.2746 5.7464 1.32
r 1 SetelahPerlakua 2.54924 2.3664 3 .277
0 2 0 6
n 0
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77

Lampiran 9. Uji T Perlakuan Hiperurisemia dan Setelah Perlakuan pada Kontrol


Positif

Paired Samples Statistics


Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 Hiperurisemia 2.1650 4 .90371 .45186
SetelahPerlakuan .6300 4 .90668 .45334

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Hiperurisemia &
SetelahPerlakuan 4 -.043 .957

Paired Samples Test


Paired Differences
95%
Confidence
Std. Interval of the Sig.
Std. Error Difference (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Hiperurisemia - -
1.53500 1.30743 .65371 3.61541 2.348 3 .100
1 SetelahPerlakuan .54541
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78

Lampiran 9. Uji T Perlakuan Hiperurisemia dan Setelah Perlakuan pada Dosis I

Paired Samples Statistics


Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 Hiperurisemia 2.5175 4 1.31510 .65755
SetelahPerlakuan .2950 4 .11030 .05515

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Hiperurisemia &
4 .479 .521
SetelahPerlakuan

Paired Samples Test


Paired Differences
95%
Confidence
Std. Interval of the Sig.
Std. Error Difference (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Hiperurisemia -
2.22250 1.26603 .63301 .20797 4.23703 3.511 3 .039
1 SetelahPerlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79

Lampiran 9. Uji T Perlakuan Hiperurisemia dan Setelah Perlakuan pada Dosis II

Paired Samples Statistics


Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 Hiperurisemia 1.5600 5 1.33946 .59902
SetelahPerlakuan .4180 5 .20117 .08997

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Hiperurisemia &
5 .225 .716
SetelahPerlakuan

Paired Samples Test


Paired Differences
95%
Confidence
Std. Interval of the Sig.
Std. Error Difference (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Hiperurisemia - -
1.14200 1.30900 .58540 2.76733 1.951 4 .123
1 SetelahPerlakuan .48333
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80

Lampiran 9. Uji T Perlakuan Hiperurisemia dan Setelah Perlakuan pada Dosis


III

Paired Samples Statistics


Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 Hiperurisemia 2.0380 5 1.30833 .58510
SetelahPerlakuan .2380 5 .08438 .03774

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 Hiperurisemia &
SetelahPerlakuan 5 .613 .271

Paired Samples Test


Paired Differences
95%
Confidence
Std. Interval of the Sig.
Std. Error Difference (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Hiperurisemia -
1.80000 1.25835 .56275 .23755 3.36245 3.199 4 .033
1 SetelahPerlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81

Lampiran 10. Uji Normalitas Hiperurisemia

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum


Kelompok 22 3.409 1.4851 1.1 5.5
Hiperurisemia 22 1.6545 1.48821 .16 5.62

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Kelompok Hiperurisemia
N 22 22
a
Normal Parameters Mean 3.409 1.6545
Std. Deviation 1.4851 1.48821
Most Extreme Differences Absolute .134 .178
Positive .115 .178
Negative -.134 -.158
Kolmogorov-Smirnov Z .627 .837
Asymp. Sig. (2-tailed) .827 .486
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82

Lampiran 10. Uji Normalitas Setelah Perlakuan

Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Kelompok 22 3.409 1.4851 1.1 5.5
SetelahPerlakuan 22 .4045 .40635 .16 1.99

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kelompok SetelahPerlakuan
N 22 22
a
Normal Parameters Mean 3.409 .4045
Std. Deviation 1.4851 .40635
Most Extreme Differences Absolute .134 .313
Positive .115 .313
Negative -.134 -.274
Kolmogorov-Smirnov Z .627 1.467
Asymp. Sig. (2-tailed) .827 .027
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83

Lampiran 10. Uji Normalitas Selisih Hiperurisemia dan Setelah Perlakuan

Descriptive Statistics
Std.
N Mean Deviation Minimum Maximum
Kelompok 22 3.14 1.390 1 5
Selisih 22 1.7127 1.40429 .10 5.34

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Kelompok Selisih
N 22 22
a
Normal Parameters Mean 3.14 1.7127
Std. Deviation 1.390 1.40429
Most Extreme Absolute .157 .180
Differences Positive .157 .180
Negative -.142 -.125
Kolmogorov-Smirnov Z .735 .846
Asymp. Sig. (2-tailed) .652 .472
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84

Lampiran 11. Uji Homogenitas Hiperurisemia

Descriptives
Hiperurisemia
95% Confidence
Interval for Mean
Std. Std. Lower Upper
N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum
1 3 2.0700 1.35525 .78245 -1.2966 5.4366 .70 3.41
2 5 1.6480 1.42045 .63524 -.1157 3.4117 .37 3.22
3 5 1.7060 .79062 .35358 .7243 2.6877 .51 2.40
4 4 3.0900 2.08950 1.04475 -.2349 6.4149 .76 5.62
5 5 2.0120 1.34871 .60316 .3374 3.6866 .77 3.63
Total 22 2.0636 1.38614 .29553 1.4491 2.6782 .37 5.62

Test of Homogeneity of Variances


Hiperurisemia
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.873 4 17 .162

ANOVA
Hiperurisemia

Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Between Groups
5.730 4 1.433 .704 .600

Within Groups 34.618 17 2.036


Total 40.349 21
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85

Lampiran 12. Uji Anava Setelah Perlakuan

Descriptives
SetelahPerlakuan
95% Confidence
Interval for Mean
Std. Std. Lower Upper
N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum
1 3 .8800 .96504 .55717 -1.5173 3.2773 .24 1.99
2 5 .3480 .34230 .15308 -.0770 .7730 .18 .96
3 5 .2660 .12720 .05689 .1081 .4239 .16 .41
4 4 .4025 .23557 .11778 .0277 .7773 .21 .74
5 5 .3160 .13759 .06153 .1452 .4868 .17 .50
Total 22 .4045 .40635 .08663 .2244 .5847 .16 1.99

Test of Homogeneity of Variances


SetelahPerlakuan
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
8.662 4 17 .001

ANOVA
SetelahPerlakuan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Between Groups
.829 4 .207 1.336 .297

Within Groups 2.638 17 .155


Total 3.468 21
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86

Lampiran 13.Uji Kadar Asam Urat

Descriptives
SetelahPerlakuan
95% Confidence
Interval for Mean
Std. Std. Lower Upper
N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum
1 3 .8800 .96504 .55717 -1.5173 3.2773 .24 1.99
2 5 .3480 .34230 .15308 -.0770 .7730 .18 .96
3 5 .2660 .12720 .05689 .1081 .4239 .16 .41
4 4 .4025 .23557 .11778 .0277 .7773 .21 .74
5 5 .3160 .13759 .06153 .1452 .4868 .17 .50
Total 22 .4045 .40635 .08663 .2244 .5847 .16 1.99

Test of Homogeneity of Variances


SetelahPerlakuan

Levene Statistic df1 df2 Sig.


8.662 4 17 .001

ANOVA
SetelahPerlakuan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Between Groups
.829 4 .207 1.336 .297

Within Groups 2.638 17 .155


Total 3.468 21
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87

Lampiran 14. Uji Anova Selisih antara hiperurisemia dengan setelah perlakuan

Descriptives
Selisih
95% Confidence
Interval for Mean
Std. Std. Lower Upper
N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum
1 3 1.1900 1.71709 .99136 -3.0755 5.4555 .11 3.17
2 5 1.3000 1.61969 .72435 -.7111 3.3111 -.59 3.01
3 5 1.4400 .84640 .37852 .3891 2.4909 .10 2.22
4 4 2.6875 2.13066 1.06533 -.7028 6.0778 .55 5.34
5 5 1.6960 1.29751 .58026 .0849 3.3071 .58 3.29
Total 22 1.6591 1.47020 .31345 1.0072 2.3109 -.59 5.34

Test of Homogeneity of Variances


Selisih
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
2.089 4 17 .127

ANOVA
Selisih
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
5.782 4 1.446 .620 .654
Groups
Within Groups 39.609 17 2.330
Total 45.391 21
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 15. Silabus

SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM


MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : XI

KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER


POKOK WAKTU BELAJAR
Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem ekskresi

1.1. Mengagumi keteraturan Struktur dan Mengamati Tugas 3 minggu x  Buku siswa
dan kompleksitas ciptaan fungsi sel pada 4 JP

88
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89

Tuhan tentang struktur dan sistem ekskresi  Menggunakan torso dan gambar  Membuat  Buku
fungsi sel, jaringan, organ manusia. mengenali struktur berbagai organ model ginjal biology
penyusun sistem dan  Proses ekskresi, letak, dan fungsinya dengan lapisan Campbell
bioproses yang terjadi ekskresi pada melalui kegiatan demonstrasi kelas. korteks dan  Buku
pada mahluk hidup. manusia. Menanya medula atau referensi
1.2. Menyadari dan  Ekskresi pada  Mengapa ada berbagai organ yang membuat berbagai
mengagumi pola pikir hewan. berfungsi mengeluarkan zat sisa bagan nefron sumber
ilmiah dalam kemampuan  Kelainan dan proses dalam tubuh?  Membuat
 Torso alat
mengamati bioproses. penyakit yang  Bagaimana proses pengeluarannya model
ekkresi
terjadi. dan disusun oleh sel-sel seperti apa penampang
manusia,
1.3 Peka dan peduli terhadap organ eksekresi? melintang kulit
permasalahan lingkungan .  charta
hidup, menjaga dan Mengumpulkan Data Observasi sistem
menyayangi lingkungan (Eksperimen/Eksplorasi)  Kerja ilmiah, ekskresi
sebagai manisfestasi  Mengkaji literatur untuk menemukan sikap ilmiah, manusia ,
pengamalan ajaran agama fungsi dan proses alat-alat eksresi dan cacing,
yang dianutnya. manusia, keselamatan serangga
 Melakukan kajian literatur untuk kerja yang dan ikan.
2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, menemukan proses pengeluaran sisa dilakukan  Urine
tekun, jujur terhadap data metabolisme; keringat, urine, dalam (sehat dan
dan fakta, disiplin, bilirubin dan biliverdin, CO2 dan pengematan sakit),
tanggung jawab, dan H2O (uap air) pada berbagai organ dan kegiatan. benedict,
peduli dalam observasi ekskresi melalui kerja kelompok. biuret,
dan eksperimen, berani  Melakukan percobaan uji urine orang Portfolio tabung
dan santun dalam normal dan sakit.  Laporan reaksi,
mengajukan pertanyaan  Mengamati struktur ginjal praktikum. lampu
dan berargumentasi, peduli kambing/sapi mengenali bagian-  Karya ilmiah bunsen,
lingkungan, gotong
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90

royong, bekerjasama, cinta bagian kortek dan medulla pipet.


damai, berpendapat secara dibandingkan dengan torso/gambar Tes
ilmiah dan kritis, responsif ginjal pada manusia.  Bagan
dan proaktif dalam dalam  Mengamati nefron di bawah penampang
setiap tindakan dan dalam mikroskop atau gambar untuk melintang kulit
melakukan pengamatan memahami struktur sel penyusun dan
dan percobaan di dalam jaringan ginjal dan mengaitkan menjelaskan
kelas/laboratorium dengan fungsinya dalam proses struktur sel dan
maupun di luar pembentukan urin. fungsinya
kelas/laboratorium.  Mengamati alveolus, penampang  Membuat
melintang kulit untuk melihat outline
2.2. Peduli terhadap struktur sel dan jaringan dan penampang
keselamatan diri dan mengaitkan fungsinya. melintang
lingkungan dengan  Mengumpulkan informasi tentang ginjal
menerapkan prinsip kelainan pada sistem ekskresi dari  Membuat
keselamatan kerja saat berbagai sumber khususnya pada gambar sebuah
melakukan kegiatan penyakit asam urat. befron dan
pengamatan dan percobaan  Melakukan percobaan tentang menjelaskan
di laboratorium dan di penyakit/gangguan pada ginjal yang proses
lingkungan sekitar. dapat menyebabkan asam urat pembentukan
 Menjelaskan prinsip dialisis darah. urin
3.9. Menganalisis hubungan
antara struktur jaringan Mengasosiasikan
penyusun organ pada  Menyimpulkan struktur dan fungsi
sistem ekskresi dan sel-sel penyusun jaringan pada
mengaitkannya dengan organ ekskresi dan mengaitkan
proses ekskresi sehingga dengan fungsinya.
dapat menjelaskan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91

mekanisme serta gangguan  Mengaitkan bahwa teknologi cuci


fungsi yang mungkin darah mirip dengan fungsi ginjal
terjadi pada sistem sebagai penyaring zat-zat sisa
ekskresi manusia melalui bioproses pada tubuh.
studi literatur,
pengamatan, percobaan, Mengkomunikasikan
dan simulasi.  Menjelaskan secara lisan struktur sel
penyusun jaringan pada berbagai
4.10. Menyajikan hasil analisis organ ekskresi pada manusia dan
tentang kelainan pada mengaitkan dengan fungsinya.
struktur dan fungsi organ  Membuat bagan alur struktur
yang menyebabkan jaringan ginjal sampai dengan
gangguan sistem ekskresi vesika urinaria atau kantong kemih
manusia melalui berbagi dan menjelaskan proses
bentuk media presentasi. pembentukan urin.
 Menjelaskan proses ekskresi pada
hati dan paru-paru.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 16. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Cilegon


Kelas/Semester : XI (Sebelas)/II (Dua)
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Ekskresi
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator


1.3. Peka dan peduli terhadap 1.3.1. Mengembangkan sikap peduli
permasalahan lingkungan hidup, terhadap lingkungan hidup

92
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93

Kompetensi Dasar Indikator


menjaga dan menyayangi 1.3.2.Membangun sikap menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi dan menjaga lingkungan
pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.

2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, 2.1.1. Mengembangkan sikap teliti,


jujur terhadap data dan fakta, jujur terhadap data, ,berani,
disiplin, tanggung jawab, dan bekerjasama, berpikir kritis
peduli dalam observasi dan dalam setiap tindakan dan
eksperimen, berani dan santun dalam melakukan percobaan
dalam mengajukan pertanyaan di laboratorium.
dan berargumentasi, peduli 2.1.2. Membangun sikap proaktif
lingkungan, gotong royong, dan menghargai pendapat
bekerjasama, cinta damai, teman dalam kegiatan
berpendapat secara ilmiah dan presentasi.
kritis, responsif dan proaktif
dalam dalam setiap tindakan
dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di
dalam kelas/laboratorium
maupun di luar
kelas/laboratorium.

3.9. Menganalisis hubungan antara 3.9.1. Menjelaskan organ-organ


struktur jaringan penyusun yang berperan dalam sistem
organ pada sistem ekskresi dan ekskresi beserta fungsinya
mengaitkannya dengan proses 3.9.2. Menjelaskan proses
ekskresi sehingga dapat pembentukan urin dan proses
menjelaskan mekanisme serta urinasi
gangguan fungsi yang mungkin 3.9.3. Menjelaskan penyakit yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94

Kompetensi Dasar Indikator


terjadi pada sistem ekskresi dapat menyerang sistem
manusia melalui studi literatur, ekskresi manusia
pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
4.10. Menyajikan hasil analisis 4.10.1. Melakukan kegiatan pratikum
tentang kelainan pada struktur sesuai prosedur yang sudah
dan fungsi organ yang dibuat oleh guru secara teliti
menyebabkan gangguan sistem dan sistematis
ekskresi manusia melalui 4.10.2. Membuat laporan tertulis
berbagi bentuk media berdasarkan hasil analisis
presentasi. berdasarkan data pratikum
mengenai gangguan ekskresi
pada ginjal yang dapat
menimbulkan asam urat dan
cara mengatasinya
menggunakan tata cara
penulisan ilmiah.yang benar.
4.10.3. Mengkomunikasikan hasil
analisis serta kesimpulan yang
didapatkan melalui grafik dan
gambar.

C. Tujuan Pembelajaran
1.3.1.1. Melalui kegiatan praktikum siswa dapat mengembangkan sikap
peduli terhadap lingkungan hidup
1.3.1.2. Melalui kegiatan pratikum siswa dapat membangun sikap
menyayangi dan menjaga lingkungan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95

2.2.1.1. Melalui diskusi siswa dapat mengembangkan sikap bekerjasama


terhadap kegiatan pratikum, dan berani dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan percobaan di laboratorium.
2.2.1.2. Melalui kegiatan pratikum siswa dapat mengembangkan sikap teliti,
jujur terhadap data dan berpikir kritis dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan percobaan di laboratorium.
2.2.2.1. Melalui presentasi siswa dapat membangun sikap proaktif dan
menghargai pendapat teman.
3.9.1.1. Melalui diskusi kelompok, siswa mampu menjelaskan anatomi
ginjal beserta fungsinya
3.9.1.2. Melalui diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan komponen
dan fungsi nephron
3.9.1.3. Melalui diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan proses
pembuluh darah di ginjal
3.9.2.1. Melalui diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan proses
pembentukan urin
3.9.2.2. Melalui diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan proses urinasi
3.9.2.3. Melalui diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan mekanisme
reabsorbsi
3.9.2.4. Melalui diskusi kelompok siswa mampu menyebutkan hormon yang
mempengaruhi reabsorbsi air
3.9.3.1. Setelah melakukan kegiatan pratikum siswa mampu menganalisis
proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme serta
gangguan fungsi yang terjadi pada sistem ekskresi manusia dan
bagaimana cara mengatasinya
4.10.1.1. Siswa melakukan kegiatan pratikum sesuai proserdur yang sudah
dibuat oleh guru secara teliti dan sistematis
4.10.2.1. Melalui data percobaan siswa dapat menyajikan laporan tertulis
berdasarkan hasil analisis berdasarkan data praktikum mengenai
gangguan ekskresi pada ginjal yang dapat menimbulkan asam urat
dan cara mengatasinya menggunakan tata cara penulisan
ilmiah.yang benar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96

4.10.3.1. Melalui presentasi siswa dapat mengkomunikasikan hasil percobaan


data hasil percobaan.

D. Materi Ajar
1. Pengertian ekskresi, sekresi dan defekasi
2. Organ-organ ekskresi pada manusia dan fungsinya antara lain :
a. Ginjal c. Kulit
b.Paru – paru d.Hati
3. Proses pembentukan urin
4. Kelainan dan penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi manusia

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model : Pembelajaran koperatif (Cooperative) dan penemuan
(Discovery)
Metode : Percobaan, diskusi, tanya jawab, pengamatan, penugasan,
pengamatan, ceramah.

F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1 (2 x 45 menit)
Kegiatan/
No. Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Waktu
1. Pendahuluan  Menyiapkan kondisi 1. Guru mengucap salam dan
10 Menit belajar siswa berdoa
 Melakukan dan 2. Guru menyampaikan
menyiapkan : tujuan dan kegiatan
Apersepsi pembelajaran
3. Diberikan gambar
kulit,ginjal, hati, dan paru-
paru, lalu menanyakan apa
 Tujuan Pembelajaran nama organ tersebut?
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran

2 Inti 5. Guru mengorganisasi


70 Menit siswa dalam kelompok
 Mengamati 6. Siswa diminta kembali
untuk mengamati gambar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97

Kegiatan/
No. Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Waktu
7. kulit, ginjal, hati, dan paru-
paru.
 Menanya 8. Mengajukan pertanyaan
tentang apa fungsi dari
masing-masing organ
tersebut?
9. Mengapa ada berbagai
organ yang berfungsi
mengeluarkan zat sisa
proses dalam tubuh?
10. Apa yang dimaksud
dengan sekresi dan
defekasi?
 Mengumpulkan 11. Siswa berdiskusi didalam
Informasi kelompok dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan
yang sudah diberikan
kepada guru berdasarkan
sumber yang didapat
(artikel, jurnal, internet,
dll)
 Mengasosiasikan 12. Siswa bersama guru
mendiskusikan alat-alat
ekskresi yang terdapat
dalam tubuh manusia dan
fungsinya
13. Guru meminta siswa
mendeskripsikan sifat urin
yang biasa dikeluarkan
oleh siswa.
Mengkomunikasikan Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
diskusinya
3 Penutup Rangkuman 14. Guru meminta siswa
10 Menit mengidentikasi berbagai
penyakit yang terjadi pada
ginjal
15. Guru membimbing siswa
menyimpulkan hal-hal
yang sudah dipelajari
16. Guru menugaskan siswa
untuk mengumpulkan
informasi tentang cuci
darah dengan
menggunakan lembar
diskusi siswa dan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98

Kegiatan/
No. Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Waktu
mengumpulkannya pada
pertemuan berikutnya
17. Guru mengakhiri pelajaran
dengan mengucapkan
salam

Kegiatan 2 (2 x 45 menit)

Kegiatan/
No. Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Waktu
1. Pendahuluan  Menyiapkan kondisi 1. Guru mengucap salam
10 Menit belajar siswa 2. Berdoa
3. Guru mengecek dan
mengumpulkan lembar
kerja siswa 1dari siswa.
 Mengulas kembali 4. Siswa bersama guru
materi pembelajaran menyimpulkan pengertian,
sebelumnya fungsi, dan proses cuci
darah berdasarkan
informasi yang sudah
dikumpulkan.
 Tujuan Pembelajaran 5. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
2. Inti 6. Guru mengorganisasi
70 Menit siswa dalam kelompok
 Mengamati 7. Mengamati video proses
pembentukan urin
 Menanya 8. Mengajukan pertanyaan
bagaimana proses
pembentukan urin
9. Bagaimana mekanisme
reabsorbinya
10. Sebutkan hormon yang
mempengaruhi reabsorbsi
air
 Mengumpulkan 11. Siswa mendiskusikan
Informasi struktur dan proses
pembentukan urin
berdasarkan video tersebut
dan berbagai sumber lain
 Mengasosiasikan 12. Siswa bersama guru
mengaitkan bahwa
teknologi cuci darah mirip
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99

Kegiatan/
No. Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Waktu
dengan fungsi ginjal
sebagai penyaring zat-zat
sisa bioproses pada tubuh
13. Siswa bersama guru
mendiskusikan proses
utama untuk pembentukan
urin
14. Siswa bersama guru
mendiskusikan
mekanisme reabsorbsi dan
hormone yang
mempengaruhi reabsorbsi
air
 Mengkomunikasikan 15. Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
dalam diskusi kelompok
tersebut
3 Penutup Rangkuman 16. Ulasan singkat materi
10 Menit yang dipelajari
17. Guru membentuk
kelompok dan
menugaskan setiap
kelompok membawa 5
ekor mencit dan
mempelajari lembar kerja
siswa 1
18. Guru mengakhiri
pembelajaran dengan
mengucapkan salam

Kegiatan 3 (2 x 45)

No. Kegiatan/ Fase Kegiatan Guru dan Siswa


Waktu
1. Pendahuluan  Menyiapkan kondisi 1. Guru mengucap salam
10 Menit belajar siswa 2. Berdoa
3. Guru menyiapkan alat dan
bahan sesuai dengan
kegiatan 1.2
 Melakukan dan 4. Diberikan video tentang
Menyampaikan : penyakit yang disebabkan
Apersepsi oleh ginjal
 Tujuan Pembelajaran 5. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2 6. Guru mengorganisasikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100

No. Kegiatan/ Fase Kegiatan Guru dan Siswa


Waktu
Inti siswa dalam kelompok
70 Menit  Mengamati 7. Mengamati video kembali
video tentang penyakit
yang disebabkan oleh
ginjal
8. Siswa mengamati
langkah-langkah dalam
melakukan percobaan
sesuai dengan kegiatan 1.2
 Menanyakan 9. Guru menanyakan
bagaimana penyusunan
laporan hasil pratikum?
10. Bagaimana proses
terjadinya penyakit asam
urat?
11. Bagaimana cara mengatasi
penyakit asam urat?
 Mengumpulkan 12. Melaksanakan pratikum
Informasi sesuai dengan rancangan
yang sudah disepakati
13. Melakukan pengamatan
eksperimen, dan mencatat
data.
 Mengasosiasikan 14. Siswa mengolah data yang
sudah didapat dan
menuangkan dalam
laporan pratikum
 Mengkomunikasikan 15. Kelompok
mempresentasikan hasil
rancangan ke depan kelas,
sementara kelompok lain
menanggapi,
menyempurnakan dan
mencatat hasil penelitian
dari kelompok lain
dikarenanan penelitian ini
adalah berbasis proyek
kelas
Setiap kelompok diminta
untuk
mengkomunikasikan
secara tulisan hasil
eksperimen dalam bentuk
laporan akhir ilmiah
3 Penutup Menyimpulkan 16. Ulasan singkat materi
10 Menit yang dipelajari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101

No. Kegiatan/ Fase Kegiatan Guru dan Siswa


Waktu
17. Guru meminta siswa
melaksanakan percobaan
yang telah dirancang dan
dilakukan selama 1
semester, hasil percobaan
ditulis dalam format
laporan akhir penulisan
ilmiah
18. Guru mengakhiri pelajaran
dengan mengucapkan
salam

G. Sumber, Bahan dan Alat yang Digunakan


1. Sumber :
- Buku Biologi kelas XI, Dyah Aryulina, Esis
- Buku Biologi untuk SMA kelas XI, D.A Pratiwi. Erlangga
- Buku-buku yang relevan
- Makalah, artikel, atau laporan hasil penelitian, dan internet
2. a) Bahan Pembelajaran :
- Video proses pembentukan urin
- Lembar Kerja Siswa (LKS)
- Bahan dari internet
- Power point (ppt)
b) Bahan Percobaan Terstruktur
f. Hewan uji : mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY, berumur 2,5
bulan sebanyak 25 ekor.
g. Bahan tumbuhan : daun tempuyung (Sonchus arvensis L)
h. Pakan : pakan standar yang bisa diberikan ke seluruh hewan
percobaan.
i. Bahan peningkatan kadar asam urat darah : jus hati ayam 100%.
j. Bahan kimia : aquades, allopurinol, kit pereaksi pengukur kadar asam
urat darah produksi DiaSys Jerman.
3. a) Alat Pembelajaran :
- LCD - Laptop
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102

- Viewer - Speaker
b) Alat Percobaan Terstruktur :
- Kandang pemeliharaan hewan uji
- Alat untuk menimbang mencit.
- Alat untuk membuat makanan tinggi asam urat seperti blander,
saringan, kain flannel, pengaduk dan gelas ukur.
- Alat yang digunakan untuk membuat infusa terdiri dari panci infusa,
kompor listrik, saringan, timbangan, pisau, pengaduk, kain flannel,
gelas ukur, jarum suntik yang pada ujungnya tumpul.
- Alat yang digunakan dalam pembuatan larutan allopurinol terdiri dari
gelas ukur, Erlenmeyer, mortal, tabung Reaksi, dan timbangan.
- Alat untuk pengambilan sempel darah yaitu Eppendorf dan
mikrohematokrit 1ml.
- Alat yang digunakan dalam pengukuran kadar asam urat seperti pipet
mikro dengan merk merck, kuven ,merk SCC 1ml, sentrifuga merk
Heraeus Sepatec dengan seri Biofuge 15 buatan Jerman, dan
spektrofotometer merk Hach seri DR/2000 buatan USA.

H. Penilaian Hasil Belajar


1. Teknik penilaian : Pengamatan dan tes tertulis
2. Prosedur penilaian :
No. Aspek yang dinilai Teknik Waktu
Penilaian
1 Sikap spiritual Pengamatan Selama kegiatan
a. Peduli terhadap disekolah dan
lingkungan sekitar diluar sekolah
b. Menjaga lingkungan
sekitar
c. Meningkatkan rasa
saying terhadap
lingkungan ssekitar
2 Sikap Pengamatan Selama
a. Terlibat aktif selama pembelajaran,
proses pembelajaran saat diskusi
b. Bekerjasama dalam kelompok, dan
kegiatan kelompok pelaksanaan
c. Teliti dan jujur dalam percobaan
mengolah hasil data
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103

No. Aspek yang dinilai Teknik Waktu


Penilaian
kegiatan pratikum
d. Berpikir kritis dalam
proses pembelajaran
dan membuat laporan
pratikum
e. Menghargai pendapat
teman
2 Pengetahuan Tes Penyelesaian
a. Mengetahui organ- tugas dan hasil
tes
organ yang berperan
dalam sistem ekskresi
beserta fungsinya
b. Mengetahui proses
pembentukan urin
dan proses urinasi
c. Mengetahui penyakit
yang dapat
menyerang sistem
ekskresi manusia
3 Keterampilan Pengamatan Saat presentasi
a. Melakukan kegiatan dan pelaksaaan
pratikum sesuai percobaan
prosedur yang sudah
dibuat oleh guru
secara teliti dan
sistematis
b. Membuat laporan
hasil percobaan
dengan tata cara
penulisan ilmiah
yang benar
c. Keterampilan dalam
menyajikan hasil
rancangan percobaan
dalam bentuk
presentasi dan
melaksanakan
percobaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104

Yogyakarta, 13 Agustus 2014

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Murni Rosdiana, M.M Pd Anggi Chikitta


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105

LEMBAR DISKUSI SISWA

Judul : Sistem ekskresi

A. Tujuan
1. Siswa dapat mengetahui mekanisme cuci darah

B. Kerjakan soal dibawah ini!


1. Carilah informasi mengenai cuci darah, meliputi:
a. Pengertian
b. Fungsi
c. Proses
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106

LEMBAR KERJA SISWA I

Judul : Pengaruh Infusa Daun Tempuyung Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat
Dalam Darah Mencit Hiperurisemia

Kompetensi Dasar : 4.10 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur
dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem
ekskresi manusia melalui berbagi bentuk media
presentasi.

Indikator : 4.10.1 Melakukan kegiatan pratikum sesuai prosedur yang sudah


dibuat oleh guru secara teliti dan sistematis

A. Tujuan : 4.1.10.1 Mengidentifikasi Siswa melakukan kegiatan pratikum


sesuai proserdur yang sudah dibuat oleh guru secara teliti dan
sistematis

B. Alat dan Bahan :


 Alat yang digunakan dalam penelitian ini anatara lain :
h. Kandang pemeliharaan hewan uji, dilengkapi dengan tempat pakan dan
minum.
i. Alat untuk menimbang mencit.
j. Alat untuk membuat makanan tinggi asam urat seperti blander, saringan,
kain flannel, pengaduk dan gelas ukur.
k. Alat yang digunakan untuk membuat infusa terdiri dari panci infusa,
kompor listrik, saringan, timbangan, pisau, pengaduk, kain flannel, gelas
ukur, jarum suntik yang pada ujungnya tumpul.
l. Alat yang digunakan dalam pembuatan allopurinol terdiri dari gelas ukur,
Erlenmeyer, mortal, tabung Reaksi, dan timbangan.
m. Alat untuk pengambilan sempel darah yaitu Eppendorf dan
mikrohematokrit 1ml.
n. Alat yang digunakan dalam pengukuran kadar asam urat seperti pipet mikro
dengan merk merck, kuven ,erk SCC 1ml, sentrifuga merk Heraeus Sepatec
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
107

dengan seri Biofuge 15 buatan Jerman, dan spektrofotometer merk Hach


seri DR/2000 buatan USA.
 Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
k. Hewan uji
Hewan yang digunakan adalah mencit (Mus musculus L.) jantan galur
DDY, berumur 2,5 bulan sebanyak 25 ekor.
l. Bahan tumbuhan
Bahan yang digunakan berupa daun tempuyung (Sonchus arvensis L)
m. Pakan
Pakan yang digunakan secara umum adalah pakan standar yang bisa
diberikan ke seluruh hewan percobaan.
n. Bahan peningkatan kadar asam urat darah
Untuk meningkatkan kadar asam urat darah (pembuatan hiperurik)
digunakan pemberian jus hati ayam 100%. Selama 21 hari
o. Bahan kimia
Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian yaitu aquades, alopurinol,
kit pereaksi pengukur kadar asam urat darah produksi DiaSys Jerman.

C. Langkah Kerja

Kelas dibagi menjadi 5 kelompok. Tiap kelompok dapat terdiri atas lima
sampai enam anak . Masing-masing kelompok melakukan kegiatan berikut :
1. Tiap kelompok memelihara 5 ekor mencit
2. Mencit dilakukan tahap aklimatisasi selama 7 hari agar mencit dapat
beradaptasi dengan lingkungan percobaan.
3. Setelah tahap aklimatisasi, lakukan perlakuan hiperurisemia dengan
memberikan 2 ml jus hati ayam mentah 100% sebanyak dua kali sehari
(pagi dan siang) selama 14 hari.
4. Lakukan cek darah mencit hiperurisemia
5. Setelah mencit sudah mengalami hiperurisemia dilakukan penurunan
kadar asam urat, yaitu dengan cara :
 Kelompok 1 melakukan perlakuan dengan memberikan aquades
(sebagai kontrol negatif)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108

 Kelompok 2 melakukan perlakuan dengan memberikan Allopurinol


1 mg/kgBB (sebagai kontrol positif)
 Kelompok 3 melakukan perlakuan dengan memberikan infusa daun
tempuyung dengan dosis 812,60 mg/kgBB (sebagai dosis I)
 Kelompok 4 melakukan perlakuan dengan memberikan infusa daun
tempuyung dengan dosis 1425,31 mg/kgBB (sebagai dosis II)
 Kelompok 5 melakukan perlakuan dengan memberikan infusa daun
tempuyung dengan dosis 2500 mg/kgBB (sebagai dosis III)
6. Lakukan cek darah mencit setelah perlakuan

D. Hasil diskusi
Tabel 1. Kadar asam urat serum darah mencit sebelum pemberian
hiperurisemia
Kadar asam urat serum darah mencit (mg/dl)
No. Mencit pada kelompok
K(-) K(+) I II III
1 0.91 1.81 0.39 0.46
2 0.95 2.29 2.19 0.45 0.41
3 1.27 1.46 0.77 0.49 0.6
4 0.6 0.51 0.28 0.75 0.56
5 0.77 0.41
Mean 0.73 1.29 1.26 0.57 0.49
Ket : Begitu juga tabel untuk perlakuan hiperurisemia dan setelah
perlakuan.

E. Pertanyaan
Buatlah laporan penelitian berdasarkan hasil percobaan yang telah
dilakukan dengan format sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah (5)
B. Rumusan Masalah (5)
C. Tujuan Penelitian (5)
D. Manfaat Penelitian (5)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori (15)
B. Rumusan Hipotesis (5)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109

BAB III METODE PENELITIAN


A. Instrumen (Alat dan Bahan) (5)
B. Prosedur Kerja (5)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil (10)
B. Pembahasan (25)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan (5)
B. Saran (5)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
110

LEMBAR PENGAMATAN NILAI SPIRITUAL

Indikator : 2.3.1 mengembangkan sikap peduli terhadap lingkungan hidup


2.3.2 membangun sikap menyayangi dan menjaga lingkungan

Penilaian Skor
No. Aspek yang dinilai Keterangan
1 2 3 4
Peduli terhadap
1.
lingkuang sekitar
2. Menjaga lingkungan
sekitar
3. Meningkatkan rasa
menyayangi terhadap
lingkuan sekitar
4. Meningkatkan rasa
syukur kepada Tuhan
atas ilmu pengetahuan
yang telah diberikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
111

Rubrik Penilaian Spiritual

Aspek yang Penilaian Skor Keterang


No.
dinilai 1 2 3 4 an
Siswa Siswa
Siswa tidak Siswa
Peduli kurang cukup
peduli peduli
terhadap peduli peduli
1. terhadap terhadap
lingkungan terhadap terhadap
lingkungan lingkung
sekitar lingkungan lingkungan
sekitar an sekitar
sekitar sekitar
2. Menjaga Siswa tidak Siswa Siswa Siswa
lingkungan menjaga kurang cukup selalu
sekitar lingkungan menjaga menjaga menjaga
sekitar lingkungan lingkungan lingkung
sekitar sekitar an sekitar
3. Meningkatkan Siswa tidak Siswa Siswa Siswa
rasa sayang menyayang kurang cukup selalu
terhadap i menyayang menyayang menyaya
lingkuan lingkungan i i ngi
sekitar sekitar lingkungan lingkungan lingkung
sekitar sekitar an sekitar
4. Meningkatkan Siswa tidak Siswa Siswa Siswa
rasa syukur antusias kurang cukup sangat
kepada Tuhan dalam antusias antusias antusias
atas ilmu mengikuti dalam dalam dalam
pengetahuan pembelajar mengikuti mengikuti mengikut
yang telah an pembelajar pembelajar i
diberikan an an pembelaj
aran

Aspek yang dinilai :

1. Sikap peduli lingkungan sekitar


Siswa membuang sampah pada tempatnya serta membersihkan ruang kelas
2. Sikap menjaga lingkungan sekitar
Siswa tidak merusak tanaman dilingkungan sekitar
3. Sikap rasa sayang terhadap lingkuan sekitar
Siswa merawat tanaman dilingkungan sekitar
4. Sikap rasa syukur kepada Tuhan atas ilmu pengetahuan yang telah diberikan
Siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

Pedoman penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
112

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Indikator : 2.1.1 Mengembangkan sikap teliti, jujur terhadap data, ,berani,


bekerjasama, berpikir kritis dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan percobaan di laboratorium.

2.1.2 Membangun sikap proaktif dan menghargai pendapat teman


dalam kegiatan presentasi.

Indikator sikap proaktif dalam pembelajaran :


1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran
tetapi belum konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus menerus/konsisten

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok :


1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ada usaha untuk bekerjasama
dengan kelompok
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dengan kelompok
tetapi belum konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian untuk bekerjasama dengan
kelompok secara terus menerus/konsisten

Indikator sikap toleransi/menghargai setiap pendapat teman dalam


pemecahan masalah :
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak bersikap toleran terhadap
proses pemecahan masalah yang berbeda
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap
proses pemecahan masalah yang berbeda tetapi belum konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian untuk bersikap toleran
terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda secara terus
menerus/konsisten

Indikator sikap jujur terhadap data dalam kegiatan pratikum :

1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak bersikap jujur terhadap data
dengan kelompok
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap jujur terhadap data
dengan kelompok tetapi belum konsisten
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
113

3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian untuk bersikap jujur
terhadap data dengan kelompok secara terus menerus/konsisten

Indikator berani dalam kegiatan pratikum :

1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak bersikap berani dalam
pratikum
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap berani dalam pratikum
tetapi belum konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian untuk bersikap berani
dalam pratikum secara terus menerus/konsisten

Indikator teliti menyajikan laporan dalam kegiatan pratikum

1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak bersikap teliti menyajikan
laporan dalam kegiatan pratikum
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap teliti menyajikan
laporan dalam kegiatan pratikum tetapi belum konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian untuk bersikap teliti
menyajikan laporan dalam pratikum secara terus menerus/konsisten

Indikator berpikir kritis dalam diskusi kelompok

1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak berpikir kritis dalam diskusi
kelompok
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk berpikir kritis dalam diskusi
kelompok tetapi belum konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian untuk berpikir kritis dalam
diskusi kelompok secara terus menerus/konsisten
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
114

Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom yang sesuai hasil pengamatan

Sikap
Na Aktif Kerjasa Toleran Kejujura
Berani Teliti Berpi
N ma ma n kir
o Sis kritis
wa K B S K B S K B S K B S K B S K B S K S
B B B B B B B B B B B B B B
1
2
3
.
.
4
5
Keterangan :

KB : Kurang Baik

B : Baik

SB : sangat Baik

Skor penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
115

Lembar Observasi Kegiatan Pratikum

Indikator : 4.10.1 Melakukan kegiatan pratiktikum sesuai prosedur yang sudah


dibuat oleh guru secara teliti dan sistematis

Penilaian
No. Aspek yang dinilai
1 2 3
1. Kelengkapan bahan pratikum
yang dibawa
2. Menggunakan alat dan bahan
pratikum dengan benar

3. Kesesuain pelaksanaan
pratikum dengan langkah
kerja
4. Data yang diperoleh dari
pratikum
5. Menyimpulkan hasil pratikum

Keterangan :

1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
116

Rubrik Penilaian Kegiatan Pratikum

Aspek yang Penilaian


No.
dinilai 1 2 3
1. Kelengkapan Tidak Membawa Membawa bahan
bahan pratikum membawa tetapi tidak praktikum
yang dibawa bahan lengkap lengkap
praktikum
2. Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan
alat dan bahan alat dan bahan alat dan bahan alat dan bahan
pratikum dengan pratikum tidak pratikum praktikum sesuai
benar sesuai kurang sesuai dengan prosedur
proserdur dengan
prosedur
3. Kesesuain Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
pelaksanaan praktikum pratikum sudah pratikum sudah
pratikum dengan tidak sesuai sesuai namun sesuai dengan
langkah kerja dengan ada yang tidak langkah kerja
langkah kerja dilaksanakan
4. Data yang Data tidak Data lengkap, Data lengkap,
diperoleh dari lengkap tetapi tidak terorganisir, dan
pratikum terorganisir atau ditulis dengan
ada yang slah benar
tulis
5. Menyimpulkan Tidak benar Sebagian Semua benar
hasil pratikum atau tidak kesimpulan ada atau sesuai
sesuai tujuan yang salah atau tujuan
tidak sesuai
tujuan

Pedoman Penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
117

Lembar Observasi Pratikum

Indikator : 2.2.1 Mengembangkan sikap teliti, jujur terhadap data, ,berani,


bekerjasama, berpikir kritis dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan percobaan di laboratorium.

No Nama Aspek yang dinilai


Siswa Teliti Jujur Kerjasama Kritis Berani
terhadap
data
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kriteria penilaian : A = 85-100 : sangat baik


B = 70- 84 : baik
C = 55- 69 : cukup
D = 50- 54 : kurang
E = 0- 49 : sangat kurang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
118

Rubrik penilaian pratikum

Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian


Teliti 4 Jika fokus dalam mengolah data dan
menyajikan hasil laporan kegiatan pratikum,
semua anggota kelompok terlibat dalam
diskusi serta bersikap tenang
3 Jika fokus dalam mengolah data dan
menyajikan hasil laporan kegiatan pratikum,
bersikap tenang tetapi tidak semua anggota
kelompok terlibat dalam diskusi
2 Jika fokus dalam mengolah data dan
menyajikan hasil laporan kegiatan pratikum,
bersikap tidak tenang dan tidak semua
anggota kelompok terlibat dalam diskusi
1 Jika tidak fokus dalam mengolah data dan
menyajikan hasil laporan kegiatan pratikum,
bersikap tidak tenang dan tidak semua
anggota kelompok terlibat dalam diskusi
Jujur terhadap data 4 Jika jujur terhadap data yang diperoleh secara
terus menerus/konsisten
3 Jika jujur terhadap data yang diperoleh tetapi
belum konsisten
2 Jika jujur terhadap data yang diperoleh tetapi
tidak konsisten
1 Jika tidak jujur terhadap data yang diperoleh
Berkerjasama 4 Jika menjawab dengan tepat menggunakan
bahasa yang mudah dipahami dan berbicara
dengan percaya diri
3 Jika menjawab dengan tepat menggunakan
bahasa yang mudah dipahami dan berbicara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
119

Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian


dengan tidak percaya diri

2 Jika menjawab dengan tepat, tidak


menggunakan bahasa yang mudah dipahami
dan berbicara dengan tidak percaya diri
1 Jika jawaban kurang/tidak tepat, tidak
menggunakan bahasa yang mudah dipahami
dan berbicara dengan tidak percaya diri
Berpikir kritis 4 Jika membuat laporan pratikum secara runtut,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami
3 Jika membuat laporan pratikum mudah
dipahami dan runtut namun tidak sistematis

2 Jika membuat laporan pratikum mdah


dipahami namun tidak runtut dan juga tidak
sistematis
1 Jika membuat laporan pratikum sulit
dipahami, tidak runtut, dan juga tidak
sistematis.
Berani 4 Jika pendapat mudah dipahami, runtut serta
sistematis
3 Jika pendapat mudah dipahami, runtut, tetapi
tidak sistematis
2 Jika pendapat mudah dipahami, tidak runtut
dan juga tidak sistematis
1 Jika pendapat tidak mudah dipahami, tidak
runtut dan juga tidak sistematis.

Pedoman Penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
120

Rubrik Penilaian Laporan Praktikum

No Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian


1 Bentuk Laporan 1 Bila 4 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
2 Bila 3 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
3 Bila 2 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
4 Bila 1 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
5  Kerangka penulisan
 Penulisan sistematik
 Menarik
 Bahasa yang digunakan komunikatif (mudah
dipahami)
 Menyajikan dasar teori yang sesuai dengan
tujuan praktikum
2 Data Pengamatan 1 Tidak melampirkan data pengamatan
2 Tiga (3) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
3 Dua (2) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
4 Satu (1) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
5  Data yang disajikan dalam bentuk tabel atau
grafik
 Data yang disajikan sesuai dengan hasil
percobaan/ pengamatan
 Data yang disajikan jelas dan mudah dipahami
3 Pembahasan 1 Tidak menyajikan pembahasan
2 Tiga (3) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
3 Dua (2) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
4 Satu (1) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
5  Bahasa yang digunakan komunikatif
 Pembahasan sesuai dengan hasil praktikum
 Adanya hubungan antara pembahasan dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
121

No Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian


literatur yang diambil
4 Ketepatan 1  Kesimpulan tidak disajikan dalam bahasa yang
Pengambilan komunikatif
Kesimpulan  Kesimpulan yang diambil tidak berdasarkan
data pengamatan
 Kesimpulan yang disajikan tidak sesuai dengan
pembahasan
 Kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan
praktikum
2 Tiga (3) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
3 Dua (2) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
4 Satu (1) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
5  Kesimpulan disajikan menggunakan bahasa
yang komunikatif
 Kesimpulan sesuai dengan tujuan praktikum
 Kesimpulan yang disajikan sesuai dengan
pembahasan
 Kesimpulan diambil berdasarkan data
pengamatan
5 Waktu pengumpulan 1 Terlambat 4 hari
laporan resmi
2 Terlambat 3 hari
3 Terlambat 2 hari
4 Terlambat 1 hari
5 Tepat waktu

Pedoman Penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
122

Lembar Observasi Presentasi

Indikator : 2.2.2 Membangun sikap proaktif dan menghargai pendapat


teman dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
percobaan di laboratorium.

No Nama Siswa Aspek yang dinilai


Kecakapan presentasi Kecakapan ketika Kecakapan menjawab
berdiskusi pertanyaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kriteria penilaian : A = 85-100 : sangat baik


B = 70- 84 : baik
C = 55- 69 : cukup
D = 50- 54 : kurang
E = 0- 49 : sangat kurang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
123

Rubrik Penilaina Presentasi

Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian


Kecakapan presentasi 4 Jika pembawaan tenang, menggunakan
bahasa yang logis, runtut dan sistematis
3 Jika pembawaan tenang, menggunakan
bahasa yang logis tetapi tidak runtut dan
sistematis
2 Jika pembawaanya tenang, tidak
menggunakan bahasa yang logis dan
penyampaiannya tidak runtut dan sistematis
1 Jika pembawaanya tidak tenang, tidak
menggunakan bahasa yang logis serta
penyampaian yang tidak runtut dan sistematis
Kecakapan ketika 4 Jika fokus terhadap perintah guru, semua
berdiskusi anggota kelompok terlibat dalam diskusi serta
bersikap tenang
3 Jika fokus terhadap perintah guru, bersikap
tenang tetapi tidak semua anggota kelompok
terlibat dalam diskusi
2 Jika fokus terhadap perintah guru, tidak
tenang dan tidak semua anggota kelompok
terlibat dalam diskusi
1 Jika tidak fokus terhadap perintah guru, tidak
tenang dan tidak semua anggota kelompok
terlibat dalam diskusi
Kecakapan menjawab 4 Jika menjawab dengan tepat menggunakan
pertanyaan bahasa yang mudah dipahami dan berbicara
dengan percaya diri
3 Jika menjawab dengan tepat menggunakan
bahasa yang mudah dipahami dan berbicara
dengan tidak percaya diri
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
124

Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian


2 Jika menjawab dengan tepat, tidak
menggunakan bahasa yang mudah dipahami
dan berbicara dengan tidak percaya diri
1 Jika jawaban kurang/tidak tepat, tidak
menggunakan bahasa yang mudah dipahami
dan berbicara dengan tidak percaya diri

Pedoman Penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
125

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas/Semester : XI/II
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Waktu Pengamatan :

Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan


masalah yang relevan berkaitan dengan kegiatan pratikum
1. Kurang terampil jika menunjukkan sama sekali tidak dapat menerapkan
konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan berkaitan
dengan kegiatan pratikum
2. Trampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan
konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan berkaitan
dengan kegiatan pratikum namun belum tepat
3. Sangat Trampil jika menunjukkan sudah usaha untuk menerapkan
konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan berkaitan
dengan kegiatan pratikum.

Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom yang sesuai hasil pengamatan

Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan
No Nama Siswa
strategi pemecahan masalah
KT T ST
1
2
3
.
.
35
Keterangan
KT : Kurang Terampil
T : Terampil
ST : Sangat Terampil
Skor penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
126

KISI-KISI PENULISAN SOAL POSTEST

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Mata Pelajaran : Biologi Alokasi Waktu : 45 Menit


Kelas/Program : XI IPA/I I Bentuk Soal : PG dan Essay
Semester : II Jumlah Soal : 12 PG dan 6 Essay

No Kompetensi Dasar Indikator Soal Ranah Kognitif Bentuk No Kunci


Soal Soal Jawaban
C1 C2 C3 C4 C5 C6

1 3.9Menganalisis  Menjelaskan  PG A1, Terlampir


A3,
hubungan antara organ-organ A6,
struktur jaringan yang A8,
A9,
penyusun organ berperan A10
pada sistem dalam sistem  A7,
A11,
ekskresi dan ekskresi
A12
mengaitkannya beserta  A2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
127

No Kompetensi Dasar Indikator Soal Ranah Kognitif Bentuk No Kunci


Soal Soal Jawaban
dengan proses fungsinya  Essay B6 Terlampir
ekskresi
sehingga dapat
menjelaskan
mekanisme
serta gangguan  Menjelaskan  PG A4 Terlampir
fungsi yang proses
mungkin terjadi pembentukan
 Essay B1, Terlampir
B2
pada sistem urin dan B3
ekskresi proses urinasi
manusia melalui
studi literatur,
pengamatan,  Menjelaskan Terlampir
 PG A5
percobaan, dan penyakit yang
simulasi. dapat  Essay B4 Terlampir
menyerang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
128

No Kompetensi Dasar Indikator Soal Ranah Kognitif Bentuk No Kunci


Soal Soal Jawaban
12.10. Menyajikan sistem  Essay B5 Terlampir
hasil analisis ekskresi
tentang kelainan manusia
pada struktur
dan fungsi organ
yang
menyebabkan
gangguan sistem
ekskresi
manusia melalui
berbagi bentuk
media
presentasi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
129

SOAL POSTEST

A. Pilihlah satu jawaban yang tepat!

1. Organisme memiliki sistem pengeluaran yang berguna untuk mengeluarkan zat-zat sisa dari

proses…

a. Oksidasi d. Transportasi

b. Metabolisme e. Reabsorpsi

c. Absorpsi

2. Keterangan berikut menjelaskan tentang organ ginjal, kecuali…

a. Berbentuk seperti kacang merah

b. Berfungsi sebagai penyaring darah

c. Sebagai tempat pembentukan sel-sel darah

d. Jumlahnya sepasang, di kiri-kanan ruas-ruas tulang pinggang

e. Berfungsi sebagai pembunuh bibit penyakit

3. Bagian ginjal yang berfungsi sebagai penyaring darah adalah…

a. Uretra d. Ureter

b. Medulla e. Korteks

c. Pelvis

4. Urin berwarna kuning karena mengandung….

a. Urea d. Ammonia

b. Bilirubin e. Asam Amino

c. Hemoglobin

5. Salah satu tanda bahwa seseorang menderita gagal ginjal adalah jika dalam urin terdapat

zat…
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
130

a. Urea d. Glukosa

b. Ammonia e. Protein

c. Lemak

6. Hati termasuk juga sebagai organ ekskresi karena berfungsi mengeluarkan….

a. Vitamin A d. Gula dalam bentuk glikogen

b. Bilirubin dan urea e. Ammonia

c. Gula dari dalam darah

7. Empedu yang terbentuk di dalam hati berasal dari…

a. Hemoglobin yang rusak

b. Sel-sel darah merah yang rusak

c. Zat-zat racun yang terkumpul

d. Zat sisa pembongkaran protein

e. Sel-sel darah putih yang rusak

8. Epidermis pada kulit manusia tersusun atas…

a. Lapisan tanduk dan lapisan Malpighi

b. Kulit arid an kulit jangat

c. Lapisan Malpighi dan jaringan ikat

d. Lapisan tanduk dan kulit jangat

e. Lapisan Malpighi dan kulit jangat

9. Kulit berfungsi sebagai alat pengeluaran, karena itu memiliki…

a. Rambut d. Jaringan ikat

b. Kelenjar keringat e. Lapisan tanduk

c. Ujung-ujung saraf
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
131

10. Zat yang dikeluarkan dari paru-paru berupa…

a. Oksigen d. Ammonia

b. Nitrogen e. Karbon dioksida

c. Karbon monoksida

11. Perhatikan hal-hal berikut:

1. Memiliki reseptor indra 3. Menyimpan kelebihan lemak

2. Melindungi tubuh dari 4. Memecah kelebihan asam

mikroorganisme amino

Fungsi kulit selain sebagai alat ekskresi adalah….

a. 1 dan 3 d. 1, 3, dan 4

b. 2 dan 3 e. 1 dan 4

c. 1, 2, dan 3

12. Perhatikan hal-hal berikut:

a. Menghasikan empedu

b. Menetralkan racun

c. Mengontrol kadar gula dalam darah

d. Menyimpan glikogen

Fungsi hati adalah…

a. 1, 2, dan 3 d. 1, 2, 3, dan 4

b. 1, 3, dan 4 e. 1 dan 4

c. 2, 3, dan 4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
132

B. Essay

1. Sebutkan dan jelaskan 3 tahap pembentukan urin !

2. Apa yang dimaksud dengan nefron? Terdiri atas apa sajakah 1 unit nefron ? Jelaskan secara

singkat !

3. Hormon dan enzim apa yang berperan dalam mengatur volume urin? Jelaskan peranannya !

4. Apakah penyakit asam urat dapat merusak ginjal dalam tubuh ? jika iya, mengapa demikian?

Apa nama penyakitnya yang menyebabkan gangguan pada ginjal yang disebabkan oleh asam

urat? dan bagaimana cara mencegah supaya tidak terkena asam urat?

5. Studi kasus : Pada urin Mr.X dijumpai adanya glukosa dan protein albumin. Normalkah

keadaan tersebut ? Jika tidak, Mr. X ini menderita penyakit apa dan apa kira-kira yang

menjadi sebabnya ?

6. Adit akan membuat percobaan untuk membuktikan bahwa pernafasan manusia

membutuhkan O2 dan menghasilkan CO2 dan H2O. Bahan yang digunakan adalah air kapur

sedangkan alat yang digunakan adalah cermin, gelas kimia, dan sedotan plastik. Yang harus

Adit lakukan pertama-tama menyiapkan air kapur 100ml dan menuangkan pada gelas kimia

kemudian ditiup, dan yang kedua menyiapkan cermin yang bersih kemudian dihembuskan.

Setelah melakukan kegiatan Adit diminta untuk mengamati Reaksi apa yang terjadi pada air

kapur dan cermin tersebut lalu isikan data pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
Keadaan
No. Kegiatan
Sebelum Percobaan Setelah Percobaan
1. Meniup nafas ke air
kapur
2. Meniup nafas ke
cermin

Buatlah rancangan percobaan mengenai sistem ekskresi pada paru-paru manusia !


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
133

KUNCI JAWABAN POSTEST

A. Pilihan Ganda
1. b 7. b
2. c 8. a
3. e 9. b
4. b 10. e
5. e 11. a
6. b 12. a

B. Essay
1. 3 tahap pembentukan urin yaitu:
1) Filtrasi
Filtrasi merupakan proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat
sisa metabolism yang dapat menjadi racun bagi tubuh. Proses terjadinya
filtrasi di glomerulus yang ada di badan Malpighi. Hasil dari filtrasi di
glomelurus, menuju kapsula bowman dan dihasilkan urin primer. Urin
primer terdiri dari : air, gula, asam amino, garam/ion anorganik,urea
2) Reabsorbsi
Reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal yang nantinya akan menghasilkan
urin sekunder. Urin primer yang terkumpul di kapsula bowman masuk ke
dalam tubulus kontortus proksimal dan terjadi reabsorbsi. Pada proses ini
terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna bagi tubuh
oleh dinding tubulus, lalu masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi
tubulus. Zat-zat yang diserap kembali oleh darah antara lain: glukosa,
asam amino, dan ion-ion anorganik (Na+, Cl-, K+, dan HCO3-). Hasil dari
reabsorbsi urin primer adalah urin sekunder yang mengandung sisa limbah
nitrogen dan urea. Urin sekunder masuk ke lengkung henle. Pada tahap ini
terjadi osmosis air di lengkung henle desenden sehingga volume urin
sekunder berkurang dan menjadi pekat. Ketika urin sekunder mencapai
lengkung henle asenden, garam Na+ dipompa keluar dari tubulus,
sehingga urin menjadi lebih pekat dan volume urin tetap.
3) Agumentasi
Dari lengkung henle asenden, urin sekunder aan masuk ke tubulus distal
untuk masuk tahap augmentasi (pengumpulan zat-zat yang tidak
dibutuhkan lagi oleh tubuh). Zat sisa yang dikeluarkan oleh pembuluh
kapiler adalah ion hydrogen (H+), ion kalium (K+), NH3 dan keratin.
Pengeluaran ion H+ ini membantu menjaga pH yang tetap dalam darah.
Selama melewati tubulus distal, urin banyak kehilangan air sehingga
konsentrasi urin makin pekat. Selanjutnya urin memasuki pelvis renalis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
134

dan menuju ureter, kemudian dialirkan ke vesica urinaria, untuk


ditampung sementara waktu. Pengeluaran urin diatur oleh otot-otot
sfingter. Kandung kemih hanya mampu menampung kurang lebih 300ml.

2. Nefron adalah unit struktural dan fungsional dari ginjal. Tiap ginjal memiliki
sekitar 1 juta nephron. Tempat terbentuknya urin. Terdiri dari 2 bagian, yi
korpuskula renalis dan tubulus renalis.
1) Korpuskula renalis
Terdiri atas glomerulus yang dikelilingi oleh kapsula Bowman.
Glomerolus merupakan jaringan pembuluh darah kapiler yang berasal dari
arteriola afferent (masuk glomerolus) dan arteriola efferent (keluar
glomerolus).
Kapsula Bowman merupakan pelebaran dari tubulus renalis yang
menyelubungi glomerulus. Lapisan dalam tersusun oleh podosit atau ‘foot
cells’ dengan bagian ‘kaki’ terletak pada permukaan kapiler glomerulus.
Bagian ini sangat permeabel. Lapisan luar kapsula Bowman tidak berpori
dan tidak permeabel. Ruang antara 2 lapisan kapsula Bowman berisi filtrat
yang dibentuk dari glomerulus yang nantinya akan menjadi urin.
2) Tubulus renalis
Tubulus renalis berlanjut dari kapsula Bowman dan terdiri dari tubulus
kontortus proksimal, ‘loop of Henle’ , tubulus kontortus distal dan tubulus
kolektivus
Tubulus kontortus distal dari beberapa nephron bermuara ke tubulus
kolektivus. Beberapa tubulus kolektivus bersatu membentuk duktus
papillary yang mengalirkan urin ke kalyx pada pelvis renalis. Semua
bagian tubulus renalis dikelilingi oleh ‘kapiler peritubular’ yang berasal
dari arteriola efferent. Kapiler peritubular menerima material yang
direabsorbsi oleh tubulus renalis.

3. Hormon dan enzim yang mengatur volume air


1) Aldosteron
Dihasilkan oleh kortek adrenal dengan target utama adalah ginjal ketika
volume darah dalam tubuh berkurang. Meningkatkan reabsorbsi ion Na+
ke dalam darah dan eksresi K+ ke dalam tubulus. Ketika Na+ direabsorbsi,
ion H+ ikut diekskresikan ke dalam tubulus yang mencegah terjadinya
akumulasi ion H+ dalam darah. Ion negatif seperti Cl- dan HCO3- juga
ikut direabsorbsi bersamaan dengan terjadinya reabsorbsi Na+, diikuti oleh
air melalui osmosis. Hal ini penting untuk mempertahankan volume darah
dan tekanan darah tetap normal. Jadi, aldosteron berperan dalam menjaga
kadar Na+ dan K+ darah tetap normal, juga berperan dalam menjaga pH
normal darah, volume darah dan tekanan darah
2) Atrial natriuretic peptide (ANP)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
135

Merupakan antagonis dari aldosteron. Dihasilkan oleh atrium jantung


ketika tekanan darah atau volume darah meningkat ANP menurunkan
reabsorbsi ion Na+ dan air melalui ginjal sehingga tetap berada dalam
filtrat kemudian diekskresikan. Dengan meningkatkan eliminasi air dan
Na+, maka ANP menurunkan tekanan darah dan volume darah
3) Antidiurec hormon (ADH)
Dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian posterior ketika kadar air dalam
tubuh menurun. Dibawah pengaruh ADH, tubulus kontortus distal dan
tubulus kolektivus mampu mereabsorbsi lebih banyak air dari filtrat
renalis. Urin menjadi lebih pekat. Hal tersebut menjaga volume dan
tekanan darah tetap normal Ketika kadar air dalam tubuh meningkat,
sekresi ADH dikurangi sehingga reabsorbsi air berkurang. Urin menjadi
lebih encer. Air dieliminasi hingga konsentrasinya dalam tubuh normal
kembali.

4. Penyakit asam urat dapat menyebabkan kelainan ginjal, apabila penyakit asam
urat menyebabkan timbulnya batu pada saluran kencing atau ginjal maka
disebut penyakit batu urat dan jika asam urat ini merusak ginjal secara
langsung maka disebut penyakit nefropati urat. Hal ini bisa terjadi dikarenakan
sekitar dua per tiga urat yang sudah terbentuk di dalam tubuh secara alami
akan dikeluarkan bersama urin melalui ginjal.
Cara mencegah agar tidak terkena asam urat adalah mengkonsumsi makanan
yang kaya potasium, konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat
kompleks, tidak mengkonsumsi kacang-kacangan, tidak mengkonsumsi
sayuran seperti bayam, buncis, kembang kol, jamur kuping, daun singkong,
daun papaya, dan asparagus, kurangi mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein disertai tinggi lemak, dan hal yang lain ialah
mengkonsumsi rebusan daun tempuyung dikarenakan daun tempuyung
mempunyai kandungan flavonoid yang dapat menurunkan kadar asam urat.

5. Keadaan dalam tubuh Mr.X tidak normal dikarenakan Mr.X terkena penyakit
Diabetes mellitus (kencing manis) yang disebabkan karena kekurangan
hormon insulin sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat, kelebihan
glukosa dikeluarkan lewat urin. Dan penyakit Albuminuria yang disebabkan
karena kegagalan filtrasi di ginjal sehingga dijumpai molekul albumin dalam
urin.

6. Rancangan percobaan :
A. Acara praktikum
Judul : Sistem Ekskresi pada Paru-paru
B. Tujuan Praktikum
1. Menjelaskan proses ekskresi yang terdapat pada ogan paru-paru
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
136

C. Landasan Teori
Proses metabolisme tubuh meliputi proses menghasilkan energi
dan zat yang berguna bagi tubuh. Dalam proses metabolisme, dihasilkan
zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini harus
dikeluarkan dari tubuh karena dapat membahayakan tubuh. Proses
pengeluaran zat-zat sisa dari dalam tubuh disebut ekskresi. Sistem eskresi
pada tubuh manusia meliputi hati, ginjal, paru-paru, dan kulit. Sistem
eskresi pada paru-paru selain sebagai alat pernapasan paru-paru juga
berfungsi sebagai alat pengeluaran. Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru
adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari
proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah meneluarkan karbon
dioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Jika tidak
dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun.
D. Alat dan Bahan :
 Gelas kimia
 Cermin
 Air kapur
 Sedotan plastik
E. Cara Kerja
Pertama
a. Masukan air dalam gelas kimia sampai 100ml
b. Masukkan sedotan plastik dalam gelas tersebut
c. Tiupkan nafasmu kedalam air kapur jernih melalui sedotan plastik
d. Catatlah perubahan yang terjadi pada air kapur tersebut.

Kedua

a. Siapkan sebuah cermin yang bersih


b. Hembuskan nafasmu pada cermin tersebut
c. Amati dan catat perubahan yang terjadi pada cermin
F. Tabel Pengamatan :
Keadaan
No. Kegiatan
Sebelum Percobaan Setelah Percobaan
1. Meniup nafas ke air Keruh Lebih jernih
kapur
2. Meniup nafas ke Bening Keruh
cermin

G. Pembahasan
H. Kesimpulan
Pernafasan manusia membutuhkan O2 dan menghasilkan CO2 dan H2O.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
137

PEDOMAN PENSKORAN

A. Pilihan Ganda
Setiap soal masing-masing diberi skor 1 dengan ketentuan :
Skor 0 jika salah dan tidak menjawab
Skor 1 jika jawaban benar

Nilai :

B. Essay
1. Skor 6 : apabila menyebutkan dan menjelaskan semua tahapan-tahapan
pembentukan urin
Skor 5 : apabila menyebutkan semua tahapan-tahapan pembentukan urin,
namun hanya 2 menjelaskan pembentukannya
Skor 4 : apabila menyebutkan semua tahapan-tahapan pembentukan urin,
namun hanya 1 menjelaskan pembentukannya
Skor 3 : apabila menyebutkan semua tahapan-tahapan pembentukan urin,
namun tidak disertai penjelasannya
Skor 2 : apabila menyebutkan 2 tahapan-tahapan pembentukan urin,
namun tidak disertai penjelasannya
Skor 1 : apabila menyebutkan 1 tahapan-tahapan pembentukan urin,
namun tidak disertai penjelasannya

2. Skor 3 : apabila menjelaskan nefron dan menyebutkan bagian-bagian


nefron

Skor 2 : apabila menjelaskan nefron dan menyebutkan bagian-bagian


nefron, namun tidak disertai penjelasannya

Skor 1 : apabila menjelaskan nefron, namun tidak menyebutkan dan


menjelaskan bagian-bagian nefron

Skor 0 : tidak menjawab


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
138

3. Skor 5 : apabila menyebutkan dan menjelaskan hormon dan enzim yang


berperan mengatur volume air
Skor 4 : apabila menyebutkan minimal 3 hormon dan enzim yang berperan
mengatur volume air, namun hanya 2 yang disertai penjelasannya
Skor 3 : apabila menyebutkan minimal 3 hormon dan enzim yang berperan
mengatur volume air, namun hanya 1 disertai penjelasannya
Skor 2 : apabila menyebutkan minimal 3 hormon dan enzim yang berperan
mengatur volume air, namun tidak disertai penjelasan
Skor 1 : apabila hanya menyebutkan salah satu hormon dan enzim yang
berperan mengatur volume air, namun tidak disertai penjelasan
Skor 0 : tidak menjawab

4. Skor 4 : apabila menjawab semua pertanyaan


Skor 3 : apabila menjawab 3 pertanyaan dari 4 pertanyaan
Skor 2 : apabila menjawab 2 pertanyaan dari 4 pertanyaan
Skor 1 : apabila menjawab 1 pertanyaan dari 4 pertanyaan
Skor 0 : tidak menjawab

5. Skor 2 : apabila menjawab dengan tepat


Skor 1 : apabila menjawab namun kurang tepat
Skor 0 : tidak menjawab
6.
Skor Keterangan
8 Apabila siswa dapat menuliskan semua langkah-langkah
rancangan percobaan dengan runtut dan benar sesuai dengan
informasi yang didapat
7 Apabila siswa dapat menuliskan 7 aspek rancangan percobaan
dengan runtut dan benar sesuai informasi yang didapat
6 Apabila siswa dapat menuliskan 6 aspek rancangan percobaan
dengan runtut dan benar sesuai informasi yang didapat
5 Apabila siswa dapat menuliskan 5 aspek rancangan percobaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
139

dengan runtut dan benar sesuai informasi yang didapat


4 Apabila siswa dapat menuliskan 4 aspek rancangan percobaan
dengan runtut dan benar sesuai informasi yang didapat
3 Apabila siswa dapat menuliskan 3 aspek rancangan percobaan
dengan runtut dan benar sesuai informasi yang didapat
2 Apabila siswa dapat menuliskan 2 aspek rancangan percobaan
dengan runtut dan benar sesuai informasi yang didapat
1 Apabila siswa hanya menuliskan 1 aspek rancangan percobaan

Total Skor yang didapat siswa adalah :

Skor penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran. 17. Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Kandang Pemeliharaan Menci Mengukur berat badan mencit


sebelum perlakua

Membius mencit Pengambilan darah mencit melalui vena

Sempel darah mencit Pemberian jus hati ayam 100% secara oral

140
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
141

Tanaman Tempuyung Menimbang berat daun tempuyung

Menimbang berat obat allopurinol Merebus daun tempuyung hingga 90 oC

Menyaring infusa daun tempuyung Infusa daun tempuyung


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
142

Allopurinol Pemberian infusa daun temuyung secara oral

Anda mungkin juga menyukai