PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
Anggi Chikitta
NIM : 101434032
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
Anggi Chikitta
NIM : 101434032
Dosen Pembimbing
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
ma oloi hamu!
(Kolosse 3 : 23-24)
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Penulis
Anggi Chikitta
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta :
Nama : Anggi Chikitta
NIM : 101434032
Dibuat di : Yogyakarta
Yang menyatakan,
Anggi Chikitta
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan karunia-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
Penurunan Kadar Asam Urat Darah pada Mencit (Mus musculus Linn) Jantan
Hiperurisemia” ini.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik, saran yang dapat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Anggi Chikitta
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Kata kunci : Mencit (Mus musculus Linn), Tempuyung (Sonchus arvensis Linn),
Hiperurisemia, dan Gout
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
The research results show that the infusion of tempuyung leaf efficacious
as antihiperurisemia. The first infusion dose of Tempuyung leaf I 812.60 mg /
kgBW lowering uric acid levels by 2.22 mg / dl, the second dose 1425.31 mg /
kgBW lowering uric acid levels by 1.14 mg / dl and the third dose of 2500 mg /
kgBW lowering uric acid levels by 1.80 mg / dl. From the three doses which
effective in lowering uric acid levels is the first dose of 812.60 mg / kg. Has not
found an effective dose of the infusion of leaves tempuyung in lowering uric acid
levels.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan ................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 3
C. Batasan Masalah ........................................................................ 3
D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
1. Bagi Peneliti ........................................................................ 4
2. Bagi Guru ........................................................................... 4
3. Bagi Siswa ........................................................................... 4
4. Bagi Masyarakat ................................................................. 4
1. Alat ...................................................................................... 28
2. Bahan ................................................................................... 29
G. Cara Kerja .................................................................................. 31
1. Pengumpulan bahan ............................................................. 31
2. Identifikasi tanaman tempuyung ......................................... 31
3. Pemberian pakan mencit ...................................................... 31
4. Pembuatan larutan kontrol positif allopurinol ..................... 31
5. Pembuatan infusa daun tempuyung 10%............................. 32
6. Penetapan dosis infusa daun tempuyung ............................. 32
7. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ........................... 34
8. Pengambilan darah mencit................................................... 35
9. Pengukuran kadar asam urat darah mencit .......................... 35
H. Analisis Data ............................................................................. 37
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gout merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar asam urat
yang tinggi dalam darah akibat gangguan metabolisme zat nitrogen purin.
Ketidakseimbangan antara sintesis asam urat dan ekskresi melalui ginjal dapat
menimbulkan gangguan asam urat. Peningkatan kadar asam urat dalam darah
dikarenakan tingginya sintesis asam urat atau eksreksinya yang menurun atau
kombinasi keduanya. Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah melebihi
organ tubuh lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit,
Gout jarang ditemukan pada wanita, sekitar 95% penderitanya adalah pria.
Kejadian gout sekitar 3 – 4 per 1.000 orang, cenderung dialami oleh orang
dengan tingkat sosial ekonomi kelas atas, peminum alkohol, menyerang pria
ekskresi asam urat melalui ginjal. Gout berhubungan erat dengan gangguan
(hiperurisemia), yaitu jika kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl.
Kadar normal pada pria 8 mg% dan pada wanita 7,5 mg% (Junaidi, 2006).
Rheumatology pada thn 2010, terdapat 4683 orang dewasa menunjukan bahwa
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
1,7 dan 24,3%. Dimana rasio perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 34
Banyaknya serangan asam urat pada kaum elit berbanding lurus dengan pola
makan mereka yang umumnya berlebihan, terutama pada jenis makanan yang
mengandung banyak protein, alkohol, dan kopi. Padahal, jenis makanan dan
minuman ini merupakan jenis makanan dan minuman pencetus asam urat
tinggi.
penyakit, karena disamping harganya yang relatif murah, obat tradisional juga
mudah untuk didapat. Tempuyung adalah salah satu tanaman yang sudah
sebagai obat asam urat masih jarang diketahui dan masih diragukan
Selama ini, belum adanya penelitian. Hal ini mendorong peneliti untuk
tempuyung yang dapat mengatasi penyakit asam urat agar mendapatkan bukti
B. Rumusan Masalah
1. Apakah infusa daun tempuyung dapat menurunkan kadar asam urat dalam
2. Berapakah dosis yang paling efektif dalam menurunkan kadar asam urat
C. Batas Masalah
Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas maka dibatasi dengan
1. Infusa Daun
2. Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini ialah mencit (Mus musculus
Penurunan kadar asam urat yang diukur dalam penelitian ini adalah kadar
D. Tujuan
pemberian infusa daun tempuyung (S. arvensis) dapat menurunkan kadar asam
urat serta dosis berapa yang efektif untuk menurunkan kadar asam urat dalam
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
2. Bagi guru
Biologi di SMA.
3. Bagi siswa
yang telah dirancang oleh guru sehingga siswa dapat lebih mudah memahami
4. Bagi masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sering dengan akar tunggang kuat, tinggi 0.6-2m. batang bulat, berongga,
gundul, rapuh. Daun gundul, sering keunguan, bergigi tidak teratur, sedikit
banyak berlekuk menyirip dalam, yang rendah dalam roset, duduk, dengan
pangkal memeluk batang, menyempit, lanset atau bentuk solet, 15-50 kali 3-
12 cm, yang lebih atas lebih kecil, dengan pangkal bentuk jantung-bentuk
panah, dan memeluk batang. Bongkol dalam jumlah yang tidak banyak
berkumpul dalam karangan bunga bentuk malai rata, bertangkai, garis tengah
2,5-6 cm, tangkai dengan kelenjar bertangkai, garis tengah 2,5-6 cm, tangkai
bertangkai, tidak sama. Bunga banyak, kuning cerah. Buah keras bentuk
cerah matahari, tebing teras dan sepanjang saluran air, 50-1650 m (Steenis,
2008).
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
A B
(Efrizal, 2009)
(Rini, 2010)
2. Sistematika
sebagai berikut :
Difisi : Spermatophyta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
Subdifisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Asterales
Suku/Family : Compositae
Marga : Sonchus
3. Kandungan
2013).
Hal ini mirip dengan cara kerja obat allopurinol, kelompok obat urikosurik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
(Sutanto, 2013) .
xantin oksidase dan reaksi superoksida, sehingga pembentukan asam urat jadi
kerja enzim xantin oksidase sehingga asam urat tidak terbentuk di dalam tubuh
dan senyawa flavonoid akan berikatan dengan kalsium dari batu ginjal
membentuk senyawa komplek khelat (dari kata Yunani ”chele” yang berarti
dengan asam urat membentuk senyawa garam yang mudah larut dalam air,
sehingga asam urat yang telah mengkristal di dalam darah dan ginjal akan
(Chairul, 1999).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
penyebab penyakit batu ginjal. Hal ini disebabkan kalium akan menyingkirkan
sebagai berikut :
oleh letak kalium di dalam deret Volta sebelum letak kalsium, sehingga
karbonat, oksalat, atau urat dan senyawa kalsium menjadi larut (Intisari,
1999).
B. Infusa
simplasia (bahan alami yang digunakan sebagai obat) nabati dengan air pada
sederhana untuk membuat sediaan herbal dari bahan lunak. Dapat diminum
panas atau dingin. Sediaan herbal yang mengandung minyak atsiri akan
infusa.
derajat yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas
tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90oC sambil sekali-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
kali diaduk-aduk. Saring selagi panas melalui kain flannel, tambahkan air
dingin. Infusa simplisia yang mengandung lendir tidak boleh diperas. Infusa
natrium karbonat P 10% dari bobot simplisia. Kecuali dinyatakan lain. Infusa
Menggunakan herbal segar yang telah bersih untuk pengobatan begitu juga
untuk tanaman tempuyung. Jika bahannya besar atau tebal, sebaiknya potong-
potong tipis agar saat pembuatan infusa zat-zat yang terkandung didalamnya
mudah keluar dan meresap dalam air infusa. Pada saat merebus bahan,
gunakan wadah yang terbuat dari keramik, panci enamel, atau panci beling.
Jangan menggunakan wadah dari logam karena logam mengandung zat iron
C. Asam Urat
Pada manusia, produk akhir dari metabolisme purin adalah asam urat.
Purin merupakan salah satu unsur protein yang menyusun material genetik.
Zat ini dihasilkan dari makanan yang kita konsumsi maupun dari perombakan
sel (Rodwell dalam Junaidi, 2006). Oleh karena itu, dalam keadaan biasa
(tanpa konsumsi purin) asam urat tetap diproduksi oleh tubuh. Diperkirakan
bahwa gangguan asam urat terjadi pada 840 dari setiap 100.000 orang, dan
mewakili sekitar 5% dari total penyakit radang sendi. Penyakit ini dapat
dikelompokkan menjadi bentuk gout primer yang umum terjadi (90% kasus).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
proses metabolisme dalam tubuh, tapi yang pasti ada hubungannya dengan
oleh laki-laki lebih dari 30 tahun. Sedangkan gout sekunder (10% kasus)
dialami oleh wanita pada umumnya setelah menopause, hal ini disebabkan
Nama medis untuk penyakit asam urat tergantung fase penyakitnya. Jika
kadar asam urat tinggi di dalam darah, tetapi belum pernah mempunyai
pada sendi maka disebut penyakit gout akut atau penyakit pirai akut. Jika
sesudah serangan akut kemudian untuk sementara tidak ada keluhan lagi maka
maka disebut penyakit gout kronis atau penyakit pirai kronis. Jika penyakit
gout kronis atau penyakit pirai kronis menyebabkan timbulnya batu pada
saluran kencing atau ginjal maka disebut penyakit batu urat. Jika asam urat
penyakit batu urat merusak ginjal secara langsung maka disebut penyakit
berwarna putih seperti kapur biasanya timbul di sekitar sendi pada gout kronis.
darah (hiperurisemia), yaitu jika kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5
mg/dl. Penderita gout menghasilkan asam urat secara berlebih sehingga yang
penimbunan kristal asam urat. Apabila penimbunan kristal itu terbentuk pada
cairan sendi, terjadilah penyakit pirai. Jika penimbunan itu terjadi pada ginjal,
akan muncul penyakit batu asam urat pada ginjal. Untuk mengurangi
pembentukan asam urat, konsumsi makanan tinggi purin harus dibatasi atau
bahkan dikurangi. Pola diet ini juga sekaligus bermanfaat untuk memelihara
Seperti kita ketahui, nukleoprotein terdiri dari protein asam nukleat, dan
asam nukleat merupakan kumpulan nukleotida yang terdiri dari basa purin
nukleoprotein
c. Hasil sintesis tubuh langsung yang menghasilkan sejumlah besar asam urat
karena adanya kelainan enzim yang sifatnya diturunkan, atau karena suatu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
(Junaidi, 2006).
Hati ayam tergolong makanan yang mengandung kadar purin tinggi (150-
menimbulkan peradangan dan rasa nyeri pada sendi terutama sendi-sendi jari
tengah dan kaki. Rasa sakit dan nyeri pada gout diakibatkan adanya kristal
a. Sintesis purin
Basa purin disintesis pada bagian ribose. Dalam tahap ini 5’-Fosforibosil-
yang diaktivasi dalam sintesis purin dan sintesis pirimidin. PRPP terbentuk
dari adenosine triposfat (ATP) dan ribose dan enzim penyusunnya adalah
cincin purin, enzim dihambat oleh adenosine monofosfat (AMP) dan guanosin
(IMP) yang mengandung basa hipoxantin dihasilkan. IMP dapat diubah dalam
IMP dehidrogenase dan akhirnya ke GMP oleh kerja dari GMP sintase. Pada
sintesisnya sendiri dari titik cabang IMP dan juga menghambat tahap awal
dalam jalur. AMP dan GMP dapat mengalami fosforilasi sampai tingkat
trifosfat. ATP dan guanosin trifosfat (GTP) dapat digunakan untuk proses –
proses yang memerlukan energi atau untuk sintesis RNA. Reduksi dari bagian
ribose menjadi deoksiribosa terjadi pada tahap difosfat dan dikatalisis oleh
all, 2012).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
Gambar II.2. Sintesis Purin (diambil dari Swanson, T.A, et all, 2012)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
b. Pemecahan purin
Pembentukan asam urat dimulai dengan metabolisme dari DNA dan RNA
secara terus menerus. Diproduksi dan digantikan pada sel tubuh, terutama
Selain enzim xanthine oxidase, pada metabolisme purin terlibat juga enzim
HGPRT. Enzim ini berperan dalam mengubah purin menjadi nukleotida purin
agar dapat digunakan kembali sebagai penyusun DNA dan RNA. Jika enzim
purin dalam tubuh dapat meningkat. Purin yang tidak dimetabolisme oleh
asam arut. Pada akhirnya, kandungan asam urat dalam tubuh meningkat atau
berfungsi membuang kelebihan purin dalam bentuk asam urat. Sekitar dua per
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
tiga asam urat yang sudah terbentuk di dalam tubuh secara alami akan
dalam periode lama merupakan kondisi yang diperlukan tetapi tidak cukup
ini, kadar asam urat lebih dari 7,0 mg/dl termasuk tidak normal dan dapat
Alisata, 2003), dari hasil penelitian dalam suatu populasi menunjukkan bahwa
kadar asam urat dan konsekuensi terhadap risiko gout berkorelasi dengan
umur, kreatinin serum, nitrogen urea darah, jenis kelamin (pria), tekanan
E. Allopurinol
oksidase. Allopurinol tidak aktif tetapi 60‐70% obat ini mengalami konversi di
antara 2 jam dan oksipurinol 12‐30 jam pada pasien dengan fungsi ginjal
Pada pasien dengan fungsi ginjal normal dosis awal allopurinol tidak boleh
melebihi 300 mg/24 jam. Pada praktisnya, kebanyakan pasien mulai dengan
dosis 100 mg/hari dan dosis dititrasi sesuai kebutuhan. Dosis pemeliharaan
umumnya 100 - 600 mg/hari dan dosis 300 mg/hari menurunkan urat serum
menjadi normal pada 85% pasien. Respon terhadap allopurinol dapat dilihat
sebagai penurunan kadar urat dalam serum pada 2 hari setelah terapi dimulai
dan maksimum setelah 7‐10 hari. Kadar urat dalam serum harus dicek setelah
serangan lain sehingga allopurinol hanya diberikan jika serangan akut telah
mereda terlebih dahulu. Resiko induksi serangan akut dapat dikurangi dengan
pemberian bersama NSAID atau kolkisin (1,5 mg/hari) untuk 3 bulan pertama
Kalau fungsi hati tidak baik maka obat yang biasanya diubah dalam hati tidak
mnyebabkan efek obat berlangsung lebih lama dan obat menjadi tosik. Respon
obat terhadap dosis obat yang rendah biasanya meningkat sebanding langsung
Menurut Malole dalam Puti (2013), efek farmakologi suatu obat dapat
a. Pada penelitian ini rute pemberian obat diberikan secara oral. Rute
akan memberikan onset paling lambat karena melalui saluran cerna dan
itu pemberian secara oral membutuhkan dosis yang paling besar diantara
percobaan. Bobot dan luas permukaan tubuh yang besar akan lebih
bobot dan luas permukaan yang kecil untuk mendapatkan data kuantitatif
efek yang dihasilkan dalam dosis akan cepat diserap oleh tubuh dan
d. Usia hewan memiliki pengaruh yang nyata terhadap kerja obat. Hewan
yang berusia lebih muda tentu saja membutuhkan dosis yang lebih sedikit
percobaan yang lebih resisten tentu mengakibatkan onset dan durasi obat
menjadi lebih cepat dari pada seharusnya atau tidak timbul efek pada
ditentukan
kondisi lingkungan yang jelek di mana hewan itu tinggal. Maka dengan
hewan percobaan agar hewan tersebut tidak stress. Karena kalau stress
1. Handoyo, Luisa Diana (2005) melakukan penelitian dengan judul Kadar Asam
Sidaguri (Sida rhombifolia L.) Per Oral. Penelitian ini bertujuan untuk
berapa yang efektif terhadap kadar asam urat darah ayam jantan hiperurikemia
menunjukkan bahwa terjadinya penurunan kadar asam urat darah ayam jantan
Senyawa yang dapat menurunkan kadar asam urat darah ayam jantan
turut 18,17; 38,94; 52,50; 55,80; dan 63,31% dan dosis efektif tengah
dalam penurunan kadar asam uarat serum darah ayam yang terinduksi pakan
tinggi purin diduga berkaitan dengan senyawa yang terkandung dalam buah
G. Kerangka Berpikir
H. Hipotesis
tinjauan diatas adalah infusa daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) dapat
menurunkan kadar asam urat darah pada mencit (Mus musculus L.) jantan
hiperurisemia dengan dosis yang efektif ialah pada dosis 812,60 mg/kgB
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Mustafidah, 2011).
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah infusa daun tempuyung. Dosis
tiap kg berat badan subjek uji yang bersangkutan dengan 3 tingkatan dosis.
2. Variabel terikat
Kadar asam urat total pada mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY.
3. Variabel kontrol
Umur mencit (2,5 bulan), spesies mencit (spesies DDY), jenis kelamin
(jantan).
C. Desain Penelitian
24
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
terhadap seluruh unit percobaan. Ada tiga tingkatan dosis, yaitu dosis I 812,60
mg/kgBB, dosis II 1425,31 mg/kgBB dan dosis III 2500 mg/kgBB (A, B, dan
sebanyak lima kali. Unit percobaan 5 kandang, maka denah percobaan sebagai
berikut :
E E E E E
(1) (2) (3) (4) (5)
D D D D D
(1) (2) (3) (4) (5)
C C C C C Unit Percobaan
(1) (2) (3) (4) (5)
B B B B B
(1) (2) (3) (4) (5) Nomer urut
A A A A A kandang
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Waktu Penelitian
2014
2. Tempat Penelitian
Yogyakarta.
E. Rancangan Penelitian
pemberian pakan standar dan air agar mencit jantan dapat membiasakan
dalam penelitian ini diperoleh dari tempat yang akan digunakan untuk
ayam 100% sebanyak 2 ml/ kgBB dua kali sehari (pagi dan siang) yang
diberikan berturut-turut dari hari pertama sampai hari ke-21 agar mencit
pada hari ke-22 digunakan sebagai data kadar asam urat darah mencit
hiperurisemia.
c. Kelompok C
d. Kelompok D
e. Kelompok E
pada tabel III.2. Selama perlakuan, allopurinol, aquadest dan infusa daun
sampai ke-28. Pada hari ke-8 setelah perlakuan atau hari ke-29 dilakukan
Tabel III.2.
Pengelompokan hewan uji farmakologi
Kelompok Perlakuan Jumlah hewan
Mencit hiperurisemia +
A 5
aquadest (Kontrol negatif)
Mencit hiperurisemia +
B allopurinol 2 mg/kgBB 5
(Kontrol positif)
1. Alat
minum.
c. Alat untuk membuat makanan tinggi asam urat seperti blender, saringan,
d. Alat yang digunakan untuk membuat infusa terdiri dari panci infusa,
e. Alat yang digunakan dalam pembuatan larutan allopurinol terdiri dari gelas
mikrohematokrit 1ml.
g. Alat yang digunakan dalam pengukuran kadar asam urat seperti pipet mikro
dengan merk merck, kuven, merk SCC 1ml, sentrifuga merk Heraeus
2. Bahan
a. Hewan uji
Dalam penelitian ini hewan yang digunakan adalah mencit (Mus musculus
L. ) jantan galur DDY, berumur 2,5 bulan sebanyak 25 ekor. Tikus diperoleh
b. Bahan tumbuhan
(Sonchus arvensis L.) yang diperoleh dari kebun biologi Universitas Sanata
c. Pakan
Pakan yang digunakan dalam penelitian secara umum adalah pakan (pelet)
digunakan pemberian jus hati ayam 100%. Hati ayam mentah diperoleh dari
e. Bahan kimia
kit pereaksi pengukur kadar asam urat darah produksi DiaSys Jerman, yang
terdiri dari :
K4(Fe(CN)6) 10
µmol/lt
c). Larutan asam urat standar yang mengandung asam urat 6 mg/lt (357
µmol/lt)
(Handoyo, 2005)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
G. Cara Kerja
1. Pengumpulan bahan
Untuk meningkatkan kadar asam urat dalam darah mencit maka diberikan
asupan pakan mencit dengan cara memberikan jus hati ayam mentah 100%
secara cekok selama 21 hari. Jumlah jus hati ayam mentah 100% diberikan
Na 100 ml. volume pemberian pada hewan uji ini adalah 5 ml/kg/BB
(Handoyo, 2005).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
Konsentrasi infusa yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10%. Daun
serbuk daun lalu dimasukkan dalam panci infus dan dicampurkan dengan
diaduk setelah mencapai suhu 900C selama 15 menit (diusahakan suhu infus
(Mus musculus L.) jantan, dosis tersebut dikonversikan untuk digunakan pada
konversi :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
= 0,8125
gr/kgBB
Volume maksimal : 2 ml
Keterangan:
D = dosis V = volume
BB = berat badan mencit C = konsentrasi
berikut :
812,60 mg/kgBB/hari,
mg/kgBB/hari.
Kadar asam urat dalam darah mencit diukur setelah 7 hari pemberian
diberikan
⁄
⁄
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
yaitu pada hari ke-8, setelah perlakuan hipererukemia yaitu pada hari ke-22
dan 7 hari setelah pemberian infusa daun tempuyung atau pada hari ke-29.
kapiler mikrohematokrit.
foramen opticus.
9. Pengukuran kadar asam urat dalam darah mencit (Mus musculus L.)
Photometrics THBA. Sempel pengukuran ini ialah serum dan plasma (heparin,
dihasilkan dari Reaksi asam urat dengan reagen Uric acid FS TBHBA (2,4,6-
penetapan kadar asam urat dengan metode ini adalah Reaksi oksidasi asam
urat oleh enzim urikase menjadi allantoin, karbon dioksida (CO2), dan
memberikan serapan pada panjan gelombang 546 nm. Reaksi diatas dapat
POD
2 H2O2 + 4-aminoantipyrin + 2 H2O2 Quinonimine + 3 H2
( Biru )
Gambar III.1. Reaksi umum pengukuran kadar asam urat dalam
pembentukan warna
Prosedur pengukuran
Diameter kuvet : 1 cm
Suhu : 20 – 25 oC / 37 oC
Pengukuran : dibandingkan
dengan blanko
kadar asam urat dengan mengeplotkan nilai kadar asam urat lawan
bawah kurva dari jam ke-0 sampai jam ke-24 (LDDK0-24) dengan
metoda trapezoid.
Metode trapezoid :
x( )
Keterangan :
H. Analisis Data
kepercayaan 95% (p < 0,05). Apabila data dengan skala pengukuran numerik
tetapi tidak memenuhi untuk uji parametik (misalnya distribusi data tidak
normal), maka dilakukan uji nonparametik yang merupakan alternatif dari uji
bermakna atau tidak terhadap kadar asam urat mencit setelah perlakuan.
Fungsi uji homogenitas adalah untuk mengetahui variabel identik atau tidak
identik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
terhadap penurunan kadar asam urat darah mencit (Mus musculus L.)
dilakukan selama 21 hari dengan pemberian jus hati ayam mentah 100% sebanyak
Pemberian makan jus hati ayam diberikan secara oral. Pra perlakuan ini untuk
hiperurisemia diketahui dari pengukuran kadar asam urat dalam serum darah
mencit (Mus musculus L.) Tahap perlakuan dengan pemberian infusa daun
tempuyung (Sonchus arvensis. L). Pada tahap terakhir ini dilakukan pengambilan
Dalam penelitian ini digunakan mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY
umur 2,5 bulan berjenis kelamin jantan karena pada mencit putih betina terdapat
siklus hormonal yang dikenal dengan siklus eterus. Siklus etrus dikendalikan oleh
protein sehingga dapat menyebabkan penurunan kadar asam urat (Ganong, 1983).
Hormon ini membantu mengeluarkan asam urat darah melalui kencing. Mencit
jantan tidak memiliki hormon estrogen yang tinggi, sehingga asam urat sulit
39
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
dikeluarkan melalui kencing dan resikonya adalah kadar asam urat bisa menjadi
tinggi (hiperurisemia).
potensinya pada penurunan kadar asam urat dalam darah mencit. Dosis yang diuji
didasarkan pada pendekatan dosis yang sering digunakan oleh masyarakat sekitar.
Pada penelitian ini digunakan tiga tingkatan dosis dengan konsentrasi 10%, yaitu
dosis III sebanyak 2500 mg/kgBB. Pengambilan sampel darah mencit dilakukan
dalam 3 pengambilan sampel darah yaitu hari ke-0 (sebelum dilakukannya pra
tahap perlakuan yaitu pada hari ke-22, dan setelah dilakukannya tahap perlakuan
(setelah pemberian dosis) pada hari ke-29. Penelitian ini menggunakan allopurinol
allopurinol yang digunakan untuk penderita asam urat yang berperan sebagai
menjadi xantin oleh xantin oksidase, dan xantin dioksidasi berubah manjadi asam
penurunan kadar asam urat dalam darah mencit. Dalam penelitian ini yang perlu
dicermati ialah variasi dosis dari infusa yang diberikan dan besarnya efek yang
digunakan yaitu metode statistik deskriptif frequencies melalui analisi data varian
diketahui bahwa hasil uji farmakologi dari perlakuan infusa daun tempuyung
berdistribusi normal dengan varians sama. Karena varians data sama meskipun
distribusinya normal, maka sebagai uji lanjutan untuk mengetahui signifikan dari
sebagai bahan uji benar berasal dari tanaman tempuyung. Determinasi tanaman
Kalori merupakan unit energi yang terkandung dalam makanan dan energi
yang digunakan oleh badan untuk memelihara fungsi normal. Ketika kalori dari
masukan makanan sama dengan kalori yang digunakan badan, berat badan akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
Berikut merupakan hasil pengukuran berat badan mencit awal dan setelah pra-
perlakuan pemberian hiperurisemia. Untuk berat mencit awal dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Berat badan mencit awal
Kode Kandang Berat Mencit Rata-rata (gram)
(gram)
K(-) Mati 30.9 27.3 26.2 27.1 27.88
K(+) 28.3 33.4 32.3 Mati 29.7 30.93
D1 Mati 28.0 23.0 23.1 27.0 25.28
D2 26.1 28.5 23.7 28.5 26.6 26.68
D3 23.5 26.7 24.9 23.3 22.7 24.22
Tabel 4.2.
Berat badan mencit pra-perlakuan hiperurisemia
Kode Kandang Berat Mencit Rata-rata
(gram) (gram)
K(-) Mati 37.1 29.2 29.2 31.9 31.85
K(+) 31.1 32.7 28.3 Mati 33.6 31.43
D1 Mati 27.0 30.0 15.8 31.2 26
D2 29.9 29.8 27.9 29.9 24.9 28.48
D3 27.3 32.5 23.9 29.6 26.7 28
Dari pengukuran berat badan mencit dapat kita ketahui adanya kenaikan berat
badan mencit selama percobaan, yaitu pada saat awal dan setelah perlakuan
pemberian hiperurisemia (tabel 4.1 dan tabel 4.2). Dapat dilihat terjadi kenaikan
dari hasil penimbangan berat badan mencit. Penambahan berat badan mencit
tersebut dapat dikatakan normal karena mencit masih dalam masa pertumbuhan.
Kadar asam urat yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan penimbunan
kristal asam urat. Apabila penimbunan kristal itu terbentuk pada cairan sendi,
terjadilah penyakit pirai. Jika penimbunan itu terjadi pada ginjal, akan muncul
penyakit batu asam urat pada ginjal. Untuk mengurangi pembentukan asam urat,
konsumsi makanan tinggi purin harus dibatasi atau bahkan dikurangi. Karena itu
diet rendah purin harus dilakukan oleh para penderita pirai dan batu asam urat di
ginjal. Pola diet ini juga sekaligus bermanfaat untuk memelihara berat badan tetap
Pada uji ini dilakukan keadaan hiperurisemia dibuat dengan cara memberikan
jus hati ayam mentah 100% sebanyak 2 ml/kgBB 2 kali sehari selama 21 hari
berturut – turut. Hasil yang teramati dapat dilihat pada tabel 4.3. Dari tabel
tersebut dapat dilihat bahwa dengan pemberian jus hati ayam mentah 100%
sebanyak 2 kali selama 21 hari dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat
dalam darah mencit. Hasil data ini menunjukan bahawa hewan uji Telah
pengujian berikutnya.
Pada tabel 4.3 disajikan perbandingan antara kadar asam urat mencit (Mus
Tabel 4.3.
Kadar asam urat dalam darah mencit normal dan hiperurisemia sebelum
perlakuan
Kadar asam urat (mg/dL) ± SD
Kelompok
Normal Hiperurisemia
Kontrol Negatif 0.73 ± 0.51 2.17 ± 2.35
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
Pada tabel 4.3 tampak bahwa rata-rata kadar asam urat darah mencit dalam
pra perlakuan (kondisi hiperurisemia) menunjukan kadar asam urat lebih tinggi
dibandingkan dengan kadar asam urat dalam kondisi normal. Hal ini dapat dilihat
dalam pengujian T test (Lampiran 8). Dalam uji T tersebut didapat perbedaan
yang nyata antara kadar asam urat sebelum dan sesudah pemberian jus hati ayam
mentah yaitu Phitung>Ptabel N. Perbandingan kadar asam urat mencit (Mus musculus
L.) dalam darah mencit normal dan hiperurisemia dapat ditampilkan dalam bentuk
2.5
2
Kadar Asam Urat pada Mencit
1.5 Normal
Kadar Asam Urat pada Mencit
1
Hiperurikemia
0.5
0
Kontrol Kontrol Dosis I Dosis II Dosis III
Negatif Positif
Gambar 4.1 Diagram perbandingan antara kadar asam urat mencit (Mus musculus
L.) normal dan hiperurisemia (mg/dL) sebelum perlakuan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
Dari gambar 4.1 dapat dilihat terjadinya kenaikan yang cukup tinggi antara
kadar asam urat dalam darah mencit dalam keadaan normal dan hiperurisemia.
Kadar asam urat normal dan hiperurisemia selama 21 hari terdapat perbedaan
nyata. Kadar asam urat setelah hari 21 tampak lebih tinggi daripada sebelum
pemberian jus hati ayam mentah 100%. Untuk membuktikan secara akurat maka
dilakukannya uji T (lampiran 8). Setelah diuji secara statistika dengan uji T
(lampiran 8) kadar asam urat kelompok kontrol, dosis 1, dosis 2, dan dosis 3
berbeda nyata dengan kadar asam urat sebelum perlakuan jus hati ayam mentah
Hati ayam tergolong makanan yang mengandung kadar purin tinggi (150-1000
tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat dengan bantuan enzim xantin
asam urat darah, makanan mempunyai peranan cukup besar dalam produksi asam
gout yaitu penyakit yang menimbulkan peradangan dan rasa nyeri pada sendi
terutama sendi-sendi jari tengah dan kaki. Rasa sakit dan nyeri pada gout
diakibatkan adanya kristal garam urat dalam sendi. Penelitian terkhir mengatakan
Tabel 4.4.
Kadar asam urat serum darah mencit hiperurisemia dan setelah
perlakuan
urat darah mencit hiperurisemia dan setelah perlakuan antar tiap kelompok.
Setelah pemberian infusa daun tempuyung tampak adanya perbedaan yang nyata
antar kadar asam urat pada tiap kelompok. Asupan makanan kadar purin tinggi
setiap hari dan pada akhir penelitian dapat membuat kadar asam urat meningkat.
Kadar asam urat yang paling rendah setelah perlakuan hiperurisemia ialah pada
dosis I (812,60 mg/kgBB) sebesar 0,30 mg/dL dan selisih penurunannya sebesar
2,22 mg/dL sehingga dosis I (812,60 mg/kgBB) dapat menurunkan kadar asam
urat yang paling efektif dari kelompok lainnya. Allopurinol dan aquadest yang
digunakan untuk penurunan kadar asam urat sebagai pertimbangan juga mampu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
menurunkan kadar asam urat. Allopurinol diperlakukan dengan obat yang biasa
hasil analisis kontrol positif dan kontrol negatif (pada tabel 4.4) kedua kontrol
tersebut dapat menurunkan kadar asam urat. Perbandingan kadar asam urat mencit
(Mus musculus L.) dalam darah mencit hiperurisemia dan setelah perlakuan dapat
mendapatkan hasil yang lebih akurat dan dapat dilihat pada lampiran 9.
2.5
2
Kadar Asam Urat pada
1.5 Mencit Hiperurikemia
Kadar Asam Urat pada
1 Mencit setelah perlakuan
0.5
0
K(-) K(+) Dosis I Dosis II Dosis III
Gambar 4.2 Diagram perbandingan kadar asam urat serum darah mencit
Hiperurisemia dan setelah perlakuan
setelah 8 hari perlakuan dilakukan juga uji statitistik. Uji statistik yang
dilakukan adalah Uji T (lampiran 9). Hasil uji T terlihat pada tabel 4.5.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
Tabel 4.5.
Hasil Uji T (Paired-Sampel T Tast) Kadar Asam Urat pada Mencit
Kontrol Kontrol
Kelompok Dosis I Dosis II Dosis III
Negatif Positif
Kontrol
0,277
Negatif
Kontrol
0,100
Positif
Dosis I 0,039s
Dosis II 0,123
Dosis III 0,033s
Keterangan :
Nilai sig=<0.05, rata-rata kadar asam urat darah mencit hiperurisemia dan setelah
perlakuan (berbeda nyata)
s
= Signifikan
Hasil uji Paired-sampels T test pada dosis I nilai sig. 0,039 (p=<0,05)
yang berarti dosis I adalah tidak identik atau signifikan. Perlakuan aquadest pada
kelompok kontrol negative dapat menurunkan kadar asam urat, namun tidak
signifikan dalam penurunan kadar asam urat darah mencit. Pada kelompok kontrol
pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kadar asam urat mencit. Hal ini
ditunjukkan (lampiran 9) dengan nilai signifikan 0,000 (p<0,05). Pada dosis III
nilai sig. 0,033 (p=<0,05) yang berarti dosis III adalah tidak identik atau
signifikan. Pada dosis II nilai sig. 0,123 (p=>0,05) yang berarti dosis II adalah
identik atau tidak signifikan, begitu juga pada kontrol negatif dan positif dapat
dilihat nilai sig (p=>0,05) sehingga hasil dikatakan identik atau tidak signifikan.
Pada dosis I dan dosis III memiliki hasil yang signifikan yang berarti dosis
tersebut dapat menurunkan kadar asam urat, namun semua perlakuan yang
kelompok setelah 7 hari perlakuan apakah bermakna atau tidak, maka dilakukan
uji statistik terhadap kadar asam urat darah mencit hiperurisemia dan setelah
perlakuan. Uji statistik yang dilakukan adalah uji ANOVA One way. Sebelum
dilakukan uji ANOVA, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas. Apabila data yang diperoleh tidak homogen dan terdistribusi tidak
normal maka uji ANOVA one Way tidak dapat dilakukan. Hasil uji normalitas
dan uji homogenitas data kadar kolesterol darah mecit hiperkolesterolemia dan
normal atau tidak. Pada hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 10. Dari
hasil perhitungan diperoleh kadar asam urat pada saat perlakuan hiperurisemia
sebesar 1.6545 dengan probabilitas kesalahan (sig) 0.486. oleh karena itu 0.486 >
0,05 yang berarti Ho ditolak, hal ini mengatakan bahwa variabel berdistribusi
normal. Kemudian pada kadar asam urat dalam darah mencit setelah perlakuan
Begitu juga dengan selisih penurunan antara kadar asam urat dan setelah
statistika menunjukan selisih kadar asam urat hiperurisemia setelah perlakuan dan
pada keadaan hiperurisemia. Berdasarkan hasil uji Anova (lampiran 10) dalam
mengetahui variabel identik atau tidak identik. Hasil uji homogenitas dapat
dilihat pada lampiran 11. Dari hasil perhitungan diperoleh kadar asam urat pada
0,162. Oleh karena itu 0,162 > 0,05 yang berarti Ho ditolak menunjukkan bahwa
uji pengulangan data mengatakan homogen. Kemudian pada kadar asam urat
dalam darah mencit setelah perlakuan memiliki levene statistik sebesar 8,662 dan
probalitas kesalahan 0,001 < 0,05 yang berarti Ho diterima menunjukkan bahwa
Berdasarkan nilai levene stastik (lampiran 14) untuk selisih antara kadar
asam urat hiperurisemia dan setelah perlakuan adalah 2,089 dengan probalitas
kesalahan (sig.) 0,127 yang berarti data selisih antara kadar asam urat
homogen. Berdasarkan hasil uji Anova (lampiran 11) menunjukan bahwa dalam
bahwa kadar asam urat pada mencit hiperurisemia dan setelah perlakuan
berdistribusi normal dan homogen. Karena uji normalitas dan homogenitas sudah
bermakna atau tidak terhadap kadar asam urat mencit setelah perlakuan, dan
dilakukannya uji statistik. Dilakukan pengujian ANOVA One Way (p<0,05). Dari
hasil uji Anova didapat p = 0,297 hal ini menunjukkan bahwa tidak signifikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
maksudnya tidak ada perbedaan rata-rata penurunan asam urat dalam darah
perlakuan hiperurisemia (jus hati ayam 100%) yang masih kurang. dapat dilihat
dari gambar 4.1 bahwa terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah mencit
namun peningkatan tersebut kurang tingg dan efek farmakologi suatu obat yang
dipengaruhi beberapa faktor seperti pemberian makan secara oral, bobot dan luas
permukaan mencit, status kesehatan dan usia mencit, usia mencit, dan tingkat
penelitian.
Dalam penelitian ini aquadest juga dapat menurunkan kadar asam urat
darah mencit. Aquadest merupakan air murni, dengan asumsi hanya berisi
molekul-molekul H2O tanpa adanya penambahan unsur lain seperti ion. Jadi,
garam yang mudah larut dalam air, sehingga asam urat yang telah mengkristal di
dalam darah dan ginjal akan terlarut menimbulkan efek diuretik (melancarkan
urine) pada penderita sehingga asam urat ikut keluar melalui urine.
Penurunan kadar asam urat yang paling efektif dalam perlakuan infusa
daun tempuyung adalah dengan dosis 812,6 mg/kgBB. Perlakuan infusa daun
pengaruh penurunan paling rendah diantara ketiga dosis yang diberikan. Hal ini
didasari oleh data hasil selisih antar kadar asam urat hiperurisemia dan setelah
sedangkan dosis II memperoleh selisis sebanyak 1,14. Dari hasil selisih antar
kadar asam urat hiperurisemia dan setelah perlakuan dapat dikatakan dosis I
(812,6 mg/kgBB) yang paling efektif dalam menurunkan kadar asam urat dalam
darah mencit karena dosis I (812,6 mg/kgBB) merupakan titik optimal dalam
penurunan kadar asam urat, namun ada kemungkinan lain dibawah dari dosis I
yang efektif dapat menurunkan kadar asam urat. Apabila menggunakan dosis
diatas dari dosis I (812,6 mg/kgBB), dalam hasil percobaan dapat menurunkan
kadar asam urat namun dosis tersebut kurang efektif dan dalam titik optimalnya
yaitu berupa aquadest, dan makanan. Allopurinol merupakan obat yang digunakan
oleh masyarakat untuk penurunan kadar asam urat. Efek obat juga mempengaruhi
penurunan kadar asam urat dalam darah mencit, dikarenakan efek obat
berlangsung lebih lama dan obat menjadi tosik. Hal yang menyebabkan obat
menjadi tosik ialah kebanyakan obat akan diubah di dalam hati, kadang-kadang
dalam ginjal. Apabila fungsi hati tidak baik maka obat yang biasanya diubah
dalam hati tidak mengalami perubahan atau hanya sebagian yang diubah, sehingga
respon obat terhadap dosis obat yang rendah biasanya meningkat sebanding
menurun. Pada akhirnya tercapailah dosis yang tidak dapat meningkatkan respon
Efek tempuyung sebagai penurun kadar asam urat darah mencit (Mus
musculus L.) tidak berbeda dengan aquadest dan allopurinol, hal ini dikarenakan
xanthine oksidase sehingga allopurinol dapat menurunkan kadar asam urat darah
mencit (Mus musculus L.). Aquadest merupakan air murni dengan asumsi hanya
berisi molekul-molekul H2O tanpa adanya penambahan unsur lain seperti ion.
Aquadest juga dapat menurunkan kadar asam urat darah mencit dikarenakan
membentuk senyawa garam yang mudah larut dalam air, sehingga asam urat yang
telah mengkristal di dalam darah dan ginjal akan terlarut menimbulkan efek
diuretik (melancarkan urine) pada penderita sehingga asam urat ikut keluar
melalui urine.
kadar asam urat dalam darah mencit. Hal ini dikarenakan pada saat perlakuan
hiperurisemi, mencit diberikan makanan yang memiliki kadar purin yang tinggi
yaitu berupa jus hati ayam 100%. Setelah mencit sudah mengalami hiperurisemia
kadar asam urat ialah memberikan makanan yang tinggi purin. Setelah dilakukan
aquadest dapat menyebabkan penurunan kadar asam urat dalam darah mencit. Hal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
yang menyebabkan menurunnya kadar asam urat dalam darah mencit ialah karena
dilakukannya pemberhentian makanan yang tinggi purin sehingga kadar asam urat
dalam darah mencit juga menurun sehingga aquadest yang telah diberikan juga
ikut melarutkan asam urat yang menimbulkan efek diuretik (melancarkan urine)
Efek yang mempengaruhi kinerja obat yaitu efek farmakologi suatu obat
yang dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor antara lain pemberian obat
yang diberikan secara oral, bobot tubuh dan luas permukaan tubuh berpengaruh
fisiologik dan suplai oksigen yang dapat menyebabkan hewan percobaan menjadi
stress, karena apabila hewan percobaan mengalami stress akan menghambat hasil
percobaan. Hal tersebut sesuai dengan sumber dari Puti, (2013) menurut Malole.
Dari pengujian penurunan kadar asam urat dalam darah mencit dapat
Dr. Chairul (1999) beberapa senyawa flavonoida bersifat antioksidan yang dapat
untuk mengatasi asam urat. Kandungan flavonoid total dalam daun tempuyung
0,1044% (Kelompok Studi Hortikultural Formica, 2006), hal ini dapat dikatakan
cukup tinggi. Menurut Rohyami (2008) kandungan flavonoid pada buah yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
masak rata-rata 1,7647 mg.L-1 atau 2,2334 mg.kg-1 atau 0,004463 % dan pada
buah mentah rata-rata adalah 2,1535 mg.L-1 atau 2,7559 mg.kg-1 atau 0,005453 %.
Dari hasil rata-rata kandungan flavonoid pada buah, kandungan flavonoid pada
natrium dan kalium yang berfungsi menjaga keseimbangan elektrolit pada ginjal.
Ion-ion tersebut juga akan berikatan dengan asam urat membentuk senyawa
garam yang mudah larut dalam air, sehingga asam urat yang telah mengkristal di
dalam darah dan ginjal akan terlarut menimbulkan efek diuretik (melancarkan
cukup tinggi. Kalium pada daun tempuyung dapat menguraikan endapan CaC2O4
penyebab penyakit batu ginjal. Hal ini disebabkan kalium akan menyingkirkan
kalsium dan bergabung dengan senyawa kalsium oksalat, atau urat yang
mudah larut dalam air, sehingga batu ginjal itu akan terlarut secara perlahan-lahan
dan ikut keluar bersama urine. Hal ini sesuai dengan Intisari, (1999) dengan reaksi
mengenai pengaruh infusa daun tempuyung dalam menurunkan kadar asam urat
3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem ekskresi
pembelajaran di SMA akan dilakukan kegiatan pratikum agar siswa lebih mudah
dengan dosis 1428,57 mg/kgBB sebagai perlakuan dosis 2, dan kelompok lima
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
penelitian kelas berbasis proyek (proyek kelas dalam program pendalaman materi
pada pokok bahasan kelainan atau penyakit yang dapat terjadi pada sistem
ekskresi) sehingga data diperoleh ialah data bersama atau data kelas. Kegiatan ini
permasalahan tersebut terjadi dan dapat menemukan solusi. Hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai contoh karya ilmiah yang berkaitan dengan kelainan atau
penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi. Silabus, RPP dan
lampiran 16.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
BAB V
A. Kesimpulan
1. Infusa daun tempuyung dengan dosis I sebanyak 812,60 mg/kgBB, dosis II
sebanyak 1425,31 mg/kgBB, dan dosis III sebanyak 2500 mg/kgBB yang
diberikan secara peroral terbukti mampu menurunkan kadar asam urat dalam
darah mencit (Mus musculus Linn)
2. Belum ditemukan dosis infusa daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn) yang
paling efektif untuk menurunkan kadar asam urat darah mencit jantan (Mus
musculus Linn).
B. Saran
1. Penelitian yang sama dengan pemberian infusa daun tempuyng lebih lama dan
memperpanjang waktu penelitian.
2. Penelitian yang sama dengan menambahkan waktu yang paling efektif dalam
penurunan kadar asam urat dalam darah.
3. Penelitian yang sama dengan menambahkan variasi dosis dalam penurunan
kadar asam urat.
4. Penelitian yang sama namun menggunakan bahan induksi yang lain, misalnya
menggunakan tanaman obat lain yang secara empiris dapat menurunkan kadar
asam urat.
5. Penelitian ini masih dapat dikembangkan terutama untuk penentuan dosis
yang paling efektif untuk menurunkan asam urat serta mengapa dosis tersebut
termasuk dosis yang efektif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013, Diet Tepat bagi Penderita Asam Urat. (Online). Tersedia:
http://umc.unej.ac.id/index.php/78-berita/95-diet-tepat-bagi-penderita-asam-
urat (diakses 12 Juni 2014).
Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal,
Direktorat Obat Asli Indonesia, Jakarta, pp.3.
Damayanti, Deni. 2013. Ramuan Herbal untuk Penyakit Asam Urat, Kolesterol,
dan Hipertensi). Araska: Yogyakarta.
Handoyo, Luisa Diana, 2005, Kadar Asam Urat Darah Ayam Jantan
Hiperurisemia dengan Pemberian Ekstrak Herba Sidaguri (Sida rhombifolia
L.) Per Oral, Tesis. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
Junaidi, Iskandar, 2006, Rematik & Asam Urat. PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
Kelompok Studi Hortikultural Formica, 2006, Tersedia: http://kshf.multiply.com
(diakses 12 Juni 2014).
Kertia, Nyoman, 2009, Asam Urat edisi ke-2. PT Bentang Pustaka: Yogyakarta.
Putranti, Rahayuning Tyas Ika, 2004, Pengaruh Ekstrak Air Buah Mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) Segar terhadap Kadar Kolesterol
Total dan Trigliserida Serum Darah Mencit (Rattus norvegicus L.) Jantan
Hiperlipidemia, Skripsi, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
Sustrani, Lanny, Syamsir Alam, dan Iwan Hadibroto., 2007, Asam Urat, edisi ke-
5. Gramedia: Jakarta.
Steenis, Van C.G.G.J., dkk., 2008, Flora, cetakan ke-12, PT Pradnya Paramita,
Jakarta.
Swanson, T.A., Kim, S.I., dan Glucksman, M.J., 2012, Biokimia disertai Biologi
Molekular dan Genetika, edisi ke-5. Binapura Aksara: Tangerang Selatan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
( Anggi Chikitta )
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
Lampiran 8. Uji T Kadar asam urat dalam darah mencit normal dan
hiperurisemia (Kontrol Negatif)
Lampiran 8. Uji T Kadar asam urat dalam darah mencit normal dan
hiperurisemia (Kontrol Positif)
Lampiran 8. Uji T Kadar asam urat dalam darah mencit normal dan
hiperurisemia (Dosis I)
Lampiran 8. Uji T Kadar asam urat dalam darah mencit normal dan
hiperurisemia (Dosis II)
Lampiran 8. Uji T Kadar asam urat dalam darah mencit normal dan
hiperurisemia (Dosis III))
N Correlation Sig.
Pair 1 Hiperurisemia &
SetelahPerlakuan 4 -.539 .461
Paired Differences
95%
Confidence
Sig.
Interval of the
Std. Std. (2-
Difference
Deviatio Error d tailed
Mean n Mean Lower Upper t f )
Pai Hiperurisemia – -
1.6900 1.2746 5.7464 1.32
r 1 SetelahPerlakua 2.54924 2.3664 3 .277
0 2 0 6
n 0
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
N Correlation Sig.
Pair 1 Hiperurisemia &
SetelahPerlakuan 5 .613 .271
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Kelompok 22 3.409 1.4851 1.1 5.5
SetelahPerlakuan 22 .4045 .40635 .16 1.99
Kelompok SetelahPerlakuan
N 22 22
a
Normal Parameters Mean 3.409 .4045
Std. Deviation 1.4851 .40635
Most Extreme Differences Absolute .134 .313
Positive .115 .313
Negative -.134 -.274
Kolmogorov-Smirnov Z .627 1.467
Asymp. Sig. (2-tailed) .827 .027
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
Descriptive Statistics
Std.
N Mean Deviation Minimum Maximum
Kelompok 22 3.14 1.390 1 5
Selisih 22 1.7127 1.40429 .10 5.34
Descriptives
Hiperurisemia
95% Confidence
Interval for Mean
Std. Std. Lower Upper
N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum
1 3 2.0700 1.35525 .78245 -1.2966 5.4366 .70 3.41
2 5 1.6480 1.42045 .63524 -.1157 3.4117 .37 3.22
3 5 1.7060 .79062 .35358 .7243 2.6877 .51 2.40
4 4 3.0900 2.08950 1.04475 -.2349 6.4149 .76 5.62
5 5 2.0120 1.34871 .60316 .3374 3.6866 .77 3.63
Total 22 2.0636 1.38614 .29553 1.4491 2.6782 .37 5.62
ANOVA
Hiperurisemia
Descriptives
SetelahPerlakuan
95% Confidence
Interval for Mean
Std. Std. Lower Upper
N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum
1 3 .8800 .96504 .55717 -1.5173 3.2773 .24 1.99
2 5 .3480 .34230 .15308 -.0770 .7730 .18 .96
3 5 .2660 .12720 .05689 .1081 .4239 .16 .41
4 4 .4025 .23557 .11778 .0277 .7773 .21 .74
5 5 .3160 .13759 .06153 .1452 .4868 .17 .50
Total 22 .4045 .40635 .08663 .2244 .5847 .16 1.99
ANOVA
SetelahPerlakuan
Descriptives
SetelahPerlakuan
95% Confidence
Interval for Mean
Std. Std. Lower Upper
N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum
1 3 .8800 .96504 .55717 -1.5173 3.2773 .24 1.99
2 5 .3480 .34230 .15308 -.0770 .7730 .18 .96
3 5 .2660 .12720 .05689 .1081 .4239 .16 .41
4 4 .4025 .23557 .11778 .0277 .7773 .21 .74
5 5 .3160 .13759 .06153 .1452 .4868 .17 .50
Total 22 .4045 .40635 .08663 .2244 .5847 .16 1.99
ANOVA
SetelahPerlakuan
Lampiran 14. Uji Anova Selisih antara hiperurisemia dengan setelah perlakuan
Descriptives
Selisih
95% Confidence
Interval for Mean
Std. Std. Lower Upper
N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum
1 3 1.1900 1.71709 .99136 -3.0755 5.4555 .11 3.17
2 5 1.3000 1.61969 .72435 -.7111 3.3111 -.59 3.01
3 5 1.4400 .84640 .37852 .3891 2.4909 .10 2.22
4 4 2.6875 2.13066 1.06533 -.7028 6.0778 .55 5.34
5 5 1.6960 1.29751 .58026 .0849 3.3071 .58 3.29
Total 22 1.6591 1.47020 .31345 1.0072 2.3109 -.59 5.34
ANOVA
Selisih
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
5.782 4 1.446 .620 .654
Groups
Within Groups 39.609 17 2.330
Total 45.391 21
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 15. Silabus
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
1.1. Mengagumi keteraturan Struktur dan Mengamati Tugas 3 minggu x Buku siswa
dan kompleksitas ciptaan fungsi sel pada 4 JP
88
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
Tuhan tentang struktur dan sistem ekskresi Menggunakan torso dan gambar Membuat Buku
fungsi sel, jaringan, organ manusia. mengenali struktur berbagai organ model ginjal biology
penyusun sistem dan Proses ekskresi, letak, dan fungsinya dengan lapisan Campbell
bioproses yang terjadi ekskresi pada melalui kegiatan demonstrasi kelas. korteks dan Buku
pada mahluk hidup. manusia. Menanya medula atau referensi
1.2. Menyadari dan Ekskresi pada Mengapa ada berbagai organ yang membuat berbagai
mengagumi pola pikir hewan. berfungsi mengeluarkan zat sisa bagan nefron sumber
ilmiah dalam kemampuan Kelainan dan proses dalam tubuh? Membuat
Torso alat
mengamati bioproses. penyakit yang Bagaimana proses pengeluarannya model
ekkresi
terjadi. dan disusun oleh sel-sel seperti apa penampang
manusia,
1.3 Peka dan peduli terhadap organ eksekresi? melintang kulit
permasalahan lingkungan . charta
hidup, menjaga dan Mengumpulkan Data Observasi sistem
menyayangi lingkungan (Eksperimen/Eksplorasi) Kerja ilmiah, ekskresi
sebagai manisfestasi Mengkaji literatur untuk menemukan sikap ilmiah, manusia ,
pengamalan ajaran agama fungsi dan proses alat-alat eksresi dan cacing,
yang dianutnya. manusia, keselamatan serangga
Melakukan kajian literatur untuk kerja yang dan ikan.
2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, menemukan proses pengeluaran sisa dilakukan Urine
tekun, jujur terhadap data metabolisme; keringat, urine, dalam (sehat dan
dan fakta, disiplin, bilirubin dan biliverdin, CO2 dan pengematan sakit),
tanggung jawab, dan H2O (uap air) pada berbagai organ dan kegiatan. benedict,
peduli dalam observasi ekskresi melalui kerja kelompok. biuret,
dan eksperimen, berani Melakukan percobaan uji urine orang Portfolio tabung
dan santun dalam normal dan sakit. Laporan reaksi,
mengajukan pertanyaan Mengamati struktur ginjal praktikum. lampu
dan berargumentasi, peduli kambing/sapi mengenali bagian- Karya ilmiah bunsen,
lingkungan, gotong
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
(RPP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
92
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
C. Tujuan Pembelajaran
1.3.1.1. Melalui kegiatan praktikum siswa dapat mengembangkan sikap
peduli terhadap lingkungan hidup
1.3.1.2. Melalui kegiatan pratikum siswa dapat membangun sikap
menyayangi dan menjaga lingkungan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
D. Materi Ajar
1. Pengertian ekskresi, sekresi dan defekasi
2. Organ-organ ekskresi pada manusia dan fungsinya antara lain :
a. Ginjal c. Kulit
b.Paru – paru d.Hati
3. Proses pembentukan urin
4. Kelainan dan penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi manusia
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model : Pembelajaran koperatif (Cooperative) dan penemuan
(Discovery)
Metode : Percobaan, diskusi, tanya jawab, pengamatan, penugasan,
pengamatan, ceramah.
F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1 (2 x 45 menit)
Kegiatan/
No. Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Waktu
1. Pendahuluan Menyiapkan kondisi 1. Guru mengucap salam dan
10 Menit belajar siswa berdoa
Melakukan dan 2. Guru menyampaikan
menyiapkan : tujuan dan kegiatan
Apersepsi pembelajaran
3. Diberikan gambar
kulit,ginjal, hati, dan paru-
paru, lalu menanyakan apa
Tujuan Pembelajaran nama organ tersebut?
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Kegiatan/
No. Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Waktu
7. kulit, ginjal, hati, dan paru-
paru.
Menanya 8. Mengajukan pertanyaan
tentang apa fungsi dari
masing-masing organ
tersebut?
9. Mengapa ada berbagai
organ yang berfungsi
mengeluarkan zat sisa
proses dalam tubuh?
10. Apa yang dimaksud
dengan sekresi dan
defekasi?
Mengumpulkan 11. Siswa berdiskusi didalam
Informasi kelompok dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan
yang sudah diberikan
kepada guru berdasarkan
sumber yang didapat
(artikel, jurnal, internet,
dll)
Mengasosiasikan 12. Siswa bersama guru
mendiskusikan alat-alat
ekskresi yang terdapat
dalam tubuh manusia dan
fungsinya
13. Guru meminta siswa
mendeskripsikan sifat urin
yang biasa dikeluarkan
oleh siswa.
Mengkomunikasikan Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
diskusinya
3 Penutup Rangkuman 14. Guru meminta siswa
10 Menit mengidentikasi berbagai
penyakit yang terjadi pada
ginjal
15. Guru membimbing siswa
menyimpulkan hal-hal
yang sudah dipelajari
16. Guru menugaskan siswa
untuk mengumpulkan
informasi tentang cuci
darah dengan
menggunakan lembar
diskusi siswa dan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98
Kegiatan/
No. Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Waktu
mengumpulkannya pada
pertemuan berikutnya
17. Guru mengakhiri pelajaran
dengan mengucapkan
salam
Kegiatan 2 (2 x 45 menit)
Kegiatan/
No. Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Waktu
1. Pendahuluan Menyiapkan kondisi 1. Guru mengucap salam
10 Menit belajar siswa 2. Berdoa
3. Guru mengecek dan
mengumpulkan lembar
kerja siswa 1dari siswa.
Mengulas kembali 4. Siswa bersama guru
materi pembelajaran menyimpulkan pengertian,
sebelumnya fungsi, dan proses cuci
darah berdasarkan
informasi yang sudah
dikumpulkan.
Tujuan Pembelajaran 5. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
2. Inti 6. Guru mengorganisasi
70 Menit siswa dalam kelompok
Mengamati 7. Mengamati video proses
pembentukan urin
Menanya 8. Mengajukan pertanyaan
bagaimana proses
pembentukan urin
9. Bagaimana mekanisme
reabsorbinya
10. Sebutkan hormon yang
mempengaruhi reabsorbsi
air
Mengumpulkan 11. Siswa mendiskusikan
Informasi struktur dan proses
pembentukan urin
berdasarkan video tersebut
dan berbagai sumber lain
Mengasosiasikan 12. Siswa bersama guru
mengaitkan bahwa
teknologi cuci darah mirip
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
Kegiatan/
No. Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Waktu
dengan fungsi ginjal
sebagai penyaring zat-zat
sisa bioproses pada tubuh
13. Siswa bersama guru
mendiskusikan proses
utama untuk pembentukan
urin
14. Siswa bersama guru
mendiskusikan
mekanisme reabsorbsi dan
hormone yang
mempengaruhi reabsorbsi
air
Mengkomunikasikan 15. Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
dalam diskusi kelompok
tersebut
3 Penutup Rangkuman 16. Ulasan singkat materi
10 Menit yang dipelajari
17. Guru membentuk
kelompok dan
menugaskan setiap
kelompok membawa 5
ekor mencit dan
mempelajari lembar kerja
siswa 1
18. Guru mengakhiri
pembelajaran dengan
mengucapkan salam
Kegiatan 3 (2 x 45)
- Viewer - Speaker
b) Alat Percobaan Terstruktur :
- Kandang pemeliharaan hewan uji
- Alat untuk menimbang mencit.
- Alat untuk membuat makanan tinggi asam urat seperti blander,
saringan, kain flannel, pengaduk dan gelas ukur.
- Alat yang digunakan untuk membuat infusa terdiri dari panci infusa,
kompor listrik, saringan, timbangan, pisau, pengaduk, kain flannel,
gelas ukur, jarum suntik yang pada ujungnya tumpul.
- Alat yang digunakan dalam pembuatan larutan allopurinol terdiri dari
gelas ukur, Erlenmeyer, mortal, tabung Reaksi, dan timbangan.
- Alat untuk pengambilan sempel darah yaitu Eppendorf dan
mikrohematokrit 1ml.
- Alat yang digunakan dalam pengukuran kadar asam urat seperti pipet
mikro dengan merk merck, kuven ,merk SCC 1ml, sentrifuga merk
Heraeus Sepatec dengan seri Biofuge 15 buatan Jerman, dan
spektrofotometer merk Hach seri DR/2000 buatan USA.
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
A. Tujuan
1. Siswa dapat mengetahui mekanisme cuci darah
Judul : Pengaruh Infusa Daun Tempuyung Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat
Dalam Darah Mencit Hiperurisemia
Kompetensi Dasar : 4.10 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur
dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem
ekskresi manusia melalui berbagi bentuk media
presentasi.
C. Langkah Kerja
Kelas dibagi menjadi 5 kelompok. Tiap kelompok dapat terdiri atas lima
sampai enam anak . Masing-masing kelompok melakukan kegiatan berikut :
1. Tiap kelompok memelihara 5 ekor mencit
2. Mencit dilakukan tahap aklimatisasi selama 7 hari agar mencit dapat
beradaptasi dengan lingkungan percobaan.
3. Setelah tahap aklimatisasi, lakukan perlakuan hiperurisemia dengan
memberikan 2 ml jus hati ayam mentah 100% sebanyak dua kali sehari
(pagi dan siang) selama 14 hari.
4. Lakukan cek darah mencit hiperurisemia
5. Setelah mencit sudah mengalami hiperurisemia dilakukan penurunan
kadar asam urat, yaitu dengan cara :
Kelompok 1 melakukan perlakuan dengan memberikan aquades
(sebagai kontrol negatif)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108
D. Hasil diskusi
Tabel 1. Kadar asam urat serum darah mencit sebelum pemberian
hiperurisemia
Kadar asam urat serum darah mencit (mg/dl)
No. Mencit pada kelompok
K(-) K(+) I II III
1 0.91 1.81 0.39 0.46
2 0.95 2.29 2.19 0.45 0.41
3 1.27 1.46 0.77 0.49 0.6
4 0.6 0.51 0.28 0.75 0.56
5 0.77 0.41
Mean 0.73 1.29 1.26 0.57 0.49
Ket : Begitu juga tabel untuk perlakuan hiperurisemia dan setelah
perlakuan.
E. Pertanyaan
Buatlah laporan penelitian berdasarkan hasil percobaan yang telah
dilakukan dengan format sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah (5)
B. Rumusan Masalah (5)
C. Tujuan Penelitian (5)
D. Manfaat Penelitian (5)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori (15)
B. Rumusan Hipotesis (5)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
Penilaian Skor
No. Aspek yang dinilai Keterangan
1 2 3 4
Peduli terhadap
1.
lingkuang sekitar
2. Menjaga lingkungan
sekitar
3. Meningkatkan rasa
menyayangi terhadap
lingkuan sekitar
4. Meningkatkan rasa
syukur kepada Tuhan
atas ilmu pengetahuan
yang telah diberikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
111
Pedoman penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
112
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak bersikap jujur terhadap data
dengan kelompok
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap jujur terhadap data
dengan kelompok tetapi belum konsisten
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
113
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian untuk bersikap jujur
terhadap data dengan kelompok secara terus menerus/konsisten
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak bersikap berani dalam
pratikum
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap berani dalam pratikum
tetapi belum konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian untuk bersikap berani
dalam pratikum secara terus menerus/konsisten
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak bersikap teliti menyajikan
laporan dalam kegiatan pratikum
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap teliti menyajikan
laporan dalam kegiatan pratikum tetapi belum konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian untuk bersikap teliti
menyajikan laporan dalam pratikum secara terus menerus/konsisten
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak berpikir kritis dalam diskusi
kelompok
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk berpikir kritis dalam diskusi
kelompok tetapi belum konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian untuk berpikir kritis dalam
diskusi kelompok secara terus menerus/konsisten
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
114
Sikap
Na Aktif Kerjasa Toleran Kejujura
Berani Teliti Berpi
N ma ma n kir
o Sis kritis
wa K B S K B S K B S K B S K B S K B S K S
B B B B B B B B B B B B B B
1
2
3
.
.
4
5
Keterangan :
KB : Kurang Baik
B : Baik
SB : sangat Baik
Skor penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
115
Penilaian
No. Aspek yang dinilai
1 2 3
1. Kelengkapan bahan pratikum
yang dibawa
2. Menggunakan alat dan bahan
pratikum dengan benar
3. Kesesuain pelaksanaan
pratikum dengan langkah
kerja
4. Data yang diperoleh dari
pratikum
5. Menyimpulkan hasil pratikum
Keterangan :
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
116
Pedoman Penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
117
Pedoman Penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
120
Pedoman Penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
122
Pedoman Penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
125
Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan
No Nama Siswa
strategi pemecahan masalah
KT T ST
1
2
3
.
.
35
Keterangan
KT : Kurang Terampil
T : Terampil
ST : Sangat Terampil
Skor penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
126
SOAL POSTEST
1. Organisme memiliki sistem pengeluaran yang berguna untuk mengeluarkan zat-zat sisa dari
proses…
a. Oksidasi d. Transportasi
b. Metabolisme e. Reabsorpsi
c. Absorpsi
a. Uretra d. Ureter
b. Medulla e. Korteks
c. Pelvis
a. Urea d. Ammonia
c. Hemoglobin
5. Salah satu tanda bahwa seseorang menderita gagal ginjal adalah jika dalam urin terdapat
zat…
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
130
a. Urea d. Glukosa
b. Ammonia e. Protein
c. Lemak
c. Ujung-ujung saraf
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
131
a. Oksigen d. Ammonia
c. Karbon monoksida
mikroorganisme amino
a. 1 dan 3 d. 1, 3, dan 4
b. 2 dan 3 e. 1 dan 4
c. 1, 2, dan 3
a. Menghasikan empedu
b. Menetralkan racun
d. Menyimpan glikogen
a. 1, 2, dan 3 d. 1, 2, 3, dan 4
b. 1, 3, dan 4 e. 1 dan 4
c. 2, 3, dan 4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
132
B. Essay
2. Apa yang dimaksud dengan nefron? Terdiri atas apa sajakah 1 unit nefron ? Jelaskan secara
singkat !
3. Hormon dan enzim apa yang berperan dalam mengatur volume urin? Jelaskan peranannya !
4. Apakah penyakit asam urat dapat merusak ginjal dalam tubuh ? jika iya, mengapa demikian?
Apa nama penyakitnya yang menyebabkan gangguan pada ginjal yang disebabkan oleh asam
urat? dan bagaimana cara mencegah supaya tidak terkena asam urat?
5. Studi kasus : Pada urin Mr.X dijumpai adanya glukosa dan protein albumin. Normalkah
keadaan tersebut ? Jika tidak, Mr. X ini menderita penyakit apa dan apa kira-kira yang
menjadi sebabnya ?
membutuhkan O2 dan menghasilkan CO2 dan H2O. Bahan yang digunakan adalah air kapur
sedangkan alat yang digunakan adalah cermin, gelas kimia, dan sedotan plastik. Yang harus
Adit lakukan pertama-tama menyiapkan air kapur 100ml dan menuangkan pada gelas kimia
kemudian ditiup, dan yang kedua menyiapkan cermin yang bersih kemudian dihembuskan.
Setelah melakukan kegiatan Adit diminta untuk mengamati Reaksi apa yang terjadi pada air
kapur dan cermin tersebut lalu isikan data pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
Keadaan
No. Kegiatan
Sebelum Percobaan Setelah Percobaan
1. Meniup nafas ke air
kapur
2. Meniup nafas ke
cermin
A. Pilihan Ganda
1. b 7. b
2. c 8. a
3. e 9. b
4. b 10. e
5. e 11. a
6. b 12. a
B. Essay
1. 3 tahap pembentukan urin yaitu:
1) Filtrasi
Filtrasi merupakan proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat
sisa metabolism yang dapat menjadi racun bagi tubuh. Proses terjadinya
filtrasi di glomerulus yang ada di badan Malpighi. Hasil dari filtrasi di
glomelurus, menuju kapsula bowman dan dihasilkan urin primer. Urin
primer terdiri dari : air, gula, asam amino, garam/ion anorganik,urea
2) Reabsorbsi
Reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal yang nantinya akan menghasilkan
urin sekunder. Urin primer yang terkumpul di kapsula bowman masuk ke
dalam tubulus kontortus proksimal dan terjadi reabsorbsi. Pada proses ini
terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna bagi tubuh
oleh dinding tubulus, lalu masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi
tubulus. Zat-zat yang diserap kembali oleh darah antara lain: glukosa,
asam amino, dan ion-ion anorganik (Na+, Cl-, K+, dan HCO3-). Hasil dari
reabsorbsi urin primer adalah urin sekunder yang mengandung sisa limbah
nitrogen dan urea. Urin sekunder masuk ke lengkung henle. Pada tahap ini
terjadi osmosis air di lengkung henle desenden sehingga volume urin
sekunder berkurang dan menjadi pekat. Ketika urin sekunder mencapai
lengkung henle asenden, garam Na+ dipompa keluar dari tubulus,
sehingga urin menjadi lebih pekat dan volume urin tetap.
3) Agumentasi
Dari lengkung henle asenden, urin sekunder aan masuk ke tubulus distal
untuk masuk tahap augmentasi (pengumpulan zat-zat yang tidak
dibutuhkan lagi oleh tubuh). Zat sisa yang dikeluarkan oleh pembuluh
kapiler adalah ion hydrogen (H+), ion kalium (K+), NH3 dan keratin.
Pengeluaran ion H+ ini membantu menjaga pH yang tetap dalam darah.
Selama melewati tubulus distal, urin banyak kehilangan air sehingga
konsentrasi urin makin pekat. Selanjutnya urin memasuki pelvis renalis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
134
2. Nefron adalah unit struktural dan fungsional dari ginjal. Tiap ginjal memiliki
sekitar 1 juta nephron. Tempat terbentuknya urin. Terdiri dari 2 bagian, yi
korpuskula renalis dan tubulus renalis.
1) Korpuskula renalis
Terdiri atas glomerulus yang dikelilingi oleh kapsula Bowman.
Glomerolus merupakan jaringan pembuluh darah kapiler yang berasal dari
arteriola afferent (masuk glomerolus) dan arteriola efferent (keluar
glomerolus).
Kapsula Bowman merupakan pelebaran dari tubulus renalis yang
menyelubungi glomerulus. Lapisan dalam tersusun oleh podosit atau ‘foot
cells’ dengan bagian ‘kaki’ terletak pada permukaan kapiler glomerulus.
Bagian ini sangat permeabel. Lapisan luar kapsula Bowman tidak berpori
dan tidak permeabel. Ruang antara 2 lapisan kapsula Bowman berisi filtrat
yang dibentuk dari glomerulus yang nantinya akan menjadi urin.
2) Tubulus renalis
Tubulus renalis berlanjut dari kapsula Bowman dan terdiri dari tubulus
kontortus proksimal, ‘loop of Henle’ , tubulus kontortus distal dan tubulus
kolektivus
Tubulus kontortus distal dari beberapa nephron bermuara ke tubulus
kolektivus. Beberapa tubulus kolektivus bersatu membentuk duktus
papillary yang mengalirkan urin ke kalyx pada pelvis renalis. Semua
bagian tubulus renalis dikelilingi oleh ‘kapiler peritubular’ yang berasal
dari arteriola efferent. Kapiler peritubular menerima material yang
direabsorbsi oleh tubulus renalis.
4. Penyakit asam urat dapat menyebabkan kelainan ginjal, apabila penyakit asam
urat menyebabkan timbulnya batu pada saluran kencing atau ginjal maka
disebut penyakit batu urat dan jika asam urat ini merusak ginjal secara
langsung maka disebut penyakit nefropati urat. Hal ini bisa terjadi dikarenakan
sekitar dua per tiga urat yang sudah terbentuk di dalam tubuh secara alami
akan dikeluarkan bersama urin melalui ginjal.
Cara mencegah agar tidak terkena asam urat adalah mengkonsumsi makanan
yang kaya potasium, konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat
kompleks, tidak mengkonsumsi kacang-kacangan, tidak mengkonsumsi
sayuran seperti bayam, buncis, kembang kol, jamur kuping, daun singkong,
daun papaya, dan asparagus, kurangi mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein disertai tinggi lemak, dan hal yang lain ialah
mengkonsumsi rebusan daun tempuyung dikarenakan daun tempuyung
mempunyai kandungan flavonoid yang dapat menurunkan kadar asam urat.
5. Keadaan dalam tubuh Mr.X tidak normal dikarenakan Mr.X terkena penyakit
Diabetes mellitus (kencing manis) yang disebabkan karena kekurangan
hormon insulin sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat, kelebihan
glukosa dikeluarkan lewat urin. Dan penyakit Albuminuria yang disebabkan
karena kegagalan filtrasi di ginjal sehingga dijumpai molekul albumin dalam
urin.
6. Rancangan percobaan :
A. Acara praktikum
Judul : Sistem Ekskresi pada Paru-paru
B. Tujuan Praktikum
1. Menjelaskan proses ekskresi yang terdapat pada ogan paru-paru
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
136
C. Landasan Teori
Proses metabolisme tubuh meliputi proses menghasilkan energi
dan zat yang berguna bagi tubuh. Dalam proses metabolisme, dihasilkan
zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini harus
dikeluarkan dari tubuh karena dapat membahayakan tubuh. Proses
pengeluaran zat-zat sisa dari dalam tubuh disebut ekskresi. Sistem eskresi
pada tubuh manusia meliputi hati, ginjal, paru-paru, dan kulit. Sistem
eskresi pada paru-paru selain sebagai alat pernapasan paru-paru juga
berfungsi sebagai alat pengeluaran. Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru
adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari
proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah meneluarkan karbon
dioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Jika tidak
dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun.
D. Alat dan Bahan :
Gelas kimia
Cermin
Air kapur
Sedotan plastik
E. Cara Kerja
Pertama
a. Masukan air dalam gelas kimia sampai 100ml
b. Masukkan sedotan plastik dalam gelas tersebut
c. Tiupkan nafasmu kedalam air kapur jernih melalui sedotan plastik
d. Catatlah perubahan yang terjadi pada air kapur tersebut.
Kedua
G. Pembahasan
H. Kesimpulan
Pernafasan manusia membutuhkan O2 dan menghasilkan CO2 dan H2O.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
137
PEDOMAN PENSKORAN
A. Pilihan Ganda
Setiap soal masing-masing diberi skor 1 dengan ketentuan :
Skor 0 jika salah dan tidak menjawab
Skor 1 jika jawaban benar
Nilai :
B. Essay
1. Skor 6 : apabila menyebutkan dan menjelaskan semua tahapan-tahapan
pembentukan urin
Skor 5 : apabila menyebutkan semua tahapan-tahapan pembentukan urin,
namun hanya 2 menjelaskan pembentukannya
Skor 4 : apabila menyebutkan semua tahapan-tahapan pembentukan urin,
namun hanya 1 menjelaskan pembentukannya
Skor 3 : apabila menyebutkan semua tahapan-tahapan pembentukan urin,
namun tidak disertai penjelasannya
Skor 2 : apabila menyebutkan 2 tahapan-tahapan pembentukan urin,
namun tidak disertai penjelasannya
Skor 1 : apabila menyebutkan 1 tahapan-tahapan pembentukan urin,
namun tidak disertai penjelasannya
Skor penilaian :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Sempel darah mencit Pemberian jus hati ayam 100% secara oral
140
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
141