Anda di halaman 1dari 8

EFEK EKSTRAK ETANOL DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.

)
Boerl.) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA MENCIT PUTIH JANTAN YANG
DIINDUKSI POTASSIUM OXONATE

THE EFFECT OF ETANOL EXTRACT OF MAHKOTA DEWA PULP (Phaleria macrocarpa


(Scheff.) Boerl.) TOWARDS THE REDUCTION OF URIC ACID IN WHITE MALE MICE
INDUCTED BY POTASSIUM OXONATE

EM. Sutrisna*, Arifah Sri Wahyuni, Ulul Azmi


Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
em_sutrisna@yahoo.com

ABSTRAK

Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Sceff.) Boerl.) merupakan tanaman obat yang
digunakan secara empiris sebagai obat berbagai penyakit salah satunya asam urat. Asam urat
adalah produk akhir metabolisme purin pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efek ekstrak etanol daging buah mahkota dewa dalam menurunkan kadar asam urat mencit putih
jantan yang diinduksi potassium oxonate 250mg/kgBB. Dua puluh lima ekor mencit jantan diberi
jus hati ayam konsentrasi 10% 3 kali sehari selama 2 hari, lalu dibagi menjadi 5 kelompok.
Kelompok I kontrol negatif (CMC Na 0,5% p.o 0,5ml/20gBB). Kelompok II kontrol positif (allopurinol
p.o 10mg/kgBB). Kelompok III, IV dan V diberi sediaan ekstrak etanol daging buah mahkota dewa
dosis berturut-turut 1,25; 2,5 dan 5g/kgBB. Kelompok I-V dibuat hiperurisemia dengan induksi
potassium oxonate 250mg/kgBB secara intraperitoneal 1 jam setelah pemberian sediaan uji. Darah
diambil dari vena opthalmicus 2 jam setelah pemberian potassium oxonate, serum ditambah
reagen uric acid*FS TBHBA (2,4,6,tribromo 3-hydroxy benzoid acid) dan dibaca kadar asam
uratnya pada panjang gelombang 546 nm. Data persentase penurunan kadar asam urat diuji
dengan ANAVA satu jalan (taraf kepercayaan 95%) dilanjutkan uji Bonferroni. Hasil penelitian
menunjukkan sediaan ekstrak etanol daging buah mahkota dewa dosis 1,25; 2,5 dan 5g/kgBB
mampu menurunkan kadar asam urat pada serum darah mencit putih jantan yang diinduksi
potassium oxonate. Ekstrak etanol daging buah mahkota dewa dosis 1,25; 2,5 dan 5g/kgBB
mempunyai potensi yang sama dengan allopurinol dosis 10mg/kgBB dalam menurunkan kadar
asam urat tetapi kemampuan penurunannya lebih allopurinol.

Kata kunci : Phaleria macrocarpa (Sceff.) Boerl., potassium oxonate, asam urat

ABSTRACT

Mahkota dewa (Paleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) is a medical plant which empirically is
used to heal such disease as uric acid. Uric acid is the final product of purin metabolism in human
being. This research is purposed to know how the effect of etanol extract of mahkota dewa pulp in
reducing the level of uric acid in white male mice with inducted by potassium oxonate 250
mg/kgBW. Twenty five of white male mice were given giblets juices with 10% concentration in three
times a day during two days,and then devided into 5 groups. The group 1 is negative control (CMC
Na 0,5% p.o 0,5 ml/20gBW). The group 2 is positive contro (Allopurinol p.o 10 mg/kgBW). The
group 3, 4 and 5 were given by etanol extract preparation of mahkota dewa pulp in sequence 1,25;
2,5 and 5 g/kgBW dosage. The group 1-5 were made hyperuricemia with induction of potassium
oxonate 250 mg/kgBW intraperitoneally during 1 hour after giving the test preparation. Blood is
taken from vena opthalmicus at 2 hour after giving potassium oxonate, the serum added with uric
acid reagent *FS TBHBA (2, 4, 6, tribromo 3-hydroxy benzoic acid) and read the level of uric acid
DW QP 7KH SHUFHQWDJH GDWD RI WKH XULF DFLG OHYHO UHGXFLQJ DUH WHVWHG by one way ANAVA
(level of validity) and continued by Bonferroni test.The result of this research represents the etanol
extract preparation of mahkota dewa pulp 1,25; 2,5 and 5 g/kgBW dosage could reduce the level of
uric acid in white male of mice serum inducted by potassium oxonate. Etanol extract of mahkota
dewa pulp 1,25; 2,5 and 5 g/kgBW dosage has the potential which is same with allopurinol 10
mg/kgBW dosage in reducing the level of uric acid but its ability in reducing uric acid is not as big
as allopurinol.

Keywords : Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.), potassium oxonate, uric acid.

62 PHARMACON, Vol. 11, No. 2, Desember 2010, Sutrisna,EM.et al. (62-69)


PENDAHULUAN µg/mg). Keefektifan mahkota dewa untuk
Asam urat adalah penyakit gangguan mengobati asam urat diduga didasarkan pada
metabolik yang disebabkan penumpukan asam kandungan flavonoidnya. Kemampuan
urat (uric acid) dalam jaringan tubuh (Anonim, senyawa tersebut dalam menurunkan asam
2009). Asam urat merupakan produk akhir urat adalah dengan mekanisme hambatan
metabolisme purin yang dapat mengendap terhadap aktivitas xantin oksidase pada basa
dalam jaringan dan peradangan yang dikenal purin sehingga akan menurunkan produksi
dengan nama gout atau encok. Gout atau pirai asam urat. Dari harga IC50 flavonoid
merupakan penyakit metabolik yang terjadi menyatakan bahwa 50% penghambatan xantin
akibat tingginya kadar asam urat dalam darah oksidase sama dengan 50% penurunan
(Simon et al., 2001). Asam urat biasanya produksi asam urat. Jenis flavonoid yang
menyerang pria berumur lebih dari 40 tahun berperan dalam mekanisme penghambatan
dan perempuan pascamenopouse. Salah satu enzim xantin oxidase adalah flavon dan flavonol
pemicu utama timbulnya penyakit asam urat (Cos et.al., 1998). Flavonoid dalam tanaman
adalah perubahan gaya hidup seseorang yang mahkota dewa dapat berbentuk aglikon
disertai dengan pola makan yang salah maupun glikosida. Kepolaran senyawa
(Sudewo, 2004). Akibat lebih lanjut dari flavonoid adalah dari non polar sampai dengan
meningkatnya asam urat adalah pembentukan polar sehingga dapat disari dalam penyari yang
tofi (kapur) di sekitar sendi, kelainan ginjal serta non polar sampai dengan polar (Markham,
pembentukan batu urat (Winarto dan Karyasari, 1988).
2003). Allopurinol digunakan untuk mengobati
Penelitian dan pengembangan tanaman asam urat sejak bertahun-tahun yang lalu, akan
obat telah berkembang pesat, terutama pada tetapi allopurinol dapat menimbulkan efek
segi farmakologi maupun fitokimianya. samping yaitu kerusakan gastrointestinal,
Penelitian ini digunakan untuk mencari reaksi alergi dan toksisitas pada hati (Mo et.al.,
tanaman yang berpotensi sebagai tanaman 2007). Selama ini penggunaan mahkota dewa
obat. Salah satu tanaman yang dikembangkan sebagai obat asam urat hanya berdasarkan
adalah mahkota dewa. Berdasarkan pada pembuktian empiris dan pengalaman
pengalaman empiris, buah mahkota dewa pengguna. Berdasarkan penggunaan secara
sangat manjur untuk menyembuhkan asam empiris dan dari hasil penelitian yang telah
urat. Selain itu, tanaman tersebut juga dilakukan sebelumnya, maka ekstrak etanol
digunakan untuk mengobati berbagai penyakit daging buah mahkota dewa berpotensi untuk
yakni lever, kanker dan tekanan darah tinggi dikembangkan menjadi fitofarmaka. Untuk itu
(Harmanto, 2001). Daun dan kulit buah perlu dilakukan penelitian tentang ekstrak
mahkota dewa segar atau yang telah etanol daging buah mahkota dewa untuk
dikeringkan juga dapat digunakan sebagai membuktikan keefektifannya sebagai penurun
antitumor, disentri dan sakit kulit (Gotama, kadar asam urat. Hasil penelitian ini diharapkan
1999). dapat dijadikan sebagai bukti ilmiah bahwa
Beberapa hasil penelitian yang telah tanaman mahkota dewa dapat dijadikan
dilakukan menunjukkan bahwa tanaman sebagai obat untuk menurunkan kadar asam
mahkota dewa mempunyai potensi sebagai urat.
antiinflamasi (Siswanto, 2005), antihistamin
(Siswono, 2001) dan memiliki efek METODE PENELITIAN
penghambatan pada sel kanker leukemia THP- Alat : Oven, blender, ayakan, panci stainless
1 (Kurnia, dkk., 2005). Daging buah mahkota steel, timbangan analitik (Presica A-SCS), alat-
dewa juga mempunyai efek hipoglikemik alat gelas (Pyrex), spuit injeksi, jarum oral
(Primsa, 2002). Hasil uji keamanan ukuran 15 gauge (Terumo), timbangan mencit,
menunjukkan perasan daging buah segar pipa kapiler, ependorf, sentrifuge, alat vortex,
mahkota dewa tidak mempengaruhi fungsi spektrofotometer (Star Dust FC* 15), kuvet dan
ginjal pada tikus putih jantan dan betina pada mikropipet berbagai ukuran.
pemakaian jangka panjang (Hendra, 2005). Bahan : Daging buah mahkota dewa (Phaleria
Perasan daging buah mahkota dewa telah macrocarpa (Scheff.) Boerl), mencit putih jantan
terbukti efektif menurunkan kadar asam urat dengan berat badan 20-30 gram dan berumur
pada ayam jantan jenis Lohman Brown dengan 2-3 bulan, potassium oxonate p.a. (Aldrich
dosis 13,16g/kgBB (Hasturani, 2003). Chemical Company), etanol 70% teknis, CMC
Berdasarkan penelitian Arini (2003), Na 0,5 %, allopurinol p.a. (Sigma) dan
diketahui bahwa daging buah mahkota dewa aquadest dan reagen Uric Acid FS TBHBA
mengandung flavonoid. Ekstrak etanol 70% (2,4,6, Tribromo 3-hydroxy benzoid Acid) dari
daging buah mahkota dewa mempunyai kadar DiaSys.
relatif flavonoid yang paling besar (45,73

PHARMACON, Vol. 11, No. 2, Desember 2010, Sutrisna,EM. et al. (62-69) 63


JALANNYA PENELITIAN gram adalah 1 ml, tetapi untuk volume
Pengambilan Bahan dan Pembuatan Serbuk pemberiannya adalah ½ dari volume maksimal.
Simplisia Dosis ekstrak etanol daging buah
Buah mahkota dewa diambil dari daerah mahkota dewa diperoleh dengan melakukan
Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. orientasi dosis terlebih dahulu. Orientasi dosis
Buah dipanen setelah masak, berwarna merah dilakukan dengan menggunakan 5 ekor hewan
tua, baunya manis, daging buahnya berwarna uji yang diberi sediaan ekstrak etanol dosis
putih dan berasa sepat. tengah yakni 2,5g/kgBB. Setelah itu, dosis
Buah mahkota yang sudah dipisahkan tersebut akan diterapkan seterusnya pada uji
dengan bijinya, dicuci dengan air yang mengalir perlakuan.
untuk menghilangkan kotoran. Kemudian
dikeringkan dengan oven agar pengeringannya Penentuan Peringkat Dosis Allopurinol dan
merata dalam waktu cepat dan tidak Potassium Oxonate
dipengaruhi oleh cuaca. Selanjutnya dibuat Dosis alopurinol yang digunakan adalah
serbuk dengan cara diblender hingga halus. 10mg/kgBB atau 0,2mg/20gBB, sedangkan
Semakin halus serbuk maka luas permukaan dosis potassium oxonate yang digunakan
akan semakin besar, namun jika serbuk terlalu secara intraperitoneal pada mencit adalah
halus maka serbuk akan lolos dalam 250mg/kgBB atau 5mg/20gBB. Dosis ini
penyaringannya. mengacu pada penelitian sebelumnya (Zhao et
al., 2005).
Pembuatan Ekstrak Etanol Mahkota Dewa
Pembuatan ekstrak etanol mahkota dewa Pembuatan Hiperurisemia
menggunakan metode maserasi. Serbuk Kadar asam urat tinggi (hiperurisemia)
mahkota dewa sebanyak 300 gram dimasukkan dibuat dengan cara penginduksian potassium
ke dalam sebuah bejana tertutup lalu direndam oxonate secara intraperitoneal dengan dosis
dengan etanol 70% sebanyak 1250 ml hingga 250 mg/kgBB atau 5mg/20gBB pada mencit 1
semua bagian serbuk terendam selama 5 hari jam setelah pemberian sediaan uji (Mo et al,
dengan beberapa kali penggojokan. Setelah 5 2007). Akan tetapi sebelum hewan uji
hari diserkai dan diperas. Kemudian sari digunakan untuk penelitian, diberi makanan
diendapkan selama 1 malam lalu disaring dan tambahan berupa jus hati ayam dengan
filtratnya disimpan (filtrat 1). Selanjutnya ampas konsentrasi 10% 3 kali sehari selama 2 hari.
ditambahkan 850 ml etanol 70% hingga semua
bagian ampas terendam lalu ditutup, dibiarkan Uji Pendahuluan dan Uji Perlakuan terhadap
selama 2 hari terlindung dari cahaya sambil Hewan Uji
diaduk tiga kali sehari. Kemudian diserkai dan Sebelum digunakan untuk penelitian,
diperas. Sari etanol dipindahkan ke bejana hewan uji diadaptasikan selama 1 minggu dan
tertutup, dibiarkan di tempat sejuk yang diberi makanan tambahan berupa jus hati ayam
terlindung dari cahaya selama 2 hari untuk dengan konsentrasi 10% 3 kali sehari selama 2
diendapkan lalu disaring (filtrat 2). Filtrat 1 dan hari. Pengujian yang dilakukan terlebih dahulu
2 digabung dan diuapkan dengan evaporator. adalah uji pendahuluan untuk pembuatan
Kemudian dipekatkan dengan menggunakan model hiperurisemia. Sebanyak 9 ekor mencit
cawan porselin di atas penangas air sampai putih jantan ditimbang lalu dibagi menjadi 3
pelarut menguap semua sehingga didapat kelompok masing-masing 3 ekor, yaitu :
ekstrak kental. 1. Kontrol CMC Na 0,5% : diberi CMC Na 0,5%
p.o 0,5ml/20gBB, satu jam kemudian diberi
Pemilihan dan Pengadaptasian Hewan Uji CMC Na 0,5% i.p 0,5ml/20gBB.
Hewan uji yang digunakan untuk 2. Kontrol normal (aquades) : diberi aquades
penelitian adalah mencit putih jantan galur p.o 0,5ml/20gBB, satu jam kemudian diberi
Swiss dengan berat badan antara 20-30 gram aquades i.p 0,5ml/20gBB.
yang berumur 2-3 bulan. Pengadaptasian 3. Kelompok Hiperurisemia : diberi aquades p.o
mencit dilakukan di Laboratorium Farmakologi 0,5ml/20gBB, satu jam kemudian diinduksi
Fakultas Farmasi UMS selama 1 minggu dan dengan potassium oxonate i.p 250mg/kgBB.
diberi makanan standar dan minuman aquadest Induksi potassium oxonate dilakukan
ad libitum. ketika terjadi akumulasi asam urat yaitu antara
jam 09.00 dan 10.00 pagi. Pengambilan darah
Penentuan Dosis Ekstrak Etanol Daging dilakukan pada waktu yang menunjukkan kadar
Buah Mahkota Dewa asam urat tertinggi yaitu pada jam ke-2 (Haidari
Volume maksimal yang dapat diberikan et al., 2008). Pengujian selanjutnya adalah uji
pada mencit dengan berat badan antara 20-30 perlakuan, menggunakan 25 ekor mencit yang

64 PHARMACON, Vol. 11, No. 2, Desember 2010, Sutrisna,EM.et al. (62-69)


telah ditimbang lalu dibagi menjadi 5 kelompok HASIL DAN PEMBAHASAN
masing-masing 5 ekor, yaitu: Hasil Uji Pendahuluan
1. Kontrol negatif : diberi CMC Na 0,5% Uji pendahuluan dilakukan untuk
p.o 0,5ml/20gBB membuat model hiperurisemia pada mencit
2. Kontrol positif : diberi allopurinol p.o putih jantan dengan cara diinduksi potassium
10mg/kgBB atau 0,2mg/20gBB oxonate dosis 250mg/kgBB secara
3. Ekstrak etanol 1 : diberi ekstrak etanol intraperitoneal antara pukul 09.00 dan 10.00
daging buah mahkota dewa p.o dosis (Haidari et al., 2008). Uji dilakukan dengan
1,25g/kgBB membandingkan kadar asam urat kontrol CMC
Na 0,5% dan kontrol aquadest dengan
4. Ekstrak etanol 2 : diberi ekstrak etanol
kelompok hiperurisemia (tabel 1). Dosis
daging buah mahkota dewa p.o dosis potassium oxonate 250mg/kgBB yang
2,5g/kgBB digunakan pada penelitian ini mengacu pada
5. Ekstrak etanol 3 : diberi ekstrak etanol penelitian sebelumnya (Zhao et al., 2005).
daging buah mahkota dewa p.o dosis Waktu pengambilan darah yang optimal
5g/kgBB dilakukan pada jam ke-2. Hal ini didukung oleh
Satu jam setelah perlakuan, diinduksi penelitian yang menyatakan bahwa waktu
dengan potassium oxonate secara pengambilan darah yang optimal adalah pada
intraperitoneal 250mg/kgBB. 2 jam kemudian jam ke-2 setelah diinduksi potassium oxonate
darah diambil melalui vena opthalmicus dari 250mg/kgBB secara intraperitoneal (Haidari et
mata mencit menggunakan pipa kapiler lalu al., 2008).
darah ditampung ( ± 0,5 ml) dalam tabung
ependorf. Darah dialirkan lewat dinding tabung Tabel 1- Data Perbandingan Kadar Asam Urat Kontrol
CMC Na 0,5% dan Aquadest Dengan Kelompok
ependorf untuk menghindari terjadinya Hiperurisemia
hemolisis. Darah disentrifugasi dengan Kadar
kecepatan 5000 rpm selama 5 menit untuk Perlakuan Hewan uji Asam X ±SD
Urat (mg/dL)
mendapatkan serumnya. Serum yang telah
(mg/dL)
memisah diambil dengan mikropipet dan CMC Na 1 2,4
ditempatkan dalam tabung ependorf baru. 0,5% i.p 2 2,5 2,57±0,21
Serum dibaca kadar asam uratnya pada 3 2,8
panjang gelombang 546 nm. Aquadest 1 1,8
(normal) 2 2,6 1,80±0,80
3 1,0
Penetapan Kadar Asam Urat Potassium 1 3,4
Kadar asam urat ditetapkan berdasarkan Oxonate 2 3,6 4,13±1,10
reaksi enzymatic menggunakan reagen uric 250mg/kgBB 3 5,4
acid FS* TBHBA. Larutan sampel dibuat (hiperurisemia)
GHQJDQ FDUD PHQJDPELO O VHUXP GLWDPEDK Data hasil uji pendahuluan diuji statistik
dengan SPSS 17.0 for windows. Hasil uji
O monoreagen (4 bagian Reagen 1 menunjukkan bahwa data tersebut terdistribusi
ditambah 1 bagian Reagen 2). Serum yang normal dan variansinya homogen. Selanjutnya
telah dicampur homogen dengan pereaksi Uric dilakukan uji Post-Hoc test Bonferroni untuk
Acid FS* TBHBA diinkubasi selama 6-8 menit mengetahui kelompok mana yang berbeda
pada suhu 37ºC. Selanjutnya larutan sampel, secara bermakna.
standart dan blangko dibaca kadarnya dengan Hasil uji Post-Hoc test Bonferroni
menggunakan spektrofotometer StartDust FC* menunjukkan bahwa kelompok I (kontrol CMC
15 pada panjang gelombang 546 nm. Na 0,5%) tidak berbeda bermakna dengan
kelompok II (kontrol aquadest) dengan nilai
Analisis Data signifikansi 0,847 (p>0,05). Hal ini berarti
pemberian aquadest tidak mempengaruhi
Data yang diperoleh dari penelitian yang peningkatan kadar asam urat dalam serum
berupa kadar asam urat dalam darah dianalisa mencit jantan yang dibuat hiperurisemia.
distribusi normalitasnya menggunakan uji Kelompok I (kontrol CMC Na 0,5%)
Kolmogorov-Smirnov dan juga homogenitasnya menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna
dengan Levene test. Data tersebut terdistribusi dengan kelompok III (kelompok hiperurisemia)
normal dan homogen maka analisa dilanjutkan dengan nilai signifikansi 0,157 (p>0,05), yang
dengan ANAVA satu jalan dilanjutkan dengan berarti bahwa penggunaan CMC Na 0,5%
uji Bonferroni dengan taraf kepercayaan 95%. sebagai pensuspensi dari potassium oxonate
Untuk melihat potensi ekstrak etanol dapat mempengaruhi peningkatan kadar asam
dalam menurunkan kadar asam urat pada urat pada serum darah mencit jantan yang
dibuat hiperurisemia, sehingga penggunaan
serum darah mencit putih jantan yang dibuat CMC Na 0,5% sebagai suspending agent harus
hiperurisemia digunakan persen penurunan dikontrol. Pengaruh CMC Na 0,5% dalam
kadar asam urat dengan rumus : meningkatkan kadar asam urat ditunjukkan oleh
Rata-rata kontrol negatif (CMC Na 0,5%) ± kadar setelah perlakuan
X 100% perbedaan nilai SD yang besar antara CMC Na
Rata-rata kontrol negatif (CMC Na 0,5%)
0,5% dan aquadest. Oleh karena itu, CMC Na

PHARMACON, Vol. 11, No. 2, Desember 2010, Sutrisna,EM. et al. (62-69) 65


0,5% yang juga digunakan sebagai suspending awal/baseline pada hewan uji masih dalam
agent sediaan uji pada uji perlakuan dapat batas normal (Tabel 2). Data baseline tersebut
digunakan sebagai kontrol negatif untuk digunakan untuk mengontrol kadar awal asam
mengetahui efek ekstrak etanol mahkota dewa urat pada hewan uji.
dalam menurunkan kadar asam urat secara
tepat. Pada kelompok II (kontrol aquadest) Data kadar setelah perlakuan pada tabel
menunjukkan hasil yang berbeda bermakna 2 kemudian diuji statistik dengan SPSS 17.0 for
dengan kelompok III (kelompok hiperurisemia) windows. Dari hasil pengolahan data
dengan nilai signifikansi 0,034 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data kadar setelah
berarti pemberian potassium oxonate dosis 250 perlakuan pada tabel 2 mempunyai variansi
mg/kgBB mampu meningkatkan kadar asam yang homogen dan terdistribusi normal
urat secara nyata dari kondisi normal, sehingga (p>0,05). Untuk mengetahui perbedaan antara
pembuatan model hiperurisemia dapat 5 kelompok tersebut, maka dilakukan uji
dikatakan berhasil. Menurut Mo et al., (2007) statistik analisa varian satu jalan. Hasil analisa
mencit dikatakan hiperurisemia apabila kadar
asam uratnya mencapai lebih dari 3,3mg/dL. varian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000
(p<0,05). Dan selanjutnya dilakukan uji Post-
Hasil Uji Ekstrak Etanol Daging Buah Hoc test Bonferroni untuk mengetahui
Mahkota Dewa kelompok mana yang memiliki perbedaan
secara bermakna (Gambar 1).
Tabel 2- Data Kadar Asam Urat Awal (Baseline) dan Kadar
Setelah Perlakuan pada Serum Mencit Jantan
3 2,56
Kelompok No. Kadar Kadar

URAT SETELAH PERLAKUAN


HU awal/baselin setelah 2,5
RATA-RATA KADAR ASAM
e (mg/dl) perlakuan
(mg/dL) 2 1.44 *
1.36 *
1,1 2,4
1,5 0.94 *
1,0 2,5 1.0 *
(mg/dL)

Kontrol Negatif 1,5 2,8


(CMC Na
1
1,2 2,6
0,5%) 1,3 2,5 0,5
X ± SD = X ± SD =
1,22±0,19 2,56±0,15
0
2,6 1,3 I II III IV V
1,3 0,5
KELOMPOK PERLAKUAN
Kontrol Positif 3,1 0,8
(Allopurinol 2,5 1,3
10mg/kgBB) Gambar 1- Histogram Antara Kelompok Perlakuan dengan
1,8 0,8
Kontrol Negatif (CMC Na 0,5%)
X ± SD = X ± SD = Keterangan :
2,26±0,71 0,94±0,35 * : Berbeda bermakna dengan kontrol negatif CMC Na 0,5%
2,1 1,2 (p <0,05)
Ekstrak etanol 2,5 1,4 Kelompok I : Kontrol Negatif (CMC Na 0,5%)
daging buah 2,6 1,8 Kelompok II : Kontrol Positif (Allpurinol 10 mg/kgBB)
mahkota dewa 1,9 1,4 Kelompok III : Ekstrak etanol daging buah mahkota dewa
dosis 1,8 1,0 dosis 1,25 g/kgBB
1,25g/kgBB Kelompok IV : Ekstrak etanol daging buah mahkota dewa
X ± SD X ± SD = dosis 2,5 g/kgBB
2,18±0,36 1,36±0,30 Kelompok V : Ekstrak etanol daging buah mahkota dewa
1,7 1,0 dosis 5 g/kgBB
Ekstrak etanol 2,1 1,2
daging buah 2,6 1,4 Dari hasil uji Post-hoc test Bonferroni
mahkota dewa 2,8 1,9 menunjukkan bahwa kelompok I (kontrol negatif
dosis 2,2 1,7
2,5g/kgBB CMC Na o,5%) berbeda bermakna dengan
X ± SD = X ± SD = kelompok II (kontrol positif Allopurinol) dan
2,28±0,43 1,44±0,36 kelompok III, IV dan V (variasi dosis ekstrak
2,6 1,2 etanol daging buah mahkota dewa) dengan
Ekstrak etanol 2,1 1,0 nilai signifikansi p<0,05. Hal ini berarti bahwa
daging buah 2,7 1,0
mahkota dewa allopurinol dan variasi dosis ekstrak etanol
2,3 1,0
dosis 5 g/kgBB 1,8 0,8 daging buah mahkota dewa yakni dosis 1,25;
X ± SD = X ± SD =
2,5 dan 5g/kgBB dapat menimbulkan efek
2,30±0,37 1,00±0,14 penurunan kadar asam urat pada mencit jantan
yang dibuat hiperurisemia. Untuk mengetahui
Kenaikan kadar asam urat besarnya potensi ekstrak etanol daging buah
(hiperurisemia) terjadi pada kadar lebih dari 3,3 mahkota dewa, dapat digunakan persentase
mg/dL (Mo et al., 2007). Kadar asam urat penurunan kadar asam urat (Gambar 2).

66 PHARMACON, Vol. 11, No. 2, Desember 2010, Sutrisna,EM.et al. (62-69)


100 g/kgBB) dengan nilai p>0,05. Begitu juga
63,28
antara kelompok III tidak berbeda bermakna

PENURUNAN KADAR ASAM


RATA-RATA PERSENTASE
80 46,87 43,75 60,94 terhadap kelompok IV. Hal ini menunjukkan
60 bahwa kelompok II, III dan IV mampu
URAT (%) 40 menurunkan kadar asam urat pada mencit
20 jantan yang dibuat hiperurisemia. Ekstrak
etanol daging buah mahkota dewa mempunyai
0
potensi yang sama dengan allopurinol dalam
I II III IV menurunkan kadar asam urat, tetapi
KELOMPOK PERLAKUAN
kemampuannya tidak sebesar kemampuan
allopurinol.
Gambar 2- Histogram Antara Persentase Penurunan Berdasarkan hasil penelitian, sediaan
dengan Kelompok Perlakuan ekstrak etanol daging buah mahkota dewa
Keterangan :
Kelompok I : Kontrol Positif (Allopurinol 10 mg/kgBB) dosis 1,25; 2,5 dan 5 g/kgBB mampu
Kelompok II : Ekstrak etanol daging buah mahkota dewa menurunkan kadar asam urat berturut-turut
dosis 1,25 g/kgBB sebesar 46,87; 43,75 dan 60,94% dari kondisi
Kelompok III : Ekstrak etanol daging buah mahkota dewa hiperurisemia. Salah satu senyawa yang
dosis 2,5 g/kgBB
Kelompok IV : Ekstrak etanol daging buah mahkota dewa berperan dalam menurunkan kadar asam urat
dosis 5 g/kgBB adalah flavonoid (Cos et.al., 1998). Daging
Data persentase penurunan kadar asam buah mahkota dewa diketahui mengandung
urat kemudian dilakukan uji statistik dengan flavonoid. Ekstrak etanol daging buah mahkota
SPSS 17.0 for windows. Hasil uji statistik dewa mempunyai kadar flavonoid yang paling
menunjukkan data persentase penurunan kadar besar (45,734 µg/mg) (Arini dkk., 2003).
adalah terdistribusi normal dan variansinya Flavonoid dalam tanaman mahkota dewa dapat
homogen. Untuk mengetahui adanya berbentuk aglikon maupun glikosida. Kepolaran
perbedaan terhadap besarnya kadar asam urat senyawa flavonoid adalah dari non polar
yang ditimbulkan maka dilakukan uji statistik sampai dengan polar sehingga dapat disari
analisa ANAVA satu jalan (Lampiran 12). Lalu dalam penyari yang non polar sampai dengan
dilakukan uji post-hoc test Bonferroni untuk polar (Markham, 1988).
mengetahui signifikansi antar perlakuan Pernyataan Markham (1988) dikuatkan
(Lampiran 13). Hasil uji tersaji di Tabel 3. oleh penelitian Setiani (2010) bahwa infusa
daging buah mahkota dewa dosis 2,5 g/kgBB
Tabel 3- Post-hoc Test Persentase Penurunan Kadar Asam efektif menurunkan kadar asam urat darah
Urat Antara Kelompok Perlakuan mencit putih jantan yang dibuat hiperurisemia
I II III IV dengan potassium oxonate dosis 250 mg/kgBB
Kelompok sekitar 73,77%. Sediaan infusa daging buah
I 00,256 00,111 10,000
mahkota dewa membutuhkan dosis yang lebih
II 10,000 00,465 kecil daripada sediaan ekstrak etanol dalam
III 00,209 menurunkan kadar asam urat. Hal ini
IV dikarenakan senyawa aktif flavonoid yang
Keterangan : terikat pada pelarut adalah glikosida yang
Kelompok I : Kontrol Positif Allpurinol 10 mg/kgBB bersifat polar sehingga lebih larut dalam pelarut
Kelompok II : Ekstrak etanol daging buah mahkota dewa polar yaitu air. Keefektifan mahkota dewa pada
dosis 1,25 g/kgBB pelarut non polar dinyatakan oleh Habsari
Kelompok III : Ekstrak etanol daging buah mahkota dewa
dosis 2,5 g/kgBB
(2010) bahwa ekstrak heksan daging buah
Kelompok IV : Ekstrak etanol daging buah mahkota dewa mahkota dewa dosis 2,5 g/kgBB mampu
dosis 5 g/kgBB menurunkan kadar asam urat mencit jantan
Hasil uji Post hoc test pada tabel 3 yang dibuat hiperurisemia sebesar 71,88%. Hal
menunjukkan bahwa kelompok I (kontrol positif) ini dimungkinkan senyawa aktif flavonoid yang
tidak berbeda bermakna dengan kelompok II, III tersari pada pelarut non polar seperti n-heksan
dan IV (variasi dosis ekstrak etanol daging adalah flavonoid dalam bentuk aglikon.
buah mahkota dewa) dengan nilai p>0,05. Hal Keefektifan mahkota dewa juga dibuktikan
ini berarti ekstrak etanol daging buah mahkota dalam penelitian Pramita (2010) yang
dewa dosis 1,25; 2,5 dan 5 g/kgBB berpotensi menyebutkan bahwa perasan daging buah
menurunkan kadar asam urat pada mencit mahkota dewa dosis 15g/kgBB efektif dalam
menurunkan kadar asam urat sebesar 60,16%.
jantan yang dibuat hiperurisemia.
Penelitian pada sediaan infusa, ekstrak etanol
Kelompok II (ekstrak etanol daging buah dan ekstrak heksan daging buah mahkota dewa
mahkota dewa dosis 1,25 g/kgBB) menunjukkan bahwa flavonoid yang terkandung
menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna dalam daging buah mahkota dewa dapat tersari
terhadap kelompok III dan IV (ekstrak etanol pada pelarut polar dan non polar.
daging buah mahkota dewa dosis 2,5 dan 5

PHARMACON, Vol. 11, No. 2, Desember 2010, Sutrisna,EM. et al. (62-69) 67


Hasil penelitian pada sediaan perasan, (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) dengan
infusa, ekstrak etanol dan ekstrak heksan dosis 1,25; 2,5 dan 5g/kgBB mempunyai efek
daging buah mahkota dewa mempunyai menurunkan kadar asam urat pada mencit putih
persentase penurunan kadar asam urat yang jantan galur Swiss yang dibuat hiperurisemia
besar. Hal ini mungkin terjadi karena adanya dengan induksi potassium oxonate
senyawa lain selain flavonoid yang tersari oleh 250mg/kgBB sekitar 62,84; 60,66 dan 72,68%.
pelarut pada masing-masing sediaan yang Ekstrak etanol 70% daging buah mahkota dewa
dapat bertanggung jawab dalam menurunkan juga mempunyai potensi yang sama dengan
allopurinol dalam menurunkan kadar asam urat,
kadar asam urat.
akan tetapi kemampuan menurunkannya tidak
Mekanisme penurunan kadar asam urat sebesar kemampuan allopurinol dosis 10
pada penelitian ini didasarkan pada senyawa mg/kgBB.
flavonoid yang terkandung dalam daging buah
mahkota dewa. Flavonoid mampu menurunkan SARAN
kadar asam urat dengan mekanisme hambatan 1. Perlu dilakukan uji toksisitas untuk
pada aktivitas enzim xantin oksidase sehingga mengetahui efek samping yang mungkin
akan menurunkan produksi asam urat. Dari terjadi pada penggunaan sediaan dalam
harga IC50 flavonoid menyatakan bahwa 50% jangka pendek dan jangka panjang.
penghambatan xantin oksidase sama dengan 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
50% penurunan produksi asam urat. Jenis dengan menggunakan kontrol positif yang
flavonoid yang berperan dalam mekanisme berbeda, misal dengan obat asam urat lain.
penghambatan enzim xantin oxidase adalah 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
flavon dan flavonol (Cos et.al, 1998). Adanya pemberian jus hati ayam dalam jangka
senyawa lain selain flavonoid yang terkandung waktu yang lama dan bagaimana efeknya
dalam mahkota dewa kemungkinan juga dapat terhadap kadar asam urat darah.
berperan dalam menurunkan kadar asam urat. 4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih mengetahui senyawa lain selain flavonoid
lanjut untuk mengetahui senyawa tersebut. yang terkandung dalam mahkota dewa yang
dapat berperan dalam menurunkan kadar
KESIMPULAN asam urat.
Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak
etanol 70% daging buah mahkota dewa

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009, Asam Urat (online), (http://www.freelist.org/pos/pistons92/asam urat) diakses 10
September 2009)

Arini, S., Dani Nurmawan, Fin Alfiani dan Triana Hertiani, 2003, Daya Antioksidan dan Kadar
Flavonoid Hasil Ekstraksi Etanol-Air Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.)
Boerl), Jurnal, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.

Cos, P., Ying, L., Calomme, M., Hu, J.P., Cimanga, K., Poel V.B., Pieters, L., Vlietinck, A.J and
Berghe, D.V, 1998, Structure-Activity Relationship and Clacification of Flavonoids as Inhibitors of
Xanthine Oxidase and Superoxide Scavengers, Journal of Natural Products, 71-76, Vol. 61

Gotama, I.B., 1999, Inventaris Tanaman Obat (V), Depkes Badan Penelitian & Pengembangan
Kesehatan : Jakarta.

Habsari, N. R. E., 2010, Efek Ekstrak Heksan Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocrpa
(Scheff.) Boerl) terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Mencit Putih Jantan yang Diinduksi
Potassium Oxonate, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Haidari, Fatemeh., Rashidi, M.R., Keshavarz, Seid., Mahboob, S.A., Eshraghian, M.R and Shahi,
M.M., 2008, Effect of Onion on Serum Uric Acid Levels and Hepatic Xanthine
Dehydrogenase/Xanthine Oxidase Activities in Hyperuricemic Rats, Journal of Biological Sciences,
Tehran University of Medical Sciences, Iran.

Harmanto, N., 2001. Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa, Agromedia Pustaka , Jakarta.

Hasturani, E., 2003, Efek Air Perasan Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.)
Boerl) terhadap Penurunan Kadar Asam Urat pada Ayam Jantan Jenis Lohman Brown, Skripsi,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

68 PHARMACON, Vol. 11, No. 2, Desember 2010, Sutrisna,EM.et al. (62-69)


Hendra, P., 2005, Toksisitas Subkronis Perasan Daging Buah Segar Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpa (Scheff.) Boerl) terhadap Fungsi Ginjal Tikus Jantan dan Betina, Jurnal Penelitian,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Jogjakarta.

Kurnia, A., Pertamawati, Rifatul dan Hendig, 2005, Efek Penghambat Pertumbuhan Cell-Line THP-
1 Secara In vitro dari Ekstrak Etanol Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff.), Jurnal
Artocarpus, Vol.5 No. 2 September 2005, 89-94.

Markham, K.R., 1988, Cara Identifikasi Flavonoid, diterjemahkan oleh Padmawinata K., Penerbit
ITB, Bandung.

Mo, Shi-Fu., Zhou, Feng., Lv, Yao-Zhong., Hu, Qing-Hua., Zhang, Dong-Mei., and Kong, Ling-
Dong., 2007, Hypouricemic Action of Selected Flavonoids in Mice : Structure-Activity Relationship,
Nanjing University, China.

Pramita, D., 2010, Efek Perasan Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocrpa (Scheff.) Boerl)
terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Mencit Putih Jantan yang Diinduksi Potassium Oxonate,
Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Primsa, E., 2002, Efek Hipoglikemik Infusa Simplisia Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpa (Scheff.) Boerl) pada Tikus jantan Putih, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah
Mada, Jogjakarta.

Setiani, L. A., 2010, Efek Infusa Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocrpa (Scheff.) Boerl)
terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Mencit Putih Jantan yang Diinduksi Potassium
Oxonate, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Simon, H., Etikun, M.J, Godine J.E.,Hellen, D.,Kutter, I.,Shellito, and P.C.,Stern, T.A., 2001, Gout
Information Service Inc, New York. (http://www.nelcon rected.com).

Siswanto, A., dan Nunuk Aries Nurulita, 2005, Daya Antiinflamasi Infus Daun Mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan, Pharmacon,
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jogjakarta.

6LVZRQR 0DKNRWD 'HZD ³5DFXQ´ ,ULDQ \DQJ %HUNKDVLDW RQOLQH JL]LQHW FRP GLDNVHV
Oktober 2001)

Sudewo, B., 2004, Tanaman Obat Populer Penggempur Aneka Penyakit, Agromedia Pustaka,
Jakarta.

Winarto, W.P., dan Tim Karyasari, 2003, Memanfaatkan Bumbu Dapur untuk Mengatasi Aneka
Penyakit, Agromedia Pustaka, Jakarta.

Zhao, X., Zhu, X., and Pan, Y., 2005, Effects Of Cassia Oil On Serum and Hepatic Uric Acid Levels
In Oxonate-Induced Mice and Xantine Dehiydrogenase and Xantin Oksidase Aktivities In Mouse
Liver, Journal Of Ethnopharmacology.

PHARMACON, Vol. 11, No. 2, Desember 2010, Sutrisna,EM. et al. (62-69) 69

Anda mungkin juga menyukai