Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona

muricata Linn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL


TOTAL SECARA IN VITRO

SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi S1 Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi Semarang”

Dewi Ayu Safitri


1041611042

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASI SEMARANG”
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hiperkolesterolemia adalah penyakit gangguan metabolisme kolesterol yang

disebabkan oleh tingginya kolesterol dalam darah (Murray dkk, 1997 : 270).

Perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat modern serta rendahnya

aktivitas tubuh menyebabkan hiperkolesterolemia. Selain itu juga dapat

disebabkan oleh sintesis kolesterol dan penyerapan kolesterol yang tinggi.

(Yuliani dkk, 2014). Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dapat

menyebabkan penyakit seperti jantung koroner, tekanan darah tinggi, dan stroke

(Gunawan, 2007 : 373).

Hiperkolesterolemia dapat diatasi dengan dua cara, secara farmakologi

dengan penggunaan obat dan secara non farmakologi dengan mengatur pola

makan dan gaya hidup (Hernawati dkk, 2013). Penggunaan obat dapat berupa

obat sintetik maupun tradisional. Penggunaan obat sintetik dalam jangka panjang

dapat menyebabkan efek samping. Obat tradisional sekarang semakin banyak

diminati karena banyak munculnya efek samping dari penggunaan obat sintetik.

Beberapa tanaman yang dapat menurunkan kadar kolesterol adalah sirsak, dalam

hal ini adalah daunnya.

Tanaman sirsak (Annona muricata Linn.) adalah salah satu tanaman yang

berkhasiat untuk penurunan kolesterol. Menurut Lans (2006) daun sirsak banyak

dimanfaatkan sebagai obat herbal seperti untuk penyakit kulit, rematik, batuk, flu,
sakit pinggang, bisul, antikanker, hipertensi, dan kolesterol. Daun sirsak

mengandung senyawa flavanoid, steroid, alkaloid, tanin, saponin, galat, kuinon,

minyak atsiri, dan kumarin (Tambunan dkk, 2012). Berdasarkan penelitian

Malantina (2013) kandungan flavanoid dalam daun sirsak (Annona muricata L.)

diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol secara in vitro menggunakan metode

Liebermann-Burchard. Hasil penurunan Ekstrak etanol daun sirsak dalam

menurunkan kadar kolesterol sebesar 47,73% sedangkan pada isolat flavanoid

sebesar 43,56%.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian pengaruh

ekstrak etanol daun sirsak sebagai penurun kadar kolesterol yang merupakan

sumber bahan alam yang dapat menjadi salah satu solusi untuk penanganan

kondisi hiperkolesterolemia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah :

1. Adakah pengaruh konsentrasi ekstrak etanol daun sirsak terhadap penurunan

kadar kolesterol secara in vitro?

2. Adakah perbedaan aktivitas penurunan kadar kolesterol tiap konsentrasi

ekstrak etanol daun sirsak secara in vitro?

3. Berapa konsentrasi ekstrak etanol daun sirsak yang paling maksimal dalam

penurunan kadar kolesterol terbesar?


1.3 Batasan Masalah

1. Tanaman yang digunakan adalah sirsak (Annona muricata Linn.) yang

diperoleh dari Donorojo, Jepara, Jawa Tengah. Bagian tanaman yang

digunakan adalah daun yang berwarna hijau tua yang sudah dikeringkan.

2. Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi daun sirsak adalah etanol 70%.

3. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode digesti berulang.

4. Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan reaksi warna dan metode

pemisahan secara KLT.

5. Konsentrasi ekstrak etanol daun sirsak masing-masing 100, 200, 300, 400,

500, 600, 700 dan 800 ppm.

6. Metode pengukuran kadar kolesterol menggunakan metode Liebermann-

Burchard.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun sirsak terhadap penurunan

kadar kolesterol secara in vitro.

2. Untuk mengetahui adakah perbedaan aktivitas penurunan kadar kolesterol tiap

konsentrasi dari ekstrak etanol daun sirsak secara in vitro.

3. Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etanol daun sirsak yang paling

maksimal dalam penurunan kadar kolesterol terbesar.


1.5 Manfaat Penelitan

1. Memberikan informasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan daun sirsak

sebagai penurun kolesterol.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta

memperkaya data ilmiah tentang penggunaan daun sirsak sehingga produsen

tertarik untuk produksi daun sirsak sebagai obat penurun kolesterol.

3. Memberi manfaat secara khusus kepada para penderita hiperkolesterolemia

dan penderita obesitas untuk menggunakan daun sirsak sebagai salah satu

pilihan dalam pengobatannya, selain itu juga ringan dalam hal biaya.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Obyek yang diteliti adalah aktivitas penurunan kolesterol dari ekstrak etanol

daun sirsak secara in vitro.

3.2 Sampel dan Teknik Sampling

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirsak (Annona

muricata Linn.). Daun sirsak yang diperoleh dari daerah Donorojo, Jepara, Jawa

Tengah.

Tehnik sampling yang digunakan penelitian ini adalah cara acak (random

sampling), dimana setiap sampel mempunyai kesempatan yang sama untuk diuji.

3.3 Variabel Penelitian

Penelitian dengan tujuan mengetahui perbedaan aktivitas penurun kolesterol

menggunakan variabel penelitian :

1. Variabel Bebas

Konsentrasi ekstrak etanol daun sirsak yang digunakan adalah 100, 200,

300, 400, 500, 600, 700 dan 800 ppm

2. Variabel Terikat

Aktivitas penurunan kolesterol ekstrak etanol daun sirsak dinyatakan dalam

persen.
3. Variabel Terkontrol

Konsentrasi kolesterol 160 ppm, waktu pendiaman larutan uji 6 menit, dan

metode penetapan kadar penurunan kolesterol.

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat yang Digunakan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, pipet tetes,

alat digesti, batang pengaduk, termometer, pipa kapiler, chamber dan penutup,

nampan, blender, ayakan 30/40, cawan porselen, rotary evaporator, timbangan

analitik, vial, tabung reaksi, rak tabung, kuvet, filler, pipet volume, corong kaca,

spektrofotometer Visibel.

3.4.2 Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah simplisia daun sirsak,

etanol 70%, lempeng silica Gel GF 254, etanol p.a, serbuk Zn, larutan gelatin 0,5

%, HCL 2 N, HCL(p), amyl alkohol, larutan dragendorff LP, serbuk Mg, larutan

kalium heksasianoferat (III), FeCl3, kloroform p.a, H2SO4(p), baku kolesterol, asam

asetat anhidrat p.a, aquadest.

3.5 Prosedur Kerja

3.5.1 Determinasi Tanaman

Determinasi dilakukan terlebih dahulu untuk memperoleh kepastian bahwa

tanaman yang digunakan pada penelitian berasal dari tanaman yang dimaksud,

sehingga kemungkinan timbulnya kesalahan dalam pengumpulan bahan penelitian

dapat dihindari. Identifikasi dan determinasi tanaman sirsak (Annona muricata


Linn.) dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi

(STIFAR) “Yayasan Pharmasi” Semarang.

3.5.2 Pengumpulan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirsak (Annona

muricata Linn.). Daun sirsak yang diperoleh dari daerah Donorojo, Jepara, Jawa

Tengah.

3.5.3 Penyarian Simplisia

Simplisia daun sirsak sudah diayak ditimbang kurang lebih 50 gram,

kemudian dimasukkan dalam beaker gelas, lalu ditambahkan 500,0 mL etanol

70% sebagai cairan penyari hingga simplisia terendam seluruhnya. Ekstraksi

dilakukan selama 1 jam sejak suhu mencapai 40 0C-500C, kemudian disaring.

Ampas disari kembali selama 2 jam dengan 500,0 mL bagian cairan penyari

sebanyak 2 kali (BPOM RI, 2004: 80). Filtrat yang dihasilkan dikumpulkan dan

diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 600C, kemudian dipekatkan di atas

penangas air sampai diperoleh ekstrak kental.

3.5.4 Uji Kualitatif Senyawa Aktif Ekstrak

1. Identifikasi Tanin

Larutan ekstrak kurang lebih 1,0 mL ditambah dengan larutan gelatin 0,5%.

Terbentuknya endapan menunjukkan adanya tanin dalam ekstrak (Robinson,

1995: 78).

2. Identifikasi Flavonoid

Sebanyak 2,0 mL larutan ekstrak ditambahkan dengan sedikit serbuk Mg

dan 1,0 mL HCl pekat. Selanjutnya ditambah amyl alkohol, kocok dengan kuat
dan biarkan hingga memisah. Terbentuknya warna merah, kuning atau jingga

dalam senyawa amyl alkohol menunjukkan adanya flavonoid (Depkes RI, 1987:

48).

3. Identifikasi Saponin

Sebanyak 0,5 mL larutan ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Ditambah air panas, didinginkan kemudian dikocok kuat-kuat selama sepuluh

detik. Terbentuknya buih yang mantap setinggi 1 sampai 10 cm, tidak kurang dari

10 menit dan tidak hilang dengan penambahan asam klorida 2 N menunjukkan

adanya saponin (Depkes RI, 1987: 51).

4. Identifikasi Alkaloid

Sebanyak kurang lebih 1 mL larutan ekstrak ditambah 1mL HCl 2N,

ditambahkan aquadest, dipanaskan kemudian didinginkan, disaring. Filtrat yang

diperoleh ditambahkan reagen dragendroff yang akan menghasilkan kekeruhan

atau endapan jingga kecoklatan atau warna merah coklat yang menunjukkan hasil

positif (Purwatresna, 2012).

5. Identifikasi Steroid/Triterpenoid

Ekstrak etanol dilarutkan dalam 0,5 mL kloroform, ditambahkan dengan 0,5

mL asam asetat anhidrat. Kemudian ditetesi dengan 2 mL asam sulfat pekat. Bila

terbentuk warna hijau kebiruan menunjukkan adanya steroid dan bila berwarna

violet merupakan triterpenoid. (Susanty, 2014).

6. Identifikasi Minyak Atsiri

Dipipet 1 mL lartan uji lalu diuapkan diatas cawan poselen hingga diperoleh

residu. Hasil positif minyak atsiri ditandai dengan bau khas yang dihasilkan oleh

residu terssebut. (Gunawan dan Mulyani, 2004).


3.5.5 Uji KLT

1. Identifikasi Tanin

Fase diam : Silika gel GF 254

Fase gerak : toluen : etil asetat (3:1)

Deteksi : Sinar UV dan Vanilin-asam sulfat LP (Depkes RI, 1987)

2. Flavonoid

Fase diam : Silika gel GF 254

Fase gerak : n-butanol : asam asetat : air (4 : 1 : 5)

Deteksi : pereaksi uap amonia (Robinson, 1995 : 211).

3. Saponin

Fase diam : Silika gel GF 254

Fase gerak : kloroform : metanol : air (64 : 50 : 10)

Deteksi : Anisaldehid-asam sulfat pekat (dipanaskan 110°C selama

5-10 menit) (Depkes RI, 1987 : 64)

4. Alkaloid

Fase diam : Silika gel GF 254

Fase gerak : Etil asetat : metanol : air (100 : 16,5 : 13,5)

Deteksi : Dragendroff LP (Harborne, 1987 : 234).

5. Steroid/Triterpenoid

Fase diam : Silika gel GF 254

Fase gerak : n-heksana : aseton (7,5 : 2,5)

Deteksi : Anisaldehid asam sulfat (Amalia, 2016)


6. Minyak Atsiri

Fase diam : Silika gel GF 254

Fase gerak : Toluen : etil asetat (93 : 7)

Deteksi : Vanilin – H2SO4(P) (Dioven suhu 115C selama 5 menit).

(Fellicia, 2015).

3.5.6 Penentuan Penurunan Kolesterol

3.5.6.1 Pembuatan Larutan Standart Kolesterol

Ditimbang 50,0 mg kolesterol standar dilarutkan dalam kloroform p.a

sampai 50,0 mL. Dibuat pengenceran dengan konsentrasi 60, 80, 100, 120, 140

dan 160 ppm.

3.5.6.2 Pengukuran Larutan Standart Kolesterol

Dipipet 5,0 mL masing-masing konsentrasi larutan standar kolesterol (60,

80, 100, 120, 140 dan 160 ppm), ditambahkan 5,0 mL kloroform p.a. Dipipet 5,0

mL campuran kemudian direaksikan dengan asam asetat anhidrat 2,0 mL dan 0,1

m H2SO4 pekat. Dibiarkan selama 6 menit di tempat gelap. Dilakukan pengukuran

absorbansi kolesterol dengan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang

maksimal (619,0 nm).

3.5.6.3 Penentuan  Maksimum

Penentuan  maksimum ditentukan dengan cara dipilih konsentrasi baku

tengah kolesterol 100 sebanyak 5,0 mL direaksikan dengan asam asetat anhidrat

2,0 mL dan 0,1 mL H2SO4 pekat. Dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer

visibel pada panjang gelombang 380-780 nm.


3.5.6.4 Penentuan Operating Time

Penentuan operating time ditentukan dengan cara dipilih baku tengah

konsentrasi seri kolesterol (100 ppm) sebanyak 5,0 mL direaksikan dengan asam

asetat anhidrat 2,0 mL dan 0,1 mL H2SO4 pekat. Dilakukan pengukuran dengan

spektrofotometer visibel dengan panjang gelombang maksimal (619,0 nm)

sehingga di peroleh operating time 6 menit.

3.5.6.5 Pengukuran Penurunan Kadar Kolesterol

Ekstrak etanol daun sirsak dibuat seri konsentrasi 100, 200, 300, 400, 500,

600, 700 dan 800 ppm. Dari masing-masing konsentrasi diambil 5,0 mL

dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 5,0 mL baku

kolesterol dengan kosentrasi 160 ppm. Diambil 5,0 mL campuran sampel dan

kolesterol, ditambah 2,0 mL asam asetat anhidrat dan 0,1 mL H 2SO4 pekat.

Larutan didiamkan di tempat gelap selama 6 menit hingga terbentuk perubahan

warna menjadi hijau. Hasil warna yang diperoleh, dibaca dengan spektrofotometer

visibel pada panjang gelombang 619,0 nm (Hardiningsih dan Novik, 2006).


3.6 Skema Kerja

3.6.1 Pembuatan Estrak Etanol Daun Sirsak

Daun Sirsak (Annona muricata Linn.)

Disortasi
Dikeringkan
Diayak dengan mesh 30 dan 40
Simplisia daun sirsak

Ditimbang 50 gram, dimasukkan beakerglass

Dimaserasi dengan 500 mL etanol 70%


(selama 1jam dengan suhu 40C-50C)

Disaring

Filtrat 1 Ampas

Disari kembali dengan 500 mL


etanol 70% baru (selama 1 jam)

Filtrat 2 Ampas

Disari kembali dengan 500 mL


etanol 70 % baru (selama 1 jam)

Filtrat 3 Ampas

Filtrat 1,2, dan 3 dikumpulkan dan


dipekatkan dengan rotary evaporator

Ekstrak kental daun sirsak

Uji kualitatif ekstrak daun sirsak


3.6.2 Pembuatan Larutan Standart Kolesterol

Ditimbang  50,0 mg kolesterol standart

Dilarutkan dalam kloroform p.a sampai


50,0 mL (1000 ppm)

Dibuat seri pengenceran 60, 80, 100, 120,


140, dan 180 ppm

3.6.3 Pengukuran Larutan Standart Kolesterol

Deret konsentrasi 60, 80, 100, 120, 140, dan 180


ppm
Masing masing konsentrasi dipipet 5,0 mL
dimasukkan tabung reaksi

Ditambahkan 5,0 mL kloroform, dihomogenkan

Diambil 5,0 mL, direaksikan 2,0 mL asam


asetat anhidrat dan 0,1 mL H2SO4

Didiamkan di tempat gelap 6 menit,


terbentuk perubahan warna menjadi hijau

Dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer


Visibel pada maks 619,0 nm
3.6.4 Penentuan Panjang Gelombang Maksimal

Dipipet 5,0 mL larutan baku tengah kolesterol


konsentrasi 100 ppm

Ditambah 5,0 mL kloroform p.a

Dipipet 5,0 mL campuran

Ditambah 2,0 mL asam asetat anhidrat dan


0,1 mL H2SO4 pekat

Diukur absorbansi kolesterol pada panjang


gelomang maksimal 300 – 800 nm

3.6.5 Penentuan Operating Time

Dipipet 5,0 mL larutan baku tengah kolesterol


konsentrasi 100 ppm

Ditambah 5,0 mL kloroform p.a

Dipipet 5,0 mL campuran

Ditambah 2,0 mL asam asetat anhidrat dan


0,1 mL H2SO4 pekat

Diukur absorbansi kolesterol pada panjang


gelombang maksimal 619,0 nm

Diukur sampai memperoleh waktu dengan


absorbansi yang tetap
3.6.6 Uji Penurunan Kolesterol Ekstrak Etanol Daun Sirsak

Ekstrak kental daun sirsak

Dibuat deret konsentrasi 100, 200, 300, 400,


500, 600, 700, dan 800 ppm

Masing masing konsentrasi dipipet 5,0 mL


dimasukkan tabung reaksi

Ditambahkan 5,0 mL baku kolesterol 160 ppm


dalam kloroform, dihomogenkan

Diambil 5,0 mL, direaksikan 2,0 mL asam


asetat anhidrat dan 0,1 mL H2SO4 pekat

Didiamkan ditempat gelap 6 menit,


terbentuk perubahan warna menjadi hijau

Dibaca absorbansinya dengan spekrofotometer


Visibel pada maks 619,0 nm
3.7 Analisi Data

Absorbansi yang diperoleh dari pengukuran sampel ekstrak etanol daun sirsak

dibandingkan dengan larutan baku kolesterol untuk mengetahui persen kadar

penurunan kolesterol. Perhitungan persentase kadar penurunan kolesterol

menggunakan rumus berikut :

Absorban kontrol−Absorban sampel


% Penurunan Kadar = Absorban kontrol x 100 %

Dari data yang diperoleh dalam penelitian, kemudian diuji menggunakan uji

Anava satu jalan dengan program SPSS.

Anda mungkin juga menyukai