Disusun oleh :
1. Aprilia Handayani (1041511018)
2. Avika Putri Aulia R (1041511024)
3. Cindy Jesica H (1041511033)
4. Dewi Soraya (1041511044)
5. Dewi Ayu Safitr (1041611042)
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu contoh dari tanaman obat yang khasiat yang telah diketahui dan
digunakan secara turun-temurun yaitu tanaman rempah. Salah satu jenis rempah-rempah
yang terdapat di Indonesia yang dapat digunakan sebagai obat adalah dari famili
Zingiberaceae. Tanaman dari familiini bisa berupa tanaman rempah yang berbentuk
rimpang. Lengkuas (Alpiniagalanga L. Swartz) merupakan salah satu tanaman dari famili
Zingiberaceaeyang rimpangnya dapat dimanfaatkan sebagai obat. Tumbuhan
lengkuassering digunakan sebagai obat penyakit perut, kudis, panu dan
menghilangkanbau mulut (Yuharmen et al., 2002).
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan, diketahui bahwatumbuhan
lengkuas mengandung golongan senyawa flavonoid, fenol danterpenoid. Golongan
senyawa-senyawa ini sering digunakan sebagai bahandasar obat-obatan modern. Sebagai
contoh, senyawa terpenoidasetoksikhavikol asetat, merupakan senyawa yang bersifat
antitumor daritumbuhan lengkuas (Itokawa dan Takeya, 1993). Selain itu, juga
dilakukankajian mengenai aktivitas antimikroba dari lengkuas terhadap mikrobapatogen
dan perusak pangan (Rahayu, 1999) dan ditemukan lengkuasberfungsi sebagai obat anti
jamur oleh Sundari dan Winarno (2001).
Penggunaan obat jamur untuk mikosis sistemik seperti Amfoterisin mempunyai
efek samping kerusakan ginjal. Nistatin yang merupakan obatmikosis superfisial dengan
penggunaan topikal dapat menyebabkan iritasikulit. Demikian juga penggunaan obat
jamur yang lain terutama mikosissistemik mempunyai efek samping mulai dari mual,
muntah, sakit kepalasampai hipertensi, trombositopenia dan leukopenia (Sundari dan
Winarno,2001).
Sabun adalah suatu sediaan yang digunakan oleh masyarakat sebagai pencuci
pakaian dan pembersih kulit. Berbagai jenis sabun yang beredar di pasaran dalam bentuk
yang bervariasi seperti sabun cuci, sabun mandi, sabun tangan, sabun pembersih peralatan
rumah tangga dalam bentuk krim, padatan atau batangan, bubuk dan cair (Ari dan
Budiyono, 2004).
Sabun cair saat ini banyak diproduksi karena penggunaannya yang lebih praktis
dan bentuk yang menarik dibanding bentuk sabun lain. Di samping itu sabun dapat
digunakan untuk mengobati penyakit, seperti mengobati penyakit kulit yang disebabkan
oleh bakteri dan jamur. Dengan kata lain sabun dapat digunakan sebagai obat yakni
dengan membersihkan tubuh dan lingkungan sehingga kemungkinan terserang penyakit
akan berkurang.
Berdasarkan kandungan kimia dilakukan penelitiandengan memformulasi sabun
cair dari ekstrak Lengkuas (Alpinia galanga L.Swartz)untuk mengatasi jamur
Candidaalbicans.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana formula sediaan sabun cair dari ekstrak lengkuas?
2. Bagaimana karakteristik formula sabun cair ekstrak lengkuas?
3. Bagaimana aktivitas sabun cair ekstrak lengkuas terhadap jamur Candidaalbicans?
C. Batasan Masalah
1. Metode ekstrasi yang digunakan adalah metode maserasi
2. Aktivitas antijamur dapat diketahui melalui penggunaan diameter zona bening yang
dihasilkan didaerah sekitar sumuran. Zona bening yang dihasilkan diukur dengan
jangka sorong.
3. Pengujan karakteristik fisik pada sampel melipui uji organoleptis, uji pH, uji bobot
jenis, uji stabilitas busa dan uji viskositas.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui adanya aktivitas ekstrak lengkuas (Alpinia galanga L.swartz) terhadap
bakteri Candida albicans.
2. Mendapatkan formula sediaan sabun cair dari ekstrak lengkuas.
3. Mengetahui karakteristik formula sabun cair ekstrak lengkuas.
E. Manfaat Penelitian
1. Menambah ilmu dan keterampilan dalam pembuatan sediaan sabun cair ekstrak
lengkuas yang berkhasiat sebagai antifungi.
2. Memberikan informasi dalam bidang obat dan kosmetik serta menambah wawasan
mengenai ekstrak lengkuas yang dapat dibuat menjadi sabun cair.
3. Memberikan alternatif sabun cair antifungi dari bahan alami ekstrak lengkuas yang
lebih aman digunakan.
F. Hipotesis
1. Ekstrak lengkuas dapat diformulasikan dalam sediaan sabun cair.
2. Sediaan sabun cair transparan ekstrak lengkuas mampu menghambat pertumbuhan
Candida Albicans
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
Ordo : Zingiberales
Genus : Alpinia
D. Candida Albicans
Candida albicans merupakan organisme yang hidup pada alat genital dan saluran
gastrointestinal. Jamur ini merupakan patogen oportunistik pada beberapa jaringan hidup.
Selama hidupnya, lebih dari 75% wanita dapat mengalami keputihan akut akibat candida dan
sekitar 5-10% akan mengalami keputihan yang dapat kambuh.
Keputihan akut dapat disebabkan karena faktor predisposisi seperti penggunaan
antibiotik, kontrasepsi oral, kehamilan, atau karena diabetes. Sedangkan keputihan yang
dapat kambuh, tidak disebabkan karena faktor predisposisi tersebut. keputihan yang
kambuhan tersebut cenderung disebabkan oleh sistem imun lokal yang tidak berfungsi atau
perubahan jamur tersebut menjadi bentuk yang patogen (Wozniak, et all., 2002).
Candida albicans merupakan jamur patogen yang paling banyak menyerang manusia.
C. albicans mempunyai beberapa faktor virulensi dan strategi yangdigunakannya untuk dapat
berkolonisasi dan menimbulkan infeksi. Faktor virulensi yang diekspresikan oleh C. albicans
tergantung pada tipe infeksi yang ditimbulkannya (mukosa atau sistemik), daerah dan tahap
infeksi, serta respon imun bawaan inang (Otroski, 2003).
Pengembangan pengobatan terhadap zat antijamur golongan azole telah banyak
dilakukan untuk dapat mengobati infeksi jamur yang oportunistik dan endemik. Fluconazole
dan itranazole telah terbukti aman dibandingkan amphoterisin B dan ketoconazole. Obat
golongan azole tersebut bekerja dengan jalan menghambat biosintesis ergosterol yang
dibutuhkan untuk perakitan membran sel C. albicans. Namun, untuk infeksi jamur yang
serius, tetap mengalami kendala dalam pengobatan infeksi tersebut. Hal ini dikarenakan
munculnya resistensi jamur terhadap obat-obat yang selama ini terbukti efektif terhadap
infeksi candida (Sheehan, et all., 1999). Pada C. albicans ERG3 dikode sterol C5,6-
desaturase, yang penting dalam sintesis ergosterol. Rusaknya sterol C5,6 desaturase diduga
merupakan salah satu mekanisme resistensi candida terhadap obat golongan azole. Namun
relevansi klinik mekanisme resistensi tersebut masih belum jelas (Taiga, et all., 2006).
E. Sabun
Sabun adalah suatu sediaan yang digunakan oleh masyarakat sebagai pencuci pakaian
dan pembersih kulit. Berbagai jenis sabun yang beredar di pasaran dalam bentukyang
bervariasi seperti sabun cuci, sabun mandi, sabun tangan, sabun pembersih peralatan rumah
tangga dalam bentuk krim,padatan atau batangan, bubuk dan cair (Ari dan Budiyono, 2004).
Sabun cair saat ini banyak diproduksi karena penggunaannya yang lebih praktis dan
bentuk yang menarik dibanding bentuk sabun lain. Di samping itu sabun dapat digunakan
untuk mengobati penyakit, seperti mengobati penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri dan
jamur. Dengan kata lain sabun dapat digunakan sebagai obat yakni dengan membersihkan
tubuh dan lingkungan sehingga kemungkinan terserang penyakit akan berkurang.
Berdasarkan kandungan kimia dan pemanfaatan dari lengkuas dilakukan penelitian dengan
memformulasi sabun cairdari ekstrak Lengkuas untuk mengatasi jamur C. Albicans.
.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sediaan sabun cair menggunakan ekstrak
lengkuas. Penelitian ini menggunakan teknik sampling acak dimana setiap sampel
mempunyai kesempatan yang sama.
4. Variabel Penelitian
5. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak lengkuas, natrium lauril
sulfat, asam sitrat, natrium klorida, propilenglikol (Pharmaceutical grade), PDA (Potatoes
Dextrose Agar), media Nutrient Broth (NB), jamur Candida albicans, etanol, aquadest.
6. Alat Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah blender, pisau, timbangan digital,
gelas ukur, erlenmeyer, beker glass, cawan penguap, kaca arloji, batang pengaduk, corong,
buret, botol semprot, piknometer, pipet tetes, pH meter,viskometer stormer, sentrifuse.
Sediaan sabun cair yang mengandung ekstrak lengkuas dibuat dalam 4 formula
dengan variasi konsentrasi yang berbeda seperti :
Nama Bahan F1 F2 F3 F4
Ekstrak lengkuas - 5 15 30
Sodium lauril sulfat 15 15 15 15
NaCl 8 8 8 8
Propilenglikol 1 1 1 1
Asam sitrat 0,5 0,5 0,5 0,5
CMC 0,5 0,5 0,5 0,5
Aquadest Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100
b. Evaluasi homogenitas
Uji homogenitas dilakuka dengan cara tiap formula sabun cair lengkuas
ditimbang sebanyak 0,1 gram. Diletakkan pada object glass, kemudian diamati di
bawah mikroskop pada perbesaran 100 kali.
c. Penentuan nilai pH
Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter.
Pemeriksaan pH diawali dengan kalibrasi alat pH meter menggunakan larutan dapar
pH 7 dan pH 4. Sebanyak 1 g sabun yang akan diperiksa diencerkan dengan air suling
hingga 10 ml. Dimasukkan pH meter kedalam larutan sabun yang telah dibuat,
kemudian ditunggu hingga indikator pH meter stabil dan menunjukkan nilai pH yang
konstan.
DAFTAR PUSTAKA
Adianto. 1993. Biologi Pertanian. Pupuk kandang, pupuk organik nabati dan insektisida.
Penerbit Alumni, Bandung : 103
Annual Book of ASTM Standars. 2002. Volume 15.04. West Conshocken, PA. United
States : 12-14, 80
Anonim. 1983. Farmakologi dan Terapi edisi II. Bag. Farmakologi FK UI. Jakarta.
Anonim. 1998. Quality Control Methods for Medicinal Plant Material. World Health
Organisation, Geneva : 1-3
Atmoko, Y.D. 2005. Kajian Pengaruh Penambahan Ekstrak Mentimun (Cucumis Sativus
L.) Terhadap Karakteristik Sabun Mandi Opaque. Skripsi. Fateta IPB, Bogor : 5
Azmi, N. 1991. Pengaruh Ukuran Bahan dan Nisbah Pelarut dengan Bahan terhadap
Rendemen dan Mutu Oleoresin dari Fuli Pala (Miristica Fragrans Houtt). Skrispsi. Fateta
IPB, Bogor : 42
Badan Standarisasi Nasional. 1994. SNI 06-3532-1994. Sabun Mandi. Dewan Standarisasi
Nasional, Jakarta.
Bailey, A.E. 1950. Indutrial Oils and Fats Processing. Di dalam S. Ketaren. 1986.
Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press, Jakarta : 15, 302-303
Bloomfield, S.F. 1991. Methods for Assesing Antimoicrobial Activity. Di dalam Denyer,
S.P and W.B. Hugo. Mechanism of Action of Chemical Biocides their Study and
Exploitation. Blackwell Scientific Publication, London : 27