Anda di halaman 1dari 16

CEPHALGIA

FARMAKOTERAPI II
Anggota Kelompok
• Adi Wahyu Sumardani 1041611002
• Ama Barlinti 1041611015
• Angga Pamungkas 1041611019
• Anisa Asfurida 1041611020
• Brigita Bella Antana 1041611033
• Dewi Ayu Safitri 1041611042
PENDAHULUAN
Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada
seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai
kedaerah belakang kepala (daerah oksipital dan sebahagian daerah
tengkuk) (Sjahrir, 2008).
Sedangkan, menurut Arif Mansjoer (2000) nyeri kepala atau
cephalgia adalah rasa nyeri atau rasa tidak enak di kepala, setempat
atau menyeluruh dan dapat menjalar ke wajah, gigi, rahang bawah dan
leher.
Kafein

Penggunaan
obat Infeksi
berlebihan

ETIOLOGI

Masalah
Obesitas
tidur

Stress
PATOFISIOLOGI
Menurut Arif Mansjoer (2000) pada nyeri kepala atau cephalgia
struktur diwajah yang peka terhadap rasa nyeri adalah kulit, fasia, otot-
otot, arteri ekstra serebral dan intra serebral, meningen, dasar fosa
anterior, fosa posterior, tentorium serebri, sinus venosus, nervus V, VII,
IX, X, radiks posterior C2, C3, bola mata, rongga hidung, rongga sinus,
dentin dan pulpa gigi. Sedangkan otak tidak sensitif terhadap nyeri.
IDENTITAS
• Nama : Ny. W
• Umur : 23 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Larangan 01/03 Wonoyoso Pringapus
• Keluhan SMRS : Sakit kepala
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sejak 1 bulan yang lalu mengeluh sakit kepala, hilang timbul,
frekuensi 2-3 kali dalam sehari, rasa sakit berdenyut-denyut pada
bagian kiri atas kepala dan menjalar ke dahi, dan terkadang menjalar
sampai leher. Bertambah sakit apabila melakukan aktifitas rutin dan
merasa lebih baik saat beristirahat. Nyeri kepala ini dirasakan muncul
sejak 3 tahun terakhir, penderita sering mengeluh sakit kepala hilang
timbul, keluhan dipengaruhi aktifitas berat, sakit kepala hilang dengan
diminumkan obat nyeri dari warung. Namun sejak 1 bulan ini, keluhan
dirasakan tidak berkurang walaupun penderita sudah minum obat.
Keluhan tambahan yang dirasakan, pasien mengeluh nyeri pada anggota gerak sebelah
kiri. Lokasi nyeri berpindah-pindah terkadang di tangan kiri, kaki sebelah kiri, leher dan
pundak kiri. Biasanya nyeri yang dirasakan tidak bersamaan tetapi lokasinya pada anggota
tubuh sebelah kiri. Skala nyeri sekitar 8 dari 10. Selain itu, pasien juga merasakan
kemeng-kemeng, kaku, dan kadang muncul kesemutan pada anggota tubuh sebelah kiri.
Nyeri dirasakan sejak 1 tahun terakhir, awalnya nyeri hanya dirasakan hilang timbul,
hanya pada salah satu bagian tubuh, namun nyeri hanya sebentar kemudian sembuh
sendiri tanpa diobati. Namun semenjak dua bulan terakhir keluhan dirasakan semakin
berat, keluhan semakin sering bahkan baru hilang dalam waktu yang agak lama. Untuk
mengatasi nyeri tersebut, dari klinik perusahaan diberi obat, nama obat (pasien lupa).
Hingga kemarin siang saat ditempat kerja, sempat nyeri pada kaki kirinya dan sulit
menggerakkan kaki kirinya sehingga harus istirahat dan dirujuk oleh klinik perusahaan
untuk berobat ke IGD RSUD Ambarawa untuk pengobatan lebih lanjut.
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
• Riwayat trauma sebelumnya disangkal
• Riwayat cidera kepala disangkal
• Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
• Riwayat sakit kencing manis disangkal
• Riwayat maag disangkal.
• Riwayat pingsan sebelumnya
• Riwayat TB disangkal
• Riwayat kontak dengan orang yang memiliki batuk lama juga disangkal
• Riwayat alergi (makanan : udang), (obat : – )
• Riwayat nyeri kepala yang menahun disangkal
• Riwayat kejang disangkal
• Riwayat sakit gigi disangkal
• Kebiasaan memelihara unggas/ kucing disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Riwayat keluhan serupa disangkal
• Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
• Riwayat sakit kencing manis disangkal
• Riwayat TB disangkal
• Riwayat kontak dengan orang yang memiliki batuk lama juga disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesan status gizi cukup
Kesadaran compos mentis, GCS: E4V5M6
• Tanda Vital
1. Tekanan darah : 120/80 mmHg
2. Nadi : 86x/menit
3. Nafas : 18x/menit
4. Suhu : 36,7oC
• Kepala : Mesosephal, Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
pupil isokor diameter 3/3 mm, reflek cahaya +/+, reflek kornea +/+
• Leher : Limfonodi tak membesar, simetris
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hemoglobin 13,6
Lekosit 13,0
Eritrosit 4,39
Hematokrit 39,9
Trombosit 262
MCV 90,9
MCH 31,0
MCHC 34,1
RDW 13,3
MPV 7,8
Limfosit 1,7
Monosit 0,4
• Eosinofil            : 0,0 ↓
• Basofil               : 0,0
• Neutrofil            : 10,8 ↑
Eosinofil 13,6 • Limfosit%          : 13,1 ↓
Basofil 13,0 • Monosit%           :3,3
Neutrofil 4,39 • Eosinofil%          : 0,2 ↓
Limfosit % 39,9 • Basofil%            : 0,1
Trombosit 262 • Neutrofil%          : 83 ,3 ↑
MCV 90,9 • PCT                     : 0,204
• PDW                   : 11,4
MCH 31,0
• Laju endap darah
MCHC 34,1
• Laju endap darah 1 :  10
RDW 13,3
• Laju endap darah II  : 25 ↑
MPV 7,8
Limfosit 1,7
Monosit 0,4
PEMERIKSAAN MSCT KEPALA
DENGAN KONTRAS
• Tak tampak lesi hipodens pada parenkim otak
• Tak tampak lesi hiperdens intra-ekstra axial
• Tak tampak klasifikasi patologis
• Sulcus corticalis dan fisurre sylvii kanan kiri menyempit
• Differensiasi substansi alba grisea mulai kabur
• Post injeksi kontras tampak gyral ennancement
• Sistem vertikal lateral kanan kiri dan III tampak sempit
• Tak tampak midline shifting
• Batang otak dan serebelum normal
TERAPI FARMAKOLOGI
• Ceftiaxone 2 x 3 gr
• Dexamethasone 3 x 1 amp
• Sohobion1 x 1
• Teranol 2 x 35 mg
• Ranitidin 2 x 1
• Kalmeco 1 x 1
• Mertigo 3×1
• Imunos 2 x 1
• Bumgeton 2 x 200
• Anxiblox 2 x 5 g

Anda mungkin juga menyukai