Anda di halaman 1dari 18

PRESENTASI KASUS PADA

Tn.A

“DENGAN DIAGNOSA SUDDEN


DEAFNESS”
PENGERTIAN SUDDEN
DEAFNESS

Sudden Deafness atau Tuli mendadak adalah bentuk sensasi


subjektif kehilangan pendengaran sensorineural pada satu atau
kedua telinga yang berlangsung secara cepat dalam periode 72
jam. (Dhingra & Dhingra, 2014).

Tuli mendadak (sudden deafness)adalah gejala yang menakutkan


yang terjadi secara tiba-tiba dan disarankan langsung melakukan
pengobatan. Biasanya tuli mendadak bersifat unilateral dan
kurang dari 2% bersifat bilateral. (Stachler RJ et al., 2012).
ETIOLOGI
Penyebab tuli mendadak dapat dikelompokkan sebagai berikut:
(Dhingra & Dhingra, 2014).
1. Infeksi virus
seperti Mumps virus, maternal rubella, virus campak, meningitis,
ensefalitis, sifilitis, otitis media)
2. Kelainan vaskular
iskemia koklea, oklusi pembuluh darah
(trombosis,embolus,vasospasme).
3. Trauma
Trauma kepala, riwayat pembedahan pada telinga, trauma bising,
barotrauma.
4. Penyakit meniere.
5. Obat-obatan ototoksik
6. Tumor
Neuroma akustik.
Patofisiologi
Terjadinya tuli mendadak disebabkan oleh dua faktor, yang pertama
adalah iskemia koklea yang merupakan penyebab utama tuli
mendadak. Keadaan ini disebabkan karena spasme,trombosis atau
perdarahan arteri auditiva interna. Pembuluh darah ini merupakan
arteri ujung sehingga sangat mudah mengalami kerusakan. Faktor
yang kedua disebabkan karena infeksi virus yang ditandai dengan
kerusakan yang konsisten pada kokhlea dengan tanda-tanda infeksi
viral. Hilangnya sel-sel rambut dan sel-sel penyokong lainnya, atropi
membran tektorial, atropi stria vaskularisasi dan neuronal loss
ditemukan pada pasien-pasien tersebut. Tanda-tanda tersebut juga
ditemukan pada kasus kehilangan pendengaran oleh karena mumps,
measles, dan maternal rubella. Infeksi virus dapat menjadi implikasi
penyebab dari ketulian mendadak, tetapi hal tersebut belum dapat
dipastikan.
MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinik tuli mendadak :


1. Tuli yang bersifat mendadak dalam beberapa jam atau hari,
biasanya unilateral kadang-kadang bilateral
2. Tinitus bisa terjadi beberapa jam sebelum terjadi penurunan
pendengaran dan biasanya berkurang dalam beberapa hari
tetapi dapat juga menetap.
3. Vertigo
Secara umum 40 % penderita mengalami vertigo ringan ,
mual dan muntah.
3. Gejala tambahan
Telinga terasa penuh, sakit kepala dan demam ringan
Pemeriksaan klinis
Tes penala
Audiometrik nada murni
Audiometrik tutur
Tes keseimbangan ENG (Electro Nystagmo Graphy)
CT- Scan
KOMPLIKASI

1. Tuli konduksi
2. Kehilangan pendengaran total
3. Tuli sensonieural
4. Paralisis fasialis
5. abses periosteal, trombosis sinus lateral dan abses
intrakranial
6. Komplikasi ke SSP=>Meningitis, Abses otak,
hidrosefalus otitis
Penatalaksanaan
1. Tirah baring total ( total bed rest )
2. Istirahat fisik dan mental selama 2 minggu untuk menghilangkan atau mengurangi stres yang
besar pengaruhnya pada kegagalan neurovaskular.
3. Vasodilator
Berbagai vasodilator telah dicobakan beberapa ahli seperti Inhalasi Carbogen ( 5% karbon
dioksida 95% oksigen), histamin fosfat, asam nikotinat dll.
4. Untuk menghilangkan edema
- Diet rendah garam dan diuretik
- Kortikosteroid : Kortikosteroid yang digunakan adalah prednison dengan dosis 4 x 10 mg,
tappering off tiap 3 hari.
- Pemberian injeksi deksamethason intra timpani efektif memperbaiki pendengaran penderita
tuli mendadak setelah pengobatan standar tidak berhasil.
5. Anti virus
Acyclovir dan valacyclovir sangat terbatas digunakan pada penderita tuli mendadak.
Digunakan apabila perkiraan disebabkan oleh virus.
6. Hyperbaric oksigen terapi (HBOT)
Pemberian terapi tekanan oksigen 100%. Khasiat HBOT masih dalam tahap evaluasi sebagai
terapi tuli mendadak.
Diagnosa keperawatan yang sering muncul :

1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi


2. Gangguan sensori persepsi : pendengaran berhubungan
dengan adanya benjolan atau furunkel
3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang penyakit, penyebab infeksi dan tindakan
pencegahannya.
4. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan
kesukaran memahami orang lain (kurangnya
pendengaran),
KASUS
PENGKAJIAN
Nama : Tn.Aris
Ttl : 25 Februari 1985
Jenis Kelamin : Laki-laki
No.Mr : 252880
Ruang : Mawar 537B
Datang dari UGD pada tanggal 3 April 2018, Pukul 17.00, dengan diagnose sudden
deafness as vertigo berat, Ku Sakit sedang, kesadaran compos mentis, keluhan os mengatakan
pusing berputar, telinga sebelah kiri tidak bisa mendengar, mual ada, muntah 3x, observasi
TTV: TD = 130/90 mmHg, HR = 76 x/mnt, RR = 20x mnt, Suhu = 36,30C, os riwayat pernah
dirawat dengan diagnose typoid tahun 2017.
 Cek lab ( darah Rutin, Gds, Natrium, Kalium, Chlorida, SGOT, SGPT, Ureum, kreatinin
 EKG sudah dilakukan
 Rontgen Thorax tunda atas instruksi dr.Abduh
Instruksi:
- Infuse RL 500 cc 20 tpm
- O2 3 lpm
- Betaserc 1 x 24 mg
- Valium 1 x 10 mg (iv)
- Methil prednisolon : 4 x 16 mg (3 hari)
3 x 16 mg (3 hari)
2 x 16 mg (3 hari)
1 x 16 mg (3 hari)
- Lansoprazole 2 x 30 mg
- Ranitidine 2 x 1 amp (iv)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Data Diagnosa


1. Ds : Nyeri
- Os mengatakan pusing berputar
- Os mengatakan telinga sebelah kanan
tidak bisa mendengar
Do :
- Os tampak menahan nyeri
- Skala Nyeri 4
- TD = 130/90 mmHg
- HR = 76x/mnt
-
2. Do : Resiko Perubahan Nutrisi
- Os mengatakan mual ada, dan muntah kurang dari kebutuhan
sudah 3x Tubuh
Ds :
- Mual dan muntah ada
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 3 x 24 jam diharapkan masalah dapat
teratasi:
- TTv normal
- Nyeri tidak ada
- Pusing tidak ada
2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- TTV normal
- Mual dan muntah tidak ada
- Makan 1 porsi
EVALUASI

Pada tanggal 03-04-2018 pukul 19.00


1. Nyeri
S : - Os mengatakan pusing berputar
- Os mengatakan telinga sebelah kiri tidak bisa mendengar
O : - Os tampak menahan nyeri
- Skala Nyeri 4
- TD = 130/90 mmHg
- HR = 76x/mnt
A : Nyeri belum teratasi : skala nyeri 4
P : 1) Obs TTV
2) Kaji skala nyeri
3) Anjurkan relaksasi nafas dalam
4) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
S : - Os mengatakan mual dan muntah masih ada
O : - Os tampak mual dan muntah
- makan habis ½ porsi
A : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh : mual
dan muntah masih ada
P : 1) Obs TTV
2) Kaji intake dan output pasien
3) Anjurkan minum cukup
4) Anjurkan makan sedikit tapi sering
5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
Evaluasi

Pada tanggal 07-04-2018 pukul 19.00


1. Nyeri
S : - Os mengatakan sudah tidak pusing
O : - Os tampak rileks
- Skala Nyeri 0
A : Nyeri sudah teratasi : skala nyeri 0
P : Intervensi dihentikan
2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
S : - Os mengatakan mual dan muntah tidak
ada
O : - Os tampak rileks
- makan habis 3/4 porsi
A : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai