TETANUS
oleh:
dr.Gina Indriana
Pembimbing :
Status Neurologis
• Motorik : 2/2/2/2
• Reflek patologis (-)
• Reflek fisiologis (+)
13 September 2018, IGD RSUD Soeroto Ngawi
14 September 2018,
Flamboyan
19 September 2018
ASSESTMENT
– Tetanus
PLAN
– O2 3 lpm
– Drip 2 ampul diazepam dalam Nacl 500cc 20 tpm
– Tetagam 12 ampul intramuskular
– Injeksi metronidazole 2x 500mg
– Injeksi ceftriaxone 2x1 gram
– Injeksi antrain 3x1 ampul
– Injeksi ranitidin 2x1 ampul
– Extra injeksi diazepam 1 ampul jika kejang
– Pasang NGT dan DC
DEFINISI TETANUS
• Local tetanus
– Kekakuan dan nyeri di otot-otot sekitar luka, diikuti oleh twitchings dan
kejang singkat dari otot yang terkena.
– Trismus
– Gejala dapat bertahan dalam beberapa minggu atau bulan.
– Secara bertahap berkurang dan akhirnya menghilang tanpa residu.
• Cephalic tetanus
– bentuk tetanus lokal pada luka pada wajah dan kepala. Masa inkubasi
pendek, 1 atau 2 hari. Otot yang terkena (paling sering wajah) menjadi
lemah atau lumpuh.
– Bisa terjadi kejang wajah, lidah dan tenggorokan, dengan disartria,
disfonia, dan disfagia.
Jenis Tetanus Berdasarkan Klinis
• Generalized tetanus
– Tetanus lokal --> umum setelah beberapa hari
– Kekakuan otot lokal dan menyebar cepat ke otot bulbar, leher,
batang tubuh, dan anggota badan.
– Timbul gejala kekakuan pada semua bagian seperti trismus,
risus sardonicus (Dahi mengkerut, mata agak tertutup, sudut
mulut tertarik ke luar dan ke bawah), mulut mencucu,
opistotonus.
Interpretasi score:
• <9 : severitas ringan
• 9 - 18 : severitas sedang
• > 18 : severitas berat
Interpretasi score:
• 0-1: severitas ringan,
mortalitas 10%
• 2-3: severitas sedang,
mortalitas 10-20%
• 4: severitas berat,
mortalitas 20-40%
• 5-6: severitas sangat
berat, mortalitas > 50%
DIAGNOSIS
• Anamnesa
• Pemeriksaan fisik ditemukan risus sardonicus, trismus,
opistotonus dan gangguan motorik dan otonom lainnya.
• Pemeriksaan penunjang
– Lekositosis ringan
– Trombosit sedikit meningkat
– Glukosa dan kalsium darah normal
– Enzim otot serum mungkin meningkat-
TATALAKSANA
• Perawatan luka
• Imunotherapy
• Antibiotik
• Muscle spasm control
• Disfungsi otonom control
• Airway control
Imunotherapy
• HTIG (Human Tetanus Imunoglobulin)
– dosis tunggal HTIG 3000-6000 IU injeksi intramuskular atau
intravena sesegera mungkin ditambah dengan vaksin TT 0,5
cc injeksi intramuskular (imunisasi aktif).
– Kontraindikasi : hipersensitif, trombositopenia berat
• ATS (Anti Tetanus Serum)
– Dosis100.000 IU dengan 50.000 IU intramuskular dan 50.000
IU intravena.
– Pemberian ATS harus berhari-hati akan reaksi anafilaksis.
– Pada tetanus anak pemeberian anti serum dapat disertai
dengan imunisasi aktif DT setelah pulang.
Antibiotik
• Metronidazole
– Dewasa : 500 mg IV/IO per 6 jam selama 7-10 hari.
– Anak-anak : dosis inisial 15 mg/kgBB IV/IO dilanjutkan dengan
dosisi 30 mg/kgBB per enam jam selama 7-10 hari.
• Penisilin G
– 1,2 juta unit/ hari selama 10 hari (100.000-200.000 IU / kg /
hari IV diberikan dalam 2-4 dosis terbagi).
• Tetrasiklin 2 gram/ hari
• Makrolida, klindamisin, sefalosporin dan kloramfenikol
Muscle Spasm Control
• Benzodiazepin
– Dewasa (bisa dinaikkan bertahap dan titrasi)
• Diazepam IV 5mg
• Lorazepam 2mg
– Anak-anak
• Diazepam 0,1-0,2 mg/kg dibagi 2-6 jam
• dosis maksimal 600mg/hari
• Magnesium Sulfat (dosis tunggal atau kombinasi dengan benzodiazepin)
– 5 gram ( 75mg/kg) IV loading dose, kemudian 2-3 gram perjam hingga
spasme terkontrol
– Hindari dosis tinggi
– Monitor reflex patela (areflexia)
Muscle Spasm Control
• Dantrolene 1-2 mg/kg/IV/4 jam
• Chlorpromazine
–Dewasa: 50-150mg IM dibagi 4-8 jam
–Anak-anak : 4-12mg IM per 4-8 jam
Disfungsi otonom control
• Magnesium sulfat
• Morfin.