Anda di halaman 1dari 19

LARINGITIS

TUBERKULOSIS
PEMBIMBING :
dr. Bambang Agus Soesanto, Sp. THT-KL
dr. Djoko Prasteyo Adi, Sp. THT-KL
Oleh:
Yosia Handoko (406151058)
Febian Sandra (406138031)
Ines Syadza (406151026)
Patrick Giany Warouw (406151073)
Manuel Gideon (406147013)

PENDAHULUAN
LARINGITIS
Suatu proses inflamasi pada laring, yang dapat terjadi
secara akut maupun kronis

LARINGITIS
TUBERKULOSIS
Salah satu bentuk laringitis kronis spesifik

ANATOMI

TOPOGRAFI
LARING

ANATOMI

CARTILAGO

ANATOMI
INERVASI LARING

ANATOMI

VASKULARISASI

FISIOLOGI LARING
FUNGSI
UTAMA
LARING:
FUNGSI
LAINNYA

FUNGSI FONASI
FUNGSI PROTEKSI
FUNGSI RESPIRASI

FUNGSI SIRKULASI
FUNGSI FIKSASI
FUNGSI MENELAN
FUNGSI BATUK
FUNSI EKSPEKTORASI
FUNGSI EMOSI

EPIDEMIOLOGI
Dahulu dinyatakan sering terjadi
pada kelompok usia muda yaitu
20-40 tahun

Dalam 20 tahun belakangan ini,


insidens penyakit ini pada
penduduk yang berumur > 60
tahun jelas meningkat

Saat ini, tuberkulosis dalam


semua bentuk 2 kali lebih sering
pada laki laki dibanding
dengan perempuan.

Lebih sering terjadi pada usia


tua, dengan keadaan ekonomi
dan kesehatan yang buruk
terutama pada pengkonsumsi
alkohol

ETIOLOGI
Penyebab dari laringitis tuberkulosis telah ditunjukkan yaitu basil dari
Mycobacterium tuberculosis

Infeksi laring oleh Mycobacterium tuberculosis hampir selalu sebagai


komplikasi tuberkulosis paru aktif

Setelah diobati biasanya tuberkulosis paru sembuh namun laringitis


tuberkulosisnya menetap, karena struktur mukosa laring sangat lekat
pada kartilago serta vaskularisasi tidak sebaik paru

PATOGENESIS
LARINGITIS TUBERKULOSIS
1. Laringitis Tuberkulosis Primer
- Terjadi jika ditemukan infeksi Mycobacterium tuberculosa
pada laring, tanpa disertai adanya keterlibatan paru
- Invasi langsung dari basil tuberkel melalui inhalasi

2. Laringitis Tuberkulosis Sekunder


- Terjadi jika ditemukan infeksi laring akibat Mycobacterium
tuberculosa yang disertai adanya keterlibatan paru
- Penyebaran melalui : bronkogen, hematogen, atau limfogen

Gejala Klinis
Mukosa bewarna pucat dan tidak rata
Stadium Submukosa terbentuk tuberkel
infiltrasi

Ulkus yang timbul karena mukosa yang meregang


Stadium Nyeri yang sangat dirasakan pasien
ulserasi

Stadium
Perikondr

itis

Ulkus yang makin dalam hingga dapat mengenai kartilago


Ada nanah yang berbau
Terbentuk sekuester
Keadaan umum sangat buruk

Stadium
fibrotube
rkulosis

terbentuk fobrotuberkulosis
Rasa kering, tertekan dan panas di daerah laring
Suara parau berminggu-minggu hingga afonia
Hemoptisis
Nyeri menelan yang sangat hebat

DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Keluhan radang pada umumnya, didapatkan seperti demam, suara
serak sampai tidak bersuara afoni), nyeri pada saat menelan atau
berbicara, rasa kering panas dan tertekan di daerah laring, batuk yang
lama hingga hemoptisis, keringat pada malam hari, serta keluarga yang
mempunyai riwayat batuk lama.
PEMERIKSAAN FISIK
Tampak sakit berat, demam
Terdapat stridor, sianosis, sesak nafas
Takikardi
LABORATORIUM
Pemeriksaan bakteriologik (sputum)
Kultur kuman
LARINGOSKOP DIREK/INDIREK
Dari pemeriksaan ini plika vokalis berwarna merah dan tampak
edema terutama di bagian atas dan bawah glotis.
RADIOLOGI
Foto Rontgen Toraks : melihat adanya gambaran tuberkulosis paru

DIAGNOSIS
Foto Toraks
Tampak gambaran
bercak berawan pada
apex paru dan
Kavitas

Laringoskopy

DIAGNOSIS BANDING

Laringitis
luetika

Karsinom
a Laring

PENATALAKSANAAN
TERAPI NONMEDIKAMENTOSA

TERAPI

TERAPI
MEDIKAMENTOSA

TERAPI
PEMBEDAHAN

Mengistirahatkan pita suara


Berhenti merokok dan
konsumsi alkohol
Obat Primer : INH, Rifampisin,
Etambutol, Streptomisin,
Pirazinamid
Obat Antituberkulosis
Sekunder Lainnya
Trakeostomi pada kasus
laringitis tuberkulosis dilakukan
jika obstruksi laring

PROGNOSIS

Prognosis penyakit ini


tergantung pada keadaan sosial
ekonomi pasien, kebiasaan
hidup serta ketekunan untuk
berobat.

Kesimpulan

Tuberkulosa laring hampir selalu disebabkan tuberkulosis


paru. Setelah diobati biasanya tuberkulosis paru sembuh
namun laringitis tuberkulosisnya menetap,
Diagnosa laringitis tuberculosis ditegakkan berdasarkan
pada anamnesis, gejala dan pemeriksaan fisik, laringoskopi
direct dan indirect, laboratorium, foto toraks, dan.
Terapinya dibagi menjadi medikamentosa dan
pembedahan. Terapi non medikamentosa yaitu
mengistirahatkan pita suara dengan cara pasien tidak
banyak berbicara, menghindari iritan yang memicu nyeri
tenggorokan atau batuk misalnya goreng-gorengan,
makanan pedas, konsumsi cairan yang banyak, berhenti
merokok dan konsumsi alkohol. Sedangkan terapi
medikamentosa adalah OAT (Obat Anti Tuberkulosis). Terapi
pembedahannya pengangkatan sekuester dan trakeostomi
bila terjadi obstruksi laring.

Anda mungkin juga menyukai