Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS ILMU BEDAH

HERNIA INGUINALIS LATERALIS DEXTRA

Disusun oleh:
Yosia Handoko
406151058
Pembimbing:
dr. Radian Tunjung Baroto. Msi,Med, Sp.B
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
RSUD KOTA SEMARANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 31 OKTOBER 2016 7 JANUARI 2017

HALAMAN PENGESAHAN

Nama

: Yosia Handoko

NIM

: 406151058

Fakultas

: Kedokteran Umum

Universitas

: Universitas Tarumanagara

Bidang Pendidikan

: Ilmu Bedah

Pembimbing

: dr. Radian Tunjung Baroto. Msi,Med, SpB

Pembimbing,

dr. Radian Tunjung Baroto. Msi,Med, Sp.B

LAPORAN KASUS

I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. S
Umur
: 65 tahun
Jenis Kelamin : laki- laki
Alamat
: Dukuh Tunggu, Kota Semarang
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan
: Swasta
No. RM
: 034724
Bangsal
: Nakula 1
Tanggal Masuk
: 11 November 2016
ANAMNESA
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 17 November 2016 di
bangsal Nakula 1 serta didukung dengan catatan medis.
A. KeluhanUtama
Benjolan dilipat paha kanan.
B. KeluhanTambahan
Pegal di sekitar benjolan
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli bedah umum dengan keluhan benjolan di daerah
lipat paha kanan sejak 1 tahun yang lalu, benjolan berbentuk lonjong
berada di lipat pahanya. Benjolan tersebut hilang timbul, benjolan timbul
saat pasein berdiri atau mengedan dan menghilang saat pasien sedang
terlentang. Pasien mengeluhkan benjolan tersebut terasa pegal ketika
sedang mengedan dan saat mengangakat barang. Sejak 2 bulan terakhir
pasien merasa benjolannya semakin membesar dan keluhan pegal semakin
bertambah.. Mual (-), muntah (-), konstipasi (-).
D. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat darah tinggi (+), riwayat kencing manis disangkal, riwayat stroke
disangkal, riwayat asma disangkal, riwayat maag disangkal, riwayat
pernah dioperasi disangkal, pasien memiliki riwayat penyakit jantung.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga dengan keluhan benjolan di lipat paha disangkal oleh
pasien.
F. Riwayat Sosial Ekonomi dan Gaya Hidup
Kebiasaan mengangkat barang barang berat diakui. Kebiasaan makan
tidak teratur diakui. Kebiasaan minum 1 L/ hari berupa air putih atau
teh. Kebiasaan merokok, minum alkohol dan kopi diakui. Kebiasaan
buang air kecil normal. Kebiasaan buang air besar, pasien mengakui
BAB 3 hari sekali dan sering sulit buang air besar sehingga membuat
pasien suka mengedan untuk membuang air besar, selain itu pasien tidak
menyukai sayur dan buah. Pasien berobat dengan menggunakan BPJS
PBI.
I.

PEMERIKSAAN FISIK
A.

Status Generalis

Keadaan Umum
Compos Mentis, tidak tampak sakit

Tanda Vital
-

Tekanandarah : 140/80 mmHg

Nadi

: 94 kali/menit

Suhu

: 36,4C

Pernapasan

: 20 kali/menit

BeratBadan

: 55 kg

TinggiBadan

: 160 cm

IMT(BB/TB2)

: 21,48 kg/m2(Normoweight)

Kepala
Mesocephal, rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut, kulit kepala
tidak ada kelainan.

Mata
Bentuksimetris, pupil ODS bulat, isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya
(+/+), konjungtiva anemis (-/-)

Hidung
Bentuk normal, sekret (-/-), deviasi septum (-).
Telinga
Normoti, discharge (-/-).
Mulut
Lidah tidak ada kelainan, uvula di tengah, faring tidak hiperemis, tonsil
T1/T1.
Thorax
a. Paru
o Inspeksi: bentuk normal, simetris saat statis dan dinamis,
o Palpasi: stem fremitus sama kuat pada seluruh lapang paru
o Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi: suara dasar vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
b. Jantung
o Inspeksi
: pulsasi iktus kordis tidak tampak
o Palpasi
: iktus kordis teraba, tidak melebar
o Perkusi
:
Batas atas jantung di ICS II midclavicula line sinistra
Batas kanan jantung sejajar ICS IV parasternal line dextra
Batas kiri jantung di ICS VI midclavicula line sinistra.
o Auskultasi : bunyi jantung I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
o Inspeksi
: datar, ekskoriasi (-), benjolan (-), striae (-)
o Auskultasi : bising usus (+) normal
o Palpasi
: supel, nyeri tekan(-), hepar dan lien tidak teraba,
o Perkusi
Ekstremitas
Kulit
KGB

nyeri ketok CVA -/: timpani di seluruh kuadran abdomen


: Akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
: tidak tampak kelainan
: tidak teraba membesar

Inspeksi :warna kulit sama dengan sekitar, ekskoriasi (-),

ulkus dekubitus (-), benjolan (-)


o
Palpasi :benjolan (-), nyeri tekan (-)

B. Status Lokalis
Inguinal Dextra
- Inspeksi
1. Lokasi
2. Bentuk
3. Warna
4. Jumlah
5. Ulserasi
6. Batas

: inguinal dextra
: lonjong
: sama dengan kulit sekitar
: satu
: (-)
: tegas

- Palpasi
1. Ukuran
2. Bentuk
3. Batas
4. Konsistensi
5. Mobilitas
6. Permukaan
7. Fluktuasi
8. Nyeri tekan
9. Suhu
10. Pulsatif
11. Indurasi
12. reponibel
13. Silk glove sign
14. Finger test

: 5cm
: lonjong
: tegas
: kenyal
: mobile
: licin
: (-)
: (-)
: sama dengan kulit sekitar
: (-)
: (-)
: reponibel
: (+)
: (+) teraba di ujung jari

II.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium (16 November 2016)
Lab Darah

Hb
Hematokrit
Trombosit
Leukosit
BT
CT
HbsAg

12,1
35,90
294
8,0
0200
0820
Negatif
LAB DARAH KIMIA

GDS
Natrium
Kalium
Kalsium

B. Foto Rontgen Thoraks

96
135,0
4,40
1,24

III.

Cor
:
Kardiomegali (LVH)
Elongasio Aorta
Pulmo : Tak tampak kelainan
RESUME
Telah diperiksa seorang laki-laki usia 65 tahun, datang dengan keluhan
benjolan di daerah lipat paha kanan sejak 1 tahun yang lalu, benjolan
berbentuk lonjong. Benjolan tersebut hilang timbul, benjolan timbul saat
pasein berdiri atau mengedan dan menghilang saat pasien sedang terlentang.
Pasien mengeluhkan benjolan tersebut terasa pegal ketika sedang mengedan

dan saat mengangakat barang. Sejak 2 bulan terakhir pasien merasa


benjolannya semakin membesar dan keluhan pegal semakin bertambah.
Pasien sehari-harinya sering mengangkat beban yang berat. Pasien memiliki
Gangguan pada jantungnya yaitu Kardiomegali (LVH) disertai dengan
hipertensi
Status Lokalis
Inguinal Dextra
- Inspeksi
1. Lokasi
2. Bentuk
3. Warna
4. Jumlah
5. Ulserasi
6. Batas

: inguinal dextra
: lonjong
: sama dengan kulitsekitar
: satu
: (-)
: tegas

- Palpasi
1. Ukuran
2. Bentuk
3. Batas
4. Konsistensi
5. Mobilitas
6. Permukaan
7. Fluktuasi
8. Nyeri tekan
9. Suhu
10. Pulsatif
11. Indurasi
12. reponibel
13. Silk glove sign
14. Finger test
IV.

V.

: 5cm
: lonjong
: tegas
: kenyal
: mobile
: licin
: (-)
: (-)
: sama dengan kulit sekitar
: (-)
: (-)
: Reponibel
: (+)
: (+) teraba di ujung jari

DIAGNOSIS
Diagnosa Kerja
Hernia Inguinalis Lateralis Dextra
Diagnosis Banding
Hernia Inguinalis Medialis
Hernia femoralis
KOMPLIKASI

1.
2.
3.
4.
VII.

Hernia Ireponibel
Hernia inkaserata
Hernia Scrotalis
Hernia Strangulata

TATALAKSANA

Operatif: Herniorafi
Medikamentosa pre operatif
- Inf Aminofluid 30 tpm
- Inj Cefoperazone 1 gr pre op

VIII. PROGNOSIS
- Advitam
- Adfunctionam
- Adsanationam

: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

PR :
1. DD benjolan dilipat paha kanan apa saja dan sebutkan alasannya.
2. Definisi Hernioraphy?
3. Komplikasi pasca hernioraphy?
4. Bagaimana melakukan finger test? Thumb test?
5. Apa arti silk glove sign?
6. Mengapa tidak dilakukan transiluminasi?
Jawaban.
1.DD benjolan di lipat paha kanan :
- Hernia Inguinalis Lateralis Dextra
Terletak di atas Ligamentum inguinalis, dan Lateral dari arteri epigastrica inferior,
hernia muncul melewati melewati canalis inguinalis, bentuknya biasanya lonjong.
Bisa disebabkan karena adanya peningkatan tekanan intra abdomen. Pada anak kecil
karena tidak terjadinya obliterasi pada peritoneum menjadi prosesus tunica vaginalis,
sehingga saat mengejan , terjadi peningkatan tekanan intraabdomen lalu bagian dari
abdomen menekan kebawah
- Hernia Inguinalis Medialis
Terletak di atas ligamentum inguinalis, dan medial dari arteri epigastrica inferior
hernia muncul melewat trigonum hasselbach, bentuknya biasanya bulat. Hampir

selalu disebabkan oleh peningkatan tekanan intra abdomen, dan kelemahan otot
dinding di trigonum hasselbach.
- Hernia Femoralis
Terletak di bawah ligamentum inguinalis, hernia masuk melewati anulus femoralis
lalu melewati kanalis femoralis. Lebih sering dijumpai pada wanita usia tua.
- Hidrokel
Mempunyai batas atas tegas, Testis pada pasien hidrokel tidak dapat diraba. Pada
hidrokel pemeriksaan transluminasi/diapanoskopi akan memberi hasil positif.
- Limpadenopati inguinal
Jika ada infeksi pada kaki sesisi
- Testisektopik
Testis yang masih berada di kanalis inguinalis.
- Lipoma
Lemak praperitoneal yang melalui cincin inguinal
2. Definisi Hernioraphy : Herniotomi + Hernioplasti
Herniotomi : Dilakukan pembebasan kantong herniasampai ke lehernya. Kantong
dibuka dan isi hernia dibebaskan , Jika ada peleketan, kemudian direposisi Kantong
hernia dijahit-ikat lalu dipotong.
Hernioplasti : Dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
3. Komplikasi pasca hernioraphy
- Hernia femoralis sekunder dapat terjadi sebagai komplikasi hernioraphy pada hernia
inguinalis terutama yang menyebabkan fasia transversa dan ligamentum inguinale
lebih tergeser ke ventrokranial sehingga kanalis femoralis lebih luas.
- Komplikasi anestesi : mual, muntah, depresi napas, paraplegi, quadraplegi.
- Komplikasi lokal : nyeri dibagian operasi
- Komplikasi sistemik : Infeksi, sepsis, perdarahan.
4.Finger test :
- inform consent

- cuci tangan
- meminta pasien berdiri
- menggunakan sarung tangan
- Palpasi menggunakan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak dapat teraba isi
dari kantong hernia, misalnya usus atau omentum (seperti karet). Dari skrotum maka
jari telunjuk ke arah lateral dari tuberkulum pubicum, mengikuti fasikulus
spermatikus sampai ke anulus inguinalis internus. Dapat dicoba mendorong isi hernia
dengan menonjolkan kulit skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat
ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Pada keadaan normal jari
tidak bisa masuk. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada
dalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan. Bila hernia menyentuh ujung jari
berarti hernia inguinalis lateralis, dan bila hernia menyentuh samping ujung jari
berarti hernia inguinalis medialis.
Thumb test :
- Inform consent
- Cuci tangan
- Meminta pasien berdiri
- menggunakan sarung tangan
- Palpasi menggunakan ibu jari yang diletakkan di annulus inguinalis lateralis,
annulus inguinalis medialis, dan annulus inguinalis femoralis lalu pasien di minta
untuk mengejan , kemudian dilihat benjolan keluar dari annulus inguinalis lateralis,
annulus inguinais medialis, atau annulus inguinalis femoralis.
5. Silk Glove sign : Gerakan sepereti sutra gesekan antara peritoneum dengan
peritoneum yang ada di canalis inguinalis
6. Transiluminasi merupakan test yang dilakukan pada kasus pembesaran di bagian
kantong scrotum baik pada anak maupun pada dewasa, test ini dilakukan dengan cara
menempatkan pasien di tempat yang gelap kemudian disinari bagian scrotumnya

menggunakan senter hingga skrotum tembus cahaya, hasilnya positif jika muncul
warna kemerahan yang rata tanpa ada bayangan gelap . Pada pasien hidrokel test
transiluminati ini positif.
Pada pasien hidrokel benjolan atau pembesaran dirongga skrotum merupakan cairan
dari peritoneum yang menyelebungi testis, dan menyebabkan testis pada pasien tidak
dapat teraba, sedangkan pada pasien hernia , bagian testis masih dapat diraba.
Revisi jawaban :
Komplikasi pasca hernioraphy
- Hernia femoralis sekunder dapat terjadi sebagai komplikasi hernioraphy pada hernia
inguinalis terutama yang menyebabkan fasia transversa dan ligamentum inguinale
lebih tergeser ke ventrokranial sehingga kanalis femoralis lebih luas.
- Gagal napas yang dapat terjadi akibat adanya hernia inguinalis lateralis ( bagian dari
rongga abdomen turun melalui rongga yang defek) yang menjadikan tekanan intra
abdomen lebih rendah sehingga paru-paru bisa lebih mengembang dengan cavitas
yang lebih leluasa, setelah dilakukan hernioraphy bagian intraabdomen tersebut
direposisikan kembali seperti semula, namun menjadikan tekanan intraabdomen lebih
tinggi dari sebelumnya sehingga bisa menghambat pengembangan paru-paru saat
bernapas, sehingga bisa terjadi gagal napas
- Perdarahan
- Komplikasi anestesi : mual, muntah, depresi napas, paraplegi, quadraplegi.
- Komplikasi lokal : nyeri dibagian operasi
- Komplikasi sistemik : Infeksi, sepsis, perdarahan.

Anda mungkin juga menyukai