Anda di halaman 1dari 356

PERTEMUAN

1
Neurologi
Kejang Demam
• Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal > 380C) tanpa infeksi, gangguan
elektrolit, atau gangguan metabolik lain
• Kejang demam kompleks, 1 dari kriteria berikut
• Lebih dari 15 menit
• Fokal (tidak generalisata, misalnya meliputi satu
ekstremitas saja)
• Berulang dalam 24 jam
• Kejang demam sederhana, tidak boleh memenuhi
satupun kriteria diatas
Evaluasi
• Pemeriksaan
• Sesuai indikasi untuk menyingkirkan diagnosis : darah
rutin, gula darah, elektrolit, urinalisis, feses, dll
• Pemeriksan CSF menyingkirkan meningitis terutrama bayi
< 12 bulan (sangat dianjurkan) dan 12 -18 bulan
(dianjurkan)
• CT scan dan MRI bila ada indikasi
• Tatalaksana
• Antipiretik: PCT 10-15 mg/kgBB/kali 4-5 kali perhari
• Anti kejang
• Pengobatan rumatan selam 1 tahun bebas kejang
• Asam valproat atau fenobarbital
Ensefalitis
• Demam, kejang, dan penurunan kesadaran
• Jika tidak mengenai lapisan meningens, tanda rangsang
meningeal umumnya (-) kecuali jika disertai dengan
meningitis pula.
• Analisa cairan serebrospinal, dapat dilanjutkan
pemeriksaan PCR. Etiologi tersering: HSV-1, @, CMV,
EBV, VZV; atau non-viral. CT scan dengan kontras dapat
dipertimbangkan.
• Asiklovir rutin diberikan karena insidens ensefalitis
herpes simpeks yang tinggi. Suportif lain: fenitoin
untuk pencegahan kejang.
Meningitis
• Inflamasi lapisan meningens, akibat infeksi
• Demam tinggi, sakit kepala, fotofobia
• Etiologi: Meningococcus, pneumococcus, H.
Influenae, CMV, atau imunokompromais
(kriptokokus, TB)
• ฀Kaku kuduk dan tanda rangsang meningeal (+).
Dapat disertai lesi petekial.
• ฀Pungsi lumbal (lihat kotak samping)
• ฀Tergantung etiologi, antibiotik; antiviral; anti-
tuberkulosis
Diagnosis Banding Infeksi SSP
Klinis/Lab. Ensefalitis Meningitis Mening.TBC Mening.virus Ensefalopati
bakterial
Onset Akut Akut Kronik Akut Akut/kronik

Demam < 7 hari < 7 hari > 7 hari < 7 hari </> 7 hari/(-)

Kejang Umum/fok Umum Umum Umum Umum


al
Penurunan Somnolen Apatis Variasi, apatis - CM - Apatis Apatis - Somnolen
kesadaran - sopor sopor
Paresis +/- +/- ++/- - -

Perbaikan Lambat Cepat Lambat Cepat Cepat/Lambat


kesadaran
Etiologi Tidak dpt ++/- TBC/riw. kontak - Ekstra SSP
diidentifik
asi
Terapi Simpt/anti Antibiotik Tuberkulostatik Simpt. Atasi penyakit
viral primer
Cairan Serebrospinal pada Infeksi SSP
Bacterial Viral TBC Encephalitis Encephalopa
meningitis meningitis meningitis Viral thy

Tekanan ↑↑ Normal/↑ ↑ ↑ ↑

Makros. Keruh Jernih Xantokrom Jernih Jernih

Lekosit > 1000 10-1000 500-1000 10-500 < 10

PMN (%) +++ + + + +

MN (%) + +++ +++ ++ -

Protein ↑↑ Normal/↑ ↑ Normal Normal

Glukosa ↓↓ Normal ↓↓ Normal Normal

Gram /Rapid Positif Negatif Negatif Negatif Negatif


T.

Sumber :
Tetanus

• Desebabkan neurotoksin C. Tetani


• Trias : muscle rigidity, muscle spasm, autonom
instability
• Infeksi oleh spora
• Pathogenesis
• Tetanoplasmin : berikatan dengan NMJ, memecah
sinaptobrevin
• Gejala awal mengenai wajah  menyebar ke tubuh lain
Tatalaksana
• IVFD Dextrose 5%: RL = 1:1 per 6 jam
• Kausal
• Anti toksin tetanus
• ATS 20.000 IU/ im 3- 5 hari
• HTIg 500 -3.000 IU single dose
• Antibiotik
• Metronidazol 500 mg/ 8 jam
• Ampisilin 1 gr/8 jam
• Penanganan luka
• Simtomatis dan suportif
• Diazepam 10 mg IV, bisa dulang  maintenance 100 mg/ 500 cc (10-12
mg/kgBB) drip + bolus tiap kejang sampai 48 jam bebas bangkitan tetanus
• Oksigen
• Nutrisi TKTP
Algoritma penanganan luka pada Tetanus

>> Tentukan apakah luka bersih atau kotor, serta tentukan status imunisasi TT penderita.
Luka yang bersih tidak memerlukan ATS/HTIg. Luka yang kotor mungkin memerlukan
ATS/HTIg atau vaksin TT.
Klasifikasi sakit kepala primer
Tension type headache
International headache society:
Sakit kepala, 2 dari
• Rasa tertekan atau terikat (nonpulsatil)
• Intensitas ringan – sedang (tidak menghalangi aktivitas
• Bilateral
• Tidak diperburuk aktivitas
Dan tanpa mual muntah dan foto/fonofobia

Chronic TTH : serangan min 15 hari dalam sebulan


Chronic daily headache: serangan >6 hari per minggu
Tatalaksana
Episodic TTH
• NSAID
• Acetaminofen
• PCT + butalbital + caffein : opsi terakhir
• Antihistamin dan antiemetic sebagai tambahan

Chronic TTH : mulai profilaksis


• Amytriptrilin
• SSRI (fluoxetin)
• Kurangi merokok
Migrain
• Mnemonic Migrain: POUND
Pulsatile quality, One day duration, Unilateral,
Nausea and Vomitng, Disabling Intensity
• Kriteria diagnosis
• Nyeri kepala 4 – 72 jam
• Disertai 2 dari gejala berikut
• Diperberat oleh aktivitas
• Nyeri sedang hingga berat
• Pulsatil
• Unilateral
• Salah satu: mual muntah atau fotofobia/afonofobia
Migrain dengan Aura (Classic)
• Sakit kepala berulang mengikuti gejala neurologis
yang muncul perlahan 5- 20 menit dan bertahan
hingga 60 menit
• Aura, dapat berupa (tanpa kelemahan motor)
• Gangguan bicara disfasik yang reversible
• Gejala sensoris reversible: ditusuk tusuk (pin and
needles) atau kebas
• Gejala visual: melihat cahaya atau garis, atau kehilangan
penglihatan
Obat-obatan abortive migrain
• NSAID + caffein
• First line untuk migrain ringan hingga sedang
• Triptan dan Ergotamin +caffein
• Merupakan tatalaksana paling spesifik (triptan)
• First line untuk migrain sedang hingga berat
• Triptan memiliki efek asokontriktor, tidak boleh pada pasien
PJK, Stroke, HT tidak terkontrol
• Interaksi dengan MAO-I dan SSRI
• Dexamethasone : emergency setting
• Lidocaine nasal spray : temporer
• Non preferred therapy:
• Acetaminophen
• Barbiturat dan opioid: risiko rebound, dan menjadi kronik
Terapi profilaksis migrain
• Indikasi profilaktik
• Kontraindiksi/ intoleran terhadap abortive
• Serangan lebih dari 2 hari per mingu
• Quality of life buruk
• Uncommon migrain : (hemiplegic migrain, basilar
migrain, prolong aura)
• First line
• Amitryptilin
• Beta blocker: Propanolol atau Timolol
• Topiramat, Asam Valproat
Cluster Headache
• Nyeri kepala serangan beratm unilateral (orbital,
supraorbital, atau temporal)
• 15 – 180 menit
• Berulang 1 -8 kali per hari
• Disertai: injeksi konjungtiva, kongesti nasal, rhinorrhea,
wajah berkeringan, miosis, ptosis, dan edema kelopak
mata
Tatalaksana
• Abortive
• Oksigen 10-12 lpm selama 10 menit dengan sungkup
• Agonis reseptor serotonin : ergotamin (IV, IM atau
intranasal), triptan (intranasal atau subkutan)
• Anestetik: intranasal lidokain drop ( 1 ml 10% lidokain,
dalam swab hidung selama 5 menit)
• Profilaksis
• Calcium channel blocker: verapamil, nimodipin, diltiazem
• Mood stabilizer: Lithium
Neuralgia Trigeminal (Tic
Dolouroux)
• Serangan berulang nyeri
di area distribusi N
Trigeminal
• Serangan sebentar dipicu
mengunyah, sikat gigi,
menyukur, sentuhan,
• Unilateral
• Biasa disertai spasme
wajah  Tic doloroux

• DOC: Carbamazepin
• 2nd line :Baclofen,
gabapentin,
Distribusi Neuralgia Trigeminal
Stroke: Kelainan neurologis fokal maupun global, bertahan lebih dari 24 jam karena masalah serebrovaskular

Stroke iskemik Vs Stroke hemoragik


• Etiologi: trombus/emboli • Etiologi: perdarahan intraserebral
• Klinis: • Klinis:
• defisit neurologis akut – defisit neurologis akut
• kesadaran umumnya tidak – penurunan kesadaran
menurun – nyeri kepala
• tanda lesi UMN (hiperrefleks,
ada refleks patologis) – muntah proyektil
– tanda lesi UMN, hipertensi,
hiperthermi
• CT Scan :area hipodens Penunjang (CT Scan): area
serebrum hiperdens di serebrum

Updates AHA/ASA Stroke Recommendations


Tatalaksana
General Supportive Care : AHA/ASA 2013

1. Monitor jantung bila ada Atrial Fibrilasi


2. Pasien kandidat rTPA dengan HT harus Sistolik <185
dan diastolik < 110 mmHg, dipertahankan 24 jam; jika
bukan kandidiat turunkan 15% dalam 24 jam
3. Airway support bila terjadi penurunan kesadaran
4. Oksigen suplementasi, target saturasi > 94
5. Atasi hipertermia
6. Atasi hipovolemia, hiperglikemia dan hipoglikemia,
target GDS sebesar 140-180
Stroke Iskemik Stroke hemoragic
• rTPA (0.9 mg/kg) dalam 3 • Perbaiki faal
jam / endovaskular hemostasis: menangani
fibrinolisis
• Waspada pasien konsumsi hipertensi
anti faktor Xa • Antivasospasme
• Streptokinase tidak
dianjurkan • Operatif bila indikasi
• Antikoagulan tidak harus • Perdarahan > 30 cc
segera diberikan • Ancaman herniasi
• Antiplatelet: Aspirin, • Perdarahan serebelum
clopidogrel masih • hydrosefalus
dipertanyakan
Perdarahan Subarachnoid
• Ekstravasasi darah ke dalam ruang
subarachnoid (antara pia mater dan
membran arachnoid)
• Penyebab
• Trauma kepala
• Non trauma (pecahnya aneurisma
serebral /Berry’s aneurisma atau
malformasi arteriovena)
Vertigo
• Vertigo perifer • Vertigo Sentral
• Nistagmus horizontal dan • Nistagmus pure horizontal
torsional, diinhibisi dengan atau vertikal atau torsional ,
fiksasi mata ke obyek; tidak diinhibisi fiksasi
• imbalance ringan, masih • Imbalance berat, tidak bisa
bisa berjalan; berjalan
• mual muntah berat; • Mual muntah ringan
• penurunan pendengaran • Hearing loss jarang, def
sering; neurologis d jarang, neurologis sering
• vertigo laten dengan • Vertigo latensi sebentar
provokasi dengan provokasi
• Contoh : BPPV, meniere, • Contoh : Tumor CPA
Vestibular neuritis, (neuroma akustik), stroke
labirintitis, Ramsay Hunt vertebrobasiler, Migrain, MS
Vertigo Perifer
BPPV Meniere Vestibular Neuritis

Penyebab Lepasnya otolith Hidrops Endolimf Peradangan N.


Vestibular

Durasi Beberapa menit Beberapa jam Seharian

Provokasi Perubahan kepala Spontan Spontan, Riw ISPA

Gejala penyerta - Aural fullness, Tuli Imbalance


sensori neural
frekuensi rendah,
tinitus
Evaluasi
• Dix Hallpike (manuver provokasi):
• muncul vertigo, laten lama, dan nistagmus dua arah 
periferal vertigo
• Muncul vertigo, beberapa detik, nistagmus satu arah
Manajemen
• Watchful waiting: bisa sembuh sendiri
• First Choice : Canalith Repositioning
• Epley Maneuver : lebih gentle gerakannya  lini pertama
• Semont Maneuver: rapid and vigorous side to side head
and body movement
• Vestibular rehabilitasi: Brand daroff
• Vestibular supresan : betahistin, antihistamin, CCB 
tidak seefektif tatalaksana melalui maneuver.
• Operasi bila terapi diatas gagal (labyrintectomy)
Meniere Disease
• Hidrops endolimfe idiopatik
• Peningkatan tekanan hydraulic dalam sistem endolimfatik
• TRIAS
• Vertigo
• Tuli sensorineural
• Tinitus

Tatalaksana
• Diuretik (Tiazid)
• Betahistine
Epilepsi
• Keadaan neurologik yang ditandai oleh bangkitan
epilepsi yang berulang, muncul tanpa provokasi.
• Bangkitan epilepsi adalah manifestasi klinik yang
disebabkan muatan listrik abnormal, paroksismal
intermiten. Biasanya “self limited”
Klasifikasi Epilepsi
• Berhubungan dengan lokasi (parsial)
• Idiopatik (berhubungan dengan usia awitan),: benign childhood
epilepsy with centro-temporal spike
• Simtomatik ( etiologi spesifik dan non spesifik) : exp: sindrom
yang ditandai dengan epilepsi parsial
• kriptogenik
• Umum
• Idiopatik (berhubungan dengan usia) : benign neonatal confusion
• Kriptogenik : lennox gastaut syndrome, epilepsi wit myoclonic
absans
• Simtomatik : myoclonic encephalophaty
• Tidak bisa diklasifikasikan parsial atau umum
• Sindrom khusus, misalnya bangkitan berkaitan dengan
alkohol, obat, dll
Klasifikasi Bangkitan Epilepsi

• Fokal (mengenai satu hemisfer)


• Tanpa penurunan kesadaran / parsial sederhana: disertai
gejala motorik, somatosensorik, psikis dan autonom
• Parsial komplek : penurunan kesadaran, dengan atau
tanpa automatsasi, diikuti gangguan kesadaran
• Umum sekunder
• Umum ( mengenai dua hemisfer)
• Lena (absence), myoklonik, klonik, tonik, tonik klonik,
atoni
Pemeriksaan
• EEG iktal dan EEG subdural / depth EEG
• Long term monitoring EEG
Tatalaksana
Lini 1 Lini 2
Parsial Fenitoin, karbamasepin, Acetazolamid, clobazam,
as Valproat clonazepam, gabapentin,
fnobarbital

Umum sekunder Karbamasepin, fenitoin, idem


as valproat
Tonik klonik Karbamasepin, fenitoin, Idem (kecuali
as valproat fenobarbital)
fenobarbital
Lena S valproat, etosuksimid Acetazlamid clobazam

Mioklonik As Valproat Clobazam, clonazepam

• Obat antiepilepsi sampai 2-5 tahun bebas kejang


Klasifikasi

Konsensus Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma Spinal


Epidural hematom
• Akumulasi darah di rongga antara tengkorak dan
dura mater
• Komplikasi berat trauma kepala (calvaria)
• Butuh diagnosis dan penanganan segera
• Bisa akut , subakut, dan kronik
• Regio temporoparietal dan arteri meningea media
(tersering), arteri etmoidalis anterior, sinus sagitalis
superior
Manifestasi
Hematoma Epidural
• Sakit kepala
• Defisit neurologis
• Penurunan kesadaran dan Interval Lucid
• Pupil anisokor ( herniasi unkal dan penekanan
nervus okulomotor)
• Refleks babinski
Evaluasi
• Foto polos, melihat adanya tanda fraktur
• Noncontrast CT scan : utama
• Gambaran hiperdens lentikular antara tengkorak dan
otak (hematoma epidural)
• NCCT juga dapayt menunjukkan adanya herniasi uncal
• Evaluasi Servikal
Carpal Tunnel Syndrom
• Kumpulan tanda dan gejala akibat penekanan
nervus medianus dalam terowongan karpal
(carpal tunnel)
• Etiologi
• Manuver berulang
• Obesitas
• Kehamilan
• Artritis
• hipotirois

Sumber: eMedicine bagian Carpal Tunnel Syndrome


Pemeriksaan
Fisis pada CTS
Tinnel Sign
• Pemeriksaan dengan cara
perkusi ringan pada N.
medianus
• Hasil positif  sensasi
baal/kesemutan/nyeri pada
regio distribusi N. medianus

Sumber: Urbano FL. Review of Clinical


Signs: Tinnel Sign and Phalen’s Maneuver
Pemeriksaan Fisis pada CTS
Phalen’s Maneuver
• Prosedur: fleksi kedua telapak
tangan selama 1 menit
• Hasil positif  sensasi
baal/kesemutan/nyeri pada regio
distribusi N. medianus

Sumber: Urbano FL. Review of Clinical


Signs: Tinnel Sign and Phalen’s Maneuver
CTS
Diagnosis secara klinis
Pemeriksaan penunjang
Studi Konduksi Saraf
MRI, CT scan tidak bermanfaat
Tatalaksana
• Konservatif terapi 6 minggu – 3 bulan bila ringan
• Cock up and neutral wrist splint
• Injeksi steroid bila nyeri refrakter
• Gejala berat: pembebasan terowongan karpal dengan cara
pembedahan
http://www.csp.org.uk/sites/files/csp/imagecache/main_content_260_wide/carpal_tu
nnel_sleeping_splint.jpg
Klasifikasi
Bells palsy /Idiopathic Facial Paralysis

• Paresis N VII perifer


• Termasuk s. Parasimpatis menuju kelenjar lakrimas dan
saliva
• Lesi nervus VII di ganglion geniculatum
• Umumnya sembuh sendiri dalam 3- 4 minggu
• Idiopatic, dicurigai karena HSV-1
• DD: GBS, Ramsay hunt (HZV), Lyme disease (riwayat
kutu, ruam, arthralgia)
Manifestasi
• Kelemahan otot wajah
• Menghilangnya lipatan nasolabial
• Kelopak mata sulit menutup
• Fenomena bell: saat menutup mata, bola mata roll ke
atas
• Iritasi mata karena kurangnya lubrikasi
• Penurunan produksi air mata
Bells Palsy vs Stroke
Management
• Kortikosteroid oral
• Prednison 1 mg/kgBB/hari (dewasa: sekitar 60, mulai
mengan 60 mg)
• Tapering off – 60 mg untuk 5 hari – 50 – 40 – 30 – 20 –
10 - stop
• Antiviral : Asiklovir 5x 400 mg selama 10 hari
• No benefit bila lebih dari 4 hari dari onset
• Terapi lokal
• Artificial tears dan lubrikasi mata
• Occluder atau Botox
• Rehabilitasi medik
Kelainan saraf perifer
Psikiatri
Ketergantungan obat
Withdrawal symptom narkotika
• Jenis narkotika yang digunakan melalui suntikan contohnya
adalah morfin, heroin/putauw, amfetamin/ekstasi, benzodiazepin
• Golongan opioid mencakup heroin, morfin,
opium,methadone,petidin
DSM-IV-TR Diagnostic Criteria for Substance withdrawal (Putus
Zat) :
• A. Terjadinya sindroma zat spesifik karena penghentian
mendadak (atau pengurangan) penggunaan zat yang lama dan
berat.
• B. Sindroma diatas menyebabkan penderitaan yang bermakna
secara klinis atau gangguan dalam hal sosial,pekerjaan atau area
fungsi-fungsi penting lainnya
• C. Gejala-gejalanya tidak karena kondisi medis umum ataupun
gangguan mental lainnya.
DSM-IV-TR Diagnostic Criteria
for Opioid withdrawal (Putus Zat)
A. Salah satu dari berikut ini:
1. penghentian mendadak (atau reduksi) penggunaan yang berat dan lama (beberapa
minggu atau lebih)
2. pemberian antagonis opioid setelah suatu periode penggunaan opioid.
B. Tiga atau lebih hal-hal berikut terjadi dalam hitungan menit sampai beberapa hari
setelah kriteria A:
1.mood disforik.
2.nausea atau vomitus
3.nyeri otot.
4.lakrimasi atau rhinorrhea.
5.midriasis,piloerection, atau persipirasi.
6.diare.
7.sering menguap.
8.febris.
9.insomnia.
C. Gejala-gejala kriteria B diatas menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis
atau gangguan dalam hal sosial,pekerjaan atau area fungsi-fungsi penting lainnya
D. Gejala-gejalanya tidak karena kondisi medis umum ataupun gangguan mental lainnya.
DSM-IV-TR Diagnostic Criteria
for Benzodiazepin withdrawal (Putus Zat)
Terdapat beberapa tanda yang timbul pada keadaan penghentian
penggunaan benzodiazepin: mereka menunjukkan gejala kecemasan yang
sebenarnya (rekuren), pemburukan gejala kecemasan yag sebenarnya
(rebound) atau kedaruratan gejala baru (true withdrawal) :
• Perubahan mood dan kognisi
• Cemas, khawatir , disforia, pesimis, iritabilitas, obsessif terhadap masa
lalu, dan paranoid
• Perubahan jam tidur
• Insomnia, perubahan jam tidur dan megantuk pada siang hari.
Tanda dan gejala fisik
• Takikardia dan peningkatan tekanan darah, hiperefleksi, ketegangan
otot, gelisah, tremor, mioklonik, nyeri otot dan persendian, mual,
coryza, diaforesis, ataxia, tinitus dan kejang grand mall.
• Perubahan persepsi
• Hiperakusis, depersonalisasi,penglihatan yang kabur, ilusi dan halusinasi.
Alcohol withdrawal Benzodiazepine withdrawal

Opioid withdrawal

Nicotine withdrawal

Goodman and Gilman Manual of Pharmacology and Therapeutics


Section II Neuropharmacology
chapter 24 Drug Addiction
Gejala Khas tiap golongan obat
Intoxication
• CATATAN : gejala intoksikasi sesuai dengan golongan
obatnya, sedangkan gejala withdrawal biasanya
kebalikan dari golongan obatnya.
Rokok-Nikotin
• Pendekatan berhenti merokok dengan 5A: Ask
(tanya – apakah Anda merokok?) – Advice
(anjurkan untuk berhenti) – Assess (nilai, apakah
Anda ingin berhenti sekarang) – Assist (ikuti
program berhenti merokok dan berikan motivasi) –
Arrange (menyusun rencana tindak lanjut)
• Farmakologi: nicotine replacement therapy (NRT)
dalam bentuk gum (kunyah), patch (tempel),
inhaler, lozenge (tablet hisap); bupropion SR; dan
vareniklin tartrat. Disamping itu perlu non-
farmakologi: self help dan konseling
F2-Skizofrenia
Skizofrenia
Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak
teratur, perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala
negatif (afek datar, kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi auditorik
dimana suara mengkomentari perilaku pasien terus, atau
halusinasi auditorik dimana dua atau lebih suara
berbicara satu sama lain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
Tatalaksana
• Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine, olanzapine,
risperidone Sumber: PPDGJ + Medscape
Klasifikasi Skizofrenia
• Paranoid: waham kejar/rujukan dan halusinasi
• Herbefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
• Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi terhadap
lingkungan berkurang (stupor), mutisme, menolak untuk
bergerak (negativisme)
• Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik, ataupun
katatonik
• Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa lalu, tapi
sekarang hanya tinggal gejala negatifnya saja.
• Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri dari
lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masa lalu

Sumber: PPDGJ + Medscape


Gangguan Psikotik Akut
Kriteria diagnosis:
• Onset akut, < 2 minggu  gejala psikotik menjadi nyata
dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan
dan fungsi sosial sehari-hari
• Sindrom yang khas berupa polimorfik (berubah-rubah
cepat, beraneka ragam), atau schizophrenia-like (gejala
skiofrenia +)
• Ada stress akut yang berkaitan (tidak selalu harus ada)
• Walaupun mungkin terdapat gejala emosional, tapi tidak
memenuhi kriteria episode manik maupun depresi
• Tidak ada penyebab organik

Sumber : Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


Gangguan Skizoafektif
• Diagnosis ditegakkan apabila gejala-gejala definitif
skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama
menonjol pada saat bersamaan, atau dalam
rentang beberapa hari sesudah yang lain dalam
satu periode yang sama
• Episode penyakit tidak memenuhi kriteria
skizofrenia maupun episode manik atau depresif
• Jenis skizoafektif:
• Gangguan skizoafektif tipe manik
• Gangguan skizoafektif tipe depresi
• Gangguan skizoafektif tipe campuran

Sumber: Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ III


Gangguan waham lain
• Waham menetap
• Hanya waham yang menonjol, tidak ada halusinasi
• Waham terinduksi
• Terinduksi dari orang lain, biasanya ada hubungan yang
dekat
Anti psikotik
• Generasi I (tipikal) terutama baik untuk gejala
positif
Contoh: klopromazin, haloperidol
• Generasi II (atipikal) terutama baik untuk gejala
negatif
Contoh: risperidon, aripiprazol
Dosis antipsikotik
Sindroma ekstrapiramidal terkait
penggunaan antipsikotik
Akut / Tardif Gejala Tatalaksana
DISTONIA Dapat akut maupun Torsi, twisting, Benztropin /
kronis (tardif) kontraksi, spasme difenhdiramin (efek
otot, krisis okulogirik antikolinergik)
AKATISIA Dapat akut maupun Kaki tidak dapat diam Lorazepam,
kronis (tardif) propanolol,
difenhdiramin
PSEUDO-PARKINSON Dapat akut maupun Tremor, rigiditas, Benztropin, ganti
kronis (tardif) akinesia/bradikinesia anti-psikotik
(TRAP)
DISKINESIA TARDIF Gerakan mengecap- Prognosis buruk,
(= tardive dyskinesia) ngecap mulut ganti antipsikotik jadi
klozapin dapat
dipertimbangkan

Toronto Notes, 2016


F3-Gangguan mood
Klasifikasi Depresi PPDGJ
GEJALA UTAMA GEJALA TAMBAHAN
0 Mood depresif (selalu murung,
menangis)
0 Lelah, energi menurun, tidak 0 Konsentrasi berkurang
bersemangat beraktivitas 0 Percaya diri berkurang
0 Minat dan kegembiraan hilang 0 Rasa bersalah dan tidak
berguna
0 Pandangan masa depan
0 KASUS suram
0 Depresi sedang ada 0 Ide bunuh diri
gangguan dalam melakukan
kegiatan sosial/pekerjaan 0 Tidur terganggu
0 tanpa gejala psikotik 0 Nafsu makan kurang
Sumber: Panduan pelayanan departemen psikiatri FKUI
Depresi
• Gangguan suasana perasaan berupa mood yang
turun, berlangsung minimal 2 minggu.
• MLM  M-ood turun, L-elah terus, M-inat hilang
• Klasifikasi:
• Ringan: gangguan ringan dalam keseharian
• Sedang: gangguan dalam beberapa aspek kehidupan,
biasanya muncul beberapa gejala somatis seperti
gangguan seksual, keluhan tubuh, sakit kepala, dll.
• Berat: biasanya ada gejala psikotik (waham, halusinasi)
atau upaya bunuh diri
Obat
Antidepressan
Gangguan Bipolar dan Siklotimia
• Bipolar I
– Minimal satu episode manik, baik dengan maupun tanpa
episode depresi mayor
– Tata laksana: lithium
• Bipolar II
– Minimal satu episode hipomania dan minimal satu
episode depresi mayor, tidak boleh ada episode mania
– Tata laksana: lithium + antidepresan
• Siklotimia
– Beberapa episode hipomania dan beberapa episode
depresi minor dalam 2 tahun terakhir
• Beda depresi mayor dan minor?
– Pada depresi mayor, aktivitas dan fungsi sehari-hari sangat
terganggu, ada suicidal idea
Sumber: PPDGJ + Medscape
Sumber: PPDGJ + Medscape
Tatalaksana Bipolar
• Episode manik: lithium
• Episode campuran: asam valproat
• Episode depresi: lithium + lamotrigine/antidepresan.

Jadi, jangan beri antidepresan saja.

Sumber: PPDGJ + Medscape


F4-Gangguan Neurotik,
Cemas, dan Somatoform
Reaksi stress akut
• Gejala agitasi, menarik diri, kebingungan, terpaku
("daze") yang terjadi akibat reaksi terhadap suatu
stresor (yang biasanya bersifat berat - sangat
berat). Biasanya tercapai perbaikan dalam 3 hari.
Maksimal sudah perbaikan dalam 4 minggu.
• Trauma-focused cognitive behavioral therapy.
Medikamentosa hanya jika gagal dengan
psikoterapi
• Medikamentosa yang sering dipilih: propanolol,
risperidon dosis rendah-sedang
Gangguan penyesuaian
• Keadaan stres yang subjektif, mengganggu kinerja dan
fungsi sosial pada periode adaptasi terhadap suatu
perubahan dalam hidup yang bermakna. Onset
biasanya satu bulan, lamanya gejala tidak melebihi 6
bulan.
• Ciri predominan dapat berupa reaksi depresif, ansietas,
gangguan emosi, hingga gangguan tingkah laku
• Psikoterapi. Medikamentosa tergantung ciri
predominan, depresif dengan SSRI; ansietas dengan
SSRI + benzodiazepin. Group therapy juga bermanfaat.
PTSD
• Terjadi pasca mengalami atau melihat kejadian
traumatis
• Rasa takut yang berlebihan, nightmare
• Kondisi menetap minimal selama 1 bulan
• Sering terjadi flashback dari kondisi yang traumatis

Sumber: PPDGJ + Medscape


Tatalaksana PTSD
• Cognitive behavioral therapy (paling efektif)
• Exposure therapy : fokus pada bad memories
• Eye movement desensitization and reprocessing
(EMDR)
• Farmako : fluoxetin, paroxetine, sertralin
• Group therapy
• Family therapy

Ptsd.va.gov
Gangguan Kepribadian
• Kluster A
• Skizoid : lebih senang menyendiri dan tidak suka
berhubungan dengan orang lain
• Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan curiga terhadap
orang lain
• Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku yang
aneh

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


Gangguan Kepribadian
• Kluster B
• Antisosial : tidak peduli hak orang lain dan senang
melanggar peraturan
• Ambang : impulsivitas serta hubungan interpersonal
dan mood yang intens tapi tidak stabil
• Histrionik : mencari perhatian, suka menggoda
• Narsisistik : melebih-lebihkan diri, merendahkan orang
lain, mudah iri

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCMv


Gangguan Kepribadian
• Kluster C
• Cemas (menghindar) : sangat pemalu, merasa tidak
layak
• Dependen : merasa tidak mampu bertanggung jawab
atas diri sendiri, sehingga terlalu bergantung pada orang
lain, apapun konsekuensinya
• Obsesif-kompulsif: preokupasi dengan keteraturan,
perfeksionisme yang berlebihan, terlalu kaku dalam
memandang suatu hal

Sumber : Panduan pelayanan


medis Departemen Psikiatri
RSCM
Gangguan Seksual (Parafilia)
• Pedofilia: preferensi seksual pada anak-anak
• Fetihisme: kepuasan seksual dengan mengandalkan
benda2 tertentu sebagai objek fantasi  partner seksual
yang memakainya.
• Bedakan dengan transvestisme  kepuasan seksual
dengan memakai pakaian lawan jenis untuk menghayatinya
(riasan lengkap, rambut palsu).
• Masokisme: preferensi seksual untuk menjadi korban
disiksa
• Sadisme: preferensi seksual untuk menjadi pelaku yang
menyiksa
• Nekrofilia: preferensi seksual pada mayat.

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


Retardasi Mental
• Suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau
tidak lengkap, ditandai oleh hendaya ketrampilan
selama masa perkembangan, sehingga
mempengaruhi tingkat kecerdasan secara menyeluruh
 dapat terjadi dengan / tanpa gangguan jiwa/fisik
lainnya
• Klasifikasi menurut IQ
• Ringan/mild 50-69  moron
• Sedang/moderate 35-49  imbisil
• Berat/severe 20-34  imbisil
• Sangat berat/profound < 20  idiot

Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III


Gangguan perkembangan
dan tingkah laku anak
Autisme
Tiga ciri kelainan fungsi pada gangguan
autisme masa kanak-kanak:
–Gangguan interaksi sosial (tidak ada
kontak mata)
–Gangguan berbahasa (berbicara seperti
bahasa planet)
–Perilaku terbatas dan repetitif (kalau main
hanya asyik sendiri sampai malam hari)
 Kelainan perkembangan muncul sejak
sebelum usia 3 tahun

Sumber: Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


Variasi gangguan autisme
• Beberapa variasi lain yang ‘menyerupai autisme’
adalah:
• Asperger’s disorder: Laki-laki >>; mirip autisme; namun
perkembangan kognitif baik dan tidakada gangguan
perkembangan bahasa
• Rett’s disorder: Perempuan >>; berkurangnya kecepatan
pertumbuhan lingkar kepala; kehilangan fungsi yang
sebelumnya sudah diperoleh (onset sekitar 5 bulan)
• Childhood disintegrative disorder: 2 tahun pertama
perkembanga normal; lalu mulai kehilangan fungsi
bahasa, sosial, dan perilaku stereotipik)
ADHD-Klasifikasi DSM IV
• Inattention (harus ada 6 gejala, bertahan 6 bulan)
• Sulit memperhatikan detil, sering ceroboh
• Sulit memusatkan perhatian
• Tidak mendengarkan orang yang sedang berbicara
• Tidak mengikuti instruksi dengan baik, tidak menyelesaikan tugas hingga tuntas
• Memiliki kesulitan mengorganisir kegiatan
• Sering menhindari dan tidak suka diberi tugas (seperti PR)
• Sering kehilangan barang
• Mudah terdistraksi pada stmulus eksternal
• Mudah lupa

• Hyperactivity/impulsivity (harus ada 4 gejala, bertahan 6 bulan)


• Sering tampak gelisah; kaki tanga bergerak-gerak
• Tidak bisa duduk diam
• Sering berlari-lari, memanjat, atau aktivitas fisik berlebihan lain di kondisi yang tidak sesuai
• Tidak bisa duduk tenang
• Menjawab pertanyaan sebelum selesai diucapkan
• Sulit mengantri atau bermain bergantian

http://emedicine.medscape.com/article/28935
0-overview
• Other
• Onset tidak lebih dari usia 12 tahun
• Gejala harus ada di 2 situasi atau lebih
• Gangguan menimbulkan distress pada fungsi sehari-hari
• Penyakit tidak terjadi akibat skizofrenia atau penyakit
psikotik lainnya
Tatalaksana ADHD
• Terapi tingkah laku (Behavioural therapy)
• Psikoedukasi
• Terapi medikamentosa :
• Stimulan (metilfenidat, dexamfetamine, lisdexamfetamin
mesilat)
• Non-stimulan (atomoxetine, guanfacine)

Adhd-institute.com
PEMBAHASAN
SOAL
KEYWORDS

• Anak, 6 tahun
• Lumpuh sejak 1 hari
• Asimetris
• Sensorik baik
• Hiporefleks
• Diawali batuk pilek
• LCS: peningkatan protein

JAWABAN

B. Poliomielitis
PENJELASAN
Poliomielitis
• Infeksi virus polio (fekal-
oral) yang
menghancurkan sel
neuron di kornu anterior
medula spinalis
• Klinis: demam yang
diikuti oleh kelemahan
otot akut yang berat,
umumnya asimetris 
biasanya ekstremitas
bawah lebih parah
• Tata laksana: Tidak ada
tata laksana definitif.
Yang penting adalah
pencegahan (vaksinasi).

Acute Poliomyelitis. Medscape, 2016


PPM IDAI, 2009
PENJELASAN
.
• Lokasi kornu anterior!
PENJELASAN
.
• Hasil LCS Polio!
PENJELASAN

GBS  acute ascending symmetric


paralysis
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. GBS  Simetric ascending paralisis


• C. Miastenia Gravis  ptosis sore hari,
kelemahan otot ketika sering digunakan
• D. Botulism  faktor risiko konsumsi makanan
kaleng
• E. Transverse Myelopati  kelemahan
extremitas disertai disfungsi uretra dan sfingter
ani serta disfungsi sistem saraf otonom
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang anak


dengan:
• Lumpuh sejak 1 hari
• Asimetris
• Sensorik baik
• Hiporefleks
• Diawali batuk pilek
• LCS: peningkatan protein
Maka diagnosis topisnya adalah:

B. KORNU ANTERIOR MEDULA SPINALIS


KEYWORDS

• Laki-laki, 37 tahun
• Sakit kepala
• Demam
• Kernig dan brudzinski sign (+)
• Analisis CSF: cairan keruh, peningkatan
protein, pleiositosis dengan dominasi
netrofil

JAWABAN

D. Bacterial Meningitis, S. Pneumoniae


Diagnosis Banding Infeksi SSP
Klinis/Lab. Ensefalitis Meningitis Mening.TBC Mening.virus Ensefalopati
bakterial

Onset Akut Akut Kronik Akut Akut/kronik


Demam < 7 hari < 7 hari > 7 hari < 7 hari </> 7 hari/(-)
Kejang Umum/fokal Umum Umum Umum Umum

Penurunan Somnolen- Apatis Variasi, apatis - CM - Apatis Apatis - Somnolen


kesadaran sopor sopor

Paresis +/- +/- ++/- - -


Perbaikan Lambat Cepat Lambat Cepat Cepat/Lambat
kesadaran

Etiologi Tidak dpt ++/- TBC/riw. kontak - Ekstra SSP


diidentifikasi

Terapi Simpt/antivir Antibiotik Tuberkulostatik Simpt. Atasi penyakit


al primer
Cairan Serebrospinal pada Infeksi SSP
Bact.men Viral men TBC men Encephaliti Encephalo
s pathy
Tekanan ↑↑ Normal/↑ ↑ ↑ ↑
Makros. Keruh Jernih Xantokrom Jernih Jernih
Lekosit > 1000 10-1000 500-1000 10-500 < 10
PMN (%) +++ + + + +
MN (%) + +++ +++ ++ -
Protein ↑↑ Normal/↑ ↑ Normal Normal

Glukosa ↓↓ Normal ↓↓ Normal Normal


Gram Positif Negatif Negatif Negatif Negatif
/Rapid T.

Sumber : www.emedicine.Medscape.com
PENJELASAN

Microorganisme penyebab bacterial meningitis


PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Meningitis TB, Mycobacterium Tuberculosis 


Analisis CFS Xantocrom, dominasi limfosit
• B. Viral Meningitis, Enterovirus  Analisis CFS
Jernih, dominasi limfosit
• C. Viral Meningitis, HSV  Analisis CFS Jernih,
dominasi limfosit
• E. Bacterial Meningitis, H. Influenzae  Bukan
organisme tersering pada bakterial meningitis
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang laki-laki


dengan:
• Sakit kepala
• Demam
• Kernig dan brudzinski sign (+)
• Analisis CSF: cairan keruh, peningkatan
protein, pleiositosis dengan dominasi
netrofil

D. Bacterial Meningitis, S. Pneumoniae


KEYWORDS

• Laki-laki, 45 tahun
• Bibir kanan mencong 3 hari
• Kelopak mata kiri tidak dapat menutup
• Lagoftalmos, senyum tidak simetris,
dahi kiri menurun

JAWABAN

A. ASIKLOVIR 5X800 MG/HARI DAN


PREDNISON 60 MG/HARI
PENJELASAN

Bell’s Palsy
Paresis N.VII perifer

Gejala:
• Dahi tidak bisa digerakkan
• Lagoftalmus (tidak bisa
menutup mata)
• Tidak bisa
menggembungkan pipi
• Tidak bisa senyum atau
bersiul
• Mulut mencong ke sisi
sehat
PENJELASAN
PENJELASAN
TATALAKSANA

1. Tetes mata artifisial dan plester mata malam


hari perlu mengingat lagotfalmus dapat
menyebabkan mata terbuka dan kering
2. Asiklovir dapat diberikan pada 72 jam
pertama onset penyakit. Dosis 5 x 800 mg
3. Kortikosteroid (prednison) adalah terapi
utama (1 mg/kgBB/hari atau 60-80 mg/hari)
selama 7 hari lalu tappering down.
4. Fisioterapi bila diperlukan
PILIHAN JAWABAN LAIN

• B. Dosis asiklovir salah


• C. Kurang asiklovir
• D. Tidak perlu dirujuk
• E. Tidak perlu pemberian karbamazepin
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang laki-laki


dengan:
• Bibir kanan mencong 3 hari
• Kelopak mata kiri tidak dapat menutup
• Lagoftalmos, senyum tidak simetris, dahi kiri
menurun

Maka tatalaksananya adalah:

A. ASIKLOVIR 5X800 MG/HARI DAN


PREDNISON 60 MG/HARI
KEYWORDS

• Anak, 18 bulan
• Berat badan 12 kg
• Kejang 30 menit yang lalu
• Berhenti dengan diazepam rektal
• Demam 38,7oC
• Anak kejang kembali

JAWABAN

D. Diazepam 5 mg IV
Kejang Demam
Bangkitan kejang saat kenaikan suhu tubuh (rektal > 38oC),
disebabkan oleh proses ekstrakranial

• Umumnya usia 6 bulan – 5 tahun  di luar usia


ini, pikirkan penyebab lain!
• Infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi
bersama demam.
• Sederhana: <15 menit; kejang umum tonik
dan/atau klonik; tanpa gerakan fokal; tidak
berulang dalam 24 jam.
• Kompleks jika ada kriteria sederhana tidak
terpenuhi

Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam IDAI


PENJELASAN

Kejang demam simpel vs kompleks


Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium:
• tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam,
• dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi
penyebab demam,
• Darah perifer, elektrolit dan gula darah
• Pungsi lumbal:
• Menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis.
• Dianjurkan pada:
• Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan
• Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan
• Bayi > 18 bulan tidak rutin
• Bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu
dilakukan pungsi lumbal.
Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam IDAI
Beberapa hal yang harus
dikerjakan bila kembali kejang
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala
miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau
hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan
memasukkan sesuatu kedalam mulut.
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang
telah berhenti.
7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5
menit atau lebih
Pengobatan rumatan
(Konsensus IDAI, 2015)
• Rumatan secara • Rumatan secara
intermiten kontinu
• Diazepam 0,3 • Asam valproat atau
mg/kg/kali fenobarbital

• Pada kondisi KD + • Pada kondisi di mana


faktor risiko (usia muda kejang fokal, kejang
saat kejang, KD pada lama (>15 menit),
suhu yang tidak terlalu adanya kelainan
tinggi), KD berulang neurologis sesaat
sering (>3x/6 bl atau sebelum / sesudah
>4x/1 th) bangkitan kejang
TATALAKSANA Alur Penatalaksanaan Status Epileptikus

Konsensus Penatalaksanaan Status Epileptikus IDAI


PENJELASAN

• Dosis Diazepam IV 0,2 – 0,5 mg/kg IV


• Berat badan anak 12 kg
Dosis yang diperlukan 2,4 mg – 6 mg IV

Sehingga jawaban yang sesuai adalah:


D. Diazepam 5 mg IV
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Fenitoin 240 mg IV drip  bila tidak berhenti


dengan diazepam/midazolam, tidak boleh
bolus cepat
• B. Fenobarbital 240 mg IV bolus  bila tidak
berhenti dengan diazepam/midazolam, tidak
boleh bolus cepat
• C. Midazolam 10 mg IM  Dosis tidak sesuai
• E. Diazepam 10 mg IV  Dosis tidak sesuai
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang anak


dengan:
• Kejang 30 menit yang lalu
• Berhenti dengan diazepam rektal
• Demam 38,7oC
• Anak kejang kembali

Maka tatalaksananya adalah:

D. Diazepam 5 mg IV
KEYWORDS

• Perempuan, 45 tahun
• Sulit membuka kelopak mata
• Kelopak mata sering kali turun tanpa
sengaja terutama pada sore hari
• TTV normal

JAWABAN

B. TES WARTENBERG
PENJELASAN

Myasthenia Gravis
Kelemahan progresif karena antibodi terhadap reseptor asetilkolin di
neuro muscular junction

Gejala :
 Ptosis / Diplopia → Diprovokasi dengan Wartenberg Test
fiksasi pandangan ke satu titik, lama lama timbul ptosis
 Sulit Menelan
 Sesak Napas

Mengenai otot proksimal


Paling sering dimulai dari Otot Kelopak mata, Otot menelan lalu meluas ke
otot pernapasan dan ekstremitas
PENJELASAN
PENJELASAN

Pemeriksaan
Tensilon test ( = edrofonium test) Ice Pack Test

• Edrophonium chloride is an
acetylcholinesterase inhibitor • Acetylcholinesterase berkurang
• Jika ada perbaikan kekuatan otot → MG pada suhu rendah
(+)
• Perbaikan kekuatan otot → MG (+)
• Jika tidak ada perbaikan → Lambert Eaton
(Antibodi pada sekresi Ach, sehingga
Asetilkolin sedikit)
PENJELASAN
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Lhermitte Test (+) Cervical


Radiculopathy
C. McMurray Test Ruptur Meniskus
D. Tinel Test  Tarsal Tunnel Syndrome
E. Bragard Sigard Test Ischialgia, HNP
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Sulit membuka kelopak mata
• Kelopak mata turun terutama sore hari

Diagnosis mengarahkan ke MG

Maka Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah

B. Wartenberg Test
KEYWORDS

• Perempuan, 28 tahun
• Nyeri kepala sejak 3 hari
• Sisi kiri
• Berdenyut
• Berulang
• Mual dan muntah
• Fotofobia, fonofobia
• Tidak ada defisit neurologis
JAWABAN

B. SUMATRIPTAN 1X25 MG
PENJELASAN

Nyeri Kepala Primer


PENJELASAN

Tiga tipe nyeri kepala:


• TTH  terikat, tertekan, bilateral, berkaitan dengan stress,
disertai ketegangan otot leher, intensitas ringan-sedang.
• Migrain  berdenyut, biasanya unilateral, disertai mual,
muntah, fotofobia, fonofobia, dapat disertai aura (classic
migrain) ataupun tidak (common migrain), intensitas
sedang-berat.
• Cluster  seperti ditusuk, unilateral, periorbita, dapat
menjalar ke temporal/retroorbita, gejala tambahan:
lakrimasi, diplopia, rinore, kongesti nasal, edema palpebra,
injeksi konjungtiva.
Sumber : Konsensus nasional penanganan nyeri kepala di Indonesia
Tension
Migraine headache Cluster headache
headache
Kualitas Ditekan/diikat Berdenyut Menusuk
Ringan atau
Intensitas Sedang atau berat Berat sekali
sedang
Lokasi Bilateral Unilateral Unilateral
Memberat dengan
Tidak Ya Tidak
aktivitas
Mual Ada/tidak Ada Tidak ada
Muntah Tidak ada Ada Tidak ada
Fotofobia Ada/tidak Ada Tidak ada
Fonofobia Ada/tidak Ada Tidak ada
Ada (classic)/tidak
Aura Tidak ada Tidak ada
(common)
Lakrimasi, injeksi
konjungtiva, rinorea,
Gejala penyerta
dan perspirasi wajah
yang ipsilateral
TATALAKSANA

• Tension headache
• Akut: NSAID (ibuprofen adalah DOC), aspirin, dan
parasetamol
• Preventif: antidepresan trisiklik (amitriptilin atau nortriptilin)
• Migraine headache
• hindari pencetus
• terapi abortif:
• non spesifik: acetaminofen, NSAID
• spesifik: triptan, ergotamine, DHE
• Bila tidak respon  opioid dan analgetik yang
mengandung butalbital
• Cluster headache
• Akut: oksigen dosis tinggi, triptan atau ergot dengan
metoclopramide
• Preventif: Calcium channel blockers, amitriptilin
TATALAKSANA

Tatalaksana Abortif Migraine


• Ergotamine = 1 to 2 mg orally every hour,
maximum of three doses in 24 hoursUse
lowest effective doseSuppository: 1 mg,
maximal dosage, two to three per day and 12
per month
• Caffeine plus ergotamine (Cafergot) = Two
tablets (100 mg caffeine/1 mg ergotamine) at
onset, then one tablet every 30 minutes, up to
six tablets per attack, 10 per weekSuppository
(2 mg ergotamine/100 mg caffeine), one at
onset, one in one hour as needed; maximal
dosage, two per attack
TATALAKSANA

Tatalaksana Abortif Migraine


• Sumatriptan =
• 6 mg SC, repeated in one hour; maximal
dosage, 12 mg per 24 hours
• 25 to 100 mg orally every two hours, maximal
dosage: 200 mg per day; Maximal initial dose:
100 mg
• Intranasal: 5 to 10 mg (one to two sprays) in
one nostril; dose may be repeated after 2
hours to maximal dosage of 40 mg per day
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Ibuprofen  abortif nonspesifik, dosis salah


• C. Ergotamin  dosis salah
• D. Natrium diklofenak  abortif nonspesifik
• E. Propranolol  profilaksis migrain
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus dengan:


• Nyeri kepala sejak 3 hari
• Sisi kiri
• Berdenyut
• Berulang
• Mual dan muntah
• Fotofobia, fonofobia
• Tidak ada defisit neurologis
Maka tatalaksananya adalah:

B. SUMATRIPTAN 1X25 MG
KEYWORDS

• Perempuan, 43 tahun
• Pusing berputar saat menoleh
• Mual muntah
• Nistagmus horizontal saat Roll test
• Romberg test (+)

JAWABAN

D. MANUVER LOG ROLL


PENJELASAN

Gangguan keseimbangan:
Romberg, Fukuda, Tandem gait (+)
PENJELASAN

Benign Paroxysmal Positional Vertigo


(BPPV)
• Sensasi abnormal (umumnya berupa pusing
berputar) yang dipicu gerakan mendadak
(paroksismal).
• Teori: otolith di kanal semisirkularis (=kanalitiasis,
teori utama) atau kupula krista ampularis
(=kupulolitiasis).
• Tersering adalah kanalitiasis di kanalis
semisirkularis posterior
• Pemeriksaan standar: manuver dix-hallpike.
Patognomonik  nistagmus (+)  BPPV kanal
posterior
• Bila (-)  kanal lain/kupulolitiasis
PENJELASAN

Arah nistagmus
PENJELASAN

Arah nistagmus
PENJELASAN

Arah nistagmus
TATALAKSANA
TATALAKSANA

• Terapi BPPV:
• Observasi: bila gejala ringan dan umumnya remisi
spontan dalam beberapa minggu-bulan.
• Medikasi vestibulosupresan (simptomatik), misalnya
antihistamin: hanya untuk meringankan gejala.
• Reposisi kanalith dengan berbagai manuver.
• Operasi.
TATALAKSANA
Semont Log roll/Lempert/Barbeque
Maneuver  kanal horizontal/lateral
TATALAKSANA Simptomatik
Umumnya
menggunakan
golongan
antihistamin,
benzodiazepines,
fenotiazine, agen
monoaminergik
dan agen
antikolinergik
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Betahistin  simptomatik
• B. Manuver Epley  BPPV kanal
anterior/posterior
• C. Manuver Dix-Hallpike  untuk diagnosis
kanan posterior
• E. Manuver Brand-Daroff  untuk habituasi
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang


perempuan dengan:
• Pusing berputar saat menoleh
• Mual muntah
• Nistagmus horizontal saat Roll test
• Romberg test (+)
Maka tatalaksananya adalah:

D. MANUVER LOG ROLL


KEYWORDS

• Laki-laki, 40 tahun
• Sulit membuka mulut sejak 3 hari
• Kejang satu kali
• Sulit menelan
• Riwayat tertusuk paku, tidak diobati
• Trismus 2 cm, disfagia, defans muscular
otot abdomen

JAWABAN

A. ATS 20.000 IU DAN TT 0,5 ML


PENJELASAN
Grading Tetanus

Disfungsi otonom : sympathetic overactive  TD


naik, nadi naik bergantian dengan hipotensi
TATALAKSANA

• IVFD Dextrose 5%: RL = 1:1 per 6 jam


• Kausatif:
• Anti toksin tetanus
• ATS 20.000 IU/IM 3- 5 hari
• HTIg 500 -3.000 IU single dose
• Antibiotik
• Metronidazol 500 mg/ 8 jam
• Ampisilin 1 gr/8 jam
• Penanganan luka
• Simtomatis dan suportif
• Diazepam 10 mg IV, bisa dulang  maintenance 100 mg/ 500 cc
(10-12 mg/kgBB) drip + bolus tiap kejang sampai 48 jam bebas
kontraksi tetanus
• Oksigen
• Nutrisi Tinggi Kalori Tinggi Protein
• Profilaksis  imunisasi TT
TATALAKSANA

Profilaksis  luka kotor, riw imunisasi tidak


jelas/>5 tahun
PILIHAN JAWABAN LAIN

• B. ATS 50.000 IU dan TT 0,5 mL  salah dosis


ATS
• C. ATS 50.000 IU  kurang TT
• D. TT 0,5 mL dan diazepam 10 mg IV 
kurang ATS, diazepam hanya bila kejang
• E. Diazepam 10 mg IV  kurang ATS
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang laki-laki


dengan:
• Sulit membuka mulut sejak 3 hari
• Kejang satu kali
• Sulit menelan
• Riwayat tertusuk paku, tidak diobati
• Trismus 2 cm, disfagia, defans muscular otot
abdomen
Maka tatalaksananya adalah:

A. ATS 20.000 IU DAN TT 0,5 ML


KEYWORDS

• Perempuan, 74 tahun
• Kedua tangan gemetar
• Kaki kaku, kram, sulit bergerak cepat
• Pill rolling tremor

JAWABAN

E. Degenerasi neuron dopaminergic pada substantia


nigra
PENJELASAN

Manifestasi Klinis Parkinson


Karakteristik : TRAP
- Tremor saat istirahat  khas: pill rolling
- Rigiditas  khas: fenomena cog wheel (roda
pedati)
- Akinesia
- Postural instability
- Jalan langkah kecil
- Muka seperti topeng
Patofisiologi
TATALAKSANA
II III IV
TATALAKSANA

• Dimulai apabila adaa gangguan fungsi


• Early Therapy
• Levodopa + Carbidopa
• Berkaitan dengan diskinesia (gerak involunter)
• Agonis Dopamin non Ergot, kurang efektif
• Berkaitan dengan edema, mual, halusinasi
• MAO B Inhibitor,
• kurang efektif dibandingkan Levodopa, jarang diskinesia
• Late therapy
• Kombinasi levodopa dengan Agonis dopamin, MAO-
B inhibitor, amantadine mengatasi diskinesia
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang


perempuan dengan
• Perempuan, 74 tahun
• Kedua tangan gemetar
• Kaki kaku, kram, sulit bergerak cepat
• Pill rolling tremor

E. Degenerasi neuron dopaminergic


pada substantia nigra
KEYWORDS

• Laki-laki, 48 tahun
• Nyeri kepala hebat sejak 1 bulan
• Seperti ditusuk
• Semakin memberat
• Tangan kanan sulit digerakkan sejak 2 minggu
• Pengelihatan terganggu
• Pasien pengidap HIV

JAWABAN

C. CT SCAN DENGAN KONTRAS


PENJELASAN

Toksoplasmosis serebral

• Infeksi oportunistik otak tersering pada


pasien AIDS
• Lesi di otak, jarang sebagai myelopati
• Toksoplasma gondii
• Parasit intraseluler
• Reaktivasi atau penyebaran hematgen, atau
infeksi primer
• Risiko CD4< 200
• Treatment: Pirimetamin + sulfadiazin
PENJELASAN
PENJELASAN
Manifestasi Klinis
Manifestasi sebagai space occupying lesion

• Gejala konstitusional dan sakit kepala


• Gejala neurologis
• Confusion (kebingungan)
• Kejang
• Kelemahan fokal
• Gangguan Bicara
• Koma
• Hemianopia
Diagnosis
• Temuan klinis
• Indentifikasi lesi dengan CT
dan MRI (+ kontras)
• Hipodense multiple, tepi
menyangat (ring-enhancing
lesion)
• Penemuan parasit
PCR dari CSF
• Membaik dengan
pengobatan (pirimetamin +
sulfadiazin + asam folinat)
• Biopsi bila tidak merespon
dengan pengobatan : takizoit
TATALAKSANA

• Pyrimethamin + sulfadiazin selama 6 minggu,


dilanjutkan terapi sampai CD4 > 200
• Asam folat (dalam bentuk asam folinat)
• Asam folat perlu diberikan sebab pirimetamin +
sulfadiazin merupakan agen yang bersifat
antifolat risiko anemia megaloblastik
• Cotrimoxazol (alternatif)
• ARV
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Analisis cairan serebrospinal  meningitis


non-HIV
• B. Elektroensefalografi  epilepsy
• D. CT scan tanpa kontras  harusnya dengan
kontras
• E. CD4+ dan viral load  untuk evaluasi HIV
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang laki-laki


dengan:
• Nyeri kepala hebat sejak 1 bulan
• Seperti ditusuk
• Semakin memberat
• Tangan kanan sulit digerakkan sejak 2 minggu
• Pengelihatan terganggu
• Pasien pengidap HIV
Maka pemeriksaan penunjang yang tepat
adalah:

C. CT SCAN DENGAN KONTRAS


KEYWORDS

• Laki-laki, 52 tahun
• Tidak sadar sejak 1 jam lalu
• Nyeri kepala hebat, muntah
• TD 200/160 mmHg
• Hemiparesis sinistra
• Refleks bisep dan patella meningkat
• Refleks Babinski (+)

JAWABAN

B. MEMBERIKAN MANNITOL IV DRIP


PENJELASAN
Stroke Hemoragik vs Iskemik

• Ada tanda peningkatan TIK


• Penurunan kesadaran Pasien sadar, datang dengan
• Muntah proyektil defisit neurologis (bicara pelo,
• Nyeri kepala hebat hemiparesis)
• TD amat tinggi

Untuk memastikan, perlu pemeriksaan penunjang: CT Scan, MRI


PENJELASAN

Stroke iskemik vs Stroke hemoragik


• Etiologi: trombus/emboli • Etiologi: perdarahan intraserebral
• Klinis: • Klinis:
• Anamnesis: defisit neurologis akut – Anamnesis: defisit neurologis akut
(seringnya hemiparesis) +penurunan kesadaran+nyeri
• PF: kesadaran umumnya tidak menurun kepala+muntah proyektil
• tanda lesi UMN (hiperrefleks, ada refleks – PF: tanda lesi UMN, hipertensi
patologis) – Penunjang (CT Scan): area hiperdens di
• Penunjang (CT Scan): area hipodens serebrum
serebrum • Tatalaksana:
• Tatalaksana: – Bedah, Medikamentosa
• Trombolitik (r-TPA) • Antihipertensi
 3-4,5 jam setelah onset • Agen diuretik osmotik
• Aspirin 325 mg (misal manitol)
• Clopidogrel 300 mg
• Aspirin 325 mg + dipyridamole 2x200 mg

Updates AHA/ASA Stroke Recommendations


PENJELASAN
TATALAKSANA
Dosis Manitol
• Dosis Manitol!
PENJELASAN

Glasgow Coma Scale


PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Kraniotomi CITO  tatalaksana definitif


• C. Memberikan aspilet 1x75 mg  stroke
iskemik
• D. Melakukan CT scan  pemeriksaan, bukan
tatalaksana
• E. Memberikan fibrinolitik  stroke iskemik
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang laki-laki


dengan:
• Tidak sadar sejak 1 jam lalu
• Nyeri kepala hebat, muntah
• TD 200/160 mmHg
• Hemiparesis sinistra
• Refleks bisep dan patella meningkat
• Refleks Babinski (+)
Maka tatalaksananya adalah:

B. MEMBERIKAN MANNITOL IV DRIP


KEYWORDS

• Laki-laki, 30 tahun
• Kelemahan tungkai kanan sejak 2 minggu
• Gangguan BAK dan BAB
• Paraparesis setinggi T7
• Refleks fisiologis meningkat
• Refleks patologis (+)
• Teraba gibus di T7-8

JAWABAN

A. OAT KATEGORI 1
PENJELASAN

Spondilitis TB (Pott’s Disease)


• Infeksi TB di tulang belakang
• Menyebabkan destruksi  defisit neurologis
• Manifestasi
• Umum seperti TB
• Gibbus
• Pemeriksaan: foto polos, MRI
• Prognosis  kecacatan
PENJELASAN

Gibbus 
deformitas khas
TATALAKSANA
.
•.
OAT kategori 1
PILIHAN JAWABAN LAIN

• B. OAT kategori 1 + steroid  tidak perlu steroid


• C. OAT kategori 2  harusnya kategori 1
• D. OAT kategori 2 + steroid  harusnya
kategori 1
• E. Rifampisin, isoniazid, pirazinamid  regimen
TB pada anak
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang laki-laki


dengan:
• Kelemahan tungkai kanan sejak 2 minggu
• Gangguan BAK dan BAB
• Paraparesis setinggi T7
• Refleks fisiologis meningkat
• Refleks patologis (+)
• Teraba gibus di T7-8
Maka diagnosis/tatalaksananya adalah:

A. OAT KATEGORI 1
KEYWORDS

• Laki-laki, 27 tahun
• Kecelakaan lalu lintas
• Syok spinal:
• TD 80/70 mmHg, nadi 64x/menit
• Kekuatan motorik ekstremitas bawah 1, flasid,
tidak ada refleks fisiologis dan patologis
• Tidak ada paresthesia
• Inkontinensia urin dan alvi
• Rontgen: fraktur kompresi L4-S4
JAWABAN

C. PEMBERIAN STEROID DOSIS TINGGI


Trauma Medula Spinalis

• Lesi dapat bersifat: total, sentral, anterior, posterior, dan hemiseksi


• Total : semua fungsi hilang (motorik, nyeri dan suhu,
propriosepsi dan vibrasi)
Central Cord Syndrome
• Paling sering terutama orang tua, trauma ekstensi
• Kelemahan ekstremitas atas lebih buruk dibandingkan
ekstremitas bawah, “hands more deficit than arms”
Anterior cord
• Karena kompresi dari anterior spinal cord,
burst fracture, trauma arteri spinalis anterior
• Manifestasi
• Eks Bawah lebih berat dibandingkan ekst atas
• Motoric, pain, temperature loss
• Proriosepsi, Vibratory baik (posterior)
Hemiseksi/ Brown Sequard
Syndrome
• Trauma penetrasi
• Ipsilateral defisit : motor, propriosepsi, vibratory
• Kontralateral defisit: pain, temperature 2 level
dibawah (jaras spinothalamikus menyeberang
medula spinalis)
Posterior
• Jarang
• Hilangnya propriosepsi
• Fungsi lainnya baik
TATALAKSANA

1. ABCDE  patensi jalan napas, c-spine


control
2. Metilprednisolon dosis tinggi  efektif dalam
12 jam pertama
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Resusitasi cairan  bukan medikamentosa


• B. Pemberian inotropik  untuk syok
kardiogenik
• D. Pemberian antibiotik profilaksis  tidak
relevan
• E. Cukup lakukan observasi  perlu dilakukan
intervensi segera
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang laki-laki


dengan:
• Kecelakaan lalu lintas
• TD 80/70 mmHg, nadi 64x/menit
• Kekuatan motorik ekstremitas bawah 1, flasid,
tidak ada refleks fisiologis dan patologis
• Tidak ada paresthesia
• Inkontinensia urin dan alvi
• Rontgen: fraktur kompresi L4-S4
Maka tatalaksananya adalah:

C. PEMBERIAN STEROID DOSIS TINGGI


KEYWORDS

• Anak, 7 tahun
• Sering bengong, mata berkedip
• Tampak diam
• Setelahnya melanjutkan pembicaraan

JAWABAN

D. LAMOTRIGINE
PENJELASAN

Tipe-tipe Bangkitan Kejang


Kejang parsial (fokal) : Bermula SATU HEMISFER
• Sederhana : Tidak ada penurunan kesadaran.
Gejala bisa sensoris, motoris, otonom, atau psikis.
• Kompleks : Ada penurunan kesadaran
(amnesia). Gejalanya biasanya berupa bengong
mendadak yang diikuti dengan aura, automatisme
dan kebingungan pasca-serangan.
• Kejang tonik-klonik umum sekunder : kejang
parsial yang berlanjut menjadi kejang tonik klonik
umum
PENJELASAN

Kejang umum : berasal dari DUA HEMISFER

• Absens/lena (petit mal): Bengong mendadak, tanpa aura,


umumnya tanpa kebingungan pasca-serangan, bisa
disertai automatisasi maupun tidak.
• Mioklonik: kedutan motorik tidak teratur  Jerking
movement
• Klonik: kedutan motorik teratur
• Tonik: ekstensi atau fleksi mendadak pada kepala, badan,
atau ekstremitas
• Tonik-klonik umum primer (grand mal): tonik lalu klonik
• Atonik: Tonus tubuh hilang mendadak (pasien tiba-tiba
jatuh)
TATALAKSANA
.
•.
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Asam valproat  bukan pilihan untuk


absans pada anak <10 tahun
• B. Topiramat  bukan pilihan untuk absans
pada anak
• C. Fenitoin  bukan pilihan untuk absans
pada anak
• E. Karbamazepine  pilihan utama untuk
epilepsi pada dewasa
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang anak


dengan:
• Sering bengong, mata berkedip
• Tampak diam
• Setelahnya melanjutkan pembicaraan
Maka tatalaksananya adalah:

D. LAMOTRIGINE
KEYWORDS

• Perempuan, 30 tahun
• Nyeri jari tangan kanan sejak 3 bulan
• Pekerjaan juru ketik
• Membaik setelah pakai splint

JAWABAN

C. ATROI OTOT-OTOT TENAR


PENJELASAN

Carpal Tunnel Syndrome (CTS)


= sindrom terowongan karpal

• Akibat kompresi nervus


medianus  timbul gejala
kesemutan, baal, maupun nyeri
di 3 jari sisi palmar.
• Bisa disertai atrofi otot tenar.
PENJELASAN
Pemeriksaan Khusus
Klasifikasi
TATALAKSANA

• Terapi awal: wrist splint pada malam hari 3-4


minggu
• Bila gagal  injeksi steroid intralesi dengan
dipandu USG.
• Obat oral seperti NSAID, pregabalin, gabapentin
(kontroversial  ada referensi yang mengatakan
tidak berbeda bermakna dengan plasebo)
• Bedah dekompresi (pada kasus berat
berdasarkan klinis dan pemeriksaan).
http://www.csp.org.uk/sites/files/csp/imagecache/main_content_260_wide/carpal_tunnel_sleeping_splint.jpg
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Hipetesi jari manis dan kelingking  palsi


saraf ulnar
• B. Wrist drop  palsi saraf radial
• D. Nyeri saat snuffbox diketuk  fraktur scaphoid
• E. Pembesaran saraf yang teraba di prosesus
olecranon  morbus hansen
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang


perempuan dengan:
• Nyeri jari tangan kanan sejak 3 bulan
• Pekerjaan juru ketik
• Membaik setelah pakai splint
Maka diagnosis/tatalaksananya adalah:

C. ATROFI OTOT-OTOT TENAR


KEYWORDS

• Perempuan, 30 tahun
• Banyak bicara dalam 2 minggu terakhir
• Selalu ingin bertemu teman
• Tidur hanya 3 jam
• Sempat mengurung diri 6 bulan
sebelumnya

JAWABAN

B. LITIUM
PENJELASAN

Gangguan Mood (F3)


PENJELASAN

Gangguan Bipolar
• Bipolar I  manik
Terdapat satu atau lebih episode manik. Episode
depresi dan hipomanik tidak diperlukan untuk
diagnosis tetapi episode tersebut sering terjadi.

• Bipolar II  hipomanik + depresi


Terdapat satu atau lebih episode hipomanik atau
episode depresif mayor tanpa episode manik.

• Kasus: bipolar tipe I dengan episode kini manik


TATALAKSANA
.
•.
TATALAKSANA

• Bipolar tipe campuran : asam valproat


• Bipolar episode manik : litium
• Bipolar episode depresi: litium + antidepresan

• Antipsikotik dapat digunakan pada bipolar dengan


episode psikotik akut
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Asam valproat  episode campuran


• C. Asam valproate dan fluoxetine  bukan
untuk episode manik
• D. Litium dan fluoxetine  tidak perlu
kombinasi dengan antidepresan
• E. Risperidone  untuk psikotik akut
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang


perempuan dengan:
• Banyak bicara dalam 2 minggu terakhir
• Selalu ingin bertemu teman
• Tidur hanya 3 jam
• Sempat mengurung diri 6 bulan sebelumnya

Maka tatalaksananya adalah:

B. LITIUM
KEYWORDS

• Laki-laki, 21 tahun
• Sejak 4 minggu:
• Tidak mau keluar rumah
• Tidak mau makan
• Masih bersosialisasi di keluarga
• Pasien habis diputuskan pacar

JAWABAN

B. GANGGUAN DEPRESI MINOR


PENJELASAN

Gangguan Depresi
• Menurunnya suasana perasaan,
ditandai dengan (M-L-M):
• Mood menurun (M)
• Lelah (L)
• Minat hilang (M)
PENJELASAN
PENJELASAN
Tidak memenuhi kriteria depresi mayor  depresi minor

•.
TATALAKSANA

Karena baru bekerja setelah 2 minggu, benzodiazepine


dapat diberikan selama 2 minggu pertama terapi depresi
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Reaksi stress akut  reaksi terhadap


stressor berat, gejala berupa agitasi
• C. Gangguan depresi mayor  harus
memenuhi kriteria mayor
• D. Bipolar tipe II  disertai episode hipomanik
• E. Gangguan penyesuaian  distress karena
situasi kehidupan baru, umumnya lebih dari 1
bulan
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang laki-laki:


• Sejak 4 minggu:
• Tidak mau keluar rumah
• Tidak mau makan
• Masih bersosialisasi di keluarga
• Pasien habis diputuskan pacar
Maka diagnosisnya adalah:

B. GANGGUAN DEPRESI MINOR


KEYWORDS

• Perempuan, 42 tahun
• Jantung berdebar-debar, mual sejak 6 bulan
• Sulit tidur, mudah lelah
• Khawatir terhadap keselamatan anak dan
suami
• Baru pindah rumah
• Merasa terbebani pekerjaan rumah

JAWABAN

C. GANGGUAN CEMAS MENYELURUH


Pendekatan Gangguan neurotic,
PENJELASAN
cemas, dan somatoform (F4)
PENJELASAN

Gangguan cemas menyeluruh


•.
PENJELASAN
TATALAKSANA

•.
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Gangguan penyesuaian  onset kurang


dari 6 bulan
• B. Agorafobia  takut di tempat ramai
• D. Gangguan panik  muncul serangan panik
tiba-tiba tanpa sebab yang jelas
• E. Gangguan cemas menghindar  tidak ada
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang perempuan


dengan:
• Jantung berdebar-debar, mual sejak 6 bulan
• Sulit tidur, mudah lelah
• Khawatir terhadap keselamatan anak dan suami
• Baru pindah rumah
• Merasa terbebani pekerjaan rumah

Maka diagnosis/tatalaksananya adalah:

C. GANGGUAN CEMAS MENYELURUH


KEYWORDS

• Anak, 3 tahun
• Bicara tidak jelas
• Hiperaktif
• Kontak mata baik
• Mendapat stimulan dari dokter

JAWABAN

E. ATTENTION DEFICIT
HYPERACTIVITY DISORDER
PENJELASAN

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

• Gejala utama:
• Inatensi
• Hiperaktivitas
• Impulsivitas

• Ciri khas:
• Keluhan ditemukan di
awal usia sekolah
• Berkaitan dengan
riwayat keluarga
PENJELASAN
PENJELASAN

Tatalaksana
• Non-farmakologi:
• Pola asuh, positive reinforcement, social skill training,
behaviour therapy
• Farmakologi (stimulan):
• Metilfenidate
• Atomoexetine
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Gangguan perkembangan pervasive =


autism spectrum disorder
• B. Sindrom Rett  masalah di kognitif
• C. Sindrom Asperger  masalah komunikasi
sosial
• D. Autism spectrum disorder  suatu entitas
penyakit
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang anak


dengan:
• Bicara tidak jelas
• Hiperaktif
• Kontak mata baik
• Mendapat stimulant dari dokter

Maka diagnosisnya adalah:

E. ATTENTION DEFICIT
HYPERACTIVITY DISORDER
KEYWORDS

• Laki-laki, 61 tahun
• Sulit tidur sejak 1 bulan
• Aktivitas menurun, nafus makan berkurang
• Pasien habis pensiun
• Memiliki riwayat penyakit jantung koroner

JAWABAN

B. SERTRALINE
PENJELASAN

Gangguan Depresi
Gejala pasien sudah
memenuhi gangguan
depresi

Tatalaksana
farmakologis:
• SSRI
• Agen trisiklik
PENJELASAN
.
•.
PENJELASAN
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Imipramine  trisiklik
• C. Amitriptilin  trisiklik
• D. Clomipramine  trisiklik
• E. Doxepine  trisiklik
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang laki-laki


dengan:
• Sulit tidur sejak 1 bulan
• Aktivitas menurun, nafus makan berkurang
• Pasien habis pension
• Memiliki riwayat penyakit jantung koroner

Maka tatalaksananya adalah:

B. SERTRALINE  SSRI
KEYWORDS

• Perempuan, 32 tahun
• Sulit tidur setelah terbangun malam hari
• Hasil pemeriksaan dalam batas normal

JAWABAN

A. ALPRAZOLAM 1 X 0,5 MG
PENJELASAN

Gangguan Tidur (Parasomnia)


• Sleep terror: pasien terbangun mendadak dari tidur sambil
berteriak ketakutan, tapi dia tidak mengingat ada mimpi
(Nightmare: seperti sleep terror, tapi pasien ingat mimpinya)
• Somnambulisme: berjalan atau beraktivitas sambil tidur

BEDAKAN Narkolepsi dan hipersomnia:


Narkolepsi: Serangan kantuk mendadak yang bisa terjadi
berkali-kali dalam sehari. Namun, di luar serangan, pasien
tidak merasa mengantuk. Bisa disertai katapleksi, paralisis
tidur, dan halusinasi hipnagogik
Hipersomnia: sering merasa mengantuk meskipun kuantitas
dan kualitas tidur di malam hari optimal.
Insomnia: tidak bisa/kekurangan tidur

Sumber: Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


PENJELASAN

Jenis Insomnia
• Early insomnia: sulit untuk memulai tidur
• Middle insomnia: berulang kali terbangun dari
tidur
• Late insomnia: mudah terbangun, namun
sulit untuk tidur lagi

Sumber: Medscape
TATALAKSANA

Non Farmakologis
• CBT-I (Cognitive Behavioral Therapy for Insomnia)  dikatakan paling efektif;
melibatkan psikoedukasi, strategi perilaku, terapi kognitif, dan relaxation training
• Terapi relaksasi  cocok untuk pasien yang sulit relaks atau dengan keluhan
somatis multipel Contoh: abdominal breathing, meditasi, autogenic training
• Terapi kontrol stimulus  menghindari aktivitas-aktivitas yang tidak boleh
dilakukan saat masuk jam tidur
• Sleep restriction therapy  memperkecil sleep window, (lama di kasur – lama
tidur) dan sleep efficacy ([total sleep time/total in bed] × 100)
• Sleep hygiene education  edukasi mengenai diet, olahraga, penggunaan
substansi-substansi tertentu, faktor lingkungan tempat tidur meliputi cahaya,
bising, temperatur
• Paradoxical intention therapy  menyuruh pasien melakukan hal sebaliknya yaitu
tetap terjaga di atas kasur sehingga kecemasan/preokupasi tsb menghilang
dengan perlahan hingga tertidur.
• Terapi kognitif  meliputi didactic focus, paradoxical intention, distraction and
imagery techniques, dan cognitive restructuring
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3554970/
TATALAKSANA

Farmakologis
• .
TATALAKSANA
Farmakologis
(perhatikan dosis harian!)
• .
PILIHAN JAWABAN LAIN

• B. Alprazolam 1 x 5 mg  dosis salah


• C. Lorazepam 1 x 0,5 mg  dosis salah
• D. Lorazepam 1 x 5 mg  dosis salah
• E. Lorazepam 2 x 5 mg  dosis salah
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang


perempuan dengan:
• Sulit tidur setelah terbangun malam hari
• Hasil pemeriksaan dalam batas normal

Maka tatalaksananya adalah:

A. ALPRAZOLAM 1 X 0,5 MG
KEYWORDS

• Laki-laki, 31 tahun
• Sering marah-marah sejak 1 bulan
• Meyakini akan dicelakakan tetangga
• Mendengar pesan dari “Gajah Mada”
• Ditinggal cerai istri

JAWABAN

B. SKIZOFRENIA PARANOID
PENJELASAN
Skizofrenia
Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala: waham, halusinasi, bicara tidak
teratur, sikap tidak teratur atau katatonik, gejala negatif
(afek datar, kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi auditorik
komentatorik, atau halusinasi auditorik dimana dua atau
lebih suara berbicara satu sama lain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
Tatalaksana
• Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine, olanzapine,
risperidone

Sumber: PPDGJ + Medscape


PENJELASAN

Klasifikasi Skizofrenia
• Paranoid: waham kejar/rujukan dan halusinasi
• Herbefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
• Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi
terhadap lingkungan berkurang (stupor), mutisme,
menolak untuk bergerak (negativisme)
• Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik,
ataupun katatonik
• Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa lalu,
tapi sekarang hanya tinggal gejala negatifnya saja.
• Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri dari
lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masa lalu

Sumber: PPDGJ + Medscape


PENJELASAN

Obat anti psikotik


No. Obat Sediaan Dosis anjuran
1. Haloperidol Tablet 0,5 mg, 1,5 mg, 5 5-15 mg/hari
mg
Injeksi 5 mg/ml
2. Risperidon Tablet 1, 2, 3 mg 2-6 mg/hari
3. Chlorpromazin Tablet 25 dan 100 mg, 150-600
Injeksi 25 mg/ml mg/hari
4. Olanzapin Tablet 5 mg, 10 mg 5-20 mg/hari
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Skizoafektif  gejala mood tidak menonjol


• C. Gangguan penyesuaian tanpa halusinasi
dan waham
• D. Gangguan bipolar I episode kini manik 
tanpa halusinasi dan waham
• E. Reaksi stres akut  jangka waktu singkat
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang laki-laki:


• Sering marah-marah sejak 1 bulan
• Meyakini akan dicelakakan tetangga
• Mendengar pesan dari “Gajah Mada”
• Ditinggal cerai istri

Maka diagnosisnya adalah:

B. SKIZOFRENIA PARANOID
KEYWORDS

• Laki-laki, 27 tahun
• Gelisah, bicara meracau, mengamuk
• Tidak mengikuti instruksi
• Gangguan orientasi
• Riwayat konsumsi alkohol 4 botol

JAWABAN

C. DELIRIUM
PENJELASAN

Delirium (Acute confusional state)


• Sindrom neuropsikiatrik kompleks dengan onset akut
dan fluktuatif
• Merupakan reaksi organik akut dengan kesadaran berkabut
disertai gangguan atensi, orientasi, memori, persepsi, delusi,
gelisah & atau agitasi.
• Terjadi akibat adanya kerusakan difus pada
metabolism jaringan saraf.
• Gambaran klinis – onset akut, fluktuatif, durasi maks 1
minggu, jelas terdapat gangguan biokimia/mekanik
/elektrik.
• Terapi ideal = atasi penyebabnya!
• Terapi simptomatis dapat diberikan seperti antipsikotik dan
benzodiazepam

Sumber : Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ – III


Delirium, Medscape
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 7, Juli 2007
TATALAKSANA

1. Atasi etiologi
2. Haloperidol 5 mg IM untuk gaduh gelisah
3. Reoritentasi pasien
4. Edukasi dan dukungan keluarga
TATALAKSANA

Haloperidol
• Antipsikotik generasi 1
• Sediaan: oral, IM, IV
• Antagonis dopamin D2 reseptor
• Dapat digunakan untuk :
• Skizofrenia
• Psikotik akut
• Agresi/hiperaktif
• Delirium hiperaktif
• Tic disorder/tourette
• Intractable hiccups
• Jenis :
• Haloperidol HCl inj 5mg/amp (short acting) IM
• Haloperidol Decanoate 50 mg/amp (long acting, 1 amp/3-4 mgg)
PENJELASAN
Benzodiazepine withdrawal
Alcohol withdrawal

Opioid withdrawal

Nicotine withdrawal

Goodman and Gilman Manual of Pharmacology and Therapeutics


Section II Neuropharmacology
chapter 24 Drug Addiction
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Intoksikasi alkohol  tidak ada gangguan


orientasi
• B. Gejala putus zat  tidak ada gangguan
orientasi
• D. Demensia akibat alkohol  gangguan
kognitif
• E. Psikosis akut terinduksi alkohol  ada
halusinasi dan waham
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang ___


• Gelisah, bicara meracau, mengamuk
• Tidak mengikuti instruksi
• Gangguan orientasi
• Riwayat konsumsi alkohol 4 botol

Maka diagnosisnya adalah:

C. DELIRIUM
KEYWORDS

• Perempuan, 49 tahun
• Merasa benjolan mengganjal di leher
• Sudah diperiksa  normal
• Pasien yakin ada benjolan
• Merasa cemas akan kanker leher

JAWABAN

B. HIPOKONDRIASIS
PENJELASAN

Somatoform Disorder
• Somatisasi  banyak keluhan
(subjektif), hasil pemeriksaan
fisik dan penunjang normal
• Hipokondriasis  yakin
menderita 1 penyakit
tertentu, hasil pemeriksaan
normal
• Gangguan konversi  ada
gangguan dalam bentuk defisit
neurologi
• Psikosomatik  penyakit fisik
ada, kemudian mempengaruhi
psikis
PENJELASAN

Somatoform Disorder
• Malingering
– Pura-pura sakit dengan
tujuan eksternal, seperti
malas kerja atau
mendapatkan narkoba 
bukan penyakit
• Factitious disorder
– Pura-pura sakit karena ingin
mendapat perhatian atau
perawatan, bukan karena
tujuan eksternal  penyakit
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Gangguan waham menetap  ada waham


• C. Gangguan cemas menyeluruh  rasa
cemas tanpa sebab selama minimal 6 bulan
• D. Somatisasi  banyak gejala bergantian
tanpa sebab
• E. Fobia spesifik  ketakutan terhadap suatu
hal spesifik
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang


perempuan dengan:
• Merasa benjolan mengganjal di leher
• Sudah diperiksa  normal
• Pasien yakin ada benjolan
• Merasa cemas akan kanker leher
Maka diagnosis/tatalaksananya adalah:

B. HIPOKONDRIASIS
KEYWORDS

• Anak, 12 tahun
• Gerakan berulang (berkedip dan
menggerakan bahu cepat) sejak 3 tahun
• Mengeluarkan suara-suara tidak wajar
• Menderita ADHD

JAWABAN

E. SINDROM TOURETTE
Tic disorder

Tics adalah kedutan atau gerakan mendadak, atau suara yang


dilakukan berulang kali. Pasien dengan tic tidak dapat menhentikan
tubuhnya untuk tidak dapat melakukan hal tersebut.
PENJELASAN

Mengenal
‘tic’
DSM-5 Tic disorder

• Tourette’s disorder/Tourette Syndrome


• minimal 2 motor tic (contoh : kedipan mata dan kedutan
kepala) DAN minimal 1 vocal tic (contoh: suara
mendeham atau suara ngorok)
• Durasi >1 tahun
• onset saat usia < 18 thn
• Tidak memiliki riw. penggunaan obat-obatan atau
kondisi medis lain (contoh: kejang, huntington disease)
• Persistent (chronic) motor or vocal tic
disorder
• minimal 1 motor tic ATAU 1 vocal tic
• Durasi >1 tahun
• onset saat usia < 18 thn
• Tidak memiliki riw. penggunaan obat-obatan atau
kondisi medis lain (contoh: kejang, huntington
disease)

• Provisional (transient) tic disorder


• 1 motor tics ATAU 1 vocal tics
• Durasi <1 tahun
• onset saat usia < 18 thn
• Tidak memiliki riw. penggunaan obat-obatan atau
kondisi medis lain (contoh: kejang, huntington disease
TATALAKSANA

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2701289/
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Chronic tic disorder  hanya salah satu


(vokal/motorik) selama minimal 1 tahun
• B. Transient tic disorder  tic disorder > 1
bulan, tetapi kurang dari 1 tahun
• C. Mixed tic disorder  tidak ada istilah ini
• D. Gejala kronisitas pada ADHD  tidak ada
istilah ini
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang anak


dengan:
• Gerakan berulang (berkedip dan menggerakan
bahu cepat) sejak 3 tahun
• Mengeluarkan suara-suara tidak wajar
• Menderita ADHD
Maka diagnosis/tatalaksananya adalah:

E. SINDROM TOURETTE
KEYWORDS

• Anak, 15 tahun
• Cemas saat belajar
• Terbiasa mencabut rambut
• Pasien kemudian merasa lega

JAWABAN

A. ANTICEMAS
PENJELASAN

Trikotilomania
Pedoman Diagnosis:
• Berulang kali kesulitan menahan diri
terhadap impuls untuk mencabut rambut 
kerontokan rambut tampak jelas
• Pencabutan rambut biasanya didahului oleh
ketegangan yang meningkat dan setelahnya
diikuti dengan rasa lega atau puas

Sumber: Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJI - III


PENJELASAN

Trikotilomania

Sumber: Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJI - III


TATALAKSANA

1. Psikoterapi
2. Farmakoterapi (tergantung gejala yang
menonjol)
1. Jika terdapat gejala ansietas anticemas
2. Jika depresi  anti depresi
PILIHAN JAWABAN LAIN

• B. Antidepresan  bila gejala dominan depresi


• C. Anticemas dan antidepresan  pilih salah
satu sesuai dengan gejala paling menonjol
• D. Psikoterapi saja  perlu farmakoterapi bila
ada gejala
• E. Antipsikotik  tidak perlu
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang anak


dengan:
• Cemas saat belajar
• Terbiasa mencabut rambut
• Pasien kemudian merasa lega

Maka tatalaksananya adalah:

A. ANTICEMAS
KEYWORDS

• Perempuan, 25 tahun
• Mengamuk
• Curiga dengan tetangga
• Merasa diguna-guna teman kerja
• Sudah berusaha diyakinkan keluarga

JAWABAN

B. GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOTIPAL


PENJELASAN

Gangguan Kepribadian
• Kluster A
• Skizoid : lebih senang menyendiri dan tidak suka
berhubungan dengan orang lain
• Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan curiga
terhadap orang lain
• Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku
yang aneh

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


PENJELASAN

Gangguan Kepribadian
• Kluster B
• Antisosial : tidak peduli hak orang lain dan senang
melanggar peraturan
• Ambang : impulsivitas serta hubungan
interpersonal dan mood yang intens tapi tidak stabil
• Histrionik : mencari perhatian, suka menggoda
• Narsisistik : melebih-lebihkan diri, merendahkan
orang lain, mudah iri

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


PENJELASAN

Gangguan Kepribadian
• Kluster C
• Cemas (menghindar) : sangat pemalu, merasa
tidak layak
• Dependen : merasa tidak mampu bertanggung
jawab atas diri sendiri, terlalu bergantung pada
orang lain
• Obsesif-kompulsif (anankastik): preokupasi dengan
keteraturan, perfeksionisme yang berlebihan,
terlalu kaku dalam memandang suatu hal

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


TATALAKSANA

Gangguan kepribadian  faktor predisposisi skizofrenia

•.
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang


perempuan dengan:
• Mengamuk
• Curiga dengan tetangga
• Merasa diguna-guna teman kerja
• Sudah berusaha diyakinkan keluarga

Faktor predisposisi kondisi tersebut adalah:

C. GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOTIPAL


KEYWORDS

• Laki-laki, 36 tahun
• Kepuasan saat menunjukkan alat
kelamin kepada orang lain

JAWABAN

B. PARAFILIA; EKSHIBISIONISME
PENJELASAN

Gangguan Seksual (Parafilia)


 Fetishisme: kepuasan seksual didapat dari objek/benda tertentu
 Ekshibisionisme: kepuasan seksual didapat dengan
memperlihatkan alat kelamin di situasi dan tempat yang tidak
semestinya
 Masokisme: kepuasan seksual didapat dengan cara disiksa
 Sadisme: kepuasan seksual didapat dengan cara menyiksa
 Troilisme: kepuasan seksual melalui hubungan seksual dengan
lebih dari satu pasangan pada saat bersamaan (termasuk menonton
pasangannya berhubungan dengan orang lain) saat ini sudah tidak
termasuk parafilia
 Voyeurisme: Kepuasan seksual dengan cara mengintip, tanpa
keinginan melakukan hubungan seksual. Bila menonton dengan
terbuka ia tidak akan merasa puas, harus ada unsur mengintipnya.
Sumber : Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III
PENJELASAN

Gangguan Tidur (Parasomnia)


• Sleep terror: pasien terbangun mendadak dari tidur
sambil berteriak ketakutan, tapi dia tidak mengingat ada
mimpi
• Somnambulisme: berjalan atau beraktivitas sambil
tidur
BEDAKAN Narkolepsi dan hipersomnia:
Narkolepsi: Serangan kantuk mendadak yang bisa terjadi
berkali-kali dalam sehari. Namun, di luar serangan,
pasien tidak merasa mengantuk. Bisa disertai
katapleksi, paralisis tidur, dan halusinasi hipnagogik
Hipersomnia: sering merasa mengantuk meskipun
kuantitas dan kualitas tidur di malam hari optimal.
Insomnia: tidak bisa/kekurangan tidur
Sumber: Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Parasomnia  gangguan tidur


• C. Parafemia  afasia parsial
• D. Paranoid  merasa dipersekusi
• E. Parafuria  tidak ada

• Voyeurisme  kepuasan seksual setelah


mengintip orang berhubungan seksual
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang laki-laki


dengan:
• Kepuasan saat menunjukkan alat kelamin
kepada orang lain

Maka diagnosisnya adalah:

B. PARAFILIA, EKSHIBISIONISME
KEYWORDS

• Perempuan, 19 tahun
• Sedih dan murung sejak 5 hari
• Sulit tidur
• Sering merasa takut
• Mudah marah
• Masih mau mengurus bayi setelah
melahirkan

JAWABAN

A. KONSELING
PENJELASAN

Gangguan jiwa pascapersalinan


1. Postpartum blues (baby blues/maternity blues)
• gejala depresi paling ringan
• Biasa dialami oleh perempuan setelah
melahirkan antara hari ke-7 hingga 14, yang
terjadi untuk sementara (umumnya <2
minggu)
• hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan

Sumber: PPDGJ
PENJELASAN

2. Depresi postpartum
• Gejala sama dengan gejala depresi (perasaan sedih,
hilangnya minat dan semangat beraktivitas, malas
mengurus anak, sulit tidur atau terlalu banyak tidur, nafsu
makan menurun, merasa tidak mampu mengurus anak
• Umumnya >2 minggu
• Pada kasus berat, bisa disertai keinginan bunuh diri

3. Psikosis postpartum
• Bentuk paling berat
• Disertai halusinasi dan waham (anaknya jelmaan setan,
makhluk aneh)
• Ada keinginan untuk membunuh anaknya
Sumber: PPDGJ
TATALAKSANA
.
•.
PILIHAN JAWABAN LAIN

• B. Konseling dan antidepresan  belum butuh


tatalaksana farmakologis
• C. Antidepresan dan anticemas  tidak perlu
tatalaksana farmakologis
• D. Anticemas dan konseling  tidak perlu
tatalaksana farmakologis
• E. Antidepresan, anticemas, dan konseling 
tatalaksana farmakologis
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang


perempuan dengan:
• Sedih dan murung sejak 5 hari
• Sulit tidur
• Sering merasa takut
• Mudah marah
• Tidak mau mengurus bayi setelah melahirkan
Maka tatalaksananya adalah:

A. KONSELING
KEYWORDS

• Perempuan, 22 tahun
• Tiba-tiba takut sejak 3 bulan
• Khawatir, gelisah, cemas
• Jantung berdebar, sesak nafas, ingin
pingsan
• Keluhan hilang sendiri

JAWABAN

A. MENGHAMBAT AMBILAN SEROTONIN


DI NEURON PRESINAPS
Serangan Panik
TATALAKSANA
.
•.
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN

• B. Meningkatkan stimulus GABA pada reseptor


GABA pascasinaps  benzodiazepine
• C. Menghambat ambilan norepinefrin di neuron
presinaps  antidepresan SNRI
• D. Menurunkan stimulus dopamin di SSP 
antipsikotik generasi 1
• E. Meningkatkan ekspresi reseptor
benzodiazepine di neuron pascasinaps  tidak
ada
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang perempuan


dengan:
• Tiba-tiba takut sejak 3 bulan
• Khawatir, gelisah, cemas
• Jantung berdebar, sesak nafas, ingin pingsan
• Keluhan hilang sendiri

Maka mekanisme kerja obat yang dibutuhkan


pasien adalah:

A. MENGHAMBAT AMBILAN
SEROTONIN DI NEURON PRESINAPS

Anda mungkin juga menyukai