Anda di halaman 1dari 96

FARMAKOLOGI PADA IBU

HAMIL
YUZIANI
Kelompok kehamilan, persalinan &
nifas merupakan kelompok khusus
dalam farmakoterapi

Perlu beberapa penyesuaian seperti


dosis & perhatian lebih besar pada
kemungkinan efek obat pada janin
Hampir sebagian besar obat dapat
melintasi sawar darah/plasenta

kemungkinan dapat menimbulkan


efek negatif pada janin
Farmakokinetika obat selama Kehamilan
1.Absorpsi
Pe sekresi asam lambung
Pe motilitas GI Tract
2.Distribusi
Volume plasma & cairan
ekstrasel meningkat
Penurunan albumin serum
Farmakokinetika Obat Selama kehamilan
3.Metabolisme
Aktivitas metabolisme
obat

4.Eliminasi
Akhir kehamilan  aliran
darah ginjal
PEMAKAIAN OBAT PADA KEHAMILAN
Faktor2 yang mempengaruhi masuk
nya obat ke plasenta:
1.Sifat fisikokimiawi obat
2.Kecepatan obat untuk melintasi
plasenta & mencapai sirkulasi janin
3.Lamanya pemaparan terhadap
obat
PEMAKAIAN OBAT PADA KEHAMILAN

4.Distribusi obat ke jaringan yang


berbeda pada janin
5.Periode perkembangan janin saat
obat diberikan
6.Efek obat jika diberikan dalam
bentuk kombinasi
KLASIFIKASI KEAMANAN OBAT
PADA KEHAMILAN
› Menurut FDA :
Kategori A :aman
Kategori B :pemakaian terbatas
Kategori C :efek negatif pada janin
Kategori D :malformasi pada janin
Kategori X :resiko tinggi malformasi
 kontra indikasi mutlak
FOOD AND DRUG CLASSIFICATION
› Guidance therapy berdasar benefit risiko pada ibu dan janin
› Kategori A: pada manusia tidak ada risiko pada janin, misal:
multivitamin
› Kategori B: pada binatng tidak ada risiko pada janin, tapi pada
manusia belum tahu, efek pd binatang, tapi tdk pd manusia,
misal penisillin
› Kategori C: belum cukup penelitian baik pd binatang maupun
pd manusia, atau ada fetal effect pada binatang, tapi belum
cukup penelitiam pd manusia
Lanjutan
› Katagori D: ada risiko pd janin, tapi benefit melebihi risiko,
misal: carbamazepine dan phenytoin
› Katagori X: risiko janin lebih besar dari pada benefitnya, misal
obat acne isotretinon yang menyebabkan kelainan multiple
kelainan sistem syaraf, muka dan kardiovaskuler
PENGARUH OBAT PADA JANIN
› Toksik, Teratogenik, Letal

tergantung pada :

-sifat/jenis obat
-umur kehamilan pada saat minum obat
TERATOGEN
› Adalah semua agen yang menyerang selama embrio atau
perkembangan janin yang menyebabkan kelainan bawaan
dalam bentuk dan fungsinya
› Konstribusi lingkungan termasuk teratogen: zat kimia, virus,
lingkungan agen, faktor fisik dan obat
› Teratogen berasal dari teratos=monster, teratogen adalah
agen yang menyebabkan kelainan struktur
Lanjutan
› Agen harus dapat melewati barier plasenta dan langsung
mempengaruhi pertumbuhan janin
› Atau merubah metabolisme maternal / plasenta yang
menghasilkan pengaruh pada janin secara tidak langsung
TERATOGENIK
Pengaruh teratogenik

terjadinya malformasi anatomik pada


pertumbuhan organ janin
LETAL
Efek letal

mengakibatkan kematian janin dalam


kandungan
TOKSIK
Pengaruh toksik

menyebabkan terjadinya gangguan


fisiologik atau biokimia janin
Biasanya gejala baru muncul, beberapa
saat setelah kelahiran
PERIODE GESTASI
› 1. Preimplantasi: dari fertilisasi - implantasi
› 2. Embrional: dari 2 minggu – 8 minggu
› 3. Fetal: dari 9 minggu – aterm
› Sindrom dari paparan obat: defek major jika terjadi pada 8
minggu pertama disebut embryopathy, setelah 8 minggu
disebut fetopathy
Lanjutan
› Periode fetal: meskipun dalam fungsi perkembangan sudah
matur, tapi masih dapat terpengaruh
› Misal otak masih bisa terpengaruh selama kehamilan oleh
alkohol
› Perubahan aliran darah jantung kiri atau aortic coarctation
› Ada obat yang menyebabkan berkurangnya air ketuban pada
umur kehamilan 20-25 minggu dapat menyebabkan
pulmonary hypoplasia
Sensitivity of Specific Organs to Teratogenic Agents at Critical
Stages of Human Embryogenesis
TRANSFER PLASENTA
› Tergantung pada metabolisme maternal, protein binding,
penimbunan, besar molekul, aliran listrik dan kelarutannya
dalam lipid
› Jaringan plasenta berisi deretan enzim termasuk cytochrom
P450 yang mungkin memetabolisir substansi yang menyerang,
pada trim I membran relatif tebal dan diffusi yang lambat
Lanjutan
› Contoh Vit A oral dapat melewati plasenta dan menyebabkan
cystic acne dan menyebabkan fetal defect, dalam bentuk
topikal tidak diabsorbsi tidak menyebabkan fetal defect
› Transfer plasenta tergantung pada metabolisme maternal
› Eksposur harus terjadi selama masa kritis dari periode
perkembangan janin
BEBERAPA OBAT YANG DIPAKAI
SELAMA KEHAMILAN
Anti Mikroba :
› Golongan penisilin (Amoksisilin, ampisilin)  aman
› Tetrasiklin,aminoglikosida,kloram
fenikol efek negatif pada janin
Analgetika :
Parasetamol  paling aman
Antalgin  tidak aman
OBAT-OBAT YANG BERPOTENSI
MENIMBULKAN EFEK TERATOGENIK
Tetrasiklin  deposisi tulang in utero
Aminoglikosida  kerusakan ginjal tingkat
ringan
Kloramfenikol  gray baby sindrome
Sulfonamide  kern icteric
Analgetik narkotik retardasi pertumbuhan
intra uterin
OBAT TERATOGEN
› ACE inhibitor
› Alcohol
› Aminopterin
› Androgen
› Busulfan
› Carbamazepine
› Chlorlsbipenyl
› Coumarin
› Cyclo phosphamide
› Danazol
› Diethylstilbestrol (DES)
OBAT TERATOGEN
› Etretinate
› Isotretinoin
› Lithium
› Methimazole
› Methotrexate
› Penicillamine
› Phenytoin
› Radioactive iodine
› Tetracyclin
› Trimetadion
› Valproic acid
FETAL ALCOHOL SYNDROME
› Growth restriction
› Behavioral disturbances
› Brain defects
› Cardiac defects
› Spinal defects
› Craniofacial anomalies
Lanjutan
› Craniofacial anomalies:
› - Absent to hypoplastic philtrum
› - Broad upper lip
› - Flatened nasal bridge
› - Hypoplastic upper lip vermilion
› - Micrognatia
› - Micropthalmia
› - Short nose
› - Short palpebra tissue
ALCOHOL
› Ethyl alcohol mempunyai potensi teratogen
› Prevelensi 1-2%
› Pengaruhnya sangat luas disebut: fetal alcohol syndrome
› Mental retardation, hyperactive dan persistent irritability,
diikuti devlopmental delay, growth deficiency, a variable
degree of mental retardation, hyperactivity, poor coordination
dan kelainan pada craniofacial anomalies
KELAINAN PADA EPILEPSI DAN OBAT
ANTICONVULSAN

› Major malformasi:
› - Congenital heart defects
› - Oral-facial clefts
› - Neural tube defects
› - Microcephaly
Lanjutan

› Minor anomalies:
› - Mental subnormality
› - Hypertelorism
› - Palmar creases
› - Digital hypoplasia
ANTICONVULSANT MEDICATION
› Risiko fetal malformasi pada ibu epilepsi tinggi meskipun tanpa
pemberian obat anticonvulsi
› Malformation rate 70/1.000 dibanding dgn kontrol 30/1.000
› Yang banyak dilaporkan adalah orofacial clefts dan heart
diseases
› Kelainan bawaan sering terjadi pada konsentrasi obat
anticonvulsant dala serum yang tinggi dan polytherapy lebih
tinggi risikonya dibanding monotherapy
ANTICONVULSANT EMBRYOPATHIES
› Hydantoin syndrome:
› - Craniofacial abnormalities
› - Cleft lip/palate
› - Broad nasal bridge
› - Hypertelorism
› - Epicanthal folds
› - Limb defects
› - Hypoplasia of distal phalanges, nails
› - Growth deficiency
› - Mental deficiency
ANTICONVULSANT EMBRYOPATHIES
› Carbamzepine syndrome:
› - Craniofacial abnormalities
› - Upslaning palpebral fissure
› - Short nose
› - Epicanthal folds
› - Limb defects
› - Hypoplasia of distal phalanges, nails
› - Growth deficiency
› - Mental deficiency
PHENYTOIN
› Pertama kali ditemukan bahwa anticonvulsant menyebabkan
craniofacial defect, limb abnormalities dan mental deficiency
› 7 – 10% yang terpapar menyebabkan fetal hydantoin
syndrome, sepertiganya minor craniofacial dan digital
anomalies
› Teratogenitas sangat dipengaruhi oleh fetl genetic makeup,
ketidak mampuan menghasilkan epoxide hydrolase
CARBAMAZEPINE
› Sering dipakai karena merupakan drug of choice dalam
kehamilan
› Efek pada janin yang pertama adalah craniofacial defects 11%;
fingernail hypoplasia 26%; dan gangguan pekembangan 20%.
› Penelitian pengaruh tsb tidak jelas, karena sebagian besar
menggunakan multiple medication
› Dimetabolisir lewat arene oxide pathway, potensi akumulasi
toxic intermediate dan perubahan phenotype pd ibu yang
defisieni enzim.
TRIMETHADIONE DAN PARAMETHADIONE

› Obat-2 tsb sering digunakan untuk petit mal suizures


› Pengaruhnya pada janin seperti pengaruh hydantoin
dan carbamazetine
› Obat-2 tsb harus dihindari selama kehamilan karena
potensi teratogeniknya
VALPROIC ACID
› Kalau dikonsumsi ibu hamil trim 1 satu atau dua persent
bayinya akan menderita spina bifida
› Defeknya terlokasi di daerah lumbosacral
› Juga ada hubungannya dengan timbulnya bbrp kelainan minor
facial
› Dilaporkan kelainan bawaan jantung dan oral cleft pada
penderita epilepsi
WARFARIN COMPOUNDS
› Low molecular weight, dapat melewati plasenta dan
berpengaruh pada janin dan mempunyai efek teratogenik
› Jika diberikan pada umur kehamilan antara 6-9 minggu akan
menyebabkan warfarin embryopathy: nasal hypoplasia dan
stipplet vertebra femoral epiphysis, hal ini disebabkan
perdarahan fetal karena tidak adanya faktor penjendalan
darah vit K
› Efek teratogenik dgn mencegah post-translational
carboxylation dari coagulation protein
Lanjutan
› Protein tsb disebut osteocalsin yang berperan dlm mengontrol
calsifikasi embrio
› Syndrome yang timbul adalah phenocopy chondrodysplasia
punctata
› Pada trim 2 dan 3 menyebabkan dysharmonic dan deformitas
agenesis corpus callosum, Dandy-Walker, midline cerebellar
atrophy, microphthalmia, blindness dan mental retardation
EFEK ANGIOTENSIN-CONVERT ENZYME
INHIBITOR
› Oligohydramnion
› Renal anomalies
› Neonatal renal failure
› Pulmonary hypoplasia
› Hypocalvaria
› Growth restriction
› Death
HORMON
› Androgen: pada janin wanita menyebabkan maskulinisasi alat
genital eksternal, masculinal orientation
› Testosteron: pada janin wanita virilization, labioscrotal fusion,
phallic enlargement
› Androgen progesteron: pada janin wanita menyebabkan
maskulinisasi, heart defect
› Danocrine (ethenyl testosteron): female fetus virilization,
clitoromegaly, fused labia dan urogenital sinus malformasi
DIETHYLSTILBESTROL/DES
› Bisa menyebabkan adenocarcinoma vagina/Ca cervix pada
umur 15-22th jika intrauterine (sebelum 12 minggu)terpapar
DES
› DES menyebabkan kelainan struktur dan fungsi cervix dan
vagina
ANTINEOPLASMA
› Cyclophosphamide: terpapar pada awal kehamilan
menyebabkan nekrose calon ekstremitas, hipoplastik jari
tangan dan kaki, cleft palate, single coronary artery,
imperforate anus, IUGR, microcephaly
› Methotrexate/Aminopterin: merubah metabolisme asam folat
yg dibutuhkan utk perbanyakan sel, IUGR, kegagalan ossifikasi
calvaria, craniosynostosis, micrognathia dan gangguan
pertumbuhan ekstremitas
ANTIMIKROBA
› Tetracyclines: termasuk doxycyclin dan minocyclin,
menyebabkan yellow-brown discoloration decidua gigi dan
deposit dlm tulang panjang, acute-fatty liver dan renal
insuficiency
› Aminoglycosides: streptomycine menyebabkan kerusakan
syaraf pusat VIII dan ototoxicity sebesar 1-2%
ANTIMIKROBA
› Sulfonamides: jika diberikn mendekati persalinn menyebabkan
hyperbiliubinemia pada bayi preterm. Trimethoprim: asam
folat antagonis menyebabkan kel bawaan
› Griseofulvin: menyebabkan conjoined twin, pada percobaan
bintang menyebabkan kelainan pada susunan syaraf pusat
LAIN-LAIN
› Tobacco: dalam rokok termasuk nicotine, continin, cyanide,
thiocyanat, carbon monooxide, cadmium, lead dan senyawa
hydrocarbon: fetotoxic, efek vasoactive, mengurangi kadar O2,
IUGR
› Cocain: mempunyai efek vasoconstriksi hipertensi, placental
abruption, myocardial infarct, arrhythmia, aortic rupture,
stroke, suizures, bowel ischemia, hyperthermia, limb reduction
dan sudden death
THALIDOMIDE
› Obat anxiolytic dan sedative bersifat teratogen
› 20% akan mengalami kelainan bawaan jika terpapar waktu
hamil
› Menghambat struktur yang berasal dari lapisan mesodermal,
seperti: ekstremitas, telinga, sistem kardiovaskuler, usus
› Terutama reduksi ekstremitas atas
ANTIBAKTERI
› Penicillin: antimikrobial yang paling aman, termasuk
piperacillin, mezlocillin dan kombinasi dengan beta-lactamase
inhibitr, clavulanat, sulbactam, tazobactam
› Erythromycin: macrilidebelum banyak diteliti
› Azithromycin: termasuk katagori B
› Cephalosporine: tidak ada embrio/fetal effects, termasuk
katagori B
ANTIBAKTERI
› Aztreonam: monobactam, alternatif aminoglycosid, tidak ada
hubungannya dengan renal dan ototoksik
› Imipenem: efektif utk organisme aerob dan anaerobe, belum
ada penelitian tentang keamanannya pada manusia
› Clindamycine: meskipun bisa melewati plasenta tapi tidak
mempunyai embrio-fetl effect, relatif aman
ANTIBAKTERI
› Chloramphenicol: dengan dosis tinggi pada bayi prematur
menyebabkan gray baby syndrome, cyanosis, vascular collaps
dan mati
› Nitrofurantoin: utk UTI, risiko kelainan bawaan kecil,
menyebabkan anemia hemoliik pada wanita dgn G6PD
deficiency
› Vancomycin: maternal nephrotoxic dan ototoxic juga
mempengaruhi embrio dan janin
ANTIBAKTERI
› Quinolone: ciprofloxacin, norfloxacin, ofloxacin dan enoxacin
utk UTI tidak menyebabkan kelainan bawaan
› Rifampicin, isoniazid dan ethambutol: tidak meningkatkan
kelainan bawaan.
› Rifabutin: katagori C, utk Mycobacterium avium complex,
untuk human immunodeficiency infection
ANTIFUNGI
› Clotrimazole, myconazol dan nystatin utk vaginal candidiasis,
tidak meningkatkan kelainan bawaan
› Fluconazole dan itraconazole termasuk katagori C
› Butoconazole: digunakan pada awal kehamilan bukan
teratogenik pd rodens
› Amphotericin B: tidak ada bukti bisa menyebabkan kelainan
bawaan
ANTIVIRAL
› Zidovudine: thymidine analog, menurunkan sintesa DNA
meskipun diberikan pd trim-I kelainan bawaan tidak
meningkat
› Zalcitabine, didanosine, stavudine, dan lamivudine: sama dng
zidovudine
› Acyclovir, gancyclovir: purine nucleoside analogs, jika
diberikan pd trim-I dapat menyebabkan kelainan bawaan
ANTIPARASIT
› Metronidazole: efektif utk vaginal trichomoniasis dan bacterial
vaginosis, kel bawaan tidak meningkat, katagoriB
› Chloroquine: first line antimalaria, kelinan bawaan tidak
meningkat
› Melfoquine: untuk chloroquine-resistant falciparum, aman
› Quinine dan quinidine: pengaruhnya thd susunan syaraf pust,
pendengaran, extremitas dan struktur urogenital
ANTIPARASIT
› Pyrimethamine: folic acid antagonis, utk malaria dan
toxoplasmosis, tidak meningkatkan malformasi
› Spiramycin: utk toxoplasmosis, belum ada bukti mempunyai
embryo-fetal effect
› Sulfadiasin + pyrimethamin utk toxoplasmosis, semuanya
embryo-fetal effect tidak jelas
OBAT CACING
› Mebendazole: utk pinworm, trichuriasis, ascariasis dan
hookworm: tdk meningkatkan terogenik
› Thiabendazole: second lne obat cacing, belum cukup
penelitian
› Pyrantel pomoate: utk ascariasis, belum ada penelitian pada
manusia
OBAT KARDIOVAKULAR
› Digoxin: utk gagal jantung, atrial fibrilasi, supraventricular
tachycardia, mengontrol fetal tachycardia, belum ada bukti
mempunyai efek fetal
› Quinidine: untuk supraventricular tachycardia, dan obat
malaria, melewati plasenta bisa mengontrol fetal
supraventricular tachycardia, belum ada penelitian selama
trim-I, tapi relatif aman utk trim lanjut
OBAT KARDIOVASKULER
› Beta-adrenergic blocking: utk ventricular dan supraventricular
tachycardia, chronic hypertension dan hyperthyroidism.
Propranolol, menyebabkan IUGR
› Antiarrythmia: disopyramide, amiodarone, adenosine,
bretylium, diltiazem, local anesthetic (procainamide, lidocain),
Ca- antagonist (nifedipine, verapamil), semuanya tidak
mempunyai efek samping
OBAT ANTIHIPERTENSI
› Methyl-dopa: sering dipakai pd kehamilan dengan chronic
hypertension, aman
› Hydralazine: sering dipakai utk hipertensi dlm kehamilan lanjut
tanpa fetal effect
› Sodium nitroprusside: melewati plasenta, akumulasi cyanide
dlm liver janin
› Clonidine: alfa-adrenergic blocker, sering utk hipertensi dalam
kehamilan tanpa fetal effect
ANTI HIPERTENSI
› Beta-adrenergic blocking agent, utk chronic hypertension,
propranolol, labetalol, atenolol, metoprolol, nadolol dan
timolol, juga utk angina pectoris chronic dan hyperthyroidism,
tidak ada efek samping, tapi menyebabkan IUGR
› Ca-channel antagonist, utk hipertensi chronis, Verapamil: utk
hipertensi chronis, angina dan supraventricular tachycardia
› Nifedipine: utk preeklampsia, tidak ada fetal effect dan tidak
meningkatkan perinatal outcome,Diltiazem dan nicardipine
DIURETICS
› Chlorothiazide: utk chronic hipertensi dan edema paru,
kelainan bawaan tidak meningkat meskipun pd trim-I
› Hydrochlorothiacide: digunakan pd trim-I, tidak meningkatkan
risiko kelainan bawaan. Thiazide ada hubungannya dg kejadian
thrombocytopeni neonatal, perdarahan dan gangguan
elekrolit jika diberikan dekat persalinan
DIURETICS
› Acetozolamide: utk glaucoma dan epilepsy, mnyebabkan limb
abnormality pd binatang, tidak pd manusia
› Spironolactone: feminisasi pd binatang jantan dan
keterlambatan maturasi sex pd binatang betina, tdk terjadi
pada manusia
› Ethacrynic dan furosamide: melewati plasenta dan
menyebabkan meningkatnya urine janin, merangsang sintesa
prostaglandie E2 di ren, meningkatkan kejadian ptent ductus
arteriosus. Ethacrinic acid: ototoxit
ANTICOAGULANT
› Coumarin: embryo-fetal defect
› Heparin: unfructionate heparin, tidak bisa melewati plsenta,
tdk ada hubungannya dg kelainan bawaan. Pemberian IV dan
subcutan menyebabkan maternal esteopenia, osteoporosis
dan thrombocitopenia. Low molecular weight heparin
enoxaparin menyebabkan abortus, immaturus dan preterm.
Thrombolytic agents
› Streptokinase dan tissue plasminogen activator (t-PA) .
Urokinase: bisa dipakai oleh ibu hamil safe selama kehamilan.
streptokinase tdk ada hubungannya dgn fetal effect
› tPA selama kehamilan tidak ada hubngannya dgn teratogen
ASTHMA
› Epinephrine, terbutaline: umumnya obat-2 asma aman, tidak
meningkatkan komplikasi
› Metaproterenol, albuterol: inhalasi belum banyak bukti jika digunakan
pd trim-I
› Theopylline: parenteral, yg peroral sering dicampur dg ephedrin
› Cromolyn: mencegah terbentuknya histamin, utk asma profilaksi, tdk ada
laporan kel bawaan
› Inhaled corticosteroid, beclomethasone,triamcinolon acetonide, oral
prednison,nethylprednisolone ada hubungannya dg cleft lip dan palate
pd binatang, pd manusia tdk meningkatkan kelainan bawaan
SEIZURE DISORDERS
› Phenobarbital sering dicampur dg obat lain, diberikan pd trim-
I tdk meningkatkan birth defect minor dan major
› Ethosuximide dan methsuximide: utk petit mal, masuk kategoi
C
› Felbamate, gabapentin, lamotrigin, oxcarbazepine, belum
banyak penelitian
OBAT PSIKIATER
› Diazepam: meningkatkan cleft palate dan limb malformation
pada binatang, pada manusia jika digunakan tanpa campurn
alkohol, narkotik tidak menyebabkan defect
› Antidepressant fluoxetine dan sertraline tdk menyebabkan
defect
› Tricyclic antidepressant: pd trim-I menyebabkan kelainan pada
ekstremitas
ANTIDEPRESSANT
› Lithium salt: menyebabkan kelainan kardiovaskuler yg serius,
Ebstein abnormality
› Monoamine oxidase (MAO) inhibitor: harus dihindari untuk
ibu hamil
› Phenothiazine: antipsychotic, antiemetic tdk meningkatkan
fetal malformasi
ANALGESIA
› Salicylate dan acetaminophen:
› Aspirin: tidak ada hubungan antara pemberian salisilat dg fetal
malformasi, tapi salisilat sbg prostaglandine inhibitor yang
potent shg mungkin menyebabkan premature clossure of
ductus arteriosus, tdk untuk dosis kecil
› Acetaminophen: tdk meningkatkan kelainan bawaan
NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY
DRUGS (NSAID)
› Ibuproprofen, naproxen dan ketoprofen serng digunakan
sebagai analgesik
› Demikian juga indomethacin juga sebagai tokolitik
› Obat-2 tsb tidak mempunyai efek teratogenik
› Indomethacin/prostaglandin inhibitor pd trim-III penggunaan
yg lama menyebabkan konstriksi ductus arteriosus, akibatnya
persistent fetal circulation (pulmonary hypertension) pada
bayi, juga menyebabkan penurunan urine output janin volume
air ketuban
Lanjutan
› Indomethacin untuk terapi hydramnion dan tidak diberikan
setelah umur keh 34 minggu, efek lainnya adalah perdarahan
intraventrikuler, bronchopulmonary dysplasia dan necrotizing
entercolitis
› Menyebabkan hipotensi dan penurunan aliran darah ke usus
dan otak
NARCOTIC ANALGESIC
› Opioid yang seing digunakan adalah: meperidine dan
morphine tidak ada hubungannya dengan kelainan bawaan
› Narcotic menyebabkan intake makanan dan jumlah fetal cell
turun
› Penggunaan dalam waktu lama menyebabkan neonatal
withdrawal syndrome
ANESTHESIA
› Tidak ada hubungannya dengan kelainan bawaan
› Confounding factor pada operasi adalah efek hipotensi,
hipoksia, gangguan metabolisme
› Thiopental, ketamin dan muscle relaksan curare, succinyl
cholin tidak meningkatkan kelainan bawaan.
› Inhalasi: nitrous oxide, halogen dan halothane teratogen pada
binatang tapi tidak pada lainnya
ANTIEMETIC
› Bendictin campuran dari doxylamine dan pyridoxine,
doxylamine berpotensi teratogenik
› Piperazine (meclizine, cyclizyne) dan phenothiazine
(chlorpromazine, prochlorperazine, promethazine)
› Metoclopramide tidak mempunyai efek teratogenik
› Ondansetron hydrochloride biasanya dipakai utk mual akibat
chemotherapy, bisa untuk hyperemesis gravidarum setelah
kehamilan 12 minggu
KLASIFIKASI OBAT PSIKIATRI
› TRICYLIC ANTIDEPRESSANTS
› Amitriphyline D
› Amoxapine D
› Clomipramine D
› Desipramine C
› Doxepin C
› Imipramine D
› Nortriptyline D
KLASIFIKASI OBAT PSIKIATRI
› SELECTIVE SEROTONIN REUPTAKE I:
› Fluoxetine B
› Paroxetine B
› Sertraline B
› MONOAMINE OXIDASE INHIBITOR:
› Isocarboxazid C
› Phenelzine C
› Tranylcypromine C
KLASIFIKASI OBAT PSIKIATRI
› ANTIPSYCHOTICS
› Chlopromazine C
› Thioridazine C
› Clozapine B
› Mesoridazine C
› Loxapine C
› Molindone C
› Perphenazine C
› Thiothixene C
› Trifluperazine C
› Halperidol C
› Fluphenazine C
KLASIFIKASI OBAT PSIATRI
› BENZODIAZEPINE:
› Alprazolam D
› Clonazepam C
› Lorazepam C
› Diazepam D
› Chlordiazepoxide D
› Oxazepam C
Thalidomide
› Deformitas berupa pemendekan
› tungkai dari satu sampai keempat
› tungkai.

› Thalidomide teratogenik pada


› kehamilan 28-50 hari dan diketahui
› pertama kali th 1960an di Jerman
› dan Inggris.

› Khas: tangan memendek menyerupai bentuk lengan lumba-2 atau anjing


laut (phocomelia), atau tidak ada sama sekali (amelia)
PERSALINAN
Terdiri dari :
› Oksitosik : obat yang merangsang
kontraksi uterus
› Tokolitik : obat yang menghambat
kontraksi uterus
PERSALINAN
› OKSITOSIK:
1.Oksitosin & derivatnya
2.Alkaloid ergot & derivatnya
3.prostaglandin E & F
OKSITOSIN
› Indikasi klinik :
1. Induksi partus :
-perhatikan kematangan paru
janin dan adanya kontra indikasi
-selama induksi monitoring
intensif ibu & janin
OKSITOSIN

› 2. Augmentation labor  efektif


pada prolong latent phase
3. Third stage of labor & Puerperium
4. Uji oksitosin
Alkaloid ergot
› Terdiri dari :
1.Alkaloid asam amino  ergotamin
2.Alkaloid amin  ergonovin
Uterus cukup bulan (aterm) lebih
sensitif dari pada uterus pada
kehamilan muda
ALKALOID ERGOT
› Bersifat toksik, sehingga dapat
menyebabkan keracunan
indikasi : HPP (Hemoragik Post Partum)
Sediaan :
Metil ergonovin maleat (Methergin)
0,2 mg/ tab, 0,2 mg/ml (ampul)
PROSTAGLANDIN E & F
› Efektif untuk memulai partus
› PG F merangsang kontraksi uterus pada saat hamil dan tidak
hamil
› Indeks terapi sempit mudah timbul hipertoni
monitoring ketat
tingkatkan kecepatan infus perlahan
PROSTAGLANDIN E & F
› Sediaan : PGE2 intra vena, intra ser
vikal, intra vaginal
ex : Carboprost,,Dinoproston, untuk induksi
partus pada keadaan servik
belum terbuka ex: kematian janin,
ketuban pecah dini dll
TOKOLITIK
› Tujuan :
Mencegah persalinan prematur,
sehingga janin dapat dipersiapkan
lahir cukup bulan
indikasi : kehamilan preterm (20 –
37 mg) atau berat janin (500 – 2499 gr)
TOKOLITIK
› Persyaratan pemberian :
1.kontraksi teratur
2.interval kontraksi < 10 menit
3.Lama kontraksi 30 – 60 menit

cukup kuat mendilatasi servik


TOKOLITIK
› Β2 adrenergik : Pitodrin, terbutalin,
isoksuprin, Mg sulfat
Pitodrin  merangsang reseptor β2
pada otot polos uterus
sediaan : tablet 10 -20 mg
Pemberian oral dilakukan 30 menit
sebelum menghentikan pemberian
intra vena
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT
1.Pertimbangkan mengatasi penyakit tanpa obat
2.Obat hanya digunakan bila benefit > resiko
3.Pilihlah obat yang sudah dikenal luas
4.Hindari polifarmasi
5.Cari tahu kategori obat A,B,C,D atau X
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai