Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KASUS

SINDROM NEFROTIK

Eva Julita
Namira Ammarin

Pembimbing :
dr. Misriani, Sp.PD
Kepaniteraan Klinik Senior | SMF Ilmu Penyakit Dalam
Data pribadi
Nama : Tn. Indra Prayoga
Umur : 32 tahun
BB : 58 kg
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Penaron Baru
Suku : Gayo
Tanggal Masuk RS : 12 Maret 2017 (19.30 WIB)
Tanggal Keluar RS : 22 Maret 2017 (Pulang)
Nomor RM : 0-61-22-66
Anamnesa
Keluhan utama :
Bengkak pada kedua tungkai
Telaah :
Pasien dibawa ke IGD RSUD Langsa dengan keluhan bengkak pada bagian kaki dan perut
yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Mula-mula bengkak dimulai dari kaki
kemudian perut. Riwayat demam (-), nyeri pinggang (-). Keluhan ini sudah pernah dialami
pasien 1 tahun yang lalu dan pasien pernah di rawat di RS Cut Nyak Dhien. Selain itu
pasien mengeluhkan mual (+), muntah (+) setiap kali pasien makan nasi, nyeri perut (-),
nafsu makan , BAB konsistensi keras sejak 3 hari yang lalu, BAK (+) lancar warna
kuning, kesan normal.
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Pasien pernah dirawat di RS Cut Nyak Dhien dengan keluhan yang
sama 1 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
Riwayat Pemakaian Obat :
Furosemide 40 mg
Lansoprazole 30 mg
Anamnesa organ
Jantung Tidak Ada Kelainan Tulang Tidak Ada Kelainan

Sirkulasi Tidak Ada kelainan Otot Tidak Ada Kelainan

Saluran Pernafasan Tidak ada kelainan Darah Tidak Ada Kelainan

Ginjal dan Saluran Kencing Bengkak pada daerah kaki Endokrin Tidak Ada Kelainan

Saluran Cerna BAB (+) konsistensi keras Genetalia Tidak Ada Kelainan

Hati dan Saluran Empedu Tidak Ada Kelainan Panca indra Tidak Ada Kelainan

Sendi Tidak Ada Kelainan Psikis Gelisah


Keadaan umum
STATUS PRESENT KEADAAN PENYAKIT

KU : Tampak Lemas Anemia:Tidak ada

Sensorium : Compos Mentis Edema :Ada pada daerah kaki

Tekanan Darah : 120/80 mmHg Ikterus : Tidak Ada

Nadi : 78 x/menit Eritema: Tidak ada

Temperature : 36,9 Sianosis: Tidak ada

Pernafasan : 22x/menit Turgor : Baik

Berat Badan : 58 kg Dispneu: Tidak ada

Tinggi Badan : 167 cm


Keadaan gizi
Berat Badan : 58 kg BB pada orang edema: BB 10% = 58 5,8 = 52,2 kg
Tinggi Badan : 167 cm
IMTIMT = BB/ (TB)2
= 52,2 / 2,78 = 18, 7 (Normal)
Pemeriksaan fisik
KEPALA LEHER

Inspeksi Inspeksi

Rambut :Hitam, Distribusi merata Kelenjar Thyroid : Tidak membesar

Wajah : Tidak ada kelainan Kelenjar Limfe : Tidak ada kelainan

Alis mata : Tidak ada kelainan Posisi trakea : Midline

Bulu mata : Tidak ada kelainan

Mata : Anemis (-/-), ikterik (-/-),

pupil isokor (+/+), oedem kelopak mata (-/-)

Hidung : Nafas cuping hidung (-)

Bibir : Tidak ada kelainan

Lidah : Tidak ada kelainan


Pemeriksaan fisik Paru anterior
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Otot bantu nafas : Tidak ada
Venektasi : Tidak ditemukan
Palpasi
Fremitus taktil : Kanan=Kiri
Perkusi
Sonor (+)
Batas Relatif : ICS V linea midclavicula dextra
Batas Absolut : ICS VI linea midclavicula dextra
Auskultasi
Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Pemeriksaan fisik paru posterior
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Otot bantu nafas : Tidak ada
Venektasi : Tidak ditemukan
Palpasi
Fremitus taktil : Kanan=Kiri
Perkusi
Sonor (+)
Auskultasi
Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Pemeriksaan fisik jantung
Inspeksi
Ictus cordis : Tidak terlihat
Palpasi
Ictus cordis : Tidak teraba
Perkusi
Redup (+)
Batas jantung atas : ICS III linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri : ICS V 2 jari kearah medial linea midclavicularis
sinistra
Batas jantung kanan : ICS V linea para parasternalis dextra
Auskultasi
Bunyi Jantung : BJ I> BJ II
Bunyi Jantung Tambahan : Tidak ada
Abdomen
ABDOMEN GENITALIA
Inspeksi Tidak dilakukan pemeriksaan

Venektasi(-), Ascites (+)

Palpasi

Distensi(+), Nyeri tekan(-)

Shifting dullnes (+)

- Hepar : Tidak teraba


- Lien : Tidak teraba
- Ginjal : Tidak teraba

Perkusi :Tympani (+)

Auskultasi : Peristaltik Usus (+) Normal


Ekstremitas
Ekstremitas atas Ekstremitas bawah
- Bengkak : Tidak ada - Bengkak :Ada
- Merah : Tidak ada - Merah : Tidak ada
- Pucat : Tidak ada - Pucat :Tidak ada
- Clubbing finger : Tidak ada - Clubbing finger : Tidak ada
- Tremor :Tidak ada - Tremor : Tidak ada
Laboratorium faal ginjal
Jenis pemeriksaan Hasil / satuan Nilai rujukan

Ureum 60 mg/100Ml 10 - 50

Kreatinin 2,0 mg/dl 0.45 0.75


Laboratorium hematologi
Jenis pemeriksaan Hasil / satuan Nilai rujukan

Hemoglobin 12,9 mg/dl 12 - 16

Hematokrit 35,7 % 35 - 47

4.21/Ul x1000000
Eritrosit 3,8 5,2

Leukosit 12,850 /Ul x1000 3,6 11,0

Thrombosit 348.000 /Ul x1000 150 - 440


Laboratorium metabolisme karbohidrat
Jenis pemeriksaan Hasil / satuan Rujukan

Glukosa Darah Sewaktu 118 mg/100mL < 200


Laboratorium albumin
Jenis pemeriksaan Hasil / satuan Rujukan

Albumin 1.7 g/100mL 3.2 5.2


Laboratorium Urin rutin
Urin rutin
Warna Kuning keruh
Protein (++) Pos
Bilirubin (-) Neg
Reduksi (-) Neg

Sedimen
Leukosit 10-15 LPB

Eritrosit -

Sel Epitel 7-9 LPB

Oksalat (-) Neg


Lipid Profile

Trigliserine 255 U/l 150 mg

Total Kolesterol 505 mg/100 ml 200 mg


Foto Thorax : Normal
Jantung : Normal
Paru : Normal
DIAGNOSA BANDING
Sindrom Nefrotik
Heart Failure
Chronic Kidney Disease
DIAGNOSA KLINIS
Sindrom Nefrotik
Pentalaksanaan

Farmakologis Non farmakologis


Threeway Bed rest
Inj. Furosemide 1amp/12jam Diet rendah garam
Inj. Ranitidin 1amp/12jam Kurangi minum (600ml/ hari)
Captopril 2 x 12,5 mg
Metilprednisolon 4-4-3
Simvastatin 1 x 20 mg
Follow up
Tanggal S O A P

13/03 - Lemas (+) - Sens : CM Sindrom Nefrotik Non Farmakologis

2017 - Mual (+) - TD: 120/80 mmHg - Bed rest

- Mulut terasa pahit (+) - HR : 78 x/i - Kurangi minum (600ml/


hari)
- Nyeri ulu hati (+) - RR: 24x/i
Farmakologis
- Tidak bisa tidur (+) - Temp: 36.9C
- Threeway
- Sakit kepala (+)
- Inj. Furosemide
- Gelisah (+)
2amp/8jam
- BAK warna kuning (+)
- Inj. Ranitidin 1amp/12jam
- Oedem pre tibia
- Captopril 12,5 mg 3x

- Simvastatin 20 mg 1x1

- Sohobion 1x1
Tanggal s o a p
14/03/ - Nyeri ulu hati - Sens: CM Sindrom Nefrotik Non Farmakologis
- Nyeri kepala (+) - TD: 120/90 mmHg
2017 - Bed rest
- Oedem pre tibia - HR : 82x/i
- RR : 22x/i - Kurangi minum (600ml/
- Temp: 36,5C hari)
- Urin output: 1000cc/24
Farmakologis
jam
- Threeway
- Inj. Furosemide
2amp/6jam
- Inj. Ranitidin1amp/12jam
- Captopril 2x12,5mg
- Simvastatin 1x20mg
- Sohobion 1x1
Tanggal s o a p
15/03/ - Nyeri uli hati - Sens: CM Sindrom Nefrotik Non Farmakologis
- Nyeri kepala - TD: 110/70 mmHg
2017 - Bed rest
- Oedem pre tibia - HR : 78 x/i
- RR : 22 x/i - Kurangi minum (600ml/
- Temp: 36.6C hari)
- Urin output
Farmakologis
2100cc/24jam
- Threeway
- Inj. Furosemide
1amp/6jam
- Inj. Ranitidini
1amp/12jam
- Captopril 2x12,5mg
- Simvastatin 20mg x 1
- Sohobion 1x1
Tanggal s o a p
16/03/ - Mencret 5x sehari - Sens: CM Sindrom Nefrotik Non Farmakologis
- Nyeri ulu hati - TD: 130/90 mmHg
2017 - Bed rest
- Nyeri kepala - HR : 80 x/i
- Gelisah (+) - RR : 22 x/i - Kurangi minum (600ml/ hari)
- Oedem pre tibia - Temp: 37,1C
Farmakologis
- Urin output 1920cc/24jam
- Threeway
- Inj. Albumin 20% 100cc
- Inj. Furosemide 2amp/8jam
- Inj. Ranitidin 1amp/12jam
- Captopril 12,5mg 3x1/2
- Simvastatin 20mgx1
- Sohobion 1x1
- Diaform 3x2
Tanggal s o a p
17/03 - Demam (+) - Sens: CM Sindrom Nefrotik Non Farmakologis
- Sakit kepala (+) - TD: 120/80 mmHg
2017 - Bed rest
- Susah tidur (+) - HR : 78 x/i
- Lemas (+) - RR : 22 x/i - Kurangi minum (600ml/
- Oedem pre tibia - Temp: 38.5C hari)
- Urin output
Farmakologis
1800cc/24jam
- Threeway
- Inj. Albumin 20% 100cc
- Inj. Noralges amp/12jam
- Inj. Cefotaxim gr/12jam
- Inj. Furosemide
2amp/8jam
- Inj. Ranitidin amp/12jam
- Captopril 12,5mg x1
- Simvastatin 20mg x1
- Sohobion 1x1
- Diaform 3x2
Tanggal s o a p
18/03/ - Sakit kepala (+) - Sens: CM Sindrom Nefrotik Non Farmakologis
- Nyeri ulu hati - TD: 110/70 mmHg
2017 - Bed rest
- Susah tidur (+) - HR : 82 x/i
- Oedem pre tibia - RR : 20x/i - Kurangi minum (600ml/
- Temp: 37,1C hari)
- Urin output
Farmakologis
1700cc/24jam
- Threeway
- Inj. Albumin 20% 100cc
- Inj. Noralges amp/12jam
- Inj. Cefotaxim gr/12jam
- Inj. Furosemide
2amp/8jam
- Inj. Ranitidin amp/12jam
- Captopril 12,5mg x1
- Simvastatin 20mg x1
- Sohobion 1x1
- Diaform 3x2
Tanggal s o a p
20/03/ - Nyeri ulu hati (+) - Sens: CM Sindrom Nefrotik Non Farmakologis
- Gelisah (+) - TD: 110/70 mmHg
2017 - Bed rest
- Susah tidur (+) - HR : 80 x/i
- Perut kembung (+) - RR : 22 x/i - Kurangi minum (600ml/
- Oedem pre tibia - Temp: 36.7C hari)
- Urin output
Farmakologis
1500cc/24jam
- Lansoprazole 30mgx2
- Methyl prednisolon 6-0-
4
- Captopril 12,5mg 2x1/2
- Simvastatin 20mgx1
- Furosemide 40mgx2
Tanggal s o a p
21/03/ - BAB kurang lancar - Sens: CM Sindrom nefrotik Non Farmakologis
- Susah tidur (+) - TD: 110/90 mmHg
2017 - Bed rest
- Gelisah (+) - HR : 78 x/i
- Nyeri kepala - RR : 22 x/i - Kurangi minum

- Perut kembung - Temp: 36.7C (600ml/ hari)

- Oedem pre tibia - Urin output Farmakologis


1600cc/24jam - Lansoprazole
30mgx2
- Methyl prednisolon
6-0-4
- Captopril 12,5mg
2x1/2
- Simvastatin 20mgx1
- Furosemide 40mgx2
Tanggal s o a p
22/03/ - Tidak ada keluhan - Sens: CM Sindrom nefrotik Non Farmakologis
- TD: 130/100 mmHg
2017 - Kurangi minum
- HR : 80 x/i
(600ml/ hari)
- RR : 22 x/i
- Temp: 36.3C Farmakologis

- Urin output - Methyl prednisolon


1500cc/24jam 4mg 6-0-4
- Lansoprazole 30mg x1
- Captopril 12,5mg
2x1/2
- Simvastatin 20mgx1
- Furosemide 40mgx2
Definisi
Sindrom nefrotik (SN) merupakan salah satu manifestasi klinik
glomerulonefritis (GN) ditandai dengan edema anasarka, proteinuria
masif (lebih dari 3,5 g/1,73 m2), hipoalbuminemia (kurang dari 3,5
g/dl), hiperkolestrolemia, dan lipiduria.
ETIOLOGI
Glomerulonefritis (GN) Glomerulonefritis (GN) sekunder:
a). Infeksi:
primer: HIV, Hepatitis Virus B dan C
GN lesi minimal (GNLM) Sifilis, Malaria, Skistosoma
TBC, Lepra
Glomerulosklerosis fokal (GSF)
b). Keganasan:
GN membranosa (GNMN) Adenokarsinoma paru, Payudara,
Kolon, Limfoma Hodgki, Mieloma
GN membranoproliferatif multiple, dan Karsinoma Ginjal
(GNMP) c). Penyakit jaringan penghubung:
GN proliferatif lain SLE, Artritis Reumatoid
d). Efek obat dan toksin:
Obat NSAID, Preparat Emas,
Penisilinamin, Probenesid, Captopril
e). lain-lain:
Diabetes Mellitus, Amiloidosis, Pre-
eklamsi, Sengatan lebah
Epidemiologi
Pada anak-anak (< 16 tahun) paling sering ditemukan nefropati lesi
minimal(75%-85%) dengan umur rata-rata 2,5 tahun, 80% < 6 tahun.
Pada orang dewasa paling banyak nefropati membranosa(30%-50%),
umur rata-rata 30-50 tahun dan perbandingan laki-laki dan wanita 2 :
1. Kejadian SN idiopatik 2-3 kasus/100.000 anak/tahun sedangkan
pada dewasa 3/1000.000/tahun.
PATOFISIOLOGI
PROTEINURIA

ALBUMIN PLASMA

TEKANAN ONKOTIK KOLOID PLASMA


CAIRAN INTERSTISIEL CAIRAN INTRAVASKULAR

PRODUKSI ALBUMIN
DAN SINTESIS EDEMA
RENIN-ANGIOTENSIN
LIPOPROTEIN
CAIRAN EKSTRASEL
ALDOSTRERON
KADAR TG & LDL
RETENSI Na & H2O
REABSORPSI Na PADA TUBULUS

LIPIDURIA
Diagnosis
1. Manifestasi Klinis
Lemas, urin berbusa, kehilangan nafsu makan
Hipertensi
Garis putih pada kuku (muehrckes band)
merupakan tanda hypoalbuminemia
Edema anasarca (generalisata) menyebabkan
pertambahan berat badan
Pada urinalisis dapat ditemukan oval fat bodies
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Darah perifer lengkap, fungsi hati, profil lipid,
elektrolit, guladarah, hemostasis
Urinalisis (proteinuria, albuminuria, hematuria,
sedimen urin), urin dipstick
Protein urin kuantitatif 24 jam
Pemeriksaan titer ANA, Antu dsDNA, C3, C4, HbsAg,
antu HCV, anti HIV
Elektroforesis protein apabila dicurigai myeloma
multiple.
Biopsy ginjal untuk diagnose pasti.
penatalaksanaan
Pengobatan SN terdiri dari pengobatan spesifik yang ditujukan
terhadap penyakit dasar dan pengobatan non-spesifik untuk
mengurangi proteinuria, mengontrol edema dan mengobati komplikasi.
Penatalaksanaan
Tirah baring + Istirahat total disertai dengan evaluasi diet,
evaluasi diet protein normal 0,8-1,0g/kgbb/hari, rendah
garam 1-2g/hari
Furosemid 1-3 mg/kgbb/hari 2x/hari bila
Diuretik diuretik tidak direspon dapat diberikan
albumin per infus1 g/kgbb selama 4 jam

prednison 0,5-1mg/kg/hari per oral 4


Steroid minggu pada dewasa
Enalpril, captopril atau Lisinopril. tidak
Ace Inhibitor dianjurkan bagi penderita dengan gangguan
fungsi ginjal.

Pemberian antibiotik untuk pencegahan


Antibiotik
infeksi sekunder
PENATALAKSANAAN

Pengobatan pada SNRS adalah:

a. Siklofosfamid (CPA)

b. Siklosporin (CyA)

c. Metilprednisolon puls[6]
Diagnosis Banding

Sindrom nefrotik
Heart Failure
Gagal Ginjal Kronik
Komplikasi
Hiperkoagulabilitas
Infeksi
Gangguan keseimbangan nitrogen
Penyakit kardiovaskular
Gangguan fungsi ginjal
Prognosis
Prognosis makin baik jika dapat di diagnosis segera.
Pengobatan segera dapat mengurangi kerusakan
glomerolus lebih lanjut akibat mekanisme kompensasi
ginjal maupun proses autoimun. Prognosis juga baik bila
penyakit memberikan respons yang baik terhadap
kortikosteroid dan jarang terjadi relaps.
PEMBAHASAN
No. Tinjauan Pustaka Kasus
1 Anamnesa - Proteinuria massif, hipoalbuminemia, Bengkak seluruh tubuh 1minggu
edema, hiperlipidemia, lipiduri dan yang lalu
hiperkoagulabilitas Bengkak pada perut, dan kedua
- Edema anasarca tungkai
- Asites
2 Pemeriksaan Fisik - Edema anasarca Abdomen:
- Inspeksi: simetris membesar
- Palpasi: undulasi (+)
- Perkusi: shifting dullness (+)
- Auskultasi: peristaltik sulit dinilai
Ekstremitas: pitting edema
PEMBAHASAN
No. Tinjauan Pustaka Kasus
3 Pemeriksaan Penunjang - Proteinuria massif > 3.5g/24jam Protein urin: (++) Pos
- Hiperlipidemia Trigliserine: 255U/l
- Hipoalbuminemia < 3.5g/dl Total Kolesterol: 505mg/100ml
Albumin: 1,7gr/100ml
4 Tatalaksana - Diuretik untuk terapi edema Inj. Furosemide amp/12jam
- Kortikosteroid Inj. Ranitidin amp/12jam
- Pemberian ACE-inhibitor untuk Captopril 12,5mg 2x1
menurunkan pembuangan protein Methyl prednisolon 4-4-3
dalam air kemih dan menurunkan
Simvastatin 1x20mg
konsentrasi lemak dalam darah
Kesimpulan
Pasien Tn. 32 tahun menderita sindrom nefrotik. Penegakan diagnosa ini
didapati dari anamesa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan yang sesuai
dengan teori pada penegakan diagnosa sindrom nefrotik. Dari anamnesa
pasien ini didapati bengkak pada bagian kaki dan perut, Mula-mula
bengkak dimulai dari kaki kemudian perut. Riwayat demam (-), nyeri
pinggang (-). Keluhan ini sudah pernah dialami pasien 1 tahun yang lalu
dan pasien pernah di rawat di RS Cut Nyak Dhien. Selain itu pasien
mengeluhkan mual (+), muntah (+) setiap kali pasien makan nasi, nyeri
perut (-), nafsu makan , BAB konsistensi keras sejak 3 hari yang lalu, BAK
(+) lancar warna kuning, kesan normal. Pada pemeriksaan fisik dijumpai
oedem pre tibia. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat proteinuria (++),
hiperkolesterolemia (505 mg/100 ml), dan hipoalbuminemia (1.7 g/100
ml).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai