Anda di halaman 1dari 25

ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI

PADA KEHAMILAN
ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI
PADA KEHAMILAN
 Proses fisiologi yang perlu dipersiapkan
1. Kehamilan,
2. Persalinan
3. Menyusui
 Obat dapat menyebabkan efek yang tidak
dikehendaki pada janin selama masa kehamilan.
FAKTOR2 PENGARUH MASUKNYA OBAT KE DALAM PLASENTA

 sifat fisikokimiawi obat


 kecepatan obat melintasi plasenta dan mencapai sirkulasi
janin
 lamanya pemaparan terhadap obat
 bagaimana obat didistribusikan ke jaringan-jaringan yang
berbeda pada janin
 periode perkembangan janin saat obat diberikan
 efek obat jika diberikan dalam bentuk kombinasi.
FARMAKOKINETIKA OBAT SELAMA
KEHAMILAN

Absorpsi
 Awal kehamilan penurunan sekresi asam lambung

hingga 30-40%,
 pH asam lambung meningkat, sifat obat-obat asam

lemah penurunan absorpsi.


 Obat bersifat basa lemah absorpsi meningkat.

 penurunan motilitas GI absopsi obat-obat yang sukar

larut (misalnya digoksin) akan meningkat,


 absopsi obat-obat yang mengalami metabolisme di

dinding usus, ex. Klorpromazin menurun


DISTRIBUSI

 pada akhir kehamilan volume plasma dan cairan


ekstraseluser meningkat mencapai 50%
 obat-obat yang volume distribusi kecil, kadar protein
turun albumin serum sampai 20%.
 pre-eklamsia kadar albumin turun sampai 34% dan
glikoprotein meningkat hingga 100%.
 Ex. Ampicilin , diazepam, fenitoin dan natrium
valproat
ELIMINASI

 Akhir masa kehamilan terjadi peningkatan aliran darah ginjal


sampai dua kali lipat. terjadi peningkatan eliminasi obat-obat
yang terutama mengalami ekskresi di ginjal.
 Proses oksidasi sistem enzim yang paling berperan dalam
metabolisme hepatal obat, Ex. fenitoin. fenobarbital, dan
karbamazepin juga meningkat,
 kadar obat dalam darah menurun lebih cepat, terutama pada
trimester kedua dan ketiga.
 menaikkan dosis agar diperoleh efek yang diharapkan
FARMAKODINAMIKA OBAT SELAMA
KEHAMILAN

Mekanisme kerja obat ibu hamil.


 Efek obat pada jaringan reproduksi, uterus dan kelenjar susu,

pada kehamilan dipengaruhi oleh hormon-hormon sesuai


dengan fase kehamilan.
 Efek obat pada jaringan tidak berubah walau terjadi

perubahan ex. curah jantung, aliran darah ke ginjal.


 Perubahan membutuhkan obat

 Ex. glikosida jantung dan diuretik yang dibutuhkan pada

kehamilan karena peningkatan beban jantung pada kehamilan.


Atau insulin yang dibutuhkan untuk mengontrol glukosa
darah pada diabetes yang diinduksi oleh kehamilan.
PENAMBAHAN OBAT PADA IBU HAMIL

 kortikosteroid diberikan untuk merangsang matangnya paru


janin bila ada prediksi kelahiran prematur.
 Fenobarbital menginduksi enzim hati untuk metabolisme
bilirubin sehingga insidens jaundice ( bayi kuning) akan
berkurang.
 fenobarbital juga menurunkan risiko perdarahan intrakranial
bayi kurang umur.
 Anti aritmia juga diberikan pada ibu hamil untuk mengobati
janin yang menderita aritmia jantung
KERJA OBAT TERATOGENIK.

1. Obat dapat bekerja langsung pada jaringan ibu dan juga


secara tidak langsung mempengaruhi jaringan janin.
2. Obat mungkin juga menganggu aliran oksigen atau nutrisi
lewat plasenta sehingga mempengaruhi jaringan janin.
3. Obat juga dapat bekerja langsung pada proses perkembangan
jaringan janin, misalnya vitamin A (retinol) yang
memperlihatkan perubahan pada jaringan normal. Dervat
vitamin A (isotretinoin, etretinat) adalah teratogenik yang
potensial.
LANJUTAN KERJA OBAT TERATOGENIK.

 Kekurangan substansi yang esensial diperlukan juga


akan berperan pada abnormalitas.
 Misalnya pemberian asam folat selama kehamilan
dapat menurunkan insiden kerusakan pada selubung
saraf , yang menyebabkan timbulnya spina bifida.
 Paparan berulang zat teratogenik dapat menimbulkan
efek kumulatif.
 Misalnya konsumsi alkohol yang tinggi dan kronik
pada kehamilan, terutama pada kehamilan trimester
pertama dan kedua akan menimbulkan fetal alcohol
syndrome yang berpengaruh pada sistem saraf pusat,
pertumbuhan dan perkembangan muka ( Anonim,
2006).
PENGARUH OBAT PADA JANIN

 bersifat toksik, teratogenik maupun letal, tergantung pada sifat


obat dan umur kehamilan paga saat minum obat.
 gangguan fisiologik atau bio-kimiawi dari janin yang
dikandung, dan biasanya gejalanya baru muncul beberapa saat
setelah kelahiran.
 malformasi anatomik pada petumbuhan organ janin.
 Pengaruh teratogenik ini biasanya terjadi pada dosis subletal.
Sedangkan pengaruh obat yang bersifa letal, adalah yang
mengakibatkan kematian janin dalam kandungan ( Anonim,
2008).
 Fase implantasi umur kehamilan < 3 minggu.
 dapat memberi pengaruh buruk atau mungkin tidak sama
sekali.
 Jika terjadi pengaruh buruk kematian embrio atau
berakhirnya kehamilan (abortus).
 Fase embional atau organogenesis umur kehamilan antara 4-8
minggu.
 diferensiasi pertumbuhan untuk terjadinya malformasi
anatomik (pengaruh teratogenik)
 Pemakaian hormon dietilstilbestrol pada trimester pertama
kehamilan terjadinya adenokarsinoma vagina pada anak
perempuan di kemudian hari (pada saat mereka sudah
dewasa).
 kematian janin atau terjadinya abortus.

 pengaruh sub-letal malformasi anatomis pertumbuhan


organ,ex. fokolemia karena talidomid.
EFEK TERATOGENIK 5 KATAGORI

Kategori A:
1. Banyak digunakan wanita hamil tanpa disertai
kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh
buruk lainnya.
2. parasetamol, penisilin, eritromisin, glikosida
jantung, isoniazid serta bahan-bahan
hemopoetik seperti besi dan asam folat.
LANJUTAN
2. Kategori B:
 pemakainya pada wanita hamil masih terbatas, tetapi tidak terbukti

meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada janin.


 B1: penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian kerusakan

janin (fetal damage). Ex. simetidin, dipiridamol, dan spektinomisin.


 B2: penilitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk tidak

meningkatnya kejadian kerusakan janin, ex. tikarsilin, amfoterisin,


dopamin, asetilkistein, dan alkaloid belladona adalah obat-obat yang
masuk dalam kategori ini.
 B3: penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan

janin, tetapi belum tentu bermakna pada manusia.ex karbamazepin,


pirimetamin, griseofulvin, trimetoprim, dan mebendazol.
3. Kategori C:
pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomic karena efek
farmakologi. sifat reversibel.ex analgetika-narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin,
antiinflamasi non-steroid dan diuretika.
4. Kategori D
 kerusakan janin yang bersifat ireversibel ex.androgen, fenitoin, pirimidon,
fenobarbiton, kinin, klonazepam, valproat, steroid anabolik, dan antikoagulansia.
5. Kategori X
 risiko tinggi terjadinya pengaruh buruk yang menetap (irreversibel) pada janin jika
diminum pada masa kehamilan, kontraindikasi mutlak selama kehamilan. Ex.
isotretionin dan dietilstilbestrol.
OBAT ANALGETIKA DAN ANTIINFLAMASI
SELAMA KEHAMILAN

a. Analgetika
 masalah fisiologis ibu, tarikan otot-otot dan sendi karena

kehamilan, maupun sebab-sebab yang lain.


 Untuk nyeri yang tidak berkaitan dengan proses radang,

pemberian obat pengurang nyeri biasanya dilakukan dalam


jangka waktu relative pendek.
 Untuk nyeri yang berkaitan dengan proses radang, umumnya

diperlukan pengobatan dalam jangka waktu tertentu.


 Penilaian yang seksama terhadap penyebab nyeri perlu

dilakukan agar dapat ditentukan pilihan jenis obat yang paling


tepat.
ANALGETIKA-NARKOTIKA

 Metadon, pada kehamilan gejala withdrawal yang munculnya


lebih lambat dan sifatnya lebih lama dibanding heroin.
 Petidin, dianggap paling aman untuk pemakaian selam proses
persalinan.
 pemakaian dibenarkan apabila anestesi epidural memang
tidak memungkinkan
ANALGETIKA-ANTIPIRETIK

 Parasetamol paling aman jika diberikan selama kehamilan.


 efek samping hepatotoksisitas relatif kecil
 Antalgin, terjadinya agranulositosis pemakaian selama
kehamilan sebaiknya dihindari.
ANTI-INFLAMASI

 menghambat sintesis prostaglandin,


 efek samping pada trimester akhir kehamilan.
 tertunda dan memanjangnya proses persalinan
 antiiflamasi non-steroid tidak mempunyai efek
teratogenik
OBAT INDIKASI KATEGORI
Paracetamol analgesik B
Amitriptiline D
Mexiletine B
Aspirin/ NSAID D
Clonidine B
Codein C/ jangka panjang D
Clonazepam C
Carbamazepin C
Flecainide C
OBAT INDIKASI KATAGORI
Valproate D D
Gabapentin C C
Ergotamine X X
Sumatriptan C C
Baclofen C C
DAFTAR PUSTAKA
 Anonim, 2006, Pedoman Pelayanan Farmasi Untuk Ibu Hamil

Dan Menyusui, Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan


Klinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat
Kesehatan Departemen Kesehatan R I, available at
http://125.160.76.194/bidang/yanmed/farmasi/ Pharmaceutical
/IBUHAMIL.pdf
acces at 14 Desember 2008.
 Anonim, 2008, Farmakoterapi Pada Kehamilan, Bagian

Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah


Mada available at
www.farklin.com/images/ multirow3f1e0357a87ec.pdf acces
at 14 Desember 2008.
SELAMAT
BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai