Anda di halaman 1dari 43

FARMAKOTERAPI PADA IBU HAMIL

NAMA KELOMPOK:
1. Ari Widodo 17334733
2. Isnaini Luthfia Rachma 18334733
3. Syifa Amelia Khairunnisa 18334728
4. Setiawati Islamiyah 18334763
5. Mery Ardillah 18334707
6. Oktovina 18334767
Institut Sains dan Teknologi 7. Gusti Ayu Putri M.R 18334723
Nasional 8. Rifaldinurrohman
9. Meri Dayani
10. Idha Rachmasuny 18334742
11. Putu Diah Kirana Martarina
Dosen Mata Kuliah: 18334771
Dr. Dra. Refdanita, M.Si 12. Rizky Amelia 16334076
13. Diah
14. Pamela khristi 13334064
HAMIL???
Kehamilan merupakan suatu proses merantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur,
migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta,
dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
Lamanya kehamilan normal
adalah 280 hari (40 minggu atau
9 bulan 7 hari) dihitung dari
pertama haid terakhir.
1.Proses kehamilan pada manusia
2.Masalah
yang sering
terjadi pada
saat
kehamilan?
3.FARMAKOTE
RAPI APA
PADA IBU ???
HAMIL
Penggunaan Obat pada Masa Kehamilan

Analgetik & Antipiretik


1. Paracetamol (Acetaminophen)
 Obat yang paling sering digunakan selama kehamilan
 Digunakan pada semua trimester kehamilan untuk jangka waktu yang pendek, terutama untuk efek analgesik dan
antipiretiknya
 Obat ini tidak memiliki efek anti inflamasi yang berarti
 Asetaminofen menembus plasenta selama kehamilan, ditemukan juga dalam air susu ibu dengan konsentrasi yang
kecil. Saat ini tidak ditemukan bukti nyata adanya anomali janin akibat pemakaian obat ini
 Asetaminofen tidak menyebabkan malformasi congenital
 Pada kehamilan yang OD asetaminofen, janin yang normal banyak dilahirkan akan tetapi beberapa infants mengalami
gangguan liver

2. Indometasin
 Menyebabkan penutupan duktus arteriosus prenatal
 Oligohidraminion sebab menurunkan output urin fetus
 Menurunkan kontraksi uterus, yang dapat digunakan sebagai tokolitik
.
Penggunaan Obat pada Masa Kehamilan

Analgetik & Antipiretik


3. Acetosal
Tidak dianjurkan bagi wanita hamil untuk mengonsumsinya dalam dosis tinggi terutama
pada trimester terakhir dan sebelum persalinan: lama kehamilan dan persalinan dapat
diperpanjang dan juga bisa meningkatkan resiko pendarahan pada saat persalinan

4. Analgesik opioid
Opioid dapat melintasi plasenta
Konsumsi terus-menerus: merusak janin akibat depresi pernapasan dan persalinan dapat
diperpanjang
 Mengakibatkan toleransi fetus dan withdrawal neonatus
Penggunaan Obat pada Masa Kehamilan

Antibiotika/Anti mikroba
1. Penisilin
Dianggap aman bagi wanita hamil dan yang menyusui, walaupun dalam jumlah kecil terdapat dalam darah janin dan ASI

2. Sefalosporin
 Dapat dengan mudah melintasi plasenta, tetapi kadarnya dalam janin lebih rendah daripada dalam darah ibunya
 Sefalotin dan sefaleksin telah digunakan dalam kehamilan tanpa adanya laporan efek buruk bagi bayi
 Namun dari obat lainnya belum tersedia cukup data sedangkan percobaan pada hewan tidak memberikan indikasi negatif
kebanyakan sefalosporin dapat mencapai ASI
 Untuk sefaklor, sefoktasim, seftriakson, dan seftazidim hanya dalam jumlah kecil yang dianggap aman bagi bayi

3. Aminoglikosid
 Dapat melintasi plasenta dan merusak ginjal serta menimbulkan ketulian pada bayi
 Tidak dianjurkan untuk dikonsumsi selama masa kehamilan.
Penggunaan Obat pada Masa Kehamilan

Antibiotika/Anti mikroba

4. Makrolida dan Linkomisin


 Eritromisin dapat diberikan dengan aman, sedangkan derivatnya belum ada kepastian
 Kemungkinan derivatnya: Roksitromisin dapat diminum selama laktasi
 Derivat yang lain yaitu Klaritromisin: mengganggu perkembangan janin hewan percobaan sehingga sebaiknya jangan
digunakan pada trimester pertama kehamilan

5. Tetrasiklin
 Tidak boleh diberikan setelah bulan keempat dari kehamilan
 Menyebabkan penghambatan pembentukan tulang yang mengakibatkan tulang menjadi lebih rapuh dan kalsifikasi gigi
terpengaruh secara buruk.

6. Golongan Lain
 Kloramfenikol, Tiamfenikol: tidak dianjurkan khususnya selama minggu-minggu terakhir kehamilan karena dapat
menimbulkan cyanosis dan hypothermia pada neonati (grey baby syndrome) karena meningkatnya kadar dalam darah.
 Asam fusidat: penggunaan pada akhir kehamilan mengakibatkan penyakit kuning (icterus) pada bayi
Penggunaan Obat pada Masa Kehamilan

Vitamin dan Fe
1. Folic acid
 Mencegah cacat bawaan pada tabung saraf seperti spina bifida yang terjadi pada masa-masa awal kehamilan
 600 mcg/hari sekurang-kurangnya 1 bulan sebelum konsepsi dan dilanjutkan hingga sekurang-kurangnya 3 bulan pada
masa kehamilan
 Berperan dalam pembentukan eritrosit dan penguraian protein dalam tubuh

2. Kalsium
 Menunjang perkembangan tulang dan gigi yang kuat pada janin
 Diperlukan untuk mencegah terjadinya defisiensi kalsium, terutama pada ibu hamil yang tidak atau kurang mengonsumsi
susu dan/atau kurang mendapat pemaparan sinar matahari
 Dianjurkan juga untuk ibu hamil yang mengalami intoleransi laktosa atau alergi terhadap susu sapi atau produknya
 Anjuran untuk menjaga kecukupan asupan kalsium (total 1200-1500 mg/hari)
Penggunaan Obat pada Masa Kehamilan

3. Zat besi
 Mencegah anemia
 Kebutuhannya meningkat selama kehamilan.
 Membantu pengangkutan oksigen dalam darah ibu dan bayi
 Anjuran untuk menjaga kecukupan zat besi ialah 30 mg Fe
elemental per hari

Antasida

Wanita hamil sering dihinggapi gangguan refluks dan rasa terbakar asam. Antasida
dengan kandungan AlOH3 dan MgOH2 boleh diberikan selama kehamilan dan
laktasi
4.Kategori obat-
obatan pada ibu
hamil ?
amlodipin + atorvastatin, Vitamin C, asam
caffeine + ergotamine, folat, vitamin B6,
flurazepam, oxytocin, zinc
simvastatin, warfarin

1979, FDA (Food and Drug


Administration) Amerika
Serikat menetapkan 5 kategori
tingkat keamanan penggunaan
Alprazolam, amikacin,
obat untuk ibu hamil yaitu Antibiotik,
carbamazepine,
kategori A, B, C, D, dan X. antidiabetik, insulin,
chlordiazepoxide,
diazepam, tetrasiklin, loratadine, ranitidine
phenytoin.

Acetazolamide, allopurinol, aminophylin,


codein+PCT, DMP, digoxin, INH, ISDN,
omeprazole, tramadol
5.Perubahan famakokinetik pada ibu
hamil ?
TRANSFER OBAT
TRANSPLASENTA
METABOLISME OBAT
PADA PLASENTA
PEMILIHAN OBAT
SELAMA KEHAMILAN
6.Farmakodinamika
obat pada ibu
hamil ?
1. Mekanisme kerja obat ibu
hamil.

2. Mekanisme kerja obat pada


janin.

3. Kerja obat teratogenik.


FARMAKOKINETIKA OBAT SELAMA 
KEHAMILAN
1. Absorpsi
Pada awal kehamilan akan terjadi penurunan sekresi asam lambung hingga 30-40% yang
menyebabkan pH lambung meningkat sehingga obat-obat yang bersifat asam lemah akan
mengalami penurunan absorpsi. Sebaliknya untuk obat yang bersifat basa lemah absorpsi akan
meningkat.

2. Distribusi
Pada masa kehamilan, volume plasma dan cairan ekstraseluler akan meningkat dan
mencapai 50% pada akhir kehamilan. Sebagai salah satu akibat seperti contohnya obat ampisilin
yang volume distribusinya kecil akan ditemukan kadarnya rendah dalam darah. Pada akhir
kehamilan akan terjadi perubahan kadar protein berupa penurunan albumin serum sampai 20%.
Fraksi obat yang bersifat asam akan meningkat dan fraksi obat yang bersifat basa akan menurun.
3. Eliminasi
Pada akhir masa kehamilan akan terjadi peningkatan aliran darah ginjal sampai dua kali lipat. Sebagai
akibat, akan terjadi peningkatan eliminasi obat-obat yang terutama mengalami eksresi di ginjal. Dengan
meningkatnya aktivitas mixed function oxidae, suatu system enzim yang paling berperan dalam metabolism
hepatal obat, maka metabolism obat-obat tertentu yang mengalami oksidasi dengan cara ini (missal:
fenitoin, fenobarbital dan karbamazepin) akan meningkat, sehingga kadar obat tersebut dalam darah
menurun lebih cepat.
TERATOGENITAS
Faktor-faktor mempengaruhi
teratogenitas suatu obat adalah

Sifat fisikokimiawi dari obat


(lipofilik, ion, BM).

Kecepatan obat untuk melintasi


plasenta dan mencapai sirkulasi
janin.

Farmakokinetik ibu.

Farmakokinetik ibu.
MEKANISME
KERJA
1. bekerja langsung pada jaringan ibu dan juga
secara tidak langsung mempengaruhi jaringan
janin

2. menganggu aliran oksigen atau nutrisi lewat


plasenta sehingga mempengaruhi jaringan janin..

3. kerja langsung pada proses perkembangan


jaringan janin, misalnya vitamin A (retinol) yang
memperlihatkan perubahan pada jaringan
normal..

4. Kekurangan substansi yang esensial diperlukan


juga akan berperan pada abnormalitas
KESIMPULAN

Kehamilan adalah proses fisiologi yang perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat
dilalui dengan aman. Selama masa kehamilan, seorang ibu dapat mengalami berbagai keluhan atau
gangguan kesehatan yang membutuhkan obat. Padahal obat tersebut dapat memberikan efek yang
tidak dikehendaki pada janinnya. Karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta, maka penggunaan
obat pada wanita hamil perlu berhati-hati. Dalam plasenta obat mengalami proses biotransformasi,
mungkin sebagai upaya perlindungan dan dapat terbentuk senyawa antara yang reaktif, yang bersifat
teratogenik/dismorfogenik Pertimbangan mengenai daftar pemilihan obat yang kontraindikasi pada ibu
hamil juga perlu diketahui. Masalah-masalah yang sering terjadi pada masa kehamilan misalnya
taksoplasmosis, sifilis, HIV/AIDS, rubella, herpes simplex dan lain sebagainya. Penyakit-penyakit
tersebut tentunya memerlukan penanganan (pengobatan) yang harus aman bagi ibu maupun janinnya.
Oleh karena itu hanya obat yang sangat diperlukan saja yang boleh diberikan pada ibu hamil.
SARAN

Dalam rangka peningkatan pengetahuan mengenai penggunaan obat


pada ibu hamil, diperlukan pemahaman yang baik mengenai obat apa saja
yang relatif tidak aman selama kehamilan sehingga harus dihindari agar tidak
membahayakan ibu dan janinnya.
STUDI KASUS
IDENTITAS Anamnesis Tambahan:
Nama : Ny. X Pada Hari Senin tanggal 10 September 2018
Jenis Kelamin : Perempuan pukul 10.00 datang dengan keluhan pusing
Umur : 28 tahun saat berdiri dan mudah lelah saat beraktivitas
Pekerjaan : Karyawan Swasta sejak sebulan yang lalu. Kondisi Ny. X sedang
hamil 4 bulan. Karena kondisi yang sedang
Agama : Islam
hamil, Ny. X datang ke puskesmas untuk
Status Pernikahan : Menikah berkonsultasi ke dokter mengenai keluhan
Pendidikan : S1 Manajemen yang dideritanya. Ny. X mengaku tidak
Alamat : - memiliki riwayat penyakit lain sebelum dan
saat hamil. Tidak ada riwayat penyakit jantung,
II. ANAMNESIS malaria, diabetes mellitus, tidak pernah
Keluhan Utama: Pusing dan penglihatan berkunang- menderita penyakit kelamin, tidak ada riwayat
kunang penyakit kulit dan alergi, tidak ada riwayat
ketergantungan obat-obatan dan alkohol.
STUDI KASUS
III. RESUME
Ny. X, usia 28 tahun datang dengan keluhan pusing saat
berdiri dan mudah lelah saat beraktivitas sejak sebulan
V. DIAGNOSIS KERJA
yang lalu. Ny. X dalam kondisi hamil 4 bulan masa
Hipertensi
kehamilan dan tidak memiliki riwayat penyakit
sebelumnya.
VI. PENATALAKSANAAN
Fisiologik (relaksasi)
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Farmakologik:
Penampilan ibu tampak sehat, kesadaran komposmentis
Metildopa 1X1 (ISO Vol. 49 Hal 313)
dan dapat berkomunikasi dengan baik. Tinggi badan 157
Vitamin B6 1x1 (ISO Vol. 49 Hal 519 )
cm, BB sebelum hamil 48 kg dan sesudah hamil 54 kg.
Tekanan darah: 150/90 mmHg
TINJAUAN PUSTAKA HIPERTENSI

hipertensi merupakan suatu kelainan,


DEFINISI gejala dari gangguan pada mekanisme
regulasi tekanan darah.7 Secara umum
juga didefinisikan sebagai tekanan
sistolik ≥140 mmHg dan tekanan diastolik
≥90 mmHg..
Klasifikasi Hipertensi

Hipertensi Berdasarkan Tingginya


Tekanan Darah

Klasifikasi Tekanan Darah TD Sistolik (mmHg) TD Diastolik ( mmHg)

Normal
< 120 < 80
Prehipertensi
120 - 139 80 - 89
Hipertensi

Tingkat 1
140 - 159 90 - 99
Tingkat 2
≥ 160 ≥ 100
Hipertensi Berdasarkan Etiologi

• Hipertensi Primer
• Hipertensi Sekunder
Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi primer
(essensial). Penyebabnya multifaktorial meliputi
Hipertensi yang penyebab spesifiknya telah
faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik
diketahui seperti kelainan ginjal, kelainan sistem saraf
mempengaruhi kepekaan terhadap natrium,
pusat, penyakit endokrin dan penyakit vaskular.
kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh
Hipertensi sekunder meliputi 5-10% kasus
darah terhadap vasokonstriktor, resistensi insulin
hipertensi.9 Perawatan hipertensi jenis ini cukup
dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor
dengan mengobati penyakit-penyakit yang
lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok,
menyebabkan tekanan darah menjadi meningkat.
stress, emosi, obesitas dan lain-lain.
Penatalaksanaan Hipertensi

Terapi Nonfarmakologi

Penerapan gaya hidup sehat Terapi Farmakologi


merupakan bagian penting dalam
penanganan hipertensi. Modifikasi gaya Tujuan terapi hipertensi adalah mencapai
hidup yang terbukti dapat menurunkan dan mempertahankan tekanan darah
tekanan darah antara lain membatasi asupan <140/90 mmHg.14 Jika target tekanan darah
garam (kurang dari 1.5 gram per hari), tidak tercapai setelah satu bulan terapi,
melakukan pola makan DASH (Dietary maka dosis obat dapat ditingkatkan atau
Approaches to Stop Hypertension), dapat ditambahkan obat kedua dari kelas
mengonsumsi alkohol sedikit saja, terapi lain yang direkomendasikan.
melakukan aktifitas fisik (aerobik).
Penggolongan Obat Hipertensi

Antagonis Kalsum: AT-II receptor blockers:


Diuretik: HCT, Furosemid Nifedipin, Amlodipin, Losartan, Irbesartan,
Diltiazem Valsartan

Beta-receptor blockers: Vasodilator: beraprost


ACE Inhibitor: Captopril,
propanolol, bisoprolol, hidralazin, dihidralazin,
Lisinopril
ateonol minoksidil

Obat-obat SSP:
Alfa-receptor blockers:
Metildopa, klonidin,
prazosin, terazosin
reserpin
Contoh Obat Hipertensi yang 
Aman Untuk Ibu Hamil
Metildopa merupakan obat pilihan utama untuk hipertensi kronik
parah pada kehamilan (tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg) yang
dapat menstabilkan aliran darah uteroplasenta dan hemodinamik
janin. Obat ini merupakan golongan α2-agonis sentral yang
mempunyai mekanisme kerja dengan menstimulaai reseptor α2-
adrenergik di otak. Stimulasi ini akan mengurangi aliran simpatik
dari pusat vasomotor di otak. Pengurangan aktivitas simpatik
dengan perubahan parasimpatik akan menurunkan denyut jantung,
cardiac output, resistensi perifer, aktivitas renin plasma, dan refleks
baroreseptor. Metildopa aman bagi ibu dan janin, dimana telah
digunakan dala jangka waktu yang lama dan belum ada laporan
efek samping pada pertumbuhan dan perkembangan janin.
Metildopa memiliki faktor risiko B pada kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC
2. Norwitz and Schorge. 2006. Obstetri dan Ginekologi At a Glance, Edisi 2, diterjemahkan oleh Diba
Artsiyanti E.P., 72-78, 84-88, 98. Jakarta: Erlangga.
3. Haon Tjay dan Rahardja. 2007. Obat Obat Penting. Jakarta: PT Elex Media Komputiondo.
4. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi Untuk Ibu Hamil
dan Menyusui. Jakarta: Depkes RI
5. Mansjoer, A. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III. Jakarta: Media Ausculapus
6. Walsh, D.T. 1997. Kapita Selekta Penyakit dan Terapi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
7. Kee dan Hayes. 1993. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
8. Arlina dan Evaria. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. 2011. Jakarta: BIP.
9. Palmer A, Williams B. Simple guide tekanan darah tinggi. Jakarta: Erlangga; 2007.
10. Bell K, Twiggs J, Olin BR. 2015. Hypertension: the silent killer: updated JNC-8 guideline
recommendations. Alabama: Alabama Pharmacy Association.
11. Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Elysabeth. Editor. 2007. Farmakologi dan terapi. Edisi
V. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapi FKUI.
12. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Dirjen Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan. 2006. Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi.
Jakarta: Depkes RI.
13. Garnadi Y. 2012. Hidup nyaman dengan hipertensi. Jakarta: Agro Media
Pustaka.
14. BPOM. 2008. Buku Informatorium Obat Nasional Indonesia. Pusat Informasi
Obat Nasional BPOM, Jakarta.
15. Abdushshofi, Muhammad Fikri. 2016. Evaluasi Ketepatan Penggunaan Obat
Ibu Hamil di Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit “X”. Jakarta:
Fakultas Sains dan Farmasi Uhamka Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai