ESSAY
1. Selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan fisiologi yang mempengaruhi
farmakokinetika obat. Perubahan fisiologi tersebut misalnya perubahan volume cairan
tubuh yang dapat menyebabkan penurunan kadar puncak obat-obat di serum, terutama
obat-obat yang terdistribusi di air dan obat dengan volume distribusi yang rendah.
Ketika hamil terkadang ibu mengalami masalah kesehatan yang mengharuskannya
mengkonsumsi obat. Jenis obat yang dianggap paling baik di konsumsi oleh ibu ketika
hamil menurut FDA adalah? Sebutkan dan jelaskan kategori obat yang aman untuk
ibu hamil.
2. Jelaskan :
a. Pengaruh obat terhadap janin
b. Interaksi obat dan makanan pada ibu hamil dan menyusui
3. Bagaimana mekanisme kerja obat hipertensi?
4. Penderita hipertensi akan mendapatkan obat pengontrol tekanan darah dari golongan
ACE Inhibitor seperti captopril. Jelaskan resiko yang akan terjadi ketika obat tersebut
dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang tinggi sumber Kalium?
5. Penderita kanker yang mendapatkan obat kemoterapi akan mengalami gangguan
terhadap status gizinya. Jelaskan dampaknya pada status gizi pasien kanker dan
bagaimana terapi gizi yang harus diberikan?
6. Jelaskan proses interaksi obat dan makanan pada penderita ginjal yang telah
hemodialisa (cuci darah)
==============================================================
NAMA MAHASISWA : VIOLETA GLEDIS THOMAS
NIM : 711331119060
2) Kategori B
Kategori B berarti bahwa obat cukup aman untuk janin. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan pada hewan, penggunaan obat kategori B tidak
menunjukkan adanya risiko gangguan terhadap janin.
Sayangnya, studi terkontrol lanjutan terkait konsumsi obat kategori B pada ibu
hamil juga belum pernah dilakukan.
obat untuk ibu hamil kategori B dapat menimbulkan sedikit efek samping pada
hewan percobaan. Namun, efek samping serupa tidak dialami pada wanita
hamil.
Obat maupun kandungan makanan/minuman yang termasuk kategori B, di
antaranya:
Amoxicillin
Ampicillin
Caffeine
Fosfomycin
Glucagon
Ibuprofen oral
Insulin
Metformin
Tetracycline topikal.
Tranexamic acid
Vancomycin oral.
3) Kategori C
Kategori C mengindikasikan bahwa obat berisiko menyebabkan gangguan
kehamilan.
Oleh karena itu, obat kategori C hanya dianjurkan jika manfaat yang diperoleh
ibu maupun janin lebih besar daripada risiko yang ditimbulkannya.
Berdasarkan riset yang dilakukan pada hewan, penggunaan obat kategori C
menimbulkan efek samping terhadap kehamilan. Sementara studi lanjutan
pada manusia belum pernah dilakukan.
Obat kategori C untuk ibu hamil, antara lain:
Albumin
Aspirin
Beta carotene
Codeine, dan parasetamol
Desoximetasone topikal
Dopamine
Nicotine oral
Rifampicin
Tramadol.
4) Kategori D
obat untuk ibu hamil yang masuk dalam kategori D terbukti dapat
menimbulkan risiko berbahaya pada janin.
“Oleh karena itu, obat kategori D hanya digunakan pada kondisi darurat:
ketika tidak ada persediaan obat lain yang lebih aman bagi bumil,”
Obat untuk ibu hamil kategori D, meliputi:
Alprazolam
Cisplatin
Diazepam
Kanamycin
Phenytoin
Tamoxifen
Valproic acid.
5) Kategori X
Obat yang termasuk kategori X tidak direkomendasikan bagi ibu hamil
maupun wanita usia subur. Obat ini terbukti sangat berbahaya bagi janin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat kategori X menyebabkan
abnormalitas janin.
Obat ini juga dapat meningkatkan risiko gangguan kehamilan berkali-kali
lipat. Obat kategori X yang tidak aman bagi ibu hamil, antara lain:
Atorvastatin
Clomifene
Coumarin
Danazol
Estradiol
Flurazepam
Misoprostol
Oxytocin
Simvastatin
Warfarin.
Obat tertentu, seperti hormon pada pil KB, obat oral anti-diabetes turunan
sulfonil urea, antibiotika golongan sulfat, dan lain-lain, yang diminum di
awal kehamilan (sebelum hari ke-17 setelah pembuahan), bisa
menyebabkan kematian janin atau tidak memengaruhi janin sama sekali.
Pada saat itu janin sangat kebal terhadap cacat bawaan.
Pada hari ke-17 sampai ke-57 setelah pembuahan -saat organ tubuh mulai
terbentuk- janin sangat rentan terhadap terjadinya cacat bawaan.
Obat yang sampai ke janin bisa menyebabkan keguguran, cacat bawaan
yang terlihat jelas, atau cacat yang baru tampak di kemudian hari.
Obat yang diminum setelah organ tubuh janin terbentuk sempurna (usia
kehamilan trimester I, setelah 12 minggu), berpeluang kecil menyebabkan
cacat bawaan yang nyata, tetapi bisa menyebabkan perubahan dalam
pertumbuhan dan fungsi organ serta jaringan yang telah terbentuk secara
normal. Misalnya, obat antibiotika golongan tetracycline, doxycycline,
streptomycin dan kanamycin, obat anti-pembekuan darah, golongan
antihistamin, dan lain-lain.
Prinsipnya, pemberian obat pada ibu hamil, khususnya jika diberikan dalam
jangka waktu tertentu, perlu pertimbangan dengan melihat keuntungan dan
kerugiannya. Harus dihindari pemberian jangka panjang jenis obat yang
bersifat toksik atau meracuni organ ibu dan janin, terutama yang bisa
menembus selaput pelindung plasenta.
b ) Interaksi obat dan makanan terjadi bila makanan mempengaruhi bahan dalam obat
yang diminum sehingga obat tidak dapat bekerja sebagimana mestinya.
Interaksi ini dapat menyebakan efek yang berbeda-beda, dari mulai peningkatan atau
penurunan efektifitas obat sampai efek samping. Makanan dapat menunda,
mengurangi atau meningkatkan penyerapan obat