NIM :P01740322071
A. Masa Kehamilan
B. Teratogenetik
Teratogen merupakan zat yang dapat menyebabkan bayi terlahir cacat
karena terjadi kelainan perkembangan janin dalam kandungan. Sifat
teratogenik suatu obat ditentukan oleh berbeagai hal, antara lain adalah cara
kerja, kemampuan obat dalam menembus perisai plasenta, periode kritis
perkembangan janin dan kepekaan spesiesnya.
1. Kategori A
A. Paracetamol
C. Vitamin C
Vitamin C termasuk kategori A yang mana Ibu hamil dan janin
memerlukan vitamin C untuk melindungi dan menjaga kesehatan sel tubuh, serta
membentuk kolagen, otot, kulit, dan pembuluh darah, membantu penyerapan zat
besi, Menurunkan risiko terkena diabetes gestasional, Mengurangi risiko terkena
preeclampsia dan Mendukung pertumbuhan janin
2. Kategori B
Kategori B berarti bahwa obat cukup aman untuk janin dengan beberapa
penelitian yang melibatkan hewan percobaan di dapat menimbulkan sedikit efek
samping pada hewan percobaan. Namun, efek samping serupa tidak dialami pada
wanita hamil
Contoh Obat Kategori B
A. Ampicilin
3. Kategori C
Kategori C mengindikasikan bahwa obat berisiko menyebabkan gangguan
kehamilan. Oleh karena itu, obat kategori C hanya dianjurkan jika manfaat yang
diperoleh ibu maupun janin lebih besar daripada risiko yang ditimbulkannya.
A. Codeine
C. Desoximitasone
4. Kategori D
obat untuk ibu hamil yang masuk dalam kategori D terbukti dapat menimbulkan
risiko berbahaya pada janin. Oleh karena itu, obat kategori D hanya digunakan pada
kondisi darurat: ketika tidak ada persediaan obat lain yang lebih aman bagi ibu hamil
Contoh Obat Kategori D
A. Alprazolam
Alprazolam adalah obat Kategori D yang berfungsi untuk penenang untuk mengatasi
gangguan kecemasan dan gangguan panik. Obat ini biasanya digunakan untuk
pengobatan jangka pendek. Alprazolam hanya boleh digunakan sesuai resep dokter.
Alprazolam bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas zat kimia alami GABA (gamma-
aminobutyric acid) di sistem saraf pusat. GABA sendiri memiliki fungsi untuk menekan
aktivitas otak. Dengan begitu, alprazolam dapat menghasilkan efek tenang sehingga
gejala gangguan kecemasan dan gangguan panik dapat mereda.
B. Kanamycin
Kanamycin adalah obat untuk mengatasi infeksi bakteri yang sulit diatasi oleh obat
lain. Beberapa penyakit infeksi yang bisa diobati dengan kanamycin adalah septikemia,
infeksi saluran kemih yang mengalami komplikasi, peritonitis, atau infeksi saluran
pernapasan. Kanamycin termasuk dalam golongan antibiotik aminoglikosida yang
bekerja dengan cara menghambat produksi protein yang dibutuhkan bakteri untuk
berkembang biak. Dengan begitu, pertumbuhan bakteri dapat dihentikan.
C. Tamoxifen
Tamoxifen adalah obat untuk mengobati kanker payudara. Obat ini juga
digunakan untuk menurunkan risiko terjadinya kanker payudara pada wanita yang
memiliki risiko tinggi, misalnya karena adanya riwayat kanker payudara di dalam
keluarga.
5. Kategori X
Obat yang termasuk kategori X tidak direkomendasikan bagi ibu hamil maupun
wanita usia subur. Obat ini terbukti sangat berbahaya bagi janin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa obat kategori X menyebabkan abnormalitas janin. Obat ini juga
dapat meningkatkan risiko gangguan kehamilan berkali-kali lipat
C. Warfarin
Warfarin adalah obat pengencer darah yang berfungsi untuk mengatasi dan mencegah
pembentukan gumpalan darah agar tidak semakin membesar dan menyumbat pembuluh
darah.Obat ini diberikan pada pasien yang mengalami deep vein thrombosis (bekuan
darah pada pembuluh darah kaki) dan emboli paru
DAFTAR PUSTAKA