Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI

OBAT YANG DIGUNAKAN DALAM


ASUHAN KEHAMILAN

Fitri Puspita Sari,S.S.T., M.Kes


PENDAHULUAN
 Selama kehamilan, seorang ibu dapat mengalami
berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang
membutuhkan obat.
 Penggunaan obat pada Ibu hamil dapat beresiko
bagi ibu hamil dan juga resiko kecacatan pada
janin.
 Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada
periode organogenesis sedang berlangsung sehingga resiko
terjadi cacat janin lebih besar.
 Mengingat beberapa jenis obat dapat melintasi plasenta, maka
penggunaan obat pada wanita hamil perlu hati-hati. Selama
trisemester pertama, obat dapat menyebabkan cacat lahir
(teratogenesis), dan resiko terbesar adalah kehamilan 3-8
minggu. Selama trisemester kedua dan ketiga, obat dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan secara
fungsional pada janin atau dapat meracuni plasenta.
KATEGORI KEAMANAN OBAT
(MENURUT ADEC)
 Kategori A : Adalah obat-obat yang telah banyak
digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai kenaikan
frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya.
 Aman untuk janin seperti vitamin C, vit B6, parasetamol, zinc, dan
sebagainya.
 Contoh lainnya: Penisilin, Eritromisin, Glikosida jantung,
Isoniazid serta bahan-bahan hemopoetik seperti besi dan
asam folat.
 Kategori B : Meliputi obat-obat yang pengalaman pemakainya pada wanita
hamil masih terbatas, tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi
atau pengaruh buruk lainnya pada janin.
B1 : Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian
kerusakan janin (fetal damage). Contoh : Simetidin, Dipiridamol, dan
Spektinomisin.
B2 : Data dari penelitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk
tidak meningkatnya kejadian kerusakan janin. Contoh : Ikarsilin,
Amfoterisin, Dopamin, Asetilkistein, dan Alkaloid Belladonna.
B3 : Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan
janin, tetapi belum tentu bermakna pada manusia. Contoh :
Karbamazepin, Pirimetamin, Griseofulvin, Trimetoprim, dan
Mebendazol.
 Kategori B
 Cukup aman untuk janin seperti amoksisilin, ampisilin,
azitromisin, bisakodil, cefadroksil, cefepim, cefixim, cefotaxim,
ceftriaxon, cetirizin, klopidogrel, eritromisin, ibuprofen,
insulinlansoprazol, loratadin, me penem, metformin, metildopa,
metronidazol, dan sebagainya
 Kategori C : Merupakan obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada
janin tanpa disertai malformasi anatomik semata-mata karena efek
farmakologiknya. Umumnya bersifat reversibel (membaik kembali).
Contoh : Analgetik-narkotik, Fenotiazin, Rifampisin, Aspirin, Antiinflamasi
non-steroid dan Diuretika.

 Kategori D : Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian


malformasi janin pada manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang
bersifat ireversibel (tidak dapat membaik kembali). Obat-obat dalam kategori
ini juga mempunyai efek farmakologik yang merugikan terhadap janin.
Digunakan jika darurat. Pengunaan obat diperlukan untuk mengatasi situasi
yang mengancam jiwa atau penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak
efektif atau tidak dapat diberikan.
Contoh : Androgen, Fenitoin, Pirimidon, Fenobarbiton, Kinin, Klonazepam,
Valproat, Steroid Anabolik, dan Antikoagulansia.
 Kategori X : Obat-obat yang masuk dalam kategori ini adalah
sangat berbahaya bagi janin yang telah terbukti mempunyai resiko
tinggi terjadinya pengaruh buruk yang menetap (irreversibel) pada
janin jika diminum pada masa kehamilan. Obat dalam kategori ini
merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamilan.
Contoh : Isotretionin dan Dietilstilbestrol.
PREGNANCY INDEX
 Pregnancy Index (A, B, C, D, X) telah ditetapkan oleh FDA sejak
1979 kepada obat berdasarkan tingkat resiko obat untuk terpapar
kepada fetus.
 Indeks didesain untuk dapat secara cepat mengklasifikasikan
keamanan obat untuk digunakan selama kehamilan
 Tidak berlaku untuk resiko pada kondisi menyusui
 Indeks merupakan penyederhanaan, sehingga perlu dilengkapi
dengan informasi mengenai penjelasan resiko terhadap fetus.
INDEKS KEAMANAN OBAT PADA
KEHAMILAN
Kategori A

Studi control gagal untuk menunjukan resiko pada fetus ditrimester


pertama (tidak ada bukti resiko pada trimester berikutnya) kemungkinan
aman pada fetus
Kategori B

Pada studi reproduksi hewan tidak menunjukan resiko pada fetus tetapi
tidak ada studi control wanita hamil, atau studi reproduksi hewan
menunjukan efek samping (selain dari penurunan fertilitas) yang tidak
dikonfimasikan pada studi control wanita hamil pada trimester pertama
(tidak ada bukti pada trimester berikutnya)
 Kategori C

Studi pada hewan menunjukan efek samping pada fetus (teratogenik


/ embriosidal atau yang lainnya), tetapi belum ada studi control pada
Wanita hamil, obat harus diberikan hanya jika keuntungan lebih
besar dari resiko pada fetus.
 Kategori D

Telah terbukti beresiko thd fetus manusia, tetapi manfaatnya bisa


diterima selain resikonya (obat yang dibutuhkan pada kondisi
mengancam jiwa atau kondisi penyakit serius)
 Kategori X

Studi pada hewan atau manusia telah menunjukan ketidaknormalan


fetus / terdapat bukti terhadap resiko fetus berdasarkan pengalaman
manusia / keduanya, penggunaan obat terhadap wanita hamil tidak
ada keuntungannya. Obat ini kontraindikasi dengan wanita hamil
OBAT YANG DIGUNAKAN PADA MASA
KEHAMILAN
1. Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperoleh ibu diharapkan
lebih besar dibandingkan risiko pada janin
2. Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama trimester pertama
kehamilan
3. Apabila diperlukan, lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas pada
kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru atau obat yang
belum pernah dicoba secara klinis
4. Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu sesingkat
mungkin
5. Hindari polifarmasi

6. Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan pada beberapa


obat
CONTOH
OBAT YANG AMAN PADA IBU HAMIL
1. Amoksisilin, ampisilin, cefalosporin (B)
2. Ranitidin, sukralfat (B)
3. Amonium klorida (B)
4. Paracetamol (B)
5. Vit B6 (A), metoklopramid (B),ondansetron (B)
6. Loratadin (B), cetirizin (B)
7. Metildopa (B)
8. Acyclovir (B)
9. Hormon progesteron (B)
Hati-Hati memakai obat...

• Anti inflamasi non steroid (D): pada


trimester ketiga/ menjelang persalinan
• ACE inhibitor (captopril, dsb) (D)
• Angiotensin Reseptor Blocker
(Valsartan, dsb) (D)
• Guaifenesin (C)
• Sebagian besar antibiotik
• Obat antikanker: cisplatin, paclitaxel,
cyclophosphamide (D)
KATEGORI
• Allopurinol (C)
C/D
JANGAN !!
memakai obat...
KATEGORI
X

1. Misoprostol
2. Statin
3. Ergotamin
4. Hormon-hormon
estrogen dan androgen
5. Warfarin
Keamanan Antibiotik pada Kehamilan

Nama Obat (trimester) Pregnancy Deskripsi (2,3,4)

Index (1,6)
Amoxicillin, ampicilllin B Tidak diketahui berbahaya
Golongan cephalosporin B Tidak diketahui berbahaya
Chloramphenicol (3) C Neonatal “grey” syndrome
Co-trimoxazole (1) C dan D Resiko teratogenik
(trimetoprim=antagonis folat)
Co-trimoxazole (3) Hemolisis dan methemoglobinemia
neonatal
Ciprofloxacin dan C Hindari, artropati pada uji di hewan
golongan Kuinolon
(1,2,3)
Tetrasiklin D Berefek pada perkembangan skelet
pada hewan (trimester 1), perubahan
warna gigi dan hepatotoksisitas
maternal
Keamanan Analgetik-Antiinflamasi pada Kehamilan
Nama Obat Index (1,6) Deskripsi (2,3,4)

Parasetamol B Tidak diketahui berbahaya


NSAIDs B; D Most manufacturers advise avoid (or avoid unless
(trim.3) potential benefit outweighs risk); ketorolac contra-
indicated during pregnancy, labour and delivery.
Trimester 3: with regular use closure of fetal ductus
arteriosus in utero and possibly persistent pulmonary
hypertension of the newborn. Delayed onset and
increased duration of labour.
Celecoxib C;D (trim.3) Manufacturer advises avoid (teratogenic in animal
studies)
Tramadol C Embryotoxic in animal studies-manufacturers advise
avoid
Kortikosteroid C; D (trim
Manfaat pemakaian, misalnya pada asma, lebih besar
1) dibandingkan risiko; risiko penghambatan pertumbuhan
intrauterin pada pemberian jangka panjang atau pengobatan
secara sistemik. Jika diperlukan kortikosteroid selama proses
melahirkan, awasi dengan ketat jika terjadi retensi cairan.
Prednisolon merupakan kortikosteroid terpilih untuk
pemberian oral karena kadar yang mencapai fetus sangat
rendah.
Keamanan Obat Saluran Cerna pada Kehamilan
Nama Obat Index Deskripsi (2,3,4)

(1,6)
Ranitidin B Manufacturer advises avoid unless essential, but not
known to be harmful
Sucralfat B Briggs, et al: compatible
Bisacodyl B/C Briggs, et al: No human data, probably compatible.
Metoklopramida B Belum diketahui bahaya obat tetapi disarankan hanya
digunakan jika ada alasan kuat penggunaan
Domperidon C Disarankan untuk dihindari, kecuali apabila manfaat
pemberian melebihi resiko; informasi tidak tersedia
Ondansetron B Informasi tidak tersedia-disarankan untuk dihindari
kecuali manfaat pemberian melebihi resiko
Omeprazol C Belum diketahui bahaya obat
Lansoprazole B Disarankan untuk dihindari
Misoprostol X Hindarkan, stimulan uterin kuat dan kemungkinan
teratogenik.
Loperamide B Informasi tidak tersedia-disarankan untuk dihindari
Lactulose B Belum diketahui bahaya obat
Keamanan obat saluran nafas pada kehamilan
Nama Obat (trimester) Index Deskripsi (2,3,4)

(1,6)
Ambroxol, Bromhexin - -
Guaiafenesin C Briggs, et al: The available pregnancy data do not
support an association between
guaifenesin and developmental toxicity.
(Pregnancy recommendation: compatible)
Dextromethorphan (3) C (Analgesik Opioid ) Depress neonatal respiration;
withdrawal effects in neonates
of dependent mothers; gastric
stasis and risk of inhalation
pneumonia in mother during labour.
Briggs, et al: The available human data on the
reproductive effects of dextromethorphan
do not demonstrate a major teratogenic risk.
(Pregnancy recommendation: compatible)

Pseudoefedrin C Dilaporkan kerusakan pada penutup dinding


abdomen pada bayi baru lahir
Salbutamol oral/ inhalasi C Obat asma sebaiknya diberikan secara inhalasi
untuk meminimalkan pajanan pada janin
Keamanan Antihipertensi pada Kehamilan
Nama Obat Pregnancy Deskripsi (2,3,4)

(trimester) Index (1,6)

HCT B,D (jika Tidak digunakan untuk pengobatan hipertensi


digunakan pada saat hamil.
hipertensi yang Trimester 3: tiazid dapat menyebabkan
dipicu oleh trombositopenia pada bayi baru lahir.
kehamilan)
Amlodipin C Informasi tidak tersedia; disarankan untuk
dihindari, sebaiknya seimbang antara risiko
terhadap fetus dengan risiko hipertensi yang
tidak terkendali pada ibu.
Beta bloker C; D (trimester 2 Dapat menyebabkan pembatasan pertumbuhan
(bisoprolol, dsb) dan 3) intra-uterus, hipoglikemia neonatal dan
bradikardi; risiko bertambah pada hipertensi
yang berat.
ACE inhibitor D Hindari; dapat mengganggu tekanan darah dan
(Captoril, dsb) fungsi ginjal janin dan neonatus; juga bisa
mengakibatkan cacat pada tengkorak dan
oligohidramnios; toksik pada uji menggunakan
hewan.

Anda mungkin juga menyukai