Anda di halaman 1dari 32

PENGGUNAAN OBAT PADA KONDISI KHUSUS

PENGGUNAAN OBAT PADA KONDISI KHUSUS


Kehamilan
Menyusui
Gagal Ginjal

Ida Lisni
PERTIMBANAGAN
PENGGUNAAN OBAT PADA MASA KEHAMILAN & MENYUSUI
OBAT PADA KEHAMILAN

Teratogenik : kecacatan
Merugikan :
Pada trimester ke II dan III obat dapat merugikan tapi tidak teratogenik.
contoh :
1. Antidepresan , melemahkan pernapasan bayi setelah dilahirkan.
2. Opioid penggunaan lama pada trimester II dan III menyebabkan reaksi
putus obat waktu bayi dilahirkan (mual muntah, nangis yang melengking,
hiperiritabilitas).
OBAT PADA KEHAMILAN

• Janin lebih peka dari ibunya


• Toksisitas obat pada janin tergantung tahap kehamilan
yang terpapar
• Zat teratogenik mempunyai pengaruh yang spesifik
sehingga kecacatan spesifik
• Obat penyebab malformasi umumnya meningkatkan
kematian janin
Kategori obat pada kehamilan (FDA)
Kategori Keterangan Contoh obat

A Studi pada manusia tidak menunjukkan risiko pada trimester levothyroxine, folic acid,
pertama dan trimester berikutnya. liothyronine
B Studi pada hewan tidak menunjukkan efek pada fetus, tetapi metformin,
tidak ada data untuk ibu hamil. Atau studi pada hewan hydrochlorothiazide,
berisiko pada fetus tapi tidak dikonfirmasi pada manusia cyclobenzaprine, amoxicillin
trimester pertama tetapi aman untuk trimester berikutnya
C Studi pada hewan menunjukkan merugikan pada fetus, gabapentin, amlodipine,
tetapi belum ada studi yang cukup pada ibu hamil. trazodone
D Menunjukkan risiko pada fetus manusia, hanya digunakan losartan
jika kondisi mengancam jiwa ibunya
X Pada fetus hewan dan manusia menyebabkan abnormalitas atorvastatin, simvastatin,
fetus. methotrexate, finasteride
N FDA belum mengklasifikasikan secara spesifik
Therapeutic Goods Administration (TGA)
Australian categorisation system for prescribing medicines in pregnancy
Kategori Keterangan

A Tanpa efek berbahaya langsung atau tidak langsung lainnya pada janin telah diamati
B1 Tanpa efek berbahaya langsung atau tidak langsung lainnya pada janin manusia telah diamati.
Studi pada hewan belum menunjukkan bukti peningkatan terjadinya kerusakan janin.
B2 Tanpa efek berbahaya langsung atau tidak langsung lainnya pada janin manusia telah diamati.
Studi pada hewan tidak memadai atau mungkin kurang, tetapi data yang tersedia tidak menunjukkan bukti
peningkatan terjadinya kerusakan janin
B3 Tidak ada efek berbahaya langsung atau tidak langsung lainnya pada janin manusia telah diamati.
Studi pada hewan telah menunjukkan bukti peningkatan terjadinya kerusakan janin, yang signifikansinya
dianggap tidak pasti pada manusia.
C Obat-obatan telah menyebabkan atau diduga menyebabkan efek berbahaya pada janin manusia atau neonatus
tanpa menyebabkan malformasi. Efek ini mungkin reversibel.

D Obat-obatan yang telah menyebabkan, diduga telah menyebabkan atau mungkin diduga menyebabkan,
peningkatan insiden malformasi janin manusia atau kerusakan permanen. Obat ini mungkin juga memiliki efek
farmakologis yang merugikan
X Obat-obatan yang memiliki risiko tinggi menyebabkan kerusakan permanen pada janin sehingga tidak boleh
digunakan pada kehamilan atau bila ada kemungkinan kehamilan.
Acetaminophen (FDA)
Menurut penelitian pada hewan yang dipublikasikan,
asetaminofen dapat menyebabkan penurunan kesuburan
pada pria dan wanita yang digambarkan sebagai
penurunan berat testis, penurunan spermatogenesis,
penurunan kesuburan; dan situs implantasi berkurang,
masing-masing.
Obat teratogenik

ACE inhibitor : kaptopril dll. Vaksin hidup


ARB : kandesartan dll. Tetrasiklin (minggu ke 24-26)
Antikonvulsan (karbamazepin, fenitoin, Talidomid
asam valproat) Warfarin
Antineoplastik (metotreksat, Benzodiazepin
siklofosfamid, fluorourasil dll.) Estrogen
Kokain (trimester I) Kinolon
Hormon dietilstilbestrol Hipoglisemik oral
Iodida Progestin
Isotretinoin Antidepresan trisiklik
Litium Trimetoprim
Antibiotik pada kehamilan

Obat Embrio Fetal Minggu Pengaruh pada janin


(1-3 bl) (4-9 bl) terakhir
Penisilin √ √ √
Sefalosporin √ √ √
Aminoglikosida √/- - - Gangguan pendengaran
Polimiksin √/- - - Gangguan pendengaran
Kloramfenikol √/- - - Agranulositosis, gray syndrom
Tetrasiklin √/- - - Gangguan pertumbuhan tulang dan gigi
Eritromisin √ √ √
Sulfonamida √ √ - Kernikterus, anemia
Trimetoprim - - - Pada tikus sumbing/teratogenik
Asam nalidiksat - √ - Anemia hemolitik
Nitrofurantoin √/- √ - Hemolisis, gigi kuning
Fluorkinolon - - - Teratogenik
Griseofulvin - - - Teratogenik
KATEGORI PENGGUNAAN OBAT PADA MASA MENYUSUI
Hale, Thomas Wright; Rowe, Hilary E. (2016-12-30). Medications and Mothers' Milk 2017 (17th ed.). New York: Springer Publishing Co Inc. ISBN 9780826128584. ASIN 0826128580

KATEGORI KETERANGAN CONTOH OBAT


L1 Obat yang telah digunakan oleh banyak (a large number) ibu menyusui tanpa adanya asetaminofen
Compatible peningkatan efek samping pada bayi. Studi terkontrol pada wanita menyusui tidak
menunjukkan risiko pada bayi
L2 Obat yang telah dipelajari pada sejumlah (a limited number) wanita menyusui tanpa guaifenesin
Probably peningkatan efek samping pada bayi. Dan / atau, bukti dari risiko yang ditunjukkan yang
Compatible mungkin mengikuti dalam penggunaan obat ini pada wanita menyusui belum ada.

L3 Tidak ada studi terkontrol pada wanita menyusui, namun risiko efek yang tidak Pseudoefedrin
Probably diinginkan pada bayi yang disusui mungkin terjadi; atau, penelitian terkontrol hanya Aspirin
Compatible minimal yang menunjukkan efek samping yang tidak mengancam. Obat harus diberikan
hanya jika potensi manfaatnya sesuai dengan potensi risiko yang dihadapi bayi

L4 Terdapat bukti risiko pada bayi yang disusui/produksi ASI. Manfaat penggunaan pada ibu Kloramfenikol
Possibly menyusui dapat diterima meskipun berisiko pada bayi (misalnya jika obat diperlukan
Hazardous dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat yang lebih
aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif
L5 Studi pada ibu menyusui telah menunjukkan bahwa ada risiko yang signifikan. Amiodaron
Hazardous Obat ini dikontraindikasikan pada wanita yang sedang menyusui bayi.
Jika pasien ini hamil, mana dari obat berikut yang harus dihindari karena
berisiko membahayakan janin ( X)?
(A) Kolestiramin
(B) Ezetimibe
(C) Fenofibrate
(D) Niasin
(E) Pravastatin
Kontraindikasi Selama Menyusui

Amiodaron Heroin
Amfetamin Isotretinoin
Bromokriptin Litium
Kokain Marijuana
Siklosporin Metotreksat
Doksorubisin Nikotin ( merokok)
Ergotamin Fensiklidin
Informasi untuk ibu hamil
▪ Hati-hati terhadap pemaparan obat

▪ Menghindari obat yang tidak sangat penting

▪ Pilih obat yang paling aman

▪ Pilih rute pemakaian yang aman

▪ Bila terjadi kelainan pada bayi yang dilahirkan, cacat, segera

dilaporkan
Informasi untuk ibu menyusui
1. Menghindari penggunaan obat: pilek, sakit kepala
2. Menunda penggunaan obat :sudah dekat waktu
menyusui
3. Pilih obat yang aman, sedikit terdistribusi ke ASI:
contoh golongan beta bloker bervariasi dalam
distribusi ke ASI
4. Pilih rute pemberian alternatif:kortikosteroid topikal,
inhalasi, bronkhodilator, dekongestan inhalasi
PENGGUNAAN OBAT PADA GANGGUAN GINJAL

▪ Pada gagal ginjal dapat terjadi akumulasi cairan, edema, akumulasi


produk buangan (kreatinin, urea, amonia), anemia, hipertensi,
osteodistrofi.
▪ Gagal ginjal dapat dikelompokkan dalam gagal ginjal akut, kronis
dan ESRD (tahap ahir).
▪ Obat yang eksresinya ke ginjal dalam jumlah banyak akan
terkumulasi pada gagal ginjal.
▪ Obat yang menyebabkan kekurangan oksigen pada ginjal bersifat
nefrotoksik (vasodilator, vasokonstriktor)
▪ Obat yang mempengaruhi komponen ginjal bersifat nefrotoksik
Parameter gagal ginjal

ARF
Kreatinin darah, retensi urea dan produk buangan lain.
Volume urin (anuria, oliguria , non oliguria)

CRF
Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR (stage I-V).
Stage V: GFR < 15 ml/menit.
Agents Associated with Nephrotoxicity
Acute Tubular Necrosis Acute Tubulointerstitial Disease
Antibiotics: Penicillins:
Aminoglycosides Ampicillin, amoxicillin
Amphotericin B Methicillin
Bacitracin and polymyxins Nafcillin
Cephalosporins Oxacillin
Sulfonamides Penicillin
Metals: Other antibiotics:
Bismuth Cephalosporins
Mercurials Erythromycin
Platinum Rifampin
Radiocontrast media Sulfonamides
Miscellaneous agents: Metals:
Acetaminophen, Cisplatin Bismuth
Cyclosporine Gold
Methotrexate, Tacrolimus
Agents Associated with Nephrotoxicity

Glomerulonephritis Acute Tubulointerstitial Disease


Miscellaneous agents:
Allopurinol Captopril
Ampicillin Furosemide
Captopril Nonsteroidal anti-inflammatory drugs

Cocaine Phenytoin
Cyclophosphamide Thiazides
Daunorubicin, Gold Cimetidine

Hydralazine, Methicillin Allopurionol

Penicillamine 5-aminosalicylates
Penicillin
Rifampin
Thiazides
Penyesuaian Dosis pada Pasien dengan
Gangguan Fungsi Ginjal

Eliminasi obat
Metabolitnya LFG > 50
oleh ginjal >
aktif mL/menit
33%

Obat dgn Eliminasi


indeks terapi utama obat
sempit melalui ginjal
Penyesuaian Dosis pada Pasien dengan Gangguan
Fungsi Ginjal
1. Memperpanjang Interval dgn Dosis Normal
• Dapat menimbulkan interval pemberian yg tidak lazim
• Meningkatkan pendosisan yg salah
• Penurunan kepatuhan
• Dianjurkan u/ obat-obat antibiotik dgn konsentrasi dependent contohnya aminoglikosida
• Mengurangi resiko toksisitas, tetapi meningkatkan resiko efek subterapeutik jika konsentrasi
obat turun dibawah dosis efektif

2. Penurunan Dosis dgn Interval yang Tetap


• Digunakan u/ obat dgn jendela terapi yg sempit
• Tidak u/ obat yg tidak memerlukan konsentrasi plasma yg stabil
• Menghasilkan konsentrasi obat yg lebih konsisten, tetapi terjadi peningkatan toksisitas jika
interval antar pemberian obat tidak cukup panjang u/eliminasi obat

3. Kombinasi Antara Metode 1 dan 2


• Digunakan untuk efektifitas & keamanan
Penyesuaian Dosis Antibiotik pada Pasien dengan Gangguan Fungsi Ginjal
(Kemenkes RI, 2011)

Jika ClCr obat yg


tereliminasi melalui ginjal
40-60 mL/min, dosis Jika Clcr 10-40mL/min, dosis
diturunkan 50% dgn obat yg dieliminasi melalui
interval waktu regular ginjal diturunkan 50% & interval
waktu pemberian diperpanjang
2x lebih lama dr interval regular
Seorang pasien perempuan 33 tahun datang ke apotek menebus resep yang berisi
Simvastatin 20 mg (sehari 1x1). Hasil penggalian informasi, pasien mengalami
peningkatan kadar trigliserida karena pola makan dan kurang olahraga. Pasien
menyampaikan informasi bahwa sedang dalam kondisi hamil 4 minggu, dan lupa
menyampaikan informasi ini saat ke dokter.
Apoteker berkomunikasi dengan dokter terkait pemberian simvasatatin kepada pasien
dengan kondisi hamil.
Apakah kategori kemanan obat tersebut pada perempuan hamil.
A. Kategori A
B. Kategori B
C. Kategori C
D. Kategori D
E. Kategori X
Seorang pasien hamil (26thn) datang ke apotek ingin
membeli Asam Folat. Apoteker memberikan obat tersebut
kepada pasien, karena obat tersebut memiliki kategori A
untuk kemanan penggunaan bagi perempuan hamil.
Apakah maksud dari kategori dari obat pasien tersebut ?

Seorang pasien hamil (26thn) datang ke apotek ingin


membeli Asam Folat. Apoteker memberikan obat tersebut
kepada pasien, karena obat tersebut memiliki kategori A
untuk kemanan penggunaan bagi perempuan hamil.
Apakah maksud dari kategori dari obat pasien tersebut ?
Pasien perempuan penderita DM tipe 2 rutin mengkonsumsi mrtformin
dan gliklazid. Pasien mengalami penurunan GFR.
Apakah rekomendasi yang diberkan untuk pasien dengan kondisi
tersebut?

Pasien laki-laki 56 thn yang memiliki riwayat gangguan fungsi


ginjal mengalami dislipidemia.
Apakah dislipidemia yang dikontraindikasikan untuk pasien
tersebut?
Over-the-Counter Medications and CRF

NSAIDS – inhibit prostaglandins decreasing GFR and reduced


sodium excretion
Decongestants – elevate blood-pressure and increase renal
damage
Antacids and laxatives (containing magnesium & aluminum) –
causes mineral accumulation and metabolic complications
Herbal Remedies – (juniper berry, buckthorn bark, cascara bark,
licorice root) can cause electrolyte imbalances which worsen with
diuretic therapy)
Campoy, S, Elwell, R.(2005). Pharmacology & CKD. AJN, 105(9),60-72.

Anda mungkin juga menyukai