Anda di halaman 1dari 18

ANEMIA

“PENGAYAAN PPA 24”


PROSES PEMBENTUKAN ERITROSIT

 Pembentukan eritrosit disebut dengan eritropoiesis.


 Sel darah merah dibentuk dalam sumsum merah tulang
pipih.
 Produksi eritrosit dirangsang oleh hormon eritropoietin.
 Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel
batang myeloid yang terdapat di sumsum tulang.
 Umur sel darah merah kurang lebih 120 hari.
 Sel darah merah yang sudah tua akan di bongkar di hati
dan limpah  diubah menjadi zat warna empedu
(bilirubin).
 Hemoglobin: gabungan dari heme dan globin.
 Heme disintesis dari senyawa siklik porfirin
ANEMIA
 Anemia adalah penurunan kadar Hemoglobin (Hgb) yang menyebabkan menurunnya jumlah oksigen
yang didistribusikan ke seluruh tubuh.

 KELUHAN: lemah, lesu, letih, lelah, penglihatan berkunang-kunang, pusing, telinga berdenging dan
penurunan konsentrasi.

 FAKTOR RESIKO: Ibu hamil, remaja putri, status gizi kurang, infeksi kronik, vegetarian.

 PEMERIKSAAN FISIK
Gejala Umum
 Pucat dapat terlihat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan, dan jaringan di bawah kuku.
Gejala anemia defisiensi besi
 Disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis dan koilonikia

 PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Darah: Hemoglobin, hematocrit, leukosit, trombosit, jumlah eritrosit, morfologi darah
tepi, MCV, MCH, MCHC, feses dan urin.
b. Pemeriksaan Khusus: serum iron, TIBC, saturasi transferrin dan ferritin serum.
Nilai rujukan kadar
Hemoglobin normal menurut
WHO:

1) Laki – laki: > 13 g/dL


2) Perempuan: > 12 g/dL
3) Ibu hamil: > 11 g/dL
Tinggi MCV Rendah

Normal Serum Ferritin


B12 B12 dan B12 normal
Folat normal Folat Folat
normal Nilai Normal atau
Reticulocyte Rendah
tinggi
Defisiensi Defisiensi
- Penyakit
B12 Folat
hati Tinggi Rendah TIBC Defisiensi Fe
- ESO
- Hipotiroid
Hemolisis WBC dan
Rendah Zat Besi
Vitamin B12 Asam folat Kehilangan darah Platelet

Anemia
Transfusi Normal atau
kronik
tinggi
Rendah
Normal atau
tinggi Thalasemia
Infeksi, infalamasi, Gangguan sumsum
EPO gangguan ginjal tulang, anemia
kronik Transfusi
aplastik, leukimia
KLASIFIKASI ANEMIA

Jenis Anemia Definisi Nilai MCV Tatalaksana

 Sel lebih besar daripada


ukuran normal. Suplemen asam folat
Makrositik MCV > 100
 Defisiensi B12 dan asam dan vit. B12
folat.

 Sel lebih kecil daripada


ukuran normal.
Mikrositik  Defisiensi besi MCV < 80 Suplemen Zat Besi
 Besi berperan dalam
produksi sel darah merah

 Sel memiliki ukuran yang


normal.  Jika Hb < 10 =
 Berkaitan dg kehilangan Eritropoetin
Normositik MCV 80 - 98
jumlah darah dalam jumlah  Jika Hb < 7 =
yang banyak / penyakit Transfusi
kronis.
KLASIFIKASI ANEMIA BERDASARKAN KONDISI
Kondisi Parameter dan Keterangan Tatalaksana

Anemia Megaloblastik Nilai MCV besar, B12 / asam folat Suplemen vit. B12, asam folat
rendah
Anemia Aplastik Lelah, perdarahan gusi, bengkak  Agen imunosupresan: Siklosporin
pada kaki, nilai retikulosit dan  Hemapoetic Growth Factor: Filgastrim
WBC rendah  Agen antineoplastik: Fludabarin
 Kelator: Deferoksamin
Anemia Defisiensi Besi Nilai MCV rendah dan serum Fe Sulfat, Fe Fumarat
ferritin rendah
Anemia inflamasi Supply besi tidak efektif dalam  Transfusi RBC
kondisi inflamasi, Hb < 7 g/dL  Epoetin alfa : 50 – 100 unit/kg 3 x
seminggu; Darbepoetin alfa: 0,45
mcg/kg satu kali seminggu
Anemia pada pediatri  Prematur  Transfusi RBC
 9 – 12 bulan  Iron sulfat, b12, asam folat di observasi
sesuai hasil klinis dan laboratorium
Golongan Obat Aturan Pakai Efek Samping

Asam folat 250 mcg – 1000 mcg / hari Dapat ditoleransi dengan baik, jika
berlebihan dapat menyebabkan
mual, sakit perut, hilangnya nafsu
makan, reaksi alergi dsb
Vit. B12 1000 mcg / hari Pusing, diare, mual, muntah, cemas
(Cyanocobalamin)

Zat besi 100 – 200 mg dua kali Konstipasi, mual, sakit perut, diare,
Ferrous Sulfate sehari tinja berwarna lebih gelap
Ferrous Fumarat
Ferrous Glukonas
Epoetin 50 – 150 IU/kgBB/minggu Sakit kepala, nyeri sendi, mual,
Darbepoetin kelelahan dsb.
SYOK

“PENGAYAAN PPA 24”


SYOK
 Syok merupakan salah satu sindrom kegawatan yang memerlukan penanganan intensif dan
agresif atau suatu sindroma multifactorial yang menuju hipoperfusi jaringan lokal atau sistemis
dan mengakibatkan hipoksia sel dan disfungsimultipel organ. Kegagalan perfusi jaringan dan
hantaran nutrisi dan oksigen sistemik yang tidak adekuat tak mampu memenuhi kebutuhan
metabolism sel.

 Karakteristik Kondisi Syok:


 kekurangan oksigen
 asidosis jaringan sehingga terjadi metabolisme anaerob dan berakhir dengan kegagalan
fungsi organ vital dan kematian
 tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg atau turun 40 mmHg dari batas normal.

 Keluhan dan Gejala Klinis


 Lemas atau tidak sadarkan diri
 Tromboemboli parum tamponade jantungm obstruksi arterioventrikuler, tension pneumotoraks
Klasifikasi Syok Definisi Gejala
Syok Hipovolemik Kegagalan perfusi dan suplai oksigen Hipotensi, hipotermia, takikardia, frekuensi napas
disebabkan oleh hilangnya sirkulasi volume meningkat, penurunan kesadaran.
intravaskuler sebesar >20-25% sebagai akibat
dari perdarahan akut, dehidrasi, kehilangan atau
akibat sekunder dilatasi arteri dan vena.
Syok Kardiogenik Kegagalan perfusi dan suplai oksigen Hipotensi, hipotermia, takikardia, frekuensi napas
disebabkan oleh adanya kerusakan primer meningkat, penurunan kesadaran, disritmia.
fungsi atau kapasitas pompa jantung untuk
mencukupi volume jantung berkaitan dengan
terganggunya preload, afterload, kontraktilitas,
ataupun ritme jantung.
Syok Sepsis Kegagalan fungsi sirkulasi yang disebabkan Suhu >38 C atau < 36 C, heart rate >90x/menit,
terjadinya peradangan di seluruh tubuh akibat frekuensi napas >20x/menit, leukosit >12.000
infeksi. sel/mm.

Syok Neurogenik Kegagalan fungsi sirkulasi darah yang Hipotensi, bradikardia, gangguan neurologis
menyebabkan terjadinya penurunan tekanan paralisis flasid, reflex ekstremitas hilang dan
darah akibat terjadinya cedera pada saraf tulang priapismus.
belakang.
Syok Anafilaksis Respon imunologi yang disebabkan oleh reaksi Muncul ruam, sesak napas, takikardia, mual,
alergi yang berat yang mengakibatkan muntah diare, hipotensi pembengkakan pada
penurunan tekanan darah (gangguan respirasi, mulut, mata, tangan dan kaki.
sirkulasi dan penurunan kesadaran).
PENTALAKSANAAN SYOK

HIPOVOLEMIK PRO
HIPOVOLEMIK PREMIUM
HIPOVOLEMIK

 TD < 90 : Dopamin 5
mcg /kg/min
Infus cepat kristaloid Jika terjadi pendarahan,
 TD > 90 : Dobutamin 2
berikan kristaloid
untuk ekspansi volume mcg/kg/min
sebanyak 3-4 kali  Pasien > 70 tahun:
intravaskuler (Ringer jumlah pendaharan. Dengan penumpukan
Laktat / NaCl 0,9%) Kemudian transfusi cairan  5% Albumin;
darah sebanyak 3 Liter Tanpa penumpukan
cairan: Dopamine 5
mcg/kg/min
Edema Paru SYOK
Akut KARDIOGENIK Tekanan Darah

Tanpa adanya syok :


 Oksigen
 Nitogliserin SL, kemudian 10 – TD 70 – 100 mmHg TD 70 – 100 mmHg TD < 70 mmHg
20 mcg/menit IV jika tekanan tanpa tanda syok dengan tanda syok dengan tanda syok
darah > 100 mmHg
 Furosemid IV 0,5 – 1 mg/kg
 Morfin IV 2 – 4 mg Dobutamin IV Dopamin IV Norepinefrin IV
 Dobutamin 2 – 20 mcg / kg/menit 2 – 20 mcg/kg/menit 5 - 15 mcg/kg/menit 0,3 - 30 mcg/menit

Jika ada tanda syok:


Dopamin 5 – 15 mcg/kg/menit
dengan tekanan darah 70 – 100
mmHg.
PENATALAKSANAAN SYOK SEPSIS

 Norepinefrin digunakan sebagai 1st


line dalam terapi pada sepsis yang
bekerja secara efektif untuk
meningkatkan MAP (mean arterial
pressure).
 Epinefrin digunakan sebagai pilihan
untuk support hemodinamik pada
syok spesis.
PENATALAKSANAAN SYOK NEUROGENIK

 Pertahankan jalan napas


 Epinefrin
 Resusitasi cairan  berikan
 Alt: Dopamin, Efedrin
cairan kristaloid seperti NaCl
0,9% atau Ringer Laktat
 Alt: Atropin, Glikopirolat
Reaksi Anafilaksis

Epinefrin i.m. 0,01 mL/kgBB


(anak – anak maks 0,3 mg ; Dewasa 0,5 mg)

Oksigen Infus NaCl 0,9% 1 – 2 Liter Resusitasi Jantung Paru

Monitoring Ulangi 5 – 15 Antihistamin 10 Kortikosteroid:


Epinefrin i.m. Jika tanda syok tidak
setiap 5 – 15 menit, jika tidak – 20 mg i.v. Atau • Metil prednisolon
0,01 mL/kgBB merespon terhadap obat
menit ada perubahan i.m. 125 – 250 mg i.v.
klinis • Deksametason 20
mg i.v.
Berikan kortikosteroid Observasi 2 – 3 kali 24 Inhalasi short acting β2 • Hidrokortison
dan antihistamin PO 3 x jam, kasus ringan cukup agonis pada 100 – 500 mg i.v.
24 jam 6 jam bronkospasme berat
INOTROPIK AGENT
Obat Fungsi / Mekanisme Obat Kriteria Penggunaan
Dobutamin Merangsang reseptor β1 di jantung Syok hipovolemik, syok kardiogenik
sehingga meningkatkan kekuatan pompa
jantung
Dopamin Bekerja pada reseptor dopaminergik, α1, Syok hipovolemik, syok kardiogenik
β1 adrenergik dengan meningkatkan
kekuatan pompa jantung dan
meningkatkan aliran darah ke ginjal.
Norepinefrin Prekursor epinefrin yang bekerja pada Syok sepsis, syok kardiogenik
reseptor α1, α2 dan β1 dengan
meningkatkan resistensi perifer dan
tekanan darah melalui efek vasokontriksi.
Epinefrin bekerja pada reseptor α1, α2, β1, β2 Syok anafilaksis, syok neurogenik,
dengan cara meningkatkan kontraktilitas syok sepsis, bronkopasme
jantung.

Hai! Don't forget
40th days left for UKAI
Sudah sejauh mana persiapanmu?

Anda mungkin juga menyukai