Anda di halaman 1dari 8

Kategori obat pada ibu hamil (13)

By eva sartika dasopang


• Secara umum patokan pada penggunaan dan
penggolongan keamanan obat pada ibu hamil
dan menyusui masih mengarah pada panduan
FDA (Food and Drug Administration)
Amerika Serikat
• Masa kehamilan
Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada
periode organogenesis sedang berlangsung sehingga resiko
terjadi cacat janin lebih besar, di sisi lain.Mengingat
beberapa jenis obat dapat melintasi plasenta, maka
penggunaan obat pada wanita hamil perlu hati-hati. Selama
trisemester pertama, obat dapat menyebabkan cacat lahir
(teratogenesis), dan resiko terbesar adalah kehamilan 3-8
minggu. Selama trisemester kedua dan ketiga, obat dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan secara
fungsional pada janin atau dapat meracuni plasenta.
Berikut kategori tingkat keamanan penggunaan
obat pada ibu hamil dari FDA (Food Drug
Administration) :
• Kategori A
Aman untuk janin seperti vitamin C asam folat, vit
B6, parasetamol, zinc, dan sebagainya.
• Kategori B
Cukup aman untuk janin seperti amoksisilin,
ampisilin, azitromisin, bisakodil, cefadroksil,
cefepim, cefixim, cefotaxim, ceftriaxon, cetirizin,
klopidogrel, eritromisin, ibuprofen,
insulinlansoprazol, loratadin, me penem, metformin,
metildopa, metronidazol, dan sebagainya.
• Kategori C
Dapat beresiko, digunakan jika perlu. Obat dianjurkan hanya jika
manfaat yang diperoleh oleh ibu atau janin melebihi resiko yang
mungkin tim bul pada janin. Contohnya albendazol, allopurinol, aspirin,
amitriptilin, kalsitriol, kalsium laktat, kloramfe nikol, ciprofloksasin,
klonidin, kotrimoksazol, codein + parasetamo dektrometorfan, digoksin,
enalapril, efedrin, flukonazol dan sebagainya.
• Kategori D
Ada bukti positif dari resiko, digunakan jika darurat. Pengunaan obat
diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit
serius dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat
diberikan. Contohnya alprazolam, amikasin, amiodaron, carbamazepin,
klordiaz epoksid, diazepam, kanamisin, fenitoin, asam valproat, dan
sebagainya.
• Kategori X
Kontraindikasi dan sangat berbahaya bagi janin, conhnya (amlodipi
atorvastatin), atorvastatin, (kafein + ergotamin), (desogestrel + etinil es
tradiol), ergometrin, estradol, miso prostol, oksitosin, simvastatin,
warfarin
• Efikasi, kemanjuran (benefit) vs resiko (risk)
adalah pertimbangan utama menggunakan
obat khususnya untuk A dan B, untuk obat
yang masuk kategori C dan D dianjurkan
untuk benar-benar melalui pertimbangan
dokter dengan mempertimbangkan manfaat,
keselamatan jiwa yang lebih besar
dibandingkan resikonya, untuk obat kategori X
tidak boleh digunakan pada masa kehamilan.
• Selama kehamilan terjadi perubahan-­
perubahan fisiologi yang mempengaruhi
farmakokinetika obat. Perubahan fisiologi
tersebut misalnya perubahan volume cairan
tubuh yang dapat menyebabkan penurunan
kadar puncak obat-obat di serum, terutama
obat-obat yang terdistribusi di air dan obat
dengan volume distribusi yang rendah.
• Peningkatan cairan tubuh juga menyebabkan
pengenceran albumin serum (hipoalbuminemia)
yang menyebabkan penurunan ikatan obat-
albumin sehing ga obat bebas banyak terakumulasi
dalam darah dan berpotensi meningkatkan efek
yang merugikan. Tetapi hal ini tidak bermakna
secara klinis kara bertambahnya kadar obat dalam
bentuk bebas juga akan menyebabkan
bertambahnya kecepatan metabolisme obat

Anda mungkin juga menyukai