Anda di halaman 1dari 11

OBAT-OBAT YANG BOLEH

DIKONSUMSI IBU HAMIL


SESUAI DENGAN
TRIMESTERNYA
NAMA : FIKRI RIDHANI AZ ZHARIF
NPM : 220102105
OBAT UNTUK IBU HAMIL

NAMA OBAT (TRIMESTER) GOLONGAN OBAT DESKRIPSI

Metoclopramide Kategori B (Antiemetik) Mengatasi mual dan muntah. Studi pada binatang
(Trimester 1 & 2) percobaan tidak mengambil risiko terhadap janin,
tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Metoclopramide dapat diserap ke dalam ASI.

Sangobion Kategori A (Suplemen) Mengatasi anemia defisiensi besi. Studi pada wanita
(Trimester 1, 2 & 3) hamil tidak menunjukkan adanya risiko terhadap janin,
dan kemungkinan kecilnya untuk membahayakan janin.
Ibu perlu mengonsumsi zat besi selama kehamilan.
Suplemen ini dapat diserap ke dalam ASI, tetapi
kandungan zat besi di ASI tidak dipengaruhi oleh kadar
zat besi dalam tubuh ibu.

Chlorpheniramine Kategori B (Antihistamin) Meredakan alergi. Studi pada binatang percobaan tidak
(Trimester 1 & 2) mengambil risiko terhadap janin, tetapi belum ada
studi terkontrol pada wanita hamil. Chlorpheniramine
bisa diserap ke dalam ASI dan dapat menurunkan
produksi ASI.
NAMA OBAT KATEGORI & GOLONGAN OBAT DESKRIPSI
(TRIMESTER)
Ibuprofen Kategori C (antiinflamasi nonsteroid Meredakan nyeri, demam, dan panggul sendi. untuk usia
(Trimester 1 & 2) atau OAINS/NSAID) kehamilan ≤30 minggu: Studi pada binatang percobaan tidak
adanya efek terhadap janin, tetapi belum ada studi kontrol
pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin. Obat golongan NSAID yang diberikan pada
usia kehamilan >30 minggu dapat meningkatkan risiko
terjadinya gangguan jantung bawaan, seperti duktus
arteriosus janin.

Paracetamol Kategori B Untuk obat minum dan Meredakan demam dan nyeri. Studi pada binatang
(Trimester 1, 2 & 3) soppositoria (Analgesik dan percobaan tidak mengambil risiko terhadap janin, tetapi
antipiretik) belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Amoxicillin Kategori B (Antibiotik penisilin) Mengatasi infeksi bakteri, termasuk gonore, otitis media, atau
(trimester 1, 2 & 3) pielonefritis. Studi pada binatang percobaan tidak
memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum
ada studi terkontrol pada wanita hamil. Amoxicillin dapat
terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan
menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan
dokter.
NAMA OBAT KATEGORI & GOLONGAN OBAT DESKRIPSI
(TRIMESTER)
Nitrofurantoin Kategori B (Antibiotik) Mengatasi dan mencegah infeksi saluran kemih. Studi pada
(Trimester 1 & 2) binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko
terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita
hamil. Namun, obat ini tidak boleh digunakan saat usia
kehamilan 38–42 minggu. Nitrofurantoin dapat terserap ke
dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan
obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Metronidazole Kategori B (Antibiotik Golongan Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya
(Trimester 1 & 2) Nitromidazole) risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil.Obat hanya boleh digunakan jika besarnya
manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap
janin.Metronodazole dapat terserap ke dalam ASI sehingga
tidak boleh digunakan selama menyusui.
KASUS PENGOBATAN
MENGENAI IBU HAMIL &
MENYESUI, PEDIATRI DAN
GERIATRI
IBU HAMIL DAN MENYUSUI
• Kasus
Ny. H (38 tahun), G5P3 dengan usia kehamilan saat ini 34 minggu, mengunjungi klinik antenatal di
sebuah rumah sakit swasta untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin. Pada pemeriksaan,
ditemukan beberapa masalah yang kritis terhadap kehamilan Ny. H, baik terhadap ibu maupun
janinnya. Untuk memastikan kondisi Ny H perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lain yang lebih
mudah dilakukan jika klien dirawat. Ny. H tidak dapat mempercayainya ketika tenaga Kesehatan
menjelaskan kondisinya. Dia merasa kondisinya baik. Kenyataannya, dari tekanan darah klien
170/100 mmHg dan terdapat edema yang berlebih pada daerah ekstremitas atas maupun bawah.
Ny. H bingung karena ia tidak dapat memutuskan apakah akan tinggal di rumah sakit atau tidak. Ia
mengkhawatirkan anak-anaknya di rumah dan harus menghubungi suaminya dahulu. Suami Ny H
datang atas panggilan istrinya. Ia tampak gusar karena ketika dihubungi istrinya ia sedang sibuk di
kantornya. Walaupun dokter menjelaskan kondisi istrinya, ia tetap merasa bahwa istrinya sehat
seperti kehamilan yang lalu sehingga menolak anjuran rawat inap tersebut. Kemudian keduanya
meninggalkan rumah sakit bersama anak mereka. Tenaga kesehatan yang merawat Ny H benar-
benar tidak dapat mengubah pendirian pasangan tersebut sehingga hanya memberikan resep obat
untuk di rumah. Kurang dari 12 jam berikutnya, Ny. H dibawa ke unit gawat darurat di RS yang sama
dengan kondisi tidak sadar. Suaminya menangis di sisi istrinya dan mengakui bahwa ia
membutuhkan istrinya untuk mengurus rumah dan anaknya saat ia bekerja di kantor. Ia tidak
menyadari kesehatan istrinya yang berhubungan dengan kehamilannya dan tidak mengenal bahwa
kehamilan istrinya berada pada kondisi risiko tinggi.
IBU HAMIL DAN MENYUSUI
• Penyelesaian Masalah
Seharusnya ny.H mau di rawat inap dan melakukan tes lebih lanjut agar
diketahui secera menyeluruh dan di beri pengobatan yang tepat. Dari
kasus di atas ibu hamil tersebut diindikasikan mengalami hipertensi,
Dalam mengatasi hipertensi pada ibu hamil maka akan dilakukan
pengobatan dimana obat yang dianjurkan sebagai antihipertensi pada
kehamilan dan laktasi diantaranya seperti Metildopa, Clonidine, CCB,
Betablocker, Labetalol, Hydrochlortiazid, dan ACE-I & ARB.
PEDIATRI
• Kasus
Berdasarkan studi kasus pada An.S ditemukan diagnosa yaitu gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Adapun tindakan yang dilakukan yaitu
memantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit memberikan intake
dan memantau output cairan, menganjurkan keluarga untuk memberi minum pada
klien sesuai dengan kebutuhan, dan berkolaborasi dengan tim medis pemberian
cairan infus RL dan obat antibiotik.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada An.S dikarenakan bakteri yang
menginfeksi saluran pencernaan yang dapat berdampak pada An.S mengalami
kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan. Untuk itu maka perlu penanganan
cairan dan elektrolit
PEDIATRI

• Penyelesaian Masalah
Pada pasien An.S yang mengalami masalah gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit yang dilakukan adalah: Pantau tanda dan gejala
kekurangan cairan dan elektrolit, berikan intake dan memantau output
cairan, anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak sesuai
kebutuhan pasien, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
antibiotik dan cairan infus. Contoh antibiotic yang diberikan yaitu
Cotrimoxazole.
GERIATRI
• Kasus
Dari hasil pengkajian didapatkan data pasien lansia dengan hipertensi, ketika di ukur
tekanan darah pasien mencapai 175/98 mmHg. Pasien mengeluh sakit kepala, dan kaki
sering pegal-pegal. sehingga didapatkan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera fisiologis (penyakit), gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang
kontrol tidur dan defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidak tahuan menemukan
sumber informasi. Berdasarkan hasil pengkajian pasien mengalami nyeri akut yang
berhubungan dengan penyakit hipertensi. Tanda dan gejala nyeri akut dapat berupa adanya
keluhan nyeri, tampak meringis, bersikap sangat berhati-hati, waspada, gelisah, frekuensi
nadi meningkat, sulit tidur, peningkatan tekanan darah dan pola nafas, nafsu makan yang
berubah, terganggun dalam proses berfikir, fokus pada diri sendiri hingga diaphoresis. Saat
dilakukan pengkajian, ditemukan beberapa keluhan seperti pasien merasa sakit kepala dan
kaki pegal, tekanan darah tinggi, sulit tidur. Tindakan yang di berikan untuk mengurangi
sakit/nyeri kepala, kaki pegal dan tekanan darah menjadi stabil salah satunya dengan
pemberian teknik non farmakologi foot massage, terapi di lakukan 3 hari berturut turut
selama 10 sampai dengan 15 menit berulang selama 3 hari. Hasil evaluasi pasien
mengatakan pusin berkurang, kaki pegal – pegal berkurang, dan tekanan darah saat di
lakukan pemeriksaan menurun.
GERIATRI
• Penyelesaian Masalah
Dalam penggunaan obat antihipertensi bagi lansia, keluarga di rumah memiliki
peran penting dalam mengingatkan lansia agar mengonsumsi obat dengan teratur
dan tepat waktu. Selain itu, keluarga juga perlu mengikuti tata cara pemberian obat
sesuai anjuran dokter. Jangan pula menghentikan konsumsi atau mengubah jenis
obat-obatan yang telah diberikan dokter tanpa berkonsultasi lebih dulu. Untuk
pasien lansia biasanya kita akan mengutamakan penggunaan obat golongan CCB
karena memeiliki efek pleiotropik yang baik untuk vaskular. Karena pada orang tua
terjadi kekakuan pembuluh darah. Dan untuk kasus yang anda sampaikan juga,
yaitu ada masalah pada fungsi ginjal, maka CCB yang paling aman. Tetapi tetap
memperhatikan capaian target tekanan darahnya dok. Jika memang belum
mencapai target maka tetap boleh dikombinasikan dengan golongan ACE inhibitor
atau ARB. Dengan eGFR yang masih 40, pemberian ACE inhibitor dan ARB masih
aman.

Anda mungkin juga menyukai