Anda di halaman 1dari 8

PENGGUNAAN ANALGESIK PADA IBU HAMIL

Dosen Pengampu : Dr. Dian indihadi, M.Pd

Risnandar sudarman, S.Pd

Nabila Nuradillah

Email : nabilanuradilah66@gmail.com

Abstrak

Penggunaan analgesik pada ibu hamil memang seharusnya diperhatikan dan tidak
untuk dikonsumsi jika tanpa resep dari dokter karena mempertibangkan resiko juga
keselamatan pada janin yang dikandung. Dari berbagai jenis analgesik atau obat
Pereda nyeri yang sering digunakan dan aman untuk digunakan ibu hamil adalah
paracetamol. Obat paracetamol adalah obat Pereda nyeri yang masuk kedalam
kategori B dengan artian beresiko ringan dan bahkan tidak beresiko sama sekali
pada sejumlah kasus. Namun, walaupun begitu, penggunaannya juga harus
dibarengi dengan anjuran dokter agar tidak membahayakan ibu dan janin yang
dikandungnya. Pengetahuan tentang penggunaan analgesic ini sangat diperlukan,
supaya tidak ada lagi kesalahan dalam penggunaannya.

Kata kunci : analgesik, paracetamol, ibu hamil.

Abstract

The use of analgesics in pregnant women should be considered and not to be consumed
without a prescription from a doctor because it raises the risks and safety to the fetus.
Of the various types of analgesics or painkillers that are often used and safe for
pregnant women to use is paracetamol. Paracetamol is a pain reliever that falls into
category B with the meaning of mild risk and not even at risk at all in some cases.
However, even so, its use must also be accompanied by a doctor's advice so as not to
harm the mother and the fetus it contains. Knowledge about the use of this analgesic is
very necessary, so that there are no more errors in its use.
Keywords: analgesics, paracetamol, pregnant women.

PENDAHULUAN

Pada kehamilan sering terjadi trimester III. Trimester I adalah


beberapa keluhan, meskipun keluhan kehamilan pada minggu pertama
ini umum terjadi. Tetapi hal ini hingga minggu ke-13. Trimester II
tidak dialami oleh semua wanita terhitung mulai dari minggu ke-14
yang sedang mengandung, karena sampai minggu ke–26. Sedangkan
terdapat wanita hamil yang tidak untuk trimester III dihitung mulai
mengalami keluhan sama sekali. dari minggu ke-27 sampai minggu
Berikut contoh keluhan yang sering ke-38 atau 40 yang merupakan
dialami ibu hamil seperti konstipasi, akhir dari kehamilan (Susanti, 2008).
batuk, diare, hemoroid (ambeien), Pemakaian obat pada kehamilan
alergi, sakit perut, nyeri (sakit merupakan salah satu masalah yang
kepala, sakit gigi) dan keputihan penting untuk diketahui dan dibahas.
(Byrom et al., 2009). Lamanya hamil Hal ini mengingat bahwa dalam
normal adalah 280 hari (40 minggu ) pemakaian obat selama kehamilan,
dihitung dari hari pertama sampai tidak saja dihadapi berbagai
terakhir. Oleh karena dalam tubuh kemungkinan yang dapat terjadi
ada sesuatu yaitu individu yang pada ibu, tetapi juga pada janin.
tumbuh dan berkembang untuk Obat dapat menyebabkan efek yang
menyesuaikan diri,dengan adanya tidak dikehendaki pada janin
individu itu tubuh mengadakan selama masa kehamilan. Selama
perubahan,memberi tempat, kehamilan dan menyusui, seorang ibu
kesempatan dan jaminan untuk dapat mengalami berbagai keluhan
tumbuh dan berkembang sampai atau gangguan kesehatan yang
saatnya dilahirkan membutuhkan obat. Banyak ibu
(Prawirohardjo,2008) hamil menggunakan obat dan
suplemen pada periode
Kehamilan membutuhkan waktu 9
organogenesis sedang berlangsung
bulan yang dibagi dalam tiga periode
sehingga risiko terjadi cacat janin
yaitu trimester I, trimester II, dan
lebih besar. Dalam plasenta obat
mengalami proses biotransformasi, yang dapat mengganggu
mungkin sebagai upaya pertumbuhan janin. Karna hampir
perlindungan dan dapat terbentuk sebagian besar obat dapat melintasi
senyawa antara yang reaktif, yang darah/plasenta, beberapa diantaranya
bersifat teratogenik/dismorfogenik. mampu memberikan pengaruh buruk,
Obat-obat teratogenic atau obat-obat bahkan kematian pada janin.
yang dapat menyebabkan (Said,2006)
terbentuknya senyawa teratogenic

METODE

Metode yang digunakan yaitu metode dengan maksud penelitianini lebih


deskriptif yang mana metide ini fokus dari awal sampai akhir
bertujuan untuk menjelaskan secara penelitian. Adapun sumber yang
spesifik mengenai penggunaan digunakan dalam metode kali ini yaitu
analgesik pada ibu hamil dengan bersumber dari google scholar dan
efektif. Penelitian deskriptif ini jurnal jurnal yang berhubungan
dilakukan dengan cara dengan judul artikel ini.
mengumpulkan data-data penelitian,

PEMBAHASAN

Ibu hamil dengan persentase 52% ibu hamil di Amerika Serikat,Kanada


(n=52) mengonsumsi obat anti nyeri Iceland Turki, Korea dan
sesuai aturan pakai hingga nyeri yang Israelmengalami nyeri tulang
dirasakan hilang. Selama masa belakang. Surveyyang dilakukan oleh
kehamilan, ibu dan janin adalah unit University of Ulsterpada tahun 2014,
fungsi yang tak terpisahkan. Obat bahwa 70% dari total 157ibu hamil
dapat menyebabkan efek yang tidak mengalami nyeri punggung bawah
dikehendaki pada janin selama masa (Kantonis, 2011). Hasil dari penelitian
kehamilan dikarenakan banyak obat pada ibu hamil di berbagai daerah
yang dapat melintasi plasenta, maka Indonesia mencapai 60-80% orang
penggunaan obat pada wanita hamil mengalami nyeri punggung
perlu berhati-hati (Depkes RI, 2006). bawahpada kehamilannya
Berdasarkan penelitian lebih dari50% (Apriliyanti, 2015).
Keluhan nyeri yang paling sering sekitar 65-70% wanita hamil
dialami oleh ibu hamil adalah nyeri menggunakan asetaminofen, yaitu
punggung dengan persentase 61% obat antipiretik dan analgesik selama
(n=61) ibu hamil. Seiring pembesaran kehamilan (FDA, 2015). Oleh karena
uterus dan penambahan berat badan itu, wanita dan tenaga kesehatan
pada kehamilan, maka pusat gravitasi perlu memahami keamanan analgesik
berpindah ke depan sehingga ibu dan risiko mengobati dengan tidak
hamil harus menyesuaikan posisi menimbulkan rasa sakit selama
berdirinya. Perubahan tubuh yang kehamilan dan menyusui. Risiko latar
tidak tepat akan memaksa belakang utama cacat pada kehamilan
peregangan tambahan dan kelelahan adalah 3%. Perempuan dan tenaga
pada tubuh terutama pada daerah kesehatan sepatutnya memberi
punggung belakang, sehingga ibu informasi mengenai risiko pemakaian
hamil sering mengalami nyeri obat (Malhotra dan Khanna, 2016).
punggung (Fatmawati, 2017). Pada
Penanganan nyeri punggung bawah
ibu hamil sering muncul beberapa
secara farmakologis mencakup
keluhan seperti konstipasi, batuk,
penggunaan opioid (narkotika), obat-
diare, hemoroid (ambeien), alergi,
obatan Anti inflamasi non opioid/
sakit perut, nyeri (sakit kepala, sakit
nonsteroid (NSAID),analgesik
gigi), dan keputihan (Byrom et al.,
penyerta atau koanalgesik (Kozier,
2009).
2011). Namun harus berhati-hati
Berbagai obat analgesik dan ketika menggunakan terapi
antipiretik diresepkan untuk farmakologis bagi ibu hamil, karena
mengobati rasa sakit pada ibu hamil. penggunaan analgesik tidak selalu
Obat-obatan analgesik dan antipiretik efektif untuk mengurangi nyeri
tersedia dalam golongan bebas dan punggung bawah, penggunaan NSAID
bebas terbatas yang dapat dibeli tidak boleh digunakan pada usia
tanpa resep serta golongan keras yang kandungan bayi dibawah 30minggu,
dapat dibeli hanya dengan resep karena beresiko menyebabkan
dokter. Obat tersebut digunakan malformasi pada proses pembentukan
untuk mengobati rasa sakit seperti janin, sedangkan penggunaan opioid
sakit kepala, nyeri, radang sendi, dan untuk mengurangi nyeri punggung
demam. Menurut dua studi di bawah beresiko menyebabkan
Amerika Serikat menunjukan bahwa komplikasi seperti depresi pernafasan
pada janinmaupun efek endokrin merupakan penyebab utama
ketergantungan opioid padaibu meningkatnya masalah kesuburan
setelah menggunakannya dalam pada pria di dunia Barat. Lebih lanjut
waktu yang lama (Sinclair, 2015). para ilmuwan juga menganjurkan
agar Wanita yang sedang hamil
Hasil penelitian terbaru, para peneliti
sebaiknya tidak mengkonsumsi obat-
dari Denmark, Finlandia dan Prancis
obatan penahan rasa sakit selama
meneliti lebih dari 2.000 wanita hamil
masa kehamilan mereka. Bila terpaksa
dan bayi mereka. Mereka menemukan
harus mengkonsumsinya karena sakit
para wanita yang menggunakan lebih
yang sudah tak tertahankan,
dari satu obat penghilang rasa sakit
sebaiknya gunakan dosis yang paling
secara bersamaan, seperti
rendah dan waktu yang singkat,
parasetamol dan ibuprofen, memiliki
jangan berlarut-larut. Yang tak kalah
peningkatan resiko tujuh kali lipat
penting, konsultasikan dahulu dengan
melahirkan anak dengan beberapa
dokter bila akan mengkonsumsi suatu
bentuk testis yang tidak turun atau
obat-obatan tertentu. (Said : 2013).
kriptorkismus dibandingkan dengan
wanita yang tidak mengkomsumsi Swamedikasi pada analgesik
apapun. Trimester kedua (14-27 pengetahuan responden masih
minggu) kehamilan menjadi waktu terbilang kurang dikarenakan banyak
sangat sensitif. Dalam hal ini, usia obat – obat analgesik yang cukup laris
kehamilan yang paling rawan adalah diperjual belikan dan cukup
antara 4 hingga 6 bulan. Selain dapat terkenal dikalangan masyarakat.
mengakibatkan kualitas sperma anak Seperti penggunaan parasetamol
nantinya menjadi kurang baik. wanita relatif paling aman jika diberikan
yang mengkonsumsi lebih dari satu selama kehamilan. Parasetamol
jenis obat saat hamil dapat mempunyai efek analgesika ringan
meningkatkan resiko bahaya pada dan antipiretika. Tetapi umumnya
kesuburan sang anak sampai dengan obat ini lebih banyak digunakan untuk
70%. Dari hasil penelitian tersebut, antipiretika. Penggunaan analgesik
para ilmuwan menyimpulkan perlu (non opiat) mempunyai keuntungan
adanya perhatian khusus bagi karena tidak bersifat adiktif,
konsumsi penggunaan obat-obatan walaupun sedikit atau tidak sama
analgesik pada wanita yang sedang sekali mempunyai efek antiinflamasi.
hamil karena ternyata gangguan Efek samping yang sering terjadi pada
obat ini adalah hepatotoksisitas. analgesik dalam penanganan nyeri
Secara umum dapat dikatakan bahwa pada pasien dewasa, yaitu sebagai
pemakaian parasetamol pada berikut: (1) sikap tenaga medis dalam
kehamilan relatif paling aman, asalkan melakukan perawatan terhadap nyeri;
dipakai pada dosis terapetik yang (2) tidak ada pengkajian nyeri yang
dianjurkan. (Maria, 2009), berulang; (3) kurang edukasi
mengenai nyeri pascaoperasi;(4)
Pemberian analgesik yang tidak
komunikasi yang tidak baik antara
disesuaikan dengan derajat nyeri
tenaga kesehatan dan pasien dalam
pasien akan menyebabkan
penyampaian rasa nyeri; (5) kurang
ketidakefektifan. Apabila nyeri akut
jenis obat-obat analgesik; (6) kurang
yang tidak tertangani dengan baik
pengetahuan tenaga medis mengenai
akan berkembang menjadi nyeri
nyeri; (7) pemberian analgesik yang
kronis yang akan lebih sulit diatasi
tidak tepat waktu; (8) pemberian
dan akan mengakibatkan penurunan
analgesik yang tidak disesuaikan
kualitas hidup seseorang [6].
dengan derajat nyeri. (Prastiwi, dkk
Terdapat beberapa faktor yang
:2021)
menyebabkan ketidakefektifan

SIMPULAN

Analgesik adalah obat yang dimana disesuaikan dengan tingkat nyeri


obat ini sangat selektif meminimalisir pada pasien (ibu hamil). Sehingga
dugaan sakit dalam system syaraf dalam penggunaannya diperlukan
atau juga mekanisme nyeri perifer. ketelitian dan pemahaman yang baik
Tanpa tingkat mengubah kesadaran. agar supaya penggunaan enelgetic ini
Tidak sedikit bagi ibu hamil yang dapat mencapai keefektivitasan.
tidak memiliki pengetahuan mengenai Apabila nyeri pada pasien tidak
penggunaan obat analgesik selama teratasi dan tertangani dengan baik
kehamilan berlangsung, namun juga maka kemungkinan besar akan
tidak sedikit ibu hamil yang sudah menyebabkan nyeri kronis pada ibu
mengetahui tentang penggunaan hamil dan bisa membahayakan janin
analgesik ini. Penggunaan analgesik yang ada didalam kandungan.
bisa mencapai keefektivan apabila Pengetahuan dalam penggunaan
analgesik bagi ibu hamil ini sangat dan janin yang dikandung.
penting bagi ibu yang mengandung

DAFTAR PUSTAKA

Resmi, D. C., & Tyarini, I. A. (2020). Pengaruh Akupresur Terhadap Nyeri Punggung
Bawah Pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1),
55-61.
Niraski, V. (2015). Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Tingkat Nyeri Pada Ibu Post
Sectio Caesarea Di Rsb Jeumpa Pontianak Tahun 2015. Jurnal
Proners, 3(1).
Dewi, A. R. M. F. K., Yuliyani, A. S., Dianita, B. R., Trimanda, D. A. W., Erliana, F. T.,
Kurniawan, H., ... & Nita, Y. (2020). Pengetahuan Dan Penggunaan
Obat Analgesik Dan Antipiretik Pada Ibu Hamil. Jurnal Farmasi
Komunitas, 7(1), 8-16.
Said, N. B. (2013). Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang
Penggunaan Obat-obatan Analgesik Selama Kehamilan di RB Mattiro
Baji Gowa Tahun2013 (Doctoral dissertation, Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar).
Afif, A., & Wahyuni, A. S. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan
Penggunaan Obat Analgesik Pada Swamedikasi Nyeri Di Masyarakat
Kabupaten Demak (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Prastiwi, N., Nasif, H., & Aldi, Y. (2021). EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANALGESIK DI
RUMAH SAKIT. Jurnal Kesehatan, 12(1), 001-010.
Khuluq, H. (2020). GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI
ANALGESIK PADA MASYARAKAT DESA TANJUNGSARI, PETANAHAN,
KABUPATEN KEBUMEN. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan,
15(2), 50-54.
Syahdiana, H., & Susilowati, E. (2019). TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG
KEAMANAN PENGGUNAAN OBAT PADA MASA KEHAMILAN DI
APOTEK METRO HUSADA MALANG (Doctoral dissertation, Akademi
Farmasi Putera Indonesia Malang).
Irawati, R., Rumi, A., & Parumpu, F. A. (2021). Gambaran Tingkat Pengetahuan
Swamedikasi Obat Analgesik Pada Mahasiswa-Mahasiswi Universitas
Tadulako Di Kota Palu. Jurnal Health Sains, 2(3), 350-361.
Wahyuni, I., & Suryani, L. (2021). Determinan Kepatuhan Ibu Hamil dalam
Mengkonsumsi Obat selama Kehamilan. Jurnal Kebidanan Harapan
Ibu Pekalongan, 8(2), 58-73.
Ramadhani, A. N. (2019). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Hamil
tentang Penggunaan Obat-Obatan Analgesik Selama Masa Kehamilan
Trimester Pertama di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar
Tahun 2016 (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar).
Juwita, D. R., Faradani, N., & Wibowo, M. I. N. A. (2019). Studi Penggunaan Obat
Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Sectio Caesarea
di RSU Bunda Purwokerto. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia
(Pharmaceutical Journal of Indonesia), 16(2), 265-277.
Furdiyanti, N. H., Oktianti, D. O., Rahmadi, R. R., & Coreira, L. C. (2019). Keefektifan
ketoprofen dan ketorolak sebagai analgesik pada pasien pasca bedah
cesar. Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product, 2(1).
Fitriyani, J. (2014). Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny E G4p3a0 Umur 41 Tahun
Hamil 6 Minggu Dengan Abortus Incompletus Di Rsud Karanganyar.

Anda mungkin juga menyukai