Anda di halaman 1dari 28

7 LANGKAH

MANAJEMEN KEBIDANAN
“VARNEY”
Oleh:
Melati Puspita Sari, SST, M.Keb
7 LANGKAH MANAJEMEN KEBIDANAN
“VARNEY”
 Pertama, Pengumpulan data dasar
 Kedua, Interpretasi data
 Ketiga, Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
potensial
 Keempat, Mengidentifikasi dan menetapkan
kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
 Kelima, Merencanakan asuhan yang menyeluruh
 Keenam, Melaksanakan perencanaan
 Ketujuh, Evaluasi hasil tindakan
I. Pengkajian/pengumpulan data/
pengumpulan data dasar
 Pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
diperlukan secara lengkap:
 Riwayat kesehatan
 Pemeriksaan fisik
 Meninjau catatan terbaru atau catatan sblmnya
 Data laboratorium
 Dalam keadaan tertentu:
 Langkah I dapat overlap dengan langkah V
& VI (menjadi bagian dari langkah tersebut)
karena data yang diperlukan diambil dari
hasil pemeriksaan lab atau pemeriksaan
diagnostik lain
Kadang-kadang bidan perlu memulai
manajemen dari langkah IV untuk
mendapatkan data dasar awal yang perlu
disampaikan kepada dokter
II. Identifikasi masalah, diagnosa /
interpretasi data dasar
 Data dasar yang sudah dikumpulkan lalu
diinterpretasikan sehingga ditemukan
masalah / diagnose yang spesifik
 Kata “masalah & diagnose” keduanya
digunakan bersamaan karena beberapa
masalah tidak dapat diselesaikan seperti
diagnose, tetapi membutuhkan penanganan
rencana asuhan terhadap klien
 Masalah sering menyertai diagnose
(bagaimana pasien menerima kenyataan
tentang diagnosenya)
 Contoh:
 Diagnose : kemungkinan wanita hamil
Masalah : wanita tersebut tidak
menginginkan
kehamilannya
 Diagnose : hamil TM III
Masalah : takut akan proses persalinan
 Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori
“nomenklatur standar diagnose” tetapi tentu
akan menciptakan masalah yang
membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan
memerlukan suatu perencanaan untuk
mengurangi rasa takut
 Diagnose kebidanan: diagnose yang
ditegakkan bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar
Nomenklatur diagnose kebidanan
 Standar nomenklatur diagnose kebidanan:
 Diakui dan telah disahkan oleh profesi
 Berhubungan langsung dengan praktek
kebidanan
 Memiliki ciri khas kebidanan
 Didukung oleh clinical judgement dalam
lingkup praktek kebidanan
 Dapat diselesaikan dengan pendekatan
manajemen kebidanan
 Contoh interpretasi data dasar:
 GI P00000 dengan preeklamsia
Dasar: - hamil ...mgg
- HPHT
- tensi, protein uri, oedema
 Infeksi moniliasis vagina
Dasar: - pasien mengeluh fluor berbau
- pemeriksaan spekulum fluor kental pada
vagina
- hapusan basah tampak monilia
 Nyeri pada ligamentum rotundum
Dasar: - pasien mengeluh sakit pada sisi kanan 1
bulan yang lalu
- daerah yang sakit pada sisi kuadran
kanan bawah abdomen sampai inguinal
kanan
 Kecenderungan panggul sempit
Dasar: - primigravida 37 minggu kepala belum
masuk rongga panggul
- TB 140 cm
- ukuran panggul luar kurang dari normal
Daftar Nomenklatur Kebidanan
1. Persalinan Normal 15. Asma Bronchiale
2. Partus Normal 16. Presentasi Dagu
3. Syok 17. Disproporsi Cephalo Pelvik
4. DJJ tidak normal 18. Hipertensi Kronik
5. Abortus 19. Koagulopati
6. Solusio Plasenta 20. Presentasi Ganda
7. Akut Pyelonefritis 21. Cystitis
8. Amnionitis 22. Eklampsia
9. Anemia Berat 23. Kehamilan Ektopik
10. Apendiksitis 24. Ensephalitis
11. Atonia Uteri 25. Epilepsi
12. Infeksi Mammae 26. Hidramnion
13. Pembengkakan Mammae 27. Presentasi Muka
14. Presentasi Bokong 28. Persalinan Semu
29. Kematian Janin 47. Posisi Occiput Melintang
30. Hemoragik Antepartum 48. Kista Ovarium
31. Hemoragik Postpartum 49. Abses Pelvik
32. Gagal Jantung 50. Peritonitis
33. Inertia Uteri 51. Placenta Previa
34. Infeksi Luka 52. Pneumonia
35. Inversio Uteri 53. Pre Eklamsia
Ringan/Berat
36. Bayi Besar 54. Hipertensi krn Kehamilan
37. Malaria Berat dgn Komplikasi 55. Ketuban Pecah Dini
38. Malaria Ringan dgn Komplikasi 56. Partus Prematurus
39. Mekonium 57. Prolapsus Tali Pusat
40. Meningitis 58. Partus Fase Laten Lama
41. Metritis 59. Partus Kala II Lama
42. Migrain 60. Sisa Plasenta
43. Kehamilan Mola 61. Retensio Plasenta
44. Kehamilan Ganda 62. Ruptura Uteri
45. Partus Macet
63. Bekas Luka Uteri
64. Presentasi Bahu
65. Distosia Bahu
66. Robekan Serviks dan Vagina
67. Tetanus
68. Letak Lintang
III. Mengidentifikasi/ mengantisipasi
diagnose/ masalah potensial
 Berdasarkan rangkaian masalah / diagnose
sekarang, langkah ini membutuhkan
antisipasi, pencegahan, menunggu sambil
waspada / bersiap-siap bila hal tersebut
benar-benar terjadi (hanya merupakan
antisipasi)
 Contoh:
Ibu hamil dengan uterus yang sangat membesar,
kemungkinan penyebabnya hidramnion, bayi
besar, ibu DM, hamil kembar.
Harus diantisipasi mengambil langkah
pencegahan, bersiap-siap menghadapi
kemungkinan:
- HPP,akibat dari atonia uteri dari peregangan
perut yang >>
- Distosia, akibat dari bayi yang terlalu besar
IV. Identifikasi kebutuhan segera
 Merupakan kesinambungan dari proses
penatalaksanaan, bukan hanya asuhan primer
(mis: ANC saja) tetapi juga selama kita terus
bersama klien (inpartum, postpartum)
Tugas bidan: konsultasi, kolaborasi, merujuk
 Contoh:
 Situasi gawat: HPP, distosia bahu, APGAR score
rendah
Sebagian data bisa menunjukkan situasi yang
memerlukan langkah segera sementara
menunggu intervensi dari dokter
Tugas bidan  konsultasi/merujuk
 Situasi tidak gawat: tanda-tanda awal pre-eklamsia
Tugas bidan  konsultasi/merujuk
Bidan harus mengevaluasi kondisi pasien untuk
menentukan tindakan yang sesuai: konsultasi,
kolaborasi, merujuk? (ahli gizi, perawat bayi)
V. Merencanakan asuhan yang menyeluruh
 Merupakan kelanjutan dari manajemen terhadap
masalah / diagnose yang telah diidentifikasi /
diantisipasi (apakah perlu konseling, rujuk?)
 Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh
kedua belah pihak (bidan dan klien) agar dapat
dilaksanakan dengan efektif
 Tugas bidan: merumuskan rencana asuhan sesuai
dengan hasil pembahasan rencana bersama klien,
kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum
melaksanakan
 Semua keputusan yang dikembangkan dalam
asuhan yang menyeluruh ini harus RASIONAL
dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan
dan teori yang up to date serta sesuai dengan
asumsi tentang apa yang akan dilakukan oleh
klien
 Rasional yang berdasarkan asumsi yang tidak
sesuai dengan teori, dianggap tidak valid atau
menghasilkan asuhan yang tidak lengkap
(berbahaya)
 Contoh: Ibu disuruh miring ke kiri saat tidur
R/ melancarkan peredaran darah
uteroplasenta
VI. Implementasi rencana asuhan
 Merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan yang
menyeluruh (langkah V) secara efisien dan aman
 Dapat dilakukan:
- seluruhnya oleh bidan, ex: menyuntik
- sebagian bidan dan sebagian klien, ex: merawat bayi
- sebagian bidan, sebagian anggota tim kesehatan lain,
ex: pemeriksaan lab, konsultasi gizi
 Jika bidan tidak melaksanakan sendiri, ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaan (bahwa langkah tersebut benar-benar
dilaksanakan)
VII. Evaluasi
 Apakah asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan benar-benar telah
terpenuhi?
 Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
memang benar-benar efektif dalam
pelaksanaannya
 Ada kemungkinan sebagian rencana efektif,
sedangkan sebagian belum efektif
 Ingat: proses manajemen adalah kontinue, maka
perlu mengulang lagi rencana yang tidak efektif
Proses Manajemen Kebidanan
7 Steps “Varney” 5 Steps “Indonesia” SOAP notes

Subjective
Data Data
Objective

Problems/diagnosis

Anticipate potencial Assessment/diagnosis Assessment/diagnosis


problems/diagnosis
Consider consult or refer

Plan Plan • Plan


• Consult/referral
Implement Implement • Diagnostic/lab
• Treatment/medication
• Education/conseling
Evaluation Evaluation
• Follow up
Prinsip Pendokumentasian Manajemen
Kebidanan dengan Pendekatan Catatan SOAP
• Prinsip Dokumentasi Manajemen Kebidanan,
adalah suatu hal yang diyakini dalam proses
pencatatan, penyimpanan informasi, data fakta
yang bermakna dalam pelaksanaan kegiatan yang
merupakan alur pikir bagi seorang bidan yang
memberikan arah/kerangka kerja dalam
menangani kasus yang menjadi tanggung
jawabnya
Prinsip dalam aplikasi dokumentasi kebidanan (Lyer dan Camp,
1999):
• Dokumentasikan secara lengkap tentang suatu masalah penting
yang bersifat klinis
• Lakukan penandatanganan dalam setiap pencatatan data
• Tulislah dengan jelas dan rapi
• Gunakan ejaaan dan kata baku serta tata bahasa medis yang
tepat dan umum
• Gunakan alat tulis yang terlihat jelas, seperti tinta untuk
menghindari terhapusnya catatan
• Gunakan singkatan resmi dalam pendokumentasian
• Gunakan pencatatan dengan grafik untuk mencatat tanda vital
• Berhati-hati ketika mencatat status pasien dengan HIV/AIDS
• Hindari menerima instruksi verbal dari dokter melalui telepon,
kecuali dalam kondisi darurat
• Tanyakan apabila ditemukan instruksi yang tidak tepat
• Dokumentasi terhadap tindakan atau obat yang tidak dapat
diberikan
• Catat informasi secara lengkap tentang obat yang diberikan
• Catat keadaan alergi obat atau makanan
• Catat daerah atau tempat pemberian injeksi
• Catat hasil laboratorium yang abnormal
Model SOAP
Cara Penulisan:
S: Data Subjektif
Berisi tentang data dari klien (segala bentuk
pernyataan atau keluhan klien) diperoleh dari
anamnesa yang merupakan ungkapan langsung
O: Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil observasi
melalui pemeriksaan umum, fisik, obstetrik,
penunjang (lab, USG, inspekulo, VT, dll)
A: Analisa Data
Kesimpulan berdasarkan data S dan O, meliputi
diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah
potensial, serta perlunya tindakan segera
P: Penatalaksaaan
Rencana tindakan yang akan dilakukan serta
pelaksanaan tindakan berdasarkan analisis
termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, tes
diagnosis atau laboratorium, serta konseling
dilanjutkan evaluasi dari pelaksanaan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai