o Prosen ini menguraikan bagaimana prilaku yang di harapkan dari pemberi asuhan.
o Proses manajemen ini bukan hanaya dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga
prilaku padasetiaplangkah agar pelayanan komprehensive dan aman dapat tercapai.
o Proses manajemen harus mengikuti urutan logis dan memberikan pengertian yang
menyatukan pengetahuan, hasil temuan, danpenilaian yang terpisah-pisahmenjadi satu
kesatuan yang berfokus pada manajemen klien.
o Proses 7 (tujuh) langkah ini dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan
evaluasi. Ketujuh langkah tsb membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat
diaplikasikan dlm situasi apapun, setiap lankah dpt diuraikan lg mjd lebih rinci dan
bsberubah sesuai kebutuhan
o Pada langkah ini bidan mengumpulkan data dasar dgn pengkajian yang di perlukan
untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap;
o Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kpd dokter dalam
manajemen kolaborasi bidan akan lakukan konsultasi
o Pada keadaan tertentu dapat terjadi langkah pertama akan overlap dengan langkah 5
dan 6 (atau menjadi bagian dari langkah-langkah tsb) karena data yang diperlukan
diambil dari hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik yang lain.
Kadangkala bidan perlu memulai manajemen dari langkah 4 untuk mendapatkan data
dasar awal yangperlu disampaikan kpd dokter
Berdasarkan landasan teori, pada kasus ketuban pecah dini yang perlu dilakukan
pengkajian adalah sebagai berikut :
a. Data Subjektif
- Bayi yang beresiko mengalami hipertermia adalah bayi yang berumur
kurang dari 28 hari (Heryani Reni, 2019)
- Berdasarkan landasan teori biasanya pada kasus hipertermia terjadi pada
usia kurang dari 28 hari.
b. Data Objektif
- Pada kasus hipertermia tanda-tanda vital ibu dalam batas normal yaitu
tekanan darah ( 110/70 -120/80 mmHg), Nadi (70-85x/menit), Pernapasan
(16-20x/menit), suhu (37,5°C)
- Pada kasus ketuban pecah dini
TFU : 33 cm berdasarkan usia kehmilan yaitu 37 minggu
DJJ : 110-150 x /menit
TBJ : 3400 dihitung berdasarkan tinggi fundus ibu
- Pada kasus ketuban pecah dini pada pemeriksaan anogenital
Pengeluaran : air ketuban
Warna : J : jernih
M : bercampur mekonium
D : bercampur darah
K : kering
Pembukaan serviks : < 5 cm
- Pemeriksaan penunjang
Berdasarkan landasarn teori pada kasus ketuban pecah dini dilakukan
pemeriksaan laboratorium yaitu tes nitrazin yaitu jika kertas lakmus merah
berubah menjadi biru menunjukkan adanya cairan ketuban
o Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah
dan kebutuhan klien berdasarkan data intrpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan.
o Kata masalah dan diagnosa keduanyadi gunakan, karena bbrp masalah tdk dpt
diselesaikan spt diagnosa tp membutuhkan penanganan yang dituangkan ke dlm
rencana asuhan thdp klien. Masalah sering menyertai diagnosa
Berdasarkan landasan teori, pada kasus ketuban pecah dini interprestasi data dasar
nya adalah :
GPA Usia kehamilan 37 minggu ketuban sudah pecah dengan pembukaan dibawah 5
cm.
Langkah III (ketiga) Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lai berdasarkan
rangkayan masalah dan diagnosa yang sdh diidentifikasi
Berdasarkan landasan teori, pada kasus ketuban pecah dini diagnosa potensial yang akan
terjadi pada ibu dan janin adalah sebagai berikut :
a. Pada janin
- Prematuritas
- Prolaps tali pusat
- Infeksi, seperti korioamnionitis
- Sindroma deformitas janin
b. Pada ibu
- Atonia uteri
- Partus lama
- Emboli air ketuban
Berdasarkan landasan teori, pada kasus ketuban pecah dini tindakan segaera yang
harus dilakukan adalah :
Berdasarkan landasan teori, perencanaan yang akan dilakukan pada kasus ketuban
pecah dini adalah sebagai berikut :
1. Informed consent
2. Asuhan sayang ibu
3. Observasi tanda-tanda vital ibu
4. Menyampaikan hasil pemeriksaan
Pada kasus ketuban pecah dini berdasarkan perencanaan yang akan dilakukan
adalah :
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan
- Pengeluiaran air ketuban berwanrna jernih
- Efek yang akan terjadi pada ibu dan janin dengan ketuban pecah dini, jika
tidak segera ditangani adalah :
Pada janin
o Prematuritas
o Prolaps tali pusat
o Infeksi, seperti korioamnionitis
o Sindroma deformitas janin
Pada ibu
o Atonia uteri
o Partus lama
o Emboli air ketuban
2. Informed consent
3. Asuhan sayang ibu
- Jelaskan semua asuhan dan keperawatan kepada ibu sebelum melakukan
tindakan tersebut
- Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut dan khawatir
- Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu
- Berikan dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan perasaan ibu beserta
anggota keluarganya
- Hargai privasi ibu
- Anjurkan ibu untuk makan dan minum sepanjang ia menginginkanya
4. Observasi pasien
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Pernapasan : 20 x/menit
- Nadi : 80 x /menit
- Suhu : 37°C
- Kontraksi : 2 x 10 menit durasi 20-25detik
- DJJ : 120x/menit
Langkah VII (Ketujuh) Evaluasi
o Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa
o Rencana tersebut dapat dianggap efeftif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telahefektif
sedang sebagian belum efektif.