Anda di halaman 1dari 42

ACUTE CORONARY

SYNDROME
SESI ILMIAH TIM 2 HCU
DEFINISI

Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan


pasokan oksigen jantung.
EPIDEMIOLOGI

WHO (2015):
70% kematian di dunia disebabkan
oleh PTM, 45% nya disebabkan oleh
penyakit kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular = penyebab


kematian utama di Indonesia (death
rate 37% di tahun 2013)

Riskesdas (2013):
Prevalensi PJK nasional 1,5%
ANATOMI
PATOFISIOLOGI

1 2 3

Disrupsi/rupture plak Proses agregasi trombosit Trombus menyumbat


atheroma dan aktivasi jalur koagulasi pembuluh darah koroner
 thrombus (total/parsial) + pelepasan
zat vasoaktif (vasokonstriksi)

4 5 6

Berkurangnya aliran darah Suplai O2 yang berhenti Infark miokard


koroner  iskemia miokard ±20 menit
FAKTOR RISIKO

● Pria
● Riwayat penyakit aterosklerosis non
koroner
● Riwayat PJK (sampai infark miokard)
● Umur
● Hipertensi
● Merokok
● Dislipidemia
● Diabetes mellitus
● Riwayat PJK dini dalam keluarga
KLASIFIKASI ACS

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan EKG, dan pemeriksaan


biomarka jantung, ACS dibagi menjadi:

STEMI NSTEMI UAP


DIAGNOSIS
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN BIOMARKA
ANAMNESIS EKG
FISIK JANTUNG
ANAMNESIS

Angina tipikal Angina atipikal

• Rasa tertekan/berat di daerah retrosternal • Nyeri di daerah penjalaran angina tipikal


• Menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area interskapular, • Gangguan pencernaan
bahu, atau epigastrium • Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
• Intermiten (beberapa menit) atau persisten (>20menit) • Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
• Keluhan penyerta: keringat dingin, mual/muntah, nyeri • Sering dijumpai pada pasien usia muda (25-40thn)
abdominal, sesak napas, sinkop atau lansia (>75thn), wanita, penderita DM, CKD,
demensia
PEMERIKSAAN FISIK

Px fisik dilakukan untuk mengidentifikasi


faktor pencetus iskemia, komplikasi iskemia,
penyakit penyerta, dan menyingkirkan DDx.
EKG

• Rekaman EKG dibuat


dalam 10 menit sejak
kedatangan pasien di IGD
• Diulang jika keluhan
angina muncul kembali
EKG
EKG - STEMI

Penilaian ST elevasi dilakukan pada J point


dan ditemukan pada 2 sadapan yang
berdampingan.
EKG - STEMI
EKG - STEMI
EKG – STEMI

Pasien dengan dugaan klinis iskemia miokard (angina) dan


LBBB baru / dianggap baru, dirawat sebagai pasien STEMI
EKG – NSTEMI / UAP
EKG – NSTEMI / UAP
LOKASI INFARK
BIOMARKA JANTUNG

Terapi reperfusi dilakukan


segera tanpa menunggu
cardiac biomarker

Troponin (I/T)
Onset 3-12 jam
Puncak 24-48 jam
Menurun 10-14 hari

CK-MB
Onset 4-6 jam
Puncak 12 jam
Menurun 48-72 jam

Troponin I/T sensitivitas dan spesifisitas lebih tinggi dari CK-MB.

Peningkatan biomarka jantung hanya menunjukkan adanya nekrosis miosit, bukan penyebab
nekrosis miosit tersebut
BIOMARKA JANTUNG

Pada semua pasien dugaan NSTEMI harus dilakukan pengukuran biomarka jantung
(terutama high sensitivity troponin, lebih sensitive dan spesifik dari CK-MB dan
myoglobin)
TATA LAKSANA

• Tirah baring
• Oksigenasi
Terapi inisial • Dual anti platelet therapy (DAPT)
• Pereda nyeri: NTG/ISDN, morfin sulfat

• STEMI: reperfusi
• NSTEMI/UAP: risk-stratification
Terapi definitif

• Kendalikan faktor risiko


• DAPT
• ACEI/ARB
Terapi pemeliharaan • Statin dosis tinggi
• Beta blocker
• Antagonis aldosterone
TERAPI INISIAL

● Tirah baring
● Oksigenasi : diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia
● DAPT/Dual Anti Platelet Therapy:
1. Aspirin 160-325 mg diberikan segera kepada semua pasien yang tidak diketahui intoleransinya
terhadap aspirin
2. ADP inhibitor: ticagrelor atau clopidogrel
- Dosis awal ticagrelor 180mg  dosis pemeliharaan 2 x 90mg/hari (kecuali pada pasien
STEMI rencana reperfusi dengan agen fibrinolitik)
- Dosis awal clopidogrel 300mg  dosis pemeliharaan 75mg/hari (pada pasien rencana
reperfusi dengan agen fibrinolitik, ADP inhibitor yang dianjurkan = clopidogrel)
TERAPI INISIAL

NTG (tablet sublingual) Morfin sulfat

• Jika nyeri dada tidak hilang 1x pemberian  1-5mg iv, dapat diulang setiap 10-30 menit, bagi
dapat diulang setiap 5 menit maksimal 3x pasien yang tidak responsive dengan NTG 3
dosis sublingual
• Tidak tersedia NTG  diganti dengan ISDN
KONTRAINDIKASI NITRAT

Nitrat tidak diberikan jika Nitrat tidak boleh diberikan pada


TDS<90mmHg, bradikardia pasien yang mengkonsumsi
berat <50x/menit, takikardi
tanpa gejala gagal jatung, inhibitor fosfodiesterase: sildenafil
atau infark ventrikel kanan dalam 24 jam, tadafil dalam 48 jam
TERAPI DEFINITIF - STEMI

Terapi definitif STEMI: reperfusi  PCI atau fibrinolisis

1. Nilai onset dan risiko


• Tentukan onset gejala (<12jam atau >12jam)
• Nilai risiko dan kontraindikasi fibrinolisis
• Waktu yang dibutuhkan untuk transport ke pusat kesehatan yang
mampu melakukan PCI

2. Menentukan pilihan fibrinolisis/PCI


• Waktu dari diagnosis STEMI ke PCI = 120 menit, jika diperkirakan
lebih, fibrinolitik menjadi pilihan
• Jika ada kontraindikasi fibrinolitik, PCI primer dilakukan tanpa
menghiraukan waktu
Door to needle
PRIMARY PCI
FIBRINOLITIK

Fibrinolitik diberikan dalam 12 jam sejak onset gejala pada pasien tanpa kontraindikasi, bila PCI
primer tidak bisa dilakukan dalam 120 menit sejak kontak medis pertama
FIBRINOLITIK

Agen yang spesifik terhadap fibrin


(tenecteplase, alteplase, reteplase)
lebih disarankan dibadingkan agen
yang tidak spesifik terhadap fibrin
(streptokinase)
FIBRINOLITIK

Penilaian keberhasilan dilakukan 60-90 menit dimulai dari saat obat masuk, tanda
keberhasilan antara lain:
- Resolusi komplit nyeri dada
- Segmen ST elevasi menurun > 50%

Gagal jika :
- Hemodinamik tidak stabil
- Gejala nyeri dada yang tidak membaik
- Gambaran EKG tidak dijumpai penurunan segmen ST lebih dari 50%
KOMPLIKASI STEMI

• Gagal jantung
• Syok kardiogenik
• Aritmia dan gangguan konduksi dalam fase akut
• Regurgitasi katup mitral
• Defek septum ventrikel
TERAPI DEFINITIF - NSTEMI
Stratifikasi risiko untuk menentukan strategi invasif
Skor GRACE

Prediksi mortalitas saat


perawatan di RS dan dalam
6 bulan setelah keluar RS
Kelas Killip

Stratifikasi risiko berdasarkan indikator klinis gagal


jantung (komplikasi AMI) & untuk perkiraan tingkat
mortalitas (prognostic) dalam 30 hari
Skor TIMI

Untuk prediksi kematian 30


hari dan 1 tahun pada
berbagai spectrum ACS
termasuk UAP/NSTEMI
Kemungkinan SKA: EKG non-diagnostik dan biomarka jantung normal
TERAPI JANGKA PANJANG

• Mengendalikan faktor risiko: hipertensi, DM, merokok


• Terapi antiplatelet aspirin dosis rendah (75-100mg) diindikasikan
seumur hidup
• DAPT diindikasikan hingga 12 bulan setelah STEMI
• Beta blocker oral (bila gagal ginjal/disfungsi LV)
• Statin intensitas tinggi diberikan segera setelah masuk RS, tanpa
memandang nilai kolesterol inisial
• ACEI diindikasikan sejak 24 jam untuk pasien STEMI dengan gagal
ginjal, disfungsi sistolik LV, DM, atau infark anterior. ARB digunakan
sebagai alternatif ACEI
• Antagonis aldosterone diindikasikan bila EF ≤40%
Terima kasih

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, incluiding icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai