Anda di halaman 1dari 27

SINDROM KORONER AKUT

Ns. Niluh Kadarsasi, S. Kep.


PENDAHULUAN
• SKA merupakan kegawatan kardiovaskuler yang memiliki potensi komplikasi
yang dapat berakibat fatal.
• SKA terutama IMA, merupakan penyebab utama kejadian Henti jantung
mendadak yang disebabkan Aritmia maligna yang terjadi saat serangan.
• TIU : Peserta mengerti tentang SKA dan mengetahui gejalanya
• TIK :
Peserta mampu mendiagnosa SKA
Peserta mampu/mengetahui terapi SKA
Peserta mampu mencegah dan menangani komplikasi SKA
PENGERTIAN DAN TUJUAN TERAPI
• Pengertian SKA :
Adalah sekumpulan keluhan dan tanda klinis sesuai dengan Iskemia
miokard akut. Yang termasuk disini adalah UAP/APTS, IMA non elevasi
segmen ST (IMA NEST/NSTEMI), dan IMA dengan elevasi segmen ST (IMA
EST/STEMI), dan atau kematian jantung mendadak.
• Tujuan Terapi :
 Mengurangi luasnya daerah infarkfungsi ventrikel kiri bertahan
 Mencegah komplikasi kardiak yang fatal
 Diagnosa dan terapi yang cepat, menyelamatkan miokard pada jam
awal
SINDROM KORONER AKUT
EKG ST ELEVASI/LBBB BARU SEGMEN ST/T DEPRESI

BIOMARKER POSITIP POSITIP NEGATIP

DIAGNOSIS STEMI NSTEMI UAP/APTS


PATOFISIOLOGI
• Formasi plak dini
• Plak signifikan
• Plak robek/trombus
DIAGNOSIS SKA
• Keluhan khas angina
• Tidak ada keluhan khas namun sesak, nyeri epigastric, sinkop (angina
equivalent)
• Perubahan EKG (bersifat dinamis)
• Perubahan enzim jantung (baru terjadi beberapa jam kemudian)
• Perlu pengamatan serial sebelum menyingkirkan diagnose SKA
GEJALA
• Lokasi nyeri di daerah retrosternal, dan
pasien sulit melokalisir nyeri
• Deskripsi nyeri : Rasa berat seperti dihimpit,
ditekan, diremas, panas, dada terasa
penuh
• Perjalanan Nyeri : ke lengan kiri, bahu,
punggung, epigastrium, leher terasa
tercekik, rahang bawah ngilu, kadang ke
lengan kanan atau kedua lengan
• Lama Nyeri : Berlangsung lama, > 20
menit, tidak hilang dengan istirahat, atau
Nitrat sublingual
• Gejala Iskemik disertai keluhan nyeri, mual,
muntah atau keringat dingin.
PEMERIKSAAN FISIK
• Umumnya pasien terlihat normal
• Kadang terlihat cemas, keringat dingin
• Kadang takipnea, Takikardia, Bradikardia
• Adanya gallops S3, ronki basah halus di paru
• Murmur di jantung
• Bila tidak ada komplikasi hampir tidak ditemukan kelainan yang berarti
ELEKTROKARDIOGRAM
1. ST elevasi minimal di 2 sandapan yang berhubungan atau LBBB baru
2. ST depresi atau inversi Gelombang T yang dinamis saat pasien mengeluh
nyeri dada
3. EKG non diagnostic, baik normal ataupun hanya ada perubahan minimal.
CONTOH GAMBARAN ST ELEVASI
LABORATORIUM
• TROPONIN T DAN I :
lebih sensitive dari CKMB, mulai meningkat pada jam ke 3 -12 jam,
puncaknya pada 12 -24 jam , tetap tinggi pada hari ke 8 -21 (Trop T),
7 – 14 hari (Trop I)
• CKMB :
mulai meningkat 3 jam, puncaknya 12-14 jam saat serangan
menghilang pada 48 – 72 jam setelah infark
KOMPLIKASI
• Gangguan Irama ( VF, VT tanpa nadi )
• Gangguan pompa ( gagal jantung akut)
TATA LAKSANA—(PRA RUMAH SAKIT)
1. Monitoring dan amankan ABC, siapkan RJP dan defibrilasi
2. Berikan Aspirin (160-325 mg kunyah), Oksigen, Nitrogliserin, dan Morfin jika
perlu
3. Periksa EKG dan interpretasi, Jika ST elevasi infokan ke RS, catat waktu
onset dan kontak pertama dengan tim medis
4. Lakukan pemberitahuan ke RS untuk melakukan persiapan
5. Bila akan diberikan Fibrinolitik, lakukan cek list
TATA LAKSANA AWAL—(DI RUMAH SAKIT)
1. Penilain awal di IGD < 10 menit :
 Cek tanda vital, SaO2Pasang akses Intra Vena
 Lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik singkat dan terarah
 Lakukan cek list fibrinolitik, cek kontra indikasi
 Lakukan pemeriksaan enzim jantung, SE, FH
 Lakukan pemeriksaan foto thorax < 30 menit setelah sampai di IGD
TATA LAKSANA AWAL—(DI RUMAH SAKIT)
1. TATA LAKSANA AWAL DI IGD :
 Segera berikan oksigen 4 lpm
 Berika Aspirin 160 -325 tablet kunyah bila pra RS belum diberikan
 Nitrogliserin/nitrat sub lingual/intra vena
 Morfin jika nyeri tidak berkurang dengn nitrat
2. MODELITAS TERAPI:
a. Oksigen
b. Aspirin dan NSAID
c. Nitrogliserin
d. Analgetik
e. ADP/P2Y12 inhibitor dan antiplatelet lainnya
MODELITAS TERAPI
1. Oksigen (SaO2 < 90%, nyeri dada menetap, gagal jantung kiri)
2. Aspirin dan NSAID
Aspirin menurunkan reoklusi coroner setelah fbrinolitik ( 75 -100 mg)
NSAID harus selektif karena meningkatkan resiko reinfark
3. Nitrogliserin
Diberikan 3 X, selang 3-5 menit, sebagai venodilator, hati hati
Tidak boleh jika sistol < 90, atau ≥ 30 mmHg lebih rendah dari tensi awal, Bradikari < 50
4. Analgetik (Morfin)
5. ADP/P2Y12
Ticagleror (180 mg loading dose 2 x 90 mg
Prasugrel ( 60 mg loading dose 1 x 10 mg) Post PCI/IKP
Klopidogrel ( 300-600 mg loading dose 1 x 75 mg) jika tidak ada 1 dan 2
KAJI EKG 12 LEAD
1. SKA dengan ST elevasi/IMA EST (STEMI)
2. Angina Pektoris Tidak Stabil (APTS) resiko tinggi, atau IMA NEST bila pada
gambaran EKG terdapat ST depresi atau T inversi
3. Angina Pektoris Tidak stabil (APTS) resiko rendah/intermediate, bila EKG
normal atau perubahan ST segmen/Gelombang T
IMA EST-STEMI)
• Terapi reperfusi segera < 12 jam
1. PCI /IKP dapat mengembalikan aliran normal sampai 90%
2. Fibrinolisis dapat mengembalikan aliran normal sampai 50 -60%
PEMILIHAN STRATEGI REPERFUSI
TERAPI FIBRINOLISIS TERAPI INVASIF (PCI)
Onset < 3 jam Onset <12 jam
Tidak ada akses ke fasilitas PCI atau akan Tersedia ahli PCI :
menimbulkan penundaan  Dooor to balon < 90 menit
 Door to neddle < 60 menit
Door to balon > 90 menit Ada kontraindikasi fibrinolysis, resiko
perdarahan, dan ICH
Door to needle > 60 menit STEMI resiko tinggi (CHF, Killip ≥ 3)
Tidak terdapat kontra indikasi Fibrinolisis Diagnosa STEMI diragukan
KONTRA INDIKASI FIBRINOLISIS
Kontraindikasi Absolut Kontraindikasi Relatif
1. Perdarahan Intracranial kapanpun 1. Tekanan darah tidak terkontrol

2. Stroke Iskemik < 3 bulan dan > 3 jam 2. Sistol > 180 mmHg, diastole > 110 mmHg
3. Tumor Intrakranial 3. RPD stroke iskemik > 3 bulan, dimensia
4. Adanya kelainan sruktur vaskuler serebral 4. Trauma, RJP lama . 10 menit, atau operasi
besar < 3 bulan
5. Kecurigaan diseksi aorta 5. Peradrahan internal 2 – 4 minggu
6. Perdarahan internal aktif atau Gangguan 6. Penusukan pembukuh darah yang sulit
pembekuan darah dilakukan penekanan
7. Cedera kepala tertutup/wajah ≤ 3 bulan 7. Hamil

8. Ulkus peptikum
9. Sedang menggunakan antikoagulan
STRATIFIKASI RESIKO APTS/IMA NEST
SANGAT TINGGI TINGGI SEDANG RENDAH
1. Hemodinamik tidak 1.Peningkatan atau 1. Diabetes Mellitus 1. Kriteria yang tidak
stabil penurunan Troponin disebutkan diatas
2. Nyeri dada sedang 2. Perubahan ST-T 2. Insufisiensi ginjal
terjadi/berulang
3. Aritmia mengancam 3. Skor GRACE > 140 3. Gagal jantung
jiwa Kongestif
4. Komplikasi IMA 4. Angina dini post infark
5. Gagal jantung akut
5. Riwayat PCI
sebelumnya
6. Perubahan ST-T/ 6. Riwayat CABG
elevasi ST
7. Skor GRACE > 140
PEMILIHAN STRATEGI INVASIF DINI
PADA SKA NSTEMI
Tindakan infasif segera dalam 2 jam  Angina refrakter
 Tanda dan gejala gagal jantung
 Hemodinamik tidak stabil
 Angina/iskemik rekuren waktu istirahat
 VT atau VF menetap
Strategi dipandu iskemia  Resiko rendah dengan Troponin negative
 Pilihan pasien atau klinisi bukan resiko tinggi
Tindakan infasif dini dalam 24 jam  Bukan salah satu di atas, GRACE > 140
 Perubahan temporat Troponin
 Depresi ST baru
Tindakan infasif tertunda 25 -75 jam  Bukan salah satu di atas tapi DM
 Insufisiensi ginjal
 Penurunan fungsi sistolik LV (EF < 0,40)
 Riwayat PCI ≤ 6 bulan
 Riwayat CABG
SKA RESIKO RENDAH-SEDANG
• Lakukan pemeriksaan enzim jantung serial
• Lakukan EKG serial, pasang monitor jika mungkin
• Pertimbangkan pemeriksaan non invasive
• Bila kemudian tidak ditemukan bukti, pasien dapat dipulangkan dengan
tindak lanjut nantinya.
TERAPI LAIN SKA
1. Antikoagulan :
SKA NESTenoxaparin/fondaparinux
SKA ESTFibrinolisis lanjut Enoxaparin
2. Antiaritmia tidak diberikan untuk tjuan profilaksis
3. Penyekat Beta bila ada takikardi dan hipertensi
4. ACE- Inhibitor dan ARB untuk IMA-EST
5. Statin (HMG Co-A inhibitor) untuk menstabilkan plak
TERIMAKASIH

•Thank you

Anda mungkin juga menyukai