0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
197 tayangan29 halaman
1. Dokumen membahas perbedaan antara unstable angina pectoris (UAP) dan non-ST segment elevation myocardial infarction (NSTEMI), termasuk gejala klinis, pemeriksaan, dan penatalaksanaannya.
2. UAP ditandai dengan angina tipikal tanpa kenaikan biomarker jantung, sedangkan NSTEMI ditandai dengan angina tipikal disertai kenaikan biomarker jantung.
3. Penatalaksanaan meliputi terapi anti-iskemia, antiplatelet, antikoagulan, stat
1. Dokumen membahas perbedaan antara unstable angina pectoris (UAP) dan non-ST segment elevation myocardial infarction (NSTEMI), termasuk gejala klinis, pemeriksaan, dan penatalaksanaannya.
2. UAP ditandai dengan angina tipikal tanpa kenaikan biomarker jantung, sedangkan NSTEMI ditandai dengan angina tipikal disertai kenaikan biomarker jantung.
3. Penatalaksanaan meliputi terapi anti-iskemia, antiplatelet, antikoagulan, stat
1. Dokumen membahas perbedaan antara unstable angina pectoris (UAP) dan non-ST segment elevation myocardial infarction (NSTEMI), termasuk gejala klinis, pemeriksaan, dan penatalaksanaannya.
2. UAP ditandai dengan angina tipikal tanpa kenaikan biomarker jantung, sedangkan NSTEMI ditandai dengan angina tipikal disertai kenaikan biomarker jantung.
3. Penatalaksanaan meliputi terapi anti-iskemia, antiplatelet, antikoagulan, stat
Angina Tipikal vs Atipikal Tipikal Atipikal Rasa tertekan/berat daerah Nyeri di daerah penjalaran NYERI DADA NONKARDIAK : retrosternal, menjalar ke angina tipikal, rasa gangguan lengan kiri, leher, rahang, area pencernaan (indigestion), • Nyeri pleuritic (tajam, berhubungan interskapular, bahu, atau sesak napas yang tidak dapat dengan batuk/respirasi) epigastrium. Dapat diterangkan, atau rasa lemah • Nyeri abdomen tengah atau bawah berlangsung mendadak yang sulit diuraikan • Nyeri dapat ditunjuk 1 jari intermiten/beberapa menit • Nyeri akibat Gerakan tubuh/palpasi atau persisten (>20 menit), • Nyeri dada durasi beberapa detik sering disertai keluhan • Nyeri dada menjalar ke ekstremitas penyerta seperti diaphoresis, bawah mual/muntah, nyeri abdominal, sesak napas, dan sinkop. Perbedaan UAP dan NSTEMI?
• UAP : Angina tipikal yang dapat disertai perubahan EKG, TANPA
peningkatan biomarker jantung • NSTEMI : angina tipikal yang dapat disertai perubahan EKG, DISERTAI peningkatan biomarker jantung Manifestasi klinis • Angina tipikal persisten > 20 menit (80%) • Angina awitan baru kelas III klasifikasi The Canadian Cardiovascular Society (20%) • Angina stabil yang mengalami destabilisasi (progresif atau kresendo) lebih sering, lebih lama, makin berat • Angina pascainfark-miokard (2 minggu setelah infark miokard)
Pemeriksaan fisik perlu dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis
banding. EKG • Dilakukan dalam 10 menit pertama kontak medis • Temuan EKG pada UAP dan NSTEMI antara lain • Depresi segmen ST dan/atau inversi gelombang T • Gelombang Q yang menetap • Nondiagnostik • Normal
EKG normal atau nondiagnostik belum
tentu bukan NSTEMI atau UAP Marka Jantung 1. Troponin I/T baku emas diagnosis NSTEMI • Kadar troponin I/T meningkat 3-4 jam setelah awitan dan menetap sampai 2 minggu (pada nekrosis luas) 2. CKMB • Kadar CKMB meningkat dalam waktu 4-6 jam, puncak 12 jam, menetap sampai 2 hari • Diagnosis tetap harus melihat kriteria lain (angina dan perubahan EKG). Pemeriksaan lain Pemeriksaan noninvasif • Ekokardiografi transtorakal fungsi ventrikel secara umum • Stress test pada pasien tanpa nyeri dada dan EKG normal • Multislice Cardiac CT (MSCT) Pemeriksaan invasif • Angiografi koroner Diangosis banding • Penyakit katup jantung (stenosis/regurgitasi aorta) • Miokarditis, pericarditis • Stroke • Emboli paru • Diseksi aorta Peluang NSTEMI berdasarkan temuan klinis Stratifikasi Risiko
Skor 0-2 risiko rendah
Skor 3-4 risiko sedang Skor 5-7 risiko tinggi Prediksi mortalitas saat perawatan RS Prediksi kematiandalam 6 bulan setelah keluar dari RS GRACE ≤108 risiko rendah (risiko kematian <1%). GRACE ≤88 risiko rendah (risiko kematian <3%). GRACE 109-140 risiko menengah (1-3%) GRACE 89-118 risiko menengah (3-8%) GRACE >140 risiko tinggi (>3%). GRACE >118 risiko tinggi (>8%). Terapi • Strategi invasive segera (<2 jam) untuk risiko sangat tinggi • Strategi invasive awal dalam 24 jam GRACE >140 atau dengan salah satu kriteria risiko tinggi primer • Strategi invasive awal dalam 72 jam salah satu kriteria risiko tinggi atau gejala berulang • Strategi konservatif risiko rendah (GRACE dan TIMI) Terapi • Anti iskemia • Beta bloker • Nitrat • CCB • Antiplatelet • Penghambat reseptor glikoprotein Iib/IIIa • Antikoagulan • Kombinasi antikoagulan dan antiplatelet • Inhibitor ACE dan ARB • Statin Beta blocker • Menurunkan konsumsi oksigen miokardium. • KI : gangguan konduksi AV signifikan, asma bronkiale, disfungsi akut ventrikel kiri • Indikasi : jika terdapat hipertensi dan/atau takikardia dan selama tidak ada KI • Pasien dengan pengobatan rutin betablocker dilanjutkan kecuali termasuk Kilip >=3 Nitrat • Dilatasi vena berkurangnya preload dan EDV ventrikel kiri; dilatasi pembuluh darah coroner seluruhnya • Nyeri dada berlanjut sebaiknya mendapat nitrat SL setiap 5 menit maksimal 3x setelah itu pertimbangkan nitrat IV • Indikasi IV iskemi persisten, gagal jantung, HT dalam 48 jam pertama UAP/NSTEMI • KI nitrat : sistolik <90 atau >30 mmHg dibawah nilai awal, bradikardia berat <50x/menit, takikardi tanpa gejala gagal jantung, atau infark ventrikel kanan • KI lain : konsumsi sildenafil dalam 24 jam, tadalafil dalam 48 jam Calcium channel blokers • Nifedipin : efek vasodilator arteri dengan sedikit atau tanpa efek pada SA/AV node • Verapamil dan diltiazem : efek SA&AV node menonjol + dilatasi arteri • CCB dihidropiridin kurangi gejala u/ pasien yang telah mendapat nitrat dan betabloker • CCB nondihiropiridin (nifedipine) u/ NSTEMI yang KI betablocker • CCB nondihidropiridin long acting dipertimbagnkan sebagai pengganti beta bloker • CCB kerja cepat tidak direkomendasikan kecuali dikombinasi betabloker Antiplatelet • Aspirin harus debrikan kepada semua pasien, loading dose 150-300 mg, maintenance 75-100 mg/hari untuk jangka panjang • Penghambat reseptor ADP diberikan sesegera mungkin Bersama aspirin, dipertahankan selama 12 bulan, kecuali ada KI (risiko bleeding) • PPI (selain omeprazole) diberikan Bersama DAPT (aspirin dan penghambat reseptor ADP) direkomendasikan pada psein dengan riw GI bleeding, infeksi H. pylori, usia >=65 th, konsumsi antikoagulan dan steroid • Ticagrelor (loading 180 mg, maintenance 2x90 mg) untuk risiko iskemik sedang hingga tinggi; kalau awalnya pakai CPG CPG dihentikan • CPG (loading 300 mg, maintenance 1x75 mg): u/ pasien tidak bisa Ticagrelor Antiplatelet • CPG 600 mg (loading 300 mg + tambahan 300 mg saat IKP) u/pasien yang terjadwal menerima strategi invasive ketika tidak bisa pakai ticagrelor • Dosis maintenance CPG 150 mg/hari perlu dipertimbangkan untuk 7 hari pertama pada pasien yang dilakukan IKP • Pasien dengan obat rutin Ticagrelor atau CPG sebaiknya menunda tindakan bedah mayor non emergensi 5 hari setelah obat dihentikan bila memungkinkan • Tidak disarankan memberikan aspirin Bersama NSAID Antikoagulan • Antikoagulan disarankan untuk semua pasien dengan terapi antiplatelet
• Kombinasi antiplatelet dan antikoagulan
• Penggunaan warfarin Bersama aspirin dan/atau CPG meningkatkan risiko perdarahan harus pantau ketat Populasi khusus • Diabetes • Usia lanjut • Jenis kelamin • Penyakit ginjal kronik • Anemia Management jangka panjang • Aspirin seumur hidup • Penghambat reseptor ADP dilanjutkan 12 bulan kecuali risiko perdarahan tinggi • Statin dosis tinggi diberikan sejak awal untuk menurunkan LDL <70 mg/dL • Beta bloker untuk pasien dengan penurunan fungsi sistolik ventrikel kiri (≤ 40%) • ACEi diberikan dalam 24 jam pada semua pasien LVEF ≤40% dan yang menderita gagal jantung, diabetes, HT, atau PGK kecuali kontraindikasi • ACEi untuk mencegah berulangnya kejadian iskemik • ARB dapat diberikan pada pasien intoleransi ACEi • Antagonis aldosterion disrankan pada pasien setelah MI yang sudah dapat ACEI dan beta bloker dengan LVEF ≤ 35% dengan DM atau gagal jantung (bila tidak ada disfungsi ginjal bermakna) atau hiperkalemia