Anda di halaman 1dari 66

KARDIOLOGI

dr. Muhammad Yamin


HIPERTENSI

GAGAL JANTUNG
T
O ACS
P
I KEGAWATDARURATAN KARDIOLOGI

K
PENYAKIT JANTUNG REMATIK

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN


HIPERTENSI

ETIOLOGI Hipertensi

• Essential (Primary) Hypertension


hypertension with no apparent cause 90-95%

• Secondary Hypertension
hypertension of known cause
• Intrinsic Renal Disease
• Renovascular Disease
• Mineralocorticoid excess/ aldosteronism
• Etc.
BLOOD PRESSURE =
CO x TPR
• Functional
Vasoconstrictor
• Blood Viscosity
• Structural
Hyperthropy
SV HR

Venous
Kontraktilitas
Return
JNC VII

Derajat Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Normal < 120 dan <80

Prehipertensi 120-139 atau 80-89

HT Satge 1 140-159 atau 90-99

HT Stage 2 ≥ 160 ≥ 100


PENATALAKSANAAN

JNC 7 JNC 8
• Target <140/90 • Semua target :
mmHg <140/90
• DM/CKD  target • Usia ≥ 60 tahun
130/80 mmHg TANPA penyakit
• Stage 1 : Tiazid penyerta (e.c: DM,
• Stage 2 : Kombinasi CKD)  target
<150/90
• Stage 1: Tiazid
• Stage 2: Kombinasi
• CKD  ACEI
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
KRISIS HIPERTENSI
SBP ≥ 180 mmHg dan
atau DBP ≥ 120 mmHg
URGENSI EMERGENSI

• Target Organ Damage (-) • Target Organ Damage (+)


• Simptom: nyeri kepala, sesak • Sesak napas, nyeri dada,
napas kacau, gangguan kesadaran
• Sign: Ensefalopati, edema
TH/ paru, gangg ginjal, iskemia
- Awasi 3-6 jam, teruskan obat jantung.
oral kerja jangka pendek
- TD diturunkan 20% MAP (3-6 TH/
jam) periksa ulang dlm 24 jam - Antihipertensi IV, dalam 2 jam
- Pilihan : Captopril, Nifedipine, turunkan 25% MAP
Klonidin, Propanolol - Rawat ICU
- Pilihan obat: Nitrogliserin,
Nicardipin, Nitroprusid,
Klonidin
CONSO:

Laki-laki 56 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri kepala


sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai rasa tegang di tengkuk. Pasien
merupakan perokok berat. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 150/90
mmHg. Nadi 80 x/i, RR 20 x/i, T 36,5 C, TB 165 cm, BB 50 kg.
Terapi awal apa yang tepat dapat diberikan?

A. Captopril 25 mg
B. HCT 12,5 mg
C. Propanolol 10 mg
D. ISDN 5 mg
E. Furosemid 40 mg
CONSO:

Laki-laki 56 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri kepala


sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai rasa tegang di tengkuk. Pasien
merupakan perokok berat. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 150/90
mmHg. Nadi 80 x/i, RR 20 x/i, T 36,5 C, TB 165 cm, BB 50 kg.
Terapi awal apa yang tepat dapat diberikan?

A. Captopril 25 mg
B. HCT 12,5 mg
C. Propanolol 10 mg
D. ISDN 5 mg
E. Furosemid 40 mg
GAGAL JANTUNG
Definisi

I. Pathophysiologically
Heart Failure means the incapacity of the heart to
transport blood and therefore oxygen to the organs in
amount sufficient to meet requirements

II. Clinically
Heart failure means that the cause of symptom
complex shortness of the breath, early fatigue (these
are the typical symptoms) due to contractile
dysfunction
GAGAL JANTUNG
Etiologi

• Beban Tekanan (Sistolic Overload)


Hipertensi, Stenosis Aorta
• Beban Volume (Diastolic Overload)
Preload >>  lama kelamaan myocard payah  CO
<<, ex: Regurgitasi katup
• Disfungsi Miocard
Ex: Infark miokard, miokarditis, kardiomiopati
• Metabolic Demand >>
Ex: Anemia, Tirotoksikosis
• Gangguan Relaksasi dan Pengisian
Ex: Tamponade jantung, Mitral stenosis
GAGAL JANTUNG
Functional
NYHA
Class
Class I Belum ada gangguan Aktivitas sehari-
hari
Class II Sesak saat aktivitas sehari-hari / Bekerja

Class III Sesak saat aktivitas ringan, ex: jalan 200


meter, mandi

Class IV Sesak saat istirahat


GAGAL JANTUNG
TATALAKSANA CHF
Prinsip: Pemberian obat bertahap dari dosis terkecil sampai optimal, target :
perbaikan functional NYHA

• Tanda kongesti / Edema


Furosemide 20-500 mg/hari
• Anti remodelling
ACEI : Captopril 2 x 6,25 – 25 mg / hari
• Beta Blocker : cegah kontraksi berlebih
Bisoprolol 1 x 1,25, max 10 mg / hari

Tidak Respon?

Beri MR Antagonis : Spironolakton 25-50 mg / hari

Tidak Respon?
RUJUK
Terapi Non Farmakologi
1. Monitoring BB : Target IMT 18 – 25. Bila kenaikan BB > 2 kg dalam
3 hari  waspadai telah terjadi retensi cairan, intake garam
berlebih atau dosis diure3k yang kurang
2. Intake Na : restriksi garam < 2 gr/hari t.u Fungsional Class III-IV
dan bila ada edema perifer
3. Intake Cairan : Pada CHF max 1,5 – 2 lt/hr c p per3mbangkan k.u
px
4. Hen3kan Merokok
5. Ak3vitas Fisik dan seksual : keadaan akut  3rah baring stlh
tertangani  ak3f. FC. II-II aktvitas sehari2 biasa slm tdk
mencetuskan gejala. OR yg bersifat isometrik (mendorong,
menarik) & kompe33f hrs dihindari. Max HR : 220 – Umur X 60 %.
FC.III-IV  penggunaan sildanafil atau fosfodiesterase inhibitor
lainnya 3dak dianjurkan pada CHF apalagi bg yg masih dalam
therapi dg NITRAT
Gagal jantung akut disfungsi jantung yang 1. Terapi Oksigen (O2 nasal 2-4L/menit. Bila
berlangsung cepat dan diperlukan, O2 dapat diberikan dengan masker
singkat (dalam beberapa nonrebreathing atau rebreathing bila 3dak
jam dan atau hari ) membaik dalam waktu 1/2 jam)
2. Furosemid intravena, bolus 40 mg
3. Nitrogliserin infus, dimulai dari 5 mcg/menit, bila
tekanan darah sistolik >110 mmHg, atau ada
kecurigaan sindroma koroner akut.
4. Morphin Sulfat injeksi, 2 sd4 mg bila masih
takipnoe
5. Dobutamin mulai 5 mcg/kgBB/menit bila tekanan
darah <90 mmHg
6. Dopamine mulai dari 5 mcg/kgbb/menit bila TDs
7. <80 mmHg
8. Noradrenaline mulai dari 0.02 mcg/kgbb/mnt bila
TDs <70 mmHg
9. Digoksin IV 0,5 mg bolus bila fibrilasi atrium respon
cepat, bias diulang 3ap 4 jam hingga maksimal 1
mg
10. Captopril mulai dari 6.25mg bila fase akut telah
teratasi.

Tatalaksana Gagal Jantung


GAGAL JANTUNG
Acute On CHF
ALO (Acute Lung Oedema)

• Sesak nafas tiba2


• Rhales seluruh lapangan paru
• Edema Perifer, TVJ >>, Ekstremitas dingin
• Edema seluruh lapangan paru, Foto thorax: Batwing appearance, Kerley B
line
• SpO2 < 90%, setelah diberi O2 tidak membaik
• Therapy:
- L asix: Furosemid IV 0,5-1 mg/KgBB
- M orfin IV 2-4 mg N/B:
- N itrat TD sistol <90: beri
- O ksigen inotropik dulu
- P osisikan TD sistol >90: beri
nitrat dulu  kejar
saturasi
GAGAL JANTUNG
Acute On CHF
ALO (Acute Lung Oedema)

• Sesak nafas tiba2


• Rhales seluruh lapangan paru
• Edema Perifer, TVJ >>, Ekstremitas dingin
• Edema seluruh lapangan paru, Foto thorax: Batwing appearance, Kerley B
line
• SpO2 < 90%, setelah diberi O2 tidak membaik
• Therapy:
- L asix: Furosemid IV 0,5-1 mg/KgBB
- M orfin IV 2-4 mg N/B:
- N itrat TD sistol <90: beri
- O ksigen inotropik dulu
- P osisikan TD sistol >90: beri
nitrat dulu  kejar
saturasi
SYOK KARDIOGENIK
Tanda Syok:
- Hipoperfusi:
Otak  Penurunan kesadaran
Perifer  Akral Dingin
Ginjal  Urin Output <<
- Tanda Vital : TD MAP <65, Takikardia, Dispnoe,
- Tanda kongesti
Tatalaksana
Irama Sinus?, kalau tdk  algoritma aritmia

Beri Cairan : Fluid chalenge

TD < 70 mmHg, tanda TD 70-100 mmHg tanda TD 70-100 mmHg tanda


syok (+) syok (+) syok (-)

NE 0,5 – 30 mcg/mnt IV Dopamin 2-20 Dobutamin 2-20


mcg/Kg/mnt IV mcg/Kg/mnt IV
Penyebab Syok Berdasarkan
HIPOVOLEMIK KARDIOGENIK DISTRIBUTIF OBSTRUKTIF

Jenisnya
Hemoragik • Gagal pompa • Sepsis • Tamponade
• Trauma • Infark miokard akut • Anafilaksis perikard
• Perdarahan GI • Kardiomiopa3 • Neurogenik • Emboli pulmonal
• Ruptur aneurisma • Myokardi3s • Toksin masif
aorta • Ruptur kordae • Sianida • Tension
• Ruptur diseksi aorta tendinae • Karbon monoksida pneumotoraks
• Perdarahan akibat • Ruptur septum • Hipotensi berat • Dapat
kehamilan ventrikel memanjang dimanifestasikan
• Dehidrasi berat • Disfungsi otot sebagai pulseless
• Gastroenteri3s papilar electrical ac3vity
• Krisis adrenal • Disfungsi katup
• Luka bakar proste3k
• Insufisiensi aorta
kronik
• Toksin
• Kontusi miokard
• Masalah Irama
• Bradikardia
• Takikardia
CONSO:

Perempuan 55 tahun datang dengan keluhan sesak napas sejak 4 hari lalu
dan memberat. Bengkak pada ekstremitas dijumpai, hasil pem. Fisik TD:
140/70, T 37 C, Auskultasi Ronki basah di basal paru, foto thorax tampak
hipertrofi ventrikel kiri, lung congestion (+). Terapi yang tepat untuk sesak
nafas pada pasien ini?

A. Acetazolamide
B. Furosemide
C. Amiodaron
D. Digoxin
E. Epinefrin
CONSO:

Laki-laki 35 tahun dibawa ke IGD karena pingsan sejak 30 menit lalu.


Pasien pingsan saat bermain bola. Sebelum pingsan pasien sesak. Pasien
rutin olahraga sejak SMA dan tidak ada riwayat penyakit jantung. Pada
pemeriksaan fisik nadi 120x/mnt, napas 30x/mnt, suhu afebris, didapat
bunyi jantung ejeksi sistolik ICS II Parasternal dextra, CXR kardiomegali.
Diagnosis yang tepat?

A. Stenosis mitral
B. Stenosis Aorta
C. gagal jantung akut
D. Kardiomiopati
E. Regurgitasii aorta
TAKIARITMIA
HR typically ≥ 150x/min

QRS Sempit (<0,12 dtk) QRS Lebar (≥ 0,12 dtk)

Reguler Irreguler

VT VF

Atrial
SVT
Atrial Fibrila
Flutter si
TAKIARITMIA
SVT VT

Atrial Flutter Torsade de pointes

Atrial Fibrilation VF
Sinus Takikardi
Sinus Bradikardi
Aritmia Sinus
Sinus Arrest
Atrial Fluc er
Atrial Fibrilasi
Takikardi Supraventrikular
Ekstrasistole Ventrikuler
Takikardi Ventrikel
Fibrilasi Ventrikel
TAKIARITMIA
QRS Sempit (<0,12 dtk)

Reguler Irreguler

Atrial Fibrilasi

Stable Unstable
Atrial - Amiodar Cardioversi
one 150 Sync 120 –
SVT Flutter mg 200 J
Stable Unstable Stable Unstable
- Manuver Cardioversi - Beta Cardioversi
vagal Sync 50- blocker Sync 50-
- Adenosi 100 J - CCB 100 J
n 6 mg
IV
- Adenosi
n 12 mg
TAKIARITMIA
QRS Lebar (> 0,12 dtk)

Reguler Irreguler

VT VT
VF
polimorfik/Torsade de
Stable Unstable pointes
- Amiodar Cardioversi Unstable
one 300 Sync 100 J - Magnesiu
mg m Sulfat - Defibrila
dalam - Defibrilasi si
20-30 cc Monofasik Monofasik
Nacl 360 J 360 J
Bifasik 200 J Bifasik 200
J
BRADIKARDIA
- Atropin, dosis awal
0,5 mg bolus, ulang
tiap 3 mnt, max
3mg
- Dopamin IV: 2-10
mcg/Kg/mnt
- Epinefrin IV: 2-10
mcg/Kg/mnt

H
P
T
N
G
BRADIARITMIA
AV BLOCK

• AV blok Derajat I
PR int memanjang interval sama
• AV Blok derajat II
Mobitz 1: PR int makin panjang, QRS ada yang hilang
Mobitz 2: PR memanjang interval sama, QRS ada yg hilang
• AV blok derajat III
P dan QRS sendiri-sendiri
P-P jarak sama
QRS-QRS jarak sama

Tatalaksana
- AV blok derajat I dan Mobitz 1  tatalaksana bradikardia dengan
atropin
- Mobitz 2 dan AV blok derajat III / TAVB  Pacemaker
BRADIARITMIA
CONSO:

Pria 56 tahun datang ke IGD dengan sesak napas dan berdebar-debar.


Sesak napas makin berat setelah aktivitas fisik. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan ronki basah basal di kedua lapangan paru, JVP 5+4 cm H2O,
edema kedua tungkai. Gambaran EKG

A. AF
B. SVT
C. Atrial Flutter
D. Sinus Takikardia
E. Atrial Fibrilasi
CONSO:

Pria 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan pusing dan lemas sejak 3
jam lalu. Pasien mengeluh sesak dan tidak nyaman pada bagian dada
sejak keluhan tersebut timbul. Vital sign TD 85/40, Nadi 42x/menit, ireguler,
T 36 C, RR 30 x/mnt, Pulmo: Vesikuler (+/+), Ronchi (-/-), hasil gambaran
EKG.
Tatalaksana yang tepat?

A. Atropin
B. Dopamine
C. Epinefrin
D. Pacu jantung transcutaneus
E. Cardioversi
ACS
Sirkulasi Koroner

•Coronary flow at rest in


humans is about 250
mL/min (5% of the
cardiac output).

•Cabang pembuluh
nadi utama ( Aorta ).

•Membawa darah
(Oksigen) ke otot
jantung.
ACS
Atherosclerosis: A Progressive Process
Plaque
Occlusive Rupture/
Atherosclerotic Fissure &
Fatty Fibrous Thrombosis Unstable
Streak Plaque Plaque
Normal
Angina

MI

Coronary
Death

Stroke
Effort Angina
Clinically Silent Critical Leg
Claudication
Ischemia

Increasing Age
E3ologi/Faktor resiko PJK
ACS
Klinis
• Gejala Khas
• Rasa tertekan/berat/diremas di bawah dada, menjalar ke lengan
kiri/leher/punggung/bahu/ulu hati
• Berlangsung beberapa menit atau persisten > 20 menit
• Nyeri tidak berkurang dengan istirahat
• Dapat disertai berkeringat, mual/muntah, nyeri perut, sesak napas,
pingsan

• Gejala tidak Khas


• Nyeri di daerah penjalaran
• Gangguan pencernaan, sesak napas, lemah yang sulit dijelaskan

Angina Stabil
• Umumnya dicetuskan aktivitas fisik atau emosi (stress, marah),
berlangsung 2-5 menit
• Angina berkurang/reda dengan istirahat
ACS
Sindrom Koroner Akut

Tanpa elevasi ST Elevasi ST


NSTEMI

Infark Miokard Akut


Angina Tdk Stabil NQMI Qw MI

UAP NSTEMI STEMI


- Oklusi parsial - Oklusi parsial + - Oklusi total
- ST depresi dan nekrosis jaringan - ST elevasi atau
atau T inversi - ST dep dan atau LBBB baru
- Enzim jantung T inv - Enzim jantung
normal - Enzim jantung >>>
>>
ACS

ST Elevasi Lokalisasi Arteri Koroner

II,III,aVF Inferior RCA (80%) atau


RCX (20%)
V1-V4 Anteroseptal LAD septal
branches
I, aVL, V5,V6 Lateral LCX
V1-V6, I, aVL Anterior Ekstensif Left Main

V7,V8,V9 Posterior RCX


ACS
Biomarker Jantung

Onset:
1 jam  Myoglobin
2 jam  CKMB (paling sensitif)
3 jam  Troponin I (Paling spesifik) (N: <1)
Troponin T (N: <0,1)
ACS
TatalaksaAwal ACS
ONACOM
Oksigen 4L/I nc, diberi selama 6 jam pertama
Nitrat ISDN 5 mg sublingual sampai 3 x
Aspirin Loading 160-325 dikunyah, maintenance 80
mg/hari

Clopidogrel Loading 300 mg, maintenance 75 mg/hari


Morfin 1-5 mg IV, max 10 mg, diberi interval 10-30

Tatalaksana APS
Akut: Nitrat, Beta Blocker (Bisoprolol
1x10mg)
Maintenance: Aspirin
ACS
ACS
ACS
Antitrombotik dan antikoagulan

Antikoagulan
disarankan untuk semua pasien yang mendapat antiplatelet
LMWH: - Fondaparinux 2,5 mg subkutan
UFH

Fibrinolisis
Streptokinase 1,5 jt U dalam 100 cc Nacl dalam 30-60 menit
CONSO:

Seorang pasien laki-laki 52 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri


dada seperti ditusuk-tusuk. Keluhan disertai dengan sesak napas,
berdebar-debar dan berkeringat dingin saat sedang memimpin rapat di
kantornya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140 / 90
mmHg. Denyut nadi 118x/mnt dan frekuensi napas 28 x/menit. S1 dan S2
normal, tidak terdengar gallop ataupun murmur. Terapi yang harus segera
diberikan ?

A. Aspirin
B. Tiazid
C. Warfarin
D. NIfedipine
E. NItrogliserin
CONSO:

Seorang pasien laki-laki 52 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri


dada seperti ditusuk-tusuk. Keluhan disertai dengan sesak napas,
berdebar-debar dan berkeringat dingin saat sedang memimpin rapat di
kantornya, nyeri tidak membaik dengan istirahat, Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 140 / 90 mmHg. Denyut nadi 118x/mnt dan
frekuensi napas 28 x/menit. S1 dan S2 normal, tidak terdengar gallop
ataupun murmur. Terapi yang harus segera diberikan ?

A. Aspirin
B. Tiazid
C. Warfarin
D. NIfedipine
E. NItrogliserin
PENYAKIT JANTUNG REMATIK
Demam Rematik
Proses radang akut yang didahului oleh infeksi SBHA Penyakit ini
multiorgan dan pada jantung bisa menyebabkan kecacatan
permanen

Penyakit Jantung Rematik


Proses Kronik, lanjutan dari DRA, disertai kelainan struktural
jantung (Stenosis, Kalsifikasi, dll)
DEMAM REMATIK AKUT
KRITERIA JONES

MAYOR (CARPOCES) MINOR


- Carditis - Demam
- Poliartritis - Atrhalgia
- Chorea - PR int memanjang
- Eritema Marginatum
- Subcutan Nodule

Diagnosis

2 mayor / 1 mayor + 2 minor


+
Bukti Infeksi SBHA
- ASTO>>
- Swab nasofaring
PENYAKIT JANTUNG REMATIK
Diagnosis
2 mayor / 1 mayor + 2 minor
+
Bukti Infeksi SBHA
- ASTO>>
- Swab nasofaring

Tidak diobati (Eradikasi kuman SBHA)

Inflamasi dan kerusakan berlanjut 


terbentuk fibrosis di katup jantung
(ECHO)

PJR
PENATALAKSANAAN
• ERADIKASI PRIMER
1st: Benzatin peniciline G 1,2 Jt U SD
2nd: Oral Penicilin 4 x 250 (10 hari)
3rd: Eritromisin 4 x 250 (10 hari)

• PROFILAKSIS SEKUNDER

- Pasien DRA pertama kali


BPG 1,2 jt IU/28 hari
Dengan Carditis: selama 10 thn
Tanpa carditis: selama 5 thn
- Pasien PJR
BPG 1,2 jt IU/28 hari
Seumur hidup
CONSO:

Seorang pasien laki-laki 45 tahun datang dengan sesak napas, riwayat


penggunaan jarum suntik tidak steril. Pemeriksaan fisik TD 130/80, Nadi 80
x/menit, ada bising sistolik di parasternalis kiri ICS 4. apakah diagnosis
pada pasien tersebut?

A. Regurgitasi Mitral
B. Regurgitasi Tricuspid
C. Stenosis Tricuspid
D. Regurgitasi Aorta
E. Regurgitasi Pulmo
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
• ACYANOTIC
- ASD - VSD - PDA - CoA

Kata Kunci Kata Kunci Kata Kunci Kata Kunci


Widely split Murmur Machinery/ - Pulse eks
and fixed S2 pansystolic continuous atas dan
pada linea murmur di bawah
para linea beda
sternalis kiri parasternali - Pistol
ICS 3,4 s kiri ICS 2 shoot gun
sound
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
• CYANOTIC
TOF - TGA

P ulmonary Stenosis
R VH
O verriding Aorta
V SD

Kata Kunci
- Ejction sistolic
murmur Kata Kunci
- Single loud sound S2
- CXR: Boot shape
- CXR : Cardiomegaly Egg-on-
- Cyanotic Spell side heart
- Sering posisi jongkok
- Knee chest position
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai