Obat-Obat

Anti Arithmia
(anti arrhythmic
drugs)dr. Fitri Septianingsih
Divisi Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
 Klassifikasi obat aritmia berdasarkan
mekanisme kerjanya (Vaughan-
Kelas Williams) Obat
Mekanisme Kerja
I. Penyakit Kanal Na+ (Na+ channel block)
A. Depresi sedang fase O dan Quinidine, Procainamide,
konduksi lambat (2+), Disopyramide
memanjangkan repolarisasi
B. Depresi minimal fase O dan Lidocaine, Mexiletine,
konduksi lambat (0-1+), Phenytoin, Tocainide
mempersingkat repolarisasi
C. Depresi kuat fase 0, konduksi Encainide, Flecainide,
lambat (3+-4+), efek ringan Indecainide,Propafenone,
terhadap repolarisasi Moricizine

II. Beta Bloker Propranolol, Acebutolol,

2/15
III
 Klassifikasi obat aritmia berdasarkan
mekanisme kerjanya (Vaughan-
Kelas Williams) Obat
Mekanisme Kerja

III. Memanjangkan repolarisasi Amiodaron, Sotalol,

Bretylium, Ibutilide, Dofetilide
(potensial aksi, biasanya
dengan K+ channel block)

IV. Ca2+ channel block Verapamil, Diltiazem

3/15
Prinsip pemakaian klinis dari obat anti
aritmia
1. Identifikasi dan hilangkan faktor-faktor presipitasi
2. Tentukan tujuan pengobatan
Simtom-simtom disebabkan aritmia
Pilih pendekatan terapeutik
3. Minimalkan resiko
Obat anti aritmia dapat menyebabkan aritmia
Monitor konsentrasi plasma
Kontra indikasi pada pasien spesifik

4/15
 Elektrofisiologi jantung sebagai
suatu moving target
Kontra indikasi obat anti aritmia pada pasien tertentu
Kondisi Dilarang/gunakan dgn hati2
CARDIAC
- Gagal jantung Disophyramide, Flecainide
- Disfungsi sinus Av Node Digoxin, verapamil, -blocker,
Amiodaron
- Sindroma Wolf-Parkinson Digoxin, verapamil, diltiazem
White (resiko munculnya
denyut jantung cepat jika
fibrilasi atrium)
- Penyakit konduksi infra nodal Na+ channel blockers,
Amiodarone
5/15
 Elektrofisiologi jantung sebagai
suatu moving target
Kontra indikasi obat anti aritmia pada pasien tertentu
Kondisi Dilarang/gunakan dgn hati2
CARDIAC
- Stenosis aortik/Subaortic Bretylium
- Riwayat infaric myocard Flecaidine
- Pemanjangan interval QT Quinidine, Procainamide,
Disophyramide, Sotalol,
Dofetilide, Ibutilide,
Amiodarone
- Cardiac transplant Adenosine

NON CARDIAC
- Diare Quinidine 6/15
 Elektrofisiologi jantung sebagai
suatu moving target
Kontra indikasi obat anti aritmia pada pasien tertentu
Kondisi Dilarang/gunakan dgn hati2
NON CARDIAC
- Prostatism, Glaucoma Disopyramide
- Artritis Chronic Procainamide
- Lung disease Amiodarone
- Tremor Mexiletine,Tocainide
(USA tidak dipakai)
- Konstipation Verapamil
- Asma, penyakit vaskuler Beta adrenergic blokers,
periver, hypoglikemia Propafenone

7/15
Obat-obat anti aritmia
1. Adenosine (Adenocard)
Pemakaian: suntikan intra vena cepat dan bolus
untuk menghakhiri aritmia supra ventrikular re-
entrant akut
Kontrol hipotensi selama masa bedah/opname
Diagnosis penyakit a.koroner
Pada kajian obat-obat perlu mengetahui:
Efek farmakologik
ADR
Farmakokinetik klinik
2. Amodarone (cordarone, pacerone)
8/15
Obat-obat anti aritmia
1. Disophyramide (Norface)
2. Dofetilide (Tikosyn)
3. Lidocaine
4. Procainamide
5. Quinidine
(Pedomani Goodman & Gilmans edisi ke II. 2006)
Indikasi obat-obat aritmia lihat buku
Harrisons Internal Medicine, hal 1348, vol II,
edisi 16, 2005

9/15