Anda di halaman 1dari 29

GAMBARAN RADIOLOGI

PADA EMBOLI PARU

Oleh:
Satria Marantiza S.Ked
Renal Yusuf S.Ked
Pembimbing:
dr. H.M. Yusri, Sp. Rad

PENDAHULUAN

Emboli paru merupakan satu dari banyak


penyakit pada vaskuler paru. Emboli paru dapat
terjadi karena substansi yang tidak larut masuk
ke dalam vena sistemik, terbawa aliran darah
dan menyumbat di pembuluh darah pulmoner. 1

Tanda klinis yang muncul seperti dispnea atau


nyeri dada tidak spesifik dan dapat merupakan
manifestasi penyakit lain.Dalam menegakkan
diagnosis emboli paru memerlukan keterampilan
mengintegrasikan data klinis dan laboratorium
serta kebijakan penilaian tentang perlu atau
tidak dilakukan tindakan diagnosis invasif.

TINJAUA
N
PUSTAK
A

Emboli paru merupakan satu dari banyak


penyakit pada vaskuler paru. Emboli paru dapat
terjadi karena substansi yang tidak larut masuk ke
dalam vena sistemik, terbawa aliran darah dan
menyumbat di pembuluh darah pulmoner.Secara
terminologi, emboli paru atau lebih tepatnya
tromboemboli paru merupakan suatu trombus
atau multipel trombus dari sirkulasi sistemik,
masuk ke sirkulasi paru sehingga menyumbat satu
atau lebih arteri pulmonalis di bronkus.

Anatomi dan Fisiologi

Patofisiologi

Gejala dan Tanda


Sulit

bernafas
Nyeri dada yang memburuk saat bernafas
Batuk dan hemoptisis
Palpitasi.
Tanda klinis yang ditemukan berupa
hipoksia, stenosis, pleural friction rub,
takipnea, dan takikardia. Dispnoe
merupakan gejala yang paling sering
muncul, dan takipnue adalah tanda emboli
paru yang paling khas.

Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Toraks
Pembesaran arteri pulmonal yang semakin
bertambah pada serial foto toraks adalah tanda
spesifik emboli paru. Pada foto thoraks pasien
dengan emboli paru dapat ditemukan gambaran
normal sebanyak 14 %, dan dengan kelainan laian
yaitu atelektasis 68%, efusi pleura 48%, gambaran
opak basal paru(Hamptons Hump sign) 35%,
elevasi diafragma 24%, pelebaran arteri pulmonal
15%, westermarks sign 7%, cardiomegaly 7% dan
edema paru 5 %. Pemeriksaan ini juga bermanfaat
untuk menyingkirkan keadaan lainya khususnya
pneumothorax.

Gambar 2.2 Gambaran Atelektasis

Gambar 2.3 Gambaran Opak pada


Daerah Basal Paru (Hamptons
Hump Sign)

Gambar 2.4 Gambaran Pelebaran


Arteri Pulmonal

Gambar 2.5 Westermarks Sign

2. Pencitraan Ventilasi

Gambar 2.7 Gambaran scanning


ventilasi paru

Gambar 2.8 Gambaran scanning


perfusi paru

3. Multislice Pulmonary Computed


Tomography scanning

Gambar 2.9
Gambaran CT Scan
pada emboli paru

4. Angiografi paru

Gambar 2.10 Gambaran Angiograf

5. Duplex Ultrasound Ekstremitas


Merupakan

pencitraan non invasive pada


kasus dengan sangkaan thrombosis vena
dalam yang simptomatik pada tungkai
maupun lengan yang relative mudah dan
akurat. Ultrasound bermanfaat pada
sangkaan emboli paru yang kuat dengan skor
Wells >7.

Skor Wells

Poin

Skor Genewa

Poin

Adanya riwayat VTE

1,5

Adanya riwayat VTE

Denyut jantung > 100x/mnt

1,5

Denyut
jantung 1
>100x/mnt
Setelah tindakan bedah
3

Setelah tindakan bedah atau 1,5


imobilisasi
Gejala DVT

Alternative
sedikit
Hemoptisis

diagnosis

lain 3
1

Umur (th)

60-79

80
PaCO2 <36 mmHg

2
2

PaO2

<48,7 mmHg

48,7-59,9 mmHg

60-71,2 mmHg

2
1
1
1

Keganasan 36 38,9

71,3 82,4 mmHg


Atelektasis

Elevasi diafragma

6. Ekokardiografi

Gambar 2.11 Gambaran


Echokardiograf

Tabel 2.2 Gambaran Diagnosa Banding Emboli


Paru
Penyaki Pneumonia

Asma Bronkhial

t
Foto

Gambar foto toraks PA/ lateral, gambaran infiltrat


sampai gambaran konsolidasi (berawan), dapat
an
disertai air bronchogram

foto toraks umumnya normal, namun


terkadang dapat disertai adanya
pneumomediastinum

PPOK

Edema Paru

- Paru hiperinflasi atau hiperlusen

-Pelebaran atau penebalan hilus (dilatasi vaskular di


hilus)

- Diafragma mendatar
- Corakan bronkovaskuler meningkat
- Bulla
- Jantung pendulum.

-Corakan paru meningkat (lebih dari 1/3 lateral)


-Kranialisasi vaskuler
-Hilus suram (batas tidak jelas)
-Interstitial fibrosis (gambaran seperti granulomagranuloma kecil)

Pneumothoraks

Tension Pneumothoraks

-gambaran hiperlusens dengan batas tegas di -mediastinum

bergeser

dari

paru

yang

sebagian hemithoraks

hiperlusen

-gambaran hiperlusen pada semua hemithorak


-penekanan pada jantung kea rah berlawanan

Emfsema

Gambaran radiologi
-

Diafragma letak rendah


dan datar.
Ruang retrosternal
melebar.
Gambaran vaskuler
berkurang.
Jantung tampak sempit
memanjang.
Pembuluh darah perifer
mengecil

Diagnosis
Diagnosis emboli paru ternyata lebih sulit
dibandingkan dengan pengobatan dan
pencegahannya. Pendekatan diagnostic non
invasive, khususnya pemeriksaan D-dimer, ELISA
(Enzym-Linked Immunosorbent Assay), CT-scan
dan ultrosonografi vena saat ini semakin
meningkatan nilai kepercayaan dalam
menegakkan diagnosis emboli paru.
Bagaimanapun juga, di samping adanya
kemajuan teknologi diagnosis, ternyata emboli
paru yang besar selalu tidak terdiagnosis dan
hanya dijumpai saat autopsi

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan emboli paru mencakup terapi
yang bersifat umum dan khusus.
Tatalaksana yang umum antara lain:
Tirah baring di ruang intensif
Pemberian oksigen 2-4 l/menit
Pemasangan jalur intravena untuk pemberian
cairan
Pemantauan tekanan darah
Stocking pressure gradient (30-40 mmHg, bila
tidak ditoleransi gunakan 20-30 mmHg).

Tatalaksana khusus antara lain:


Trombolitik

: diindikasikan untuk emboli paru massif dan sub

massif
Sediaan yang diberikan:
Streptokinase 1,5 juta dalam 1 jam.
rt-PA (alteplase) 100 mg intravena dalam 2 jam.
Urokinase 4400/kg/jam dalam 12 jam.
Dilanjutkan dengan unfractionated heparin/low molecular weight
heparin selama 5 hari.
Ventilator mekanik diperlukan pada emboli paru massif.
Heparinisasi sebagai pilihan pada emboli paru non massif / non
sub massif.
Anti inflamasi nonsteroid bila tidak ada komplikasi pendarahan.
Embolektomi dilakukan bila ada kontraindikasi heparinisasi /
trombolitik pada emboli paru massif dan sub massif.
Pemasangan filter vena cava dilakukan bila ada perdarahan yang
memerlukan tranfusi emboli paru berulang meskipun telah
menggunakan antikoagulan jangka panjang.

Pencegahan
Pencegahan

emboli paru menjadi salah satu


hal penting dikarenakan kelainan ini sulit
dideteksi dan penatalaksanaannya tidak
selalu berhasil. Setiap penderita yang dirawat
seharusnya dilakukan stratifikasi risiko emboli
paru dan bila perlu mendapatkan terapi
profilaksis.16
Pencegahan non farmakologis yang dapat
dilakukan adalah penggunaan graduatedcompression stockings, suatu alat yang
memberikan kompresi berkala dan filter vena
cava inferior atau kombinasi keduanya.

Anda mungkin juga menyukai