Oleh:
Satria Marantiza S.Ked
Renal Yusuf S.Ked
Pembimbing:
dr. H.M. Yusri, Sp. Rad
PENDAHULUAN
TINJAUA
N
PUSTAK
A
Patofisiologi
bernafas
Nyeri dada yang memburuk saat bernafas
Batuk dan hemoptisis
Palpitasi.
Tanda klinis yang ditemukan berupa
hipoksia, stenosis, pleural friction rub,
takipnea, dan takikardia. Dispnoe
merupakan gejala yang paling sering
muncul, dan takipnue adalah tanda emboli
paru yang paling khas.
Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Toraks
Pembesaran arteri pulmonal yang semakin
bertambah pada serial foto toraks adalah tanda
spesifik emboli paru. Pada foto thoraks pasien
dengan emboli paru dapat ditemukan gambaran
normal sebanyak 14 %, dan dengan kelainan laian
yaitu atelektasis 68%, efusi pleura 48%, gambaran
opak basal paru(Hamptons Hump sign) 35%,
elevasi diafragma 24%, pelebaran arteri pulmonal
15%, westermarks sign 7%, cardiomegaly 7% dan
edema paru 5 %. Pemeriksaan ini juga bermanfaat
untuk menyingkirkan keadaan lainya khususnya
pneumothorax.
2. Pencitraan Ventilasi
Gambar 2.9
Gambaran CT Scan
pada emboli paru
4. Angiografi paru
Skor Wells
Poin
Skor Genewa
Poin
1,5
1,5
Denyut
jantung 1
>100x/mnt
Setelah tindakan bedah
3
Alternative
sedikit
Hemoptisis
diagnosis
lain 3
1
Umur (th)
60-79
80
PaCO2 <36 mmHg
2
2
PaO2
<48,7 mmHg
48,7-59,9 mmHg
60-71,2 mmHg
2
1
1
1
Keganasan 36 38,9
Elevasi diafragma
6. Ekokardiografi
Asma Bronkhial
t
Foto
PPOK
Edema Paru
- Diafragma mendatar
- Corakan bronkovaskuler meningkat
- Bulla
- Jantung pendulum.
Pneumothoraks
Tension Pneumothoraks
bergeser
dari
paru
yang
sebagian hemithoraks
hiperlusen
Emfsema
Gambaran radiologi
-
Diagnosis
Diagnosis emboli paru ternyata lebih sulit
dibandingkan dengan pengobatan dan
pencegahannya. Pendekatan diagnostic non
invasive, khususnya pemeriksaan D-dimer, ELISA
(Enzym-Linked Immunosorbent Assay), CT-scan
dan ultrosonografi vena saat ini semakin
meningkatan nilai kepercayaan dalam
menegakkan diagnosis emboli paru.
Bagaimanapun juga, di samping adanya
kemajuan teknologi diagnosis, ternyata emboli
paru yang besar selalu tidak terdiagnosis dan
hanya dijumpai saat autopsi
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan emboli paru mencakup terapi
yang bersifat umum dan khusus.
Tatalaksana yang umum antara lain:
Tirah baring di ruang intensif
Pemberian oksigen 2-4 l/menit
Pemasangan jalur intravena untuk pemberian
cairan
Pemantauan tekanan darah
Stocking pressure gradient (30-40 mmHg, bila
tidak ditoleransi gunakan 20-30 mmHg).
massif
Sediaan yang diberikan:
Streptokinase 1,5 juta dalam 1 jam.
rt-PA (alteplase) 100 mg intravena dalam 2 jam.
Urokinase 4400/kg/jam dalam 12 jam.
Dilanjutkan dengan unfractionated heparin/low molecular weight
heparin selama 5 hari.
Ventilator mekanik diperlukan pada emboli paru massif.
Heparinisasi sebagai pilihan pada emboli paru non massif / non
sub massif.
Anti inflamasi nonsteroid bila tidak ada komplikasi pendarahan.
Embolektomi dilakukan bila ada kontraindikasi heparinisasi /
trombolitik pada emboli paru massif dan sub massif.
Pemasangan filter vena cava dilakukan bila ada perdarahan yang
memerlukan tranfusi emboli paru berulang meskipun telah
menggunakan antikoagulan jangka panjang.
Pencegahan
Pencegahan