Anda di halaman 1dari 8

Evolusi Gambaran EKG pada Sindrom Koroner Akut (SKA)

Sindrom koroner akut (SKA) merupakan spektrum klinis yang mencakup

angina tidak stabil, infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI), dan

infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (STEMI). Keluhan utama SKA

adalah nyeri dada, dan digolongkan lagi berdasarkan ada tidaknya elevasi segmen

ST pada gambaran EKG (elektrokardiografi). Diagnosis awal SKA tanpa elevasi

segmen ST digolongkan lagi berdasarkan hasil pemeriksaan enzim jantung, yaitu

troponin. Jika troponin positif, diagnosisnya adalah infark miokard akut tanpa

elevasi segmen ST (NSTEMI), dan jika negatif, diagnosisnya adalah angina tidak

stabil.1

Gambaran EKG pada angina tidak stabil dan NSTEMI

Pada gambaran EKG normal, gelombang T biasanya positif pada sadapan

(lead) I, II, dan V3 sampai dengan V6; terbalik pada sadapan aVR; bervariasi

pada sadapan III, aVF, aVL, dan V1; jarang didapatkan terbalik pada V2. Jika

terjadi iskemia, gelombang T menjadi terbalik (inversi), simetris, dan biasanya

bersifat sementara (saat pasien simptomatik). Bila pada kasus ini tidak didapatkan

kerusakan miokardium, sesuai dengan pemeriksaan CK-MB (creatine kinase-

myoglobin) maupun troponin yang tetap normal, diagnosisnya adalah angina tidak

stabil. Namun, jika inversi gelombang T menetap, biasanya didapatkan kenaikan

kadar troponin, dan diagnosisnya menjadi NSTEMI. Angina tidak stabil dan

NSTEMI disebabkan oleh thrombus non-oklusif, oklusi ringan (dapat mengalami

reperfusi spontan), atau oklusi yang dapat dikompensasi oleh sirkulasi kolateral

yang baik. 2,3


Gambar 1. Gelombang T terbalik (inversi).4

Gambaran khas berupa depresi segmen ST lebih dari 0,5 mm (0,05 mV)

pada dua atau lebih sadapan yang bersesuaian atau inversi gelombang T yang

dalam dan simetris.5 Morfologi depresi segmen ST biasanya datar atau

downsloping. Gambaran depresi segmen ST pada angina tidak stabil atau

NSTEMI bersifat sesaat (transient) dan dinamis.2,3

Gambaran EKG pada STEMI

Selama terjadi STEMI, dapat diamati karakteristik perubahan morfologi

EKG yang berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu, di antaranya adalah:2,4,5


1. Gelombang T hiperakut

Pada periode awal terjadinya STEMI, bisa didapatkan adanya gelombang

T prominen. Gelombang T prominen itu disebut gelombang T hiperakut, yaitu

gelombang T yang tingginya lebih dari 6 mm pada sadapan ekstremitas dan lebih

dari 10 mm pada sadapan prekordial. Gelombang T hiperakut ini merupakan tanda

sugestif untuk STEMI dan terjadi dalam 30 menit setelah onset gejala. Namun,

gelombang T prominen ini tidak selalu spesifik untuk iskemia.2,4


2. Gambaran awal elevasi segmen ST

Jika oklusi terjadi dalam waktu lama dan derajatnya signifikan

(menyumbat 90% lumen arteri koroner), gelombang T prominen akan diikuti

dengan deviasi segmen ST. Elevasi segmen ST menggambarkan adanya daerah

miokardium yang berisiko mengalami kerusakan ireversibel menuju kematian sel

(dapat diukur berdasarkan peningkatan kadar troponin) dan lokasinya melibatkan

lapisan epikardial. Diagnosis STEMI ditegakkan jika didapatkan elevasi segmen

ST minimal 0,1 mV (1 mm) pada sadapan ekstremitas dan lebih dari 0,2 mV (2

mm) pada sadapan precordial di dua atau lebih sadapan yang ber sesuaian.2,6

Elevasi segmen ST merupakan gambaran khas infark miokardium akut

transmural, tetapi bisa ditemukan pula pada kelainan lain. Pada kebanyakan kasus,

untuk membedakan STEMI dari kelainan lain biasanya tidak sulit, cukup dengan

memperhatikan gambaran klinisnya.


3. Elevasi segmen ST yang khas (berbentuk konveks)

Gelombang R mulai menghilang. Pada saat bersamaan, mulai terbentuk

gelombang Q patologis. Gelombang Q patologis berhubungan dengan infark

transmural yang disertai dengan adanya fibrosis pada seluruh dinding.3,4 Pada

75% pasien, elevasi segmen ST yang khas ini terbentuk dalam beberapa jam

sampai beberapa hari.

4. Inversi gelombang T

Bila berlangsung lama dan tidak dilakukan reperfusi arteri koroner, elevasi

segmen ST mulai menghilang kembali ke garis isoelektrik. Bersamaan dengan itu,

mulai timbul gambaran inversi gelombang T. Gelombang T dapat kembali normal

dalam beberapa hari, minggu, atau bulan.2

5. Morfologi segmen ST kembali normal

Segmen ST biasanya stabil dalam 12 jam, kemudian mengalami resolusi

sempurna setelah 72 jam. Elevasi segmen ST biasanya menghilang sempurna


dalam 2 minggu pada 95% kasus infark miokardium inferior dan 40% kasus

infark miokardium anterior. Elevasi segmen ST yang menetap setelah 2 minggu

berhubungan dengan morbiditas yang lebih tinggi. Jika elevasi segmen ST

menetap selama beberapa bulan, perlu dipikirkan kemungkinan adanya aneurisma

ventrikel.2,6

Untuk menentukan lokasi iskemia atau infark miokard serta memprediksi

pembuluh koroner mana yang terlibat, diperlukan dua atau lebih sadapan

bersesuaian sebagai mana tersaji pada tabel 4 berikut.2,6


Tabel 4. Hubungan anatomis sadapan EKG pada SKA (sadapan aVR tidak

memiliki makna diagnostik pada SKA). Infark tidak hanya terbatas pada satu

daerah jantung saja. Sebagai contoh, jika terdapat perubahan pada sadapan V3 dan

V4 (anterior) serta pada sadapan I, aVL, V5 , dan V6 (lateral), diagnosisnya

menjadi infark miokard anterolateral.3

Lokalisasi SKA
DAFTAR PUSTAKA

Kalim H, Idham I, Irmalita, dkk. Pedoman praktis tatalaksana sindroma koroner

akut. Jakarta: Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI.

2008.

Haro Luis H. Acute coronary ischemia and infarction. Available at:

http://secure2.acep.org/BookStore/documents/Chapter+6-

Echocardiography-v3.pdf

Jones SA. ECG Notes: Interpretation and management guide. Philadelphia: F.A.

Davis Company. 2005.

Mirvis DM., Goldberger AL. Electrocardiography. In: Braunwald's heart disease.

A textbook of cardiovascular medicine 8th ed. Philadelphia: Saunders

Elsevier. 2008. pp. 149-93.

Gelfand EV, Rosen AB. Diagnosis of acute coronary syndromes. In: Gelfand EV,

Cannon CP. Management of acute coronary syndromes. West Sussex:

Wiley Blackwell. 2009. pp. 13-36. Available

at:http://xa.yimg.com/kq/groups/16749867/1715651652/name/acute+coro

nary+2009.pdf

Dharma S, Siswanto BB. Buku panduan kursus EKG 20th weekend course on

cardiology. Jakarta : Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular

FKUI. 2008.

Anda mungkin juga menyukai