PENDAHULUAN
Dermatitis stasis adalah salah satu penyakit peradangan kulit pada kulit
tungkai bawah. Hal ini merupakan manifestasi dari Chronic Venous Disease (CVD)
yang berakibat insufisiensi dan hipertensi vena. Normalnya aliran darah mengalir
dari ke jantung dengan bantuan katup-katup vena. Katup ini berfungsi menjaga
darah tetap mengair menuju jantung melawan gravitasi. Apabila fungsi katup
tidak berjalan semestinya, darah akan mengalir kembali ke bawah (reflux). Reflux
berakibat terjadi penumpukan darah pada vena dan bermanifestasi awal pada kulit
sebagai hiperpigmentasi.1
Penyakit ini umumnya menyerang pada usia pertengahan dan usia lanjut.
Penyakit ini terjadi pada usia di atas 50 tahun dan jarang mengenai individu berusia
kurang dari 40 tahun. Kecuali pada keadaan dimana insufisiensi vena disebabkan
prekusor dari keadaan lain seperti ulkus vena tungkai atau lipodermatoskerosis.2
vena, dermatitis kontak akut mungkin dapat secara bersamaan terjadi pada
anggota gerak bawah, sehingga sulit untuk di bedakan. Untuk itu, disusunlah referat
ini yang bertujuan mengetahui lebih rinci tentang manifestasi klinis dan tatalaksana
dermatitis stasis.2
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Dermatitis stasis adalah salah satu penyakit peradangan kulit pada kulit
tungkai bawah. Hal ini merupakan manifestasi dari Chronic Venous Disease (CVD)
yang berakibat insufisiensi dan hipertensi vena. Normalnya aliran darah mengalir
dari ke jantung dengan bantuan katup-katup vena. Katup ini berfungsi menjaga
darah tetap mengair menuju jantung melawan gravitasi. Apabila fungsi katup
tidak berjalan semestinya, darah akan mengalir kembali ke bawah (reflux). Reflux
berakibat terjadi penumpukan darah pada vena dan bermanifestasi awal pada kulit
sebagai hiperpigmentasi.1
2.2. Etiologi
penyakit ini.2
pada vena sehingga terjadi kebocoran fibrinogen ke dalam dermis. Fibrinogen ini
sehingga menghalangi difusi oksigen dan nutrisi menuju kulit. Akhirnya terjadi
kematian sel. Ada teori lain yang mengatakan bahwa inflamasi pada dermatitis
2
2.3. Epidemiologi
Umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun, dan jarang mengenai individu
berusia kurang dari 40 tahun, kecuali pada kondisi insufisiensi vena yang
berhubungan dengan peningkatan tekanan vena pada tungkai bawah yang dialami
1. Hormonal
Akibat faktor hormonal lebih berisiko terjadi pada wanita, terutama pada masa
2. Gaya Hidup
Terutama pada orang yang obesitas. Lemak yang berlebih membebani kerja
jantung kerja jantung sehingga peredaran darah ke jantung pun tidak lancar.
3. Genetika
Ada seseorang yang sudah membawa gen varises sehingga lebih berisiko terkena
lain alergen, bahan iritan, infeksi, faktor psikis dan lainlain. Faktor-faktor yang
3
1. Suhu dan Kelembaban
kelembaban udara dan suhu udara. Kelembaban udara dan suhu udara yang
2. Usia
kulit kehilangan lapisan lemak diatasnya dan menjadi lebih kering. Kekeringan
pada kulit ini memudahkan bahan kimia untuk menginfeksi kulit, sehingga
kulit menjadi lebih mudah terkena dermatitis. Kondisi kulit mengalami proses
penuaan mulai dari usia 40 tahun. Pada usia- tersebut, sel-sel kulit lebih sulit
sebum menurun tajam, hingga banyak sel mati yang menumpuk karena
3. Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan
dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Dalam hal penyakit kulit perempuan
untuk melindungi dan menjaga kelembapan kulit, selain itu juga kulit wanita
lebih tipis daripada kulit pria sehingga lebih rentan untuk menderita penyakit
4
4. Ras
Faktor individu yang meliputi jenis kelamin, ras dan keturunan merupakan
lainnya. Bila dikaitkan dengan penyakit dermatitis, ras merupakan salah satu
faktor yang ikut berperan untuk terjadinya dermatitis. Kulit putih lebih rentan
riwayat keluarga, aspek pekerjaan atau tempat kerja, sejarah alergi (misalnya
6. Personal Hygiene
dan penyakit, mengurangi paparan pada bahan kimia dan kontaminasi, dan
bahan kimia. 1
2.5. Diagnosis
2.5.1. Anamnesis
beberapa minggu atau bulan warna kulit menjadi cokelat gelap, selain itu
timbul penumpukkan darah dan terjadi bengkak. Pasien juga merasakan kaki
5
Faktor resiko dermatitis stasis pada pasien meliputi faktor risiko varises
yang meliputi: Usia > 50 tahun, wanita multi para, obesitas, lebih banyak
1. Pelebaran vena atau varises, hal ini diesebabkan oleh tekanan vena yang
2. Edema pada pergelangan kaki, Hal ini disebabkan kebocoran plasma ke jaringan
varises kronis.
atau berwarna merah kehitaman pada tungkai bagian bawa yang disebabkan
ekstravasasi hemosiderin sel darah merah ke dalam dermis, hal ini bersifat
Gambar 2.1 Perubahan dengan varises, perubahan kulit warna coklat kemerahan
4. Prurity patch yang bermula dari medial tungkai bawah dan ankle yang
proggresif. Hal ini dapat berupa inflamasi akut maupun eksaserbasi akut. Hal ini
6
area dari pembuluh vena yang mempunyai perdarahan yang buruk dibanding
pada bagian bawah. Bagian ini selalu terkena dampak dari hipertensi vena.
5. Stocking erytoderma. Hal ini disebabkan nekrosis dari lemak di bawah kulit
akibat dermatitis statis yang tak tertangani pada stadium awal sehingga area
lesi meluas yang akhirnya melingkar pada tungkai bawah. Seringali lesi
akibat dari ekskoriasi yang berulang. Erosi pada kulit dapat terjadi apabila
dengan tungkai maupun dengan tumit sebelahnya terutama saat pasien duduk.
7. Purpura dan ekimosis, Umumnya terjadi akibat trauma saat lesi digaruk dan
subkutis akibat fibrosis. Dapat ditemukan pada dermatitis stasis yang lama
7
Pada stage kronis didapatkan gambaran “inverted champagne bottle”, dengan
garis parut seperti terikat, dan hiperpigmentasi, serta edema tanpa sklerotik
sangat nyeri
2.5.3. Predileksi
skuama tebal dan krusta kadang disertai ulcus berbentuk melingkar pada
edema dan ekomisis pada bagian distal yang memberikan gambaran inverted
USG Doppler untuk melihat adanya perubahan (dilatasi) vena yang dalam,
8
Gambar 2.4 USG Doppler
2.6. Patogenesis
patogenesis dermatitis stasis, diantaranya adalah teori hipoksia dan teori selubung
fibrin.
Insufisiensi vena akan menyebabkan aliran balik (backflow) darah dari vena
9
(pooling) darah dalam vena superfisial. Terkumpulnya darah dalam vena superfisial
dalamnya menurun sehingga pasokan oksigen untuk kulit di atas sistem vena
stasis. Menurut teori ini, peningkatan tekanan vena yang terjadi pada insufisiensi
sehingga terjadi hipoksia dan kerusakan jaringan kulit. Faktor lain yang
fibrinolisis.1
growth factor, yang memicu proses peradangan dan fibrosis pada dermis.1
1) Dermatisis Stasis.
2) Neurodermatisis.
3) Dermatisis Numularis. 1
10
2.8. Penatalaksanaan
2.8.1.Farmakologi
A. Sistemik
1-4 tab/hari.
mg jika perlu.6
B. Topikal
terbuka), bila subakut diberikan losio (bedak kocok), krim (terutama pada daerah
berambut), dan apabila kronik/kering diberikan zalf. Beberapa cara cara obat
11
1) Kompres, pertama-tama menggunakan kompres dingin dengan air keran
dingin atau larutan burrow untuk lesi-lesi eksudtif dan basah. Kenakan selama
digunakan antara lain lasio atau obat semprot sarna dan lasio Prax Cetapil
Makin berat atau akut penyakitnya, dapat dikombinasi dengan obat topical
2.9. Edukasi
2. Bila tidur, kaki diangkat di atas permukaan jantung selama 30 menit, dilakukan
mikrosirkulasi.
pembalut elastis.9
2.10. Komplikasi
desebut ulkus venosum atau ulkus varikosum, dapat pula mengalami infeksi
12
sekunder, misalnya selulitis. Dermatitis stasis dapat diperberat karena mudah
2.11. Prognosis
pembengkakan.3
13
BAB III
KESIMPULAN
insufiensi kronik vena dan hipertensi vena yang sering terjadi di ekstremitas
bawah (tungkai). Dermatitis Stasis lebih banyak terjadi pada wanita usia
pertengahan atau lanjut lebih dari 50 tahun, kemungkinan karena efek hormonal
kehamilan.1
dermatitis stasis dapat ditegakkan. Diagnosis dan tatalaksana yang tepat dapat
terjadi, akan tetapi pada penyebab dari dermatitis stasis itu sendiri. Pengobatan
dan juga non medikamentosa dengan metode compress serta modifikasi posisi tidur
14