1.1 PENDAHULUAN
Dermatomiositis merupakan penyakit inflamatorik dan degeneratif
pinggul. Beberapa tanda klinis sama dengan gejala pada PSS (progressive
depan), secara simetris. Pada penyakit lanjut, semua kelompok otot dapat
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Dermatomiositis adalah penyakit inflamatorik dan degeneratif
pinggul. Beberapa tanda klinis sama dengan gejala pada P.S.S (progressive
2.2. Epidemiologi
sering terjadi pada penduduk kulit hitam daripada penduduk putih. Pada
2.3. Etiologi
(HLA) tipe (misalnya, DR3, DR5, DR7 mungkin ada Polimorfisme faktor
2
dengan fotosensitifitas pada orang dewasa dan calcinosis pada anak.
aktivitas sel mungkin terlibat dalam patogenesis kedua penyakit kulit dan
pasti. 3
kemungkinan dermatomiositis.
Obat lain yang dapat memicu penyakit ini termasuk penisilamin, obat
payudara silikon atau injeksi kolagen, namun bukti untuk ini adalah
3
perbedaan HLA rinci kalangan perempuan di antaranya miopati inflamasi
karena infeksi virus pada otot atau masalah dengan sistem kekebalan tubuh.
Hal ini juga dapat kadang-kadang terjadi pada pasien yang memiliki kanker
lainnya.
sering terjadi pada anak usia 5 - 15 orang dewasa dan usia 40 - 60. Wanita
berkembang, paling sering pada wajah dan kelopak mata dan area di
sekitar kuku, buku-buku jari, siku, lutut, dada dan punggung. Ruam,
baik kiri dan kanan tubuh Anda, dan cenderung untuk secara bertahap
memburuk.
4
Munculnya ruam pada kelopak mata, pipi, hidung, punggung, dada
bawah kulit
meliputi:
anak-anak
Gastrointestinal bisul dan perforasi usus, juga lebih sering terjadi pada
anak
Masalah paru
5
2.5. Patogenesis
Dermatomiositis dikatakan berhubungan dengan masalah genetik,
berkembang dari beberapa fase sekuel yaitu fase kerentanan, fase induksi,
mengaktifkan C3, membentuk fragmen C3b dan C4b yang mengarah pada
(Lysis). B sel dan CD4 (helper) sel juga hadir dalam reaksi inflamasi yang
oleh efek sitotoksik langsung CD8+ limfosit pada otot. Namun, penelitian
6
2.6. Patofisiologi2
Penyakit
Bakteri, Virus
Dermatomiositis
2.7.Faktor Resiko
sering terjadi pada anak usia 5 - 15 orang dewasa dan usia 40 - 60. Wanita
7
2.8. Diagnosis
dalam dua bentuk yaitu lesi kutaneus dan lesi sistemik. Pada
Lesi kutaneus
karena lesi muncul dalam bentuk plak yang berbatas tegas pada siku dan
8
Tanda lain yang paling khas adalah perubahan lipatan kuku. Jika
kondisi ini tidak diamati, maka erupsi dapat didiagnosis sebagai kondisi
tubuh yang sering terpapar sinar matahari) namun, mereka lebih sering
pada daerah tersebut, maka akan terjadi likenoid sekunder yang dikenal
sebagai gejala Gottron yaitu papul Gottron, perubahan warna violet dari
9
2.9. Diagnosis Banding4
2.10. Penatalaksanaan
Terapi sistemik
Methotrexate: 7.5-50mg/minggu
Chlorambucil (4 mg/hari)
10
Sirolimus (5 mg/hari μ 2 minggu, 2 mg /
hari μ 2 minggu, selanjutnya 1 mg / hari)
Plasmapheresis
2.11. Komplikasi4
terjadi.
11
Infeksi. Dermatomiositis menempatkan Anda pada peningkatan
kaki, pipi, hidung dan telinga pucat bila terkena suhu dingin.
kaku dan tidak elastis. Tanda dan gejala termasuk batuk kering dan
sesak napas.
12
mendatar tiga tahun atau lebih setelah diagnosis dermatomiositis.
dermatomiositis.
2.12. Prognosis2
hal ini mereka dapat mengembangkan kelemahan sisa dan cacat. Anak-anak
ini secara spontan dapat mengirimkan dalam sebanyak 20% dari pasien
13
BAB III
KESIMPULAN
otot limfosit – dimediasi dan lesi kulit yang dihasilkan dari reaksi
apoptosis.
ini digunakan, sebanyak tiga perempat dari pasien dapat memasuki masa
bebas penyakit klinis tanpa obat, biasanya dalam 2-3 tahun. Pendekatan
terapi ini mirip dengan yang digunakan untuk mengobati penyakit seperti
14
15