DISUSUN OLEH :
NIM : 201440129
a. Epidermis
Epidermis merupakan struktur lapisan kulit terluar. sel-selepidermis
terus-menerus mengalami mitosisi dan berganti denganyang baru sekitar 30
hari. Epidermis mengandung reseptor-reseptor sensorik untuk sentuhan, suhu,
getaran dan nyeri.komponen utama epidermis adalah protein keratin,
yangdihasilakan oleh sel-sel yang disebut keratinosit, keratin adalah bahan
yang kuat dan memiliki daya tahan tinggi, serta tidak larut dalam air. Keratin
mencegah hilangnya air tubuh dan melindungiepidermis dari iritan atau
mikroorganisme penyebab infeksi,keratin adalah komponen utama apensiks
kulit : Rambut dan kuku (Craven, 2016 In : Muttaqin Arif, 2016).
b. Melanosit (sel Pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis,melanosit
menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagairesponterhadap rangsangan
hormon hipofisis anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte
stimulating hormon, MSH).melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis
yang terutamaterlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit
danrambut.Sel imun, yang disebut sel langerhans, terdapat disaluranepidermis,
sel langerhans mengenali partikel asing ataumikroorganisme yang masuk
kekulit dan membangkitkan suatu serangan imun bentuk kolagen, yaitu suatu
komponen dari jaringan ikat dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan
limfe, serabut sarafkelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut.
c. Lapisan Subkutis
Lapisan subkutis terletak dibawah dermis. lapisan ini terdiriatas lemak
dan jaringan ikat dimana berfungsi untuk memberikan bantalan antara lapisan
kulit dan struktur internal seperti otot dantulang, serta sebagai peredam kejut
dan insulator panas. Jaringanini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan
kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh(Muttaqin Arif,2018)
Riwayat Kesehatan :
1. Riwayat penyakit sekarang : Tanyakan sejak kapan merasakan keluhan
2. Riwayat penyakit dahulu : Apakah dulu pasien pernah menderita penyakit
seperti ini
3. Riwayat penyakit keluarga : Apakah ada anggota keluarga yang pernah
menderita penyakit seperti ini
4. Riwayat psikososial :apakah pasien merasakan cemas yang berlebihan.
Pemeriksaan Fisik :
Kepala :Dilihat kebersihan, bentuk, adakah oedem atau tidak
Mata :Tidak anemis, tidak ikterus, reflek cahaya (+)
Hidung :Tidak ada pernafasan cuping
Mulut :Kebersihan, tidak pucat
Telinga :Tidak ada serumen
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar
Jantung :Denyut jantung meningkat
Ekstremitas :Adakah luka pada ekstremitas
Integumen :Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di
suatu daerah yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan
bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas
(peaud’orange).Pada kulit yang terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil
berisi cairan (vesikel) atau lepuhan besar berisi cairan (bula), yang bisa
pecah.
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut teori Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia Diagnosa yang muncul
pada gangguan selulitis adalah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan Infeksi bakteri staphylococcus
2. Ganguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
4. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
c. Intervensi
Menurut teori SDKI,SLKI,SIKI,intervensi pada penyakit selulitis berdasarkan
diagnosanya yaitu:
Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup Monitor efek
samping penggunaan
analgetik
Terapeutik:
Berikan teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
Fasilitasi istirahat
dan tidur
Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri Jelaskan
strategi meredakan
nyeri
Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian
analgetik,jika perlu
2. Ganguan rasa Setelah dilakukan Observasi:
nyaman tindakan asuhan Identifikasi
berhubungan keperawatan selama penurunan tingkat
dengan gejala 3x24 jam diharapkan energi.ketidakmampu
penyakit status kenyamanan an berkonsentrasi,
meningkat dengan atau gejala lain yang
kriteria hasil : mengganggu
Postur tubuh kemampuan kognitif
OS membaik Identifikasi teknik
Status relaksasi yang pemah
kenyamanan efektif digunakan
meningkat Periksa ketegangan
OS sudah relax otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan
suhu sebelum dan
sesudah latihan
Terapeutik:
Ciptakan lingkungan
tenang, dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan
suhu ruang nyaman.
Jika memungkinkan
Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau
tindakan medis lain.
Jika sesuai
Edukasi:
Jelaskan tujuan,
manfaat batasan dan
jenis relaksasi yang
tersedia (mis. Musik,
meditasi, napas
dalam relaksasi otot
progresif)
Anjurkan mengambil
posisi yang nyaman
Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih
3. Gangguan Setelah dilakukan Observasi:
mobilitas fisik tindakan asuhan Identifikasi
berhubungan keperawatan selama adanyanyen atau
dengan nyeri 3x24 jam diharapkan keluhan fisik lainnya
mobilitas fisik Identifikasi toleransi
meningkat dengan fisik melakukan
kriteria hasil : pergerakan
Pergerakan Monitor frekuensi
ekstermitas jantung dan tekanan
meningkat darah sebelum
Kekuatan otot memulai mobilisasi
meningkat
Nyeri Monitor kondisi
berkurang umum selama
melakukan mobilisasi
Terapeutik:
Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan
alat bantu
Fasilitasi melakukan
pergerakan, jika perlu
Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis.
Duduk di tempat
tidur)
4. Resiko infeksi Setelah dilakukan Observasi:
berhubungan tindakan asuhan Monitor tanda gejala
dengan tindakan keperawatan selama infeksi lokal dan
invasif 3x24 jam diharapkan sistemik
derajat infeksi Terapeutik:
menurun dengan Batasi jumlah
kriteria hasil: pengunjung
Resiko infeksi Berikan perawatan
menurun kulit pada daerah
Demam edema
menurun Cuci tangan sebelum
Nyeri menurun dan sesudah kontak
Kemerahan dengan pasien dan
menurun lingkungan pasien
Bengkak Pertahankan teknik
menurun aseptik pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi:
Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
Ajarkan cara
memeriksa luka
Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
imunisasi, Jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Ni Ketut Kardiyudiani, Brigitta Ayu Dwi Susanti. 2019.Keperawatan Medikal Bedah
1.Yogyakarta.Pustaka Baru
Dr. dr. AAGP. Wiraguna, Sp.KK (K), FINSDV, FAADV.2018. Satu Kasus Selulitis Pedis
Dekstra Dengan Onikomikosis Digiti I-V Pedis Dekstra Et Sinistra Yang Disertai Gangguan
Bipolar
https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenereologi/selulitis
https://id.scribd.com/doc/313543318/LAPORAN-PENDAHULUAN-selulitis