Terjadi karena proses inflamasi yang disebebabkan oleh jamur golongan dermatofita.
Proses :
Ketika jamur masuk ke lapisan luar kulit setelah merusak lapisan keratin kulit. Masuknya
jamur pada lapisan kulit akan memicu terjadinya reaksi radang oleh tubuh.
Ketika jamur masuk ke jaringan menjadi cidera, infeksi atau kerusakan diketahui oleh sel
tubuh terutama makrofag, tapi juga sel dendrite, sel mast dan sel lainnya. Sel-sel tersebut
mensekresi molekul (sitokin, histamine, dan mediator lain). Histamin menyebabkan
perubahan vaskuler yaitu perubahan pada rongga caliber pembuluh darah yang
mengakibatkan pertambahan aliran darah(vasodilatasi) dan perubahan pada dinding
pembuluh darah yang memungkinkan protein plasma keluar dari pembuluh darah
(peningkatan permeabilitas vaskuler) sehingga kulit pada bagian ujung daerah kapiler penuh
dengan darah. Ekspansi vascular ini akan member warna merah(eritema) . Histamin juga
merangsang ujung saraf di kulit yang bertugas dalam menerima rangsang gatal, sehingga
timbulah rasa gatal
Jamur masuk merusak lapisan keratin kulit → mengaktifkan sel mast → sekresi histamine →
perubahan vaskuler → vasodilatasi →peningkatan permeabilitas vaskuler →ujung kapiler
darah penuh → eritema
Sumber : Abbas, A.K., Aster, J.C., dan Kumar, V. 2015. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 9.
Singapura: Elsevier Saunders
Sumber : Kurniati, Cita Rosita. Etiopatogenesis Dermatofitosis. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin; Volume 20 (3):243 - 50
Sumber : Adhi Djuanda, dkk. 2018. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Pada seluruh kaki, dari telapak, tepi sampai punggung kaki terlihat kulit menebal
dan bersisik; eritema biasanya ringan dan terutama pada bagian tepi les. Bersifat
kronik dan di bagian tepi lesi dilihat papul dan kadang-kadang vesikel.
Terlihat vesikel, pustule, dan kadang-kadang bula. Kelainan ini dapat meluas
mulai dari punggung kaki atau telapak kaki, setelah vesikel pecah akan
meninggalkan sisik yang terbentuk lingkaran yang disebut kolerat
Sumber : Adhi Djuanda, dkk. 2018. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
10. Apa saja perbedaan dari masing-masing diagnosis banding dari manifestasi sampai
pemeriksaan penunjang?
- Tinea pedis
Manifestasi klinis
Tinea pedis interdigitalis
Diantara jari ke VI dan V terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis(skuama)
dan dapat meluas ke bawah jari (subdigital) dan sela jari yang lainnya. Oleh
karena daerah ini lembab, maka sering dilihat maserasi. Maserasi berubaha kulit
putih dan rapuh.
Tine pedis moccasin foot
Pada seluruh kaki, dari telapak, tepi sampai punggung kaki terlihat kulit menebal
dan bersisik; eritema biasanya ringan dan terutama pada bagian tepi les. Bersifat
kronik dan di bagian tepi lesi dilihat papul dan kadang-kadang vesikel.
Tinea pedis subakut
Terlihat vesikel, pustule, dan kadang-kadang bula. Kelainan ini dapat meluas
mulai dari punggung kaki atau telapak kaki, setelah vesikel pecah akan
meninggalkan sisik yang terbentuk lingkaran yang disebut koleret(warna
kemarahan melingkar)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan KOH
Kulit tidak berambut
Dari bagian tepi kelainan sampai dengan bagian sedikit di luas kelainan sisik kulit
dan kulit dikerok dengan pisau tumpul steril
Kulit berambut
Rambut dicabut pada bagian kulit yang mengalami kelianan. Kulit didaerah
tersebut dikerok untuk mengumpulkan sisik kulit. Pemeriksaan dengan lampu
Wood dilakukan sebelum pengumpulan bahan untuk mengetahui jenis daerah
yang terkena infeksi
Kuku
Bahan diambil dari kuku yang sakit dan diambil sedalam-dalamya sehingga
mengenai seluruh tebal kuku, bahan dibawah kuku diambil pula
Sediaan basah dibuat dengan meletakkan bahan di atas gelas alas, kemudian ditambah
1-2 tetes larutan KOH. Konsentrasi KOH untuk sediaan rambut 10% dan untuk kulit dan
kuku 20%. Stelah dicampur KOH, tunggu 15-20 menit untuk melarutkan jaringan. Lalu
diamati dibawah mikroskop perbesaran 10x10 kemudian 10x45.
Pada sediaan kulit dan kuku yang terlihat hifa dan spora, pada sediaan rambut yang
dilihat adalah spora kecil(mikrospora) dan spora besar(makrospora)
- Pitiriasis rosea
Etiologi
Berdasarkan bukti ilmiah diduga merupakan eksantema virus yang berhubungan
dengan reaktivasi Human Herpes Virus (HHV)-7 dan HHV-6
Manifestasi klinis
Penderita mengeluh gatal ringan, skuama halus, penyakit dimulai dengan lesi
pertama (herald patch) umumnya di badan, soliter, berbentuk oval dana nular,
diamaternya kira-kira 3 cm. Ruam terdiri atas eriteme dan skuama halus di pinggir.
Lesi berikutnya timbul 4-10 hari setelah lesi pertama. Lesi menyerupai pohon cemara
terbalik. Tempat predileksi pada batang tubuh, lengan atas bagian proksimal dan
tungkai atas. Perbedaannya pada pitiriasis rosea, gatal tidak begitu berat seperti pada
tinea korporis, dengan skuama halus, sedangkan pada tinea korporis kasar
Pengobatan
Pengobatan bersifat simtomatik, untuk gatal-gatalnya dapat diberikan sedative,
sedangkan sebagai obat topical dapat diberikan bedak asam salisilat yang dibubuhi
mentol ½-1%. Bila terdapat gejala menyerupai flu dan atau kelainan kulit luas, dapat
diberikan asiklovir 5x800mg per hari selama 1 minggu. Pada kelainan kulit luas dapat
diberikan terapi UVB. UVB dapat memperlancar penyembuhan karena menghambat
fungsi sel langerhans sebagai sel penyaji antigen
- Dermatitis seboroik
Etiologi
Telah banyak bukti yang mengaitkan dermatitis seboroik dengan Malesezia. Malezzia
adalah salah satu bentuk jamur.
Manifestasi klinis
Lokasi yang sering terkena di daerah kulit kepala berambut, wajah, lipat nasolabia,
side burn, telinga, dan liang telinga. Dapat ditemukan skuama kuning berminyak di
area predileksi, eksematosa ringan, kadang kala gatal dan menyengat,
Pemeriksaan penunjang
Pada kasus yang sulit perlu pemeriksaan histopatologi
Pengobatan
- sampo yang mengandung pbat anti malassezia. Misalnya selenium sulfida, zinc
pirithione, ketokonazol
- untuk menghilangkan skuama tebal dan mengurangi jumlah sebum pada kulit dapat
dilakukan dengan mencuci wajah berulang dengan sabun lunak
- skuama yang diperlunak dengan krim yang menganndung asam salisilat atau
sulphur
- pengobatan simtomik dengan kortikosteroid topical potensi sedang, imunosupresan
topical(takrolimus dan pimekrolimus) teritama untuk daerah wajah sebagai
pengganti kortikosteroid topical
- metronidazol topical, skilopiroksolamin, talkasitol, benzoil peroksida, dan salep
litium suksinat 5%
-digunakan terapi sinar ultraviolet-B(UVB) atau pemberian itrakonazole 100mg/hari
per oral selama 21 hari