Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kandidosis adalah penyakit infeksi jamur yang bersifat akut atau subakut
yang disebabkan oleh jamur genus Candida terutama Candida albicans dan dapat
mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronkhi atau paru, kadang-kadang dapat
menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. Sinonim dari kandidosis
adalah kandidiasis dan moniliasis (Kuswadji, 2007).

B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Candidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida.

Candida merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini

mencapai 40-60 % dari populasi (Silverman S, 2001).


Candidiasis atau kandidiasis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh

jamur dari spesies Candida albicans. Adanya jamur pada diri manusia adalah

hal yang alami dan memang selalu ada pada diri manusia seperti di daerah

mulut, tenggorokan, vagina, dan pada sistem pencernaan lainnya


Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida,

khususnya C. albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada

penekan imun dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian

antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).

Walaupun demikian jamur tersebut dapat menjadi patogen dalam kondisi

tertentu atau pada orang-orang yang mempunyai penyakit-penyakit yang

melemahkan daya tahan tubuh sehingga menimbulkan suatu penyakit

misalnya, sering ditemukan pada penderita AIDS (Farlane .M, 2002).


Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut

disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh Candida albicans dan dapat

mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat

menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis (Kuswadji, 2006).

B. Anatomi dan Fisiologi Kulit


Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,

merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh.

Gambar. Struktur Kulit


Seluruh beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7

– 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi

mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin.

Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian

medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak

kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua

lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan

epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari

mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan

ikat. (Ganong, 2008). Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama

yaitu :
1. Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri

dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit,

Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat

di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis

hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6

minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas
sampai yang terdalam): Stratum Korneum, Stratum Lusidum, Stratum

Granulosum, Stratum Spinosum, Stratum Basale (Stratum Germinativum).


2. Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap

sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis

dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi,

yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua

lapisan : Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang dan Lapisan

retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.


Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang

dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan

menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari

fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam

jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi

kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput. Dermis

mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung

beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan

kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat

epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical

strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi

(Wasitaatmadja, 1997).
3. Subkutis
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri

dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan

kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya

berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu.


Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi

Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan

kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.


Reseptor yang cepat beradaptasi di kulit yaitu reseptor taktil (sentuh)

dikulit yang memberitahu mengenai perubahan tekanan pada permukaan

kulit. Karena reseptor ini cepat beradaptasi maka seseorang tidak menyadari

sedang memakai jam tangan, cincin dan sebagainya. Sewaktu memakai

sesuatu maka akan terbiasa karena adanya adaptasi cepat reseptor tersebut.

Sewaktu mencopotnya maka akan menyadarinya karena adanya off response

(Sherwood, 2001).
Mekanisme adaptasi untuk korpus atau badan Pacini (Pacinian

corpuscle) suatu reseptor kulit yang mendeteksi tekanan dan getaran

diketahui dari sifat-sifat fisiknya. Korpus Pacini adalah suatu ujung reseptor

khusus yang terdiri dari lapisan-lapisan konsentrik jaringan ikat mirip kulit

bawang yang membungkus ujung perifer suatu neuron aferen (Sherwood,

2001).
Setiap neuron sensorik berespons terhadap informasi sensorik hanya

dalam daerah terbatas dipermukaan kulit sekitarnya, daerah ini dikenal

sebagai lapangan reseptif (receptive field). Ukuran lapangan reseptif

bervariasi berbanding terbalik dengan kepadatan reseptor didaerah tersebut.

Semakin dekat penempatan reseptor jenis tertentu, maka semakin kecil

daerah kulit yang terpantau oleh reseptor tersebut. Semakin kecil lapangan

reseptif di suatu daerah maka semakin besar ketajaman (acuity) atau

kemampuan diskriminatif (Sherwood, 2001).


Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak

antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan

jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi

papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang

vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient

dari dermis melalui membran epidermis (Moffat, dkk., 2004).


Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut : pelindung

atau proteksi, penerima rangsang, pengatur panas atau thermoregulasi,

pengeluaran (ekskresi), penyimpanan, penyerapan terbatas, penunjang

penampilan

C. Klasifikasi
Berdasarkan tempat yang terkena, candidiasis dibagi sebagai berikut:
1. Candidiasis Selaput Lendir
- Thrush/Candidiasis oral

Gambar. Candidiasis Oral


Thrush merupakan infeksi jamur di dalam mulut berupa bercak

berwarna putih menempel pada lidah dan pinggiran mulut, sering meni

mbulkan nyeri. Bercak ini bisa dilepas dengan mudah oleh jari tangan

atau sendok. Thrush pada dewasa bisa merupakan pertanda adanya

gangguan kekebalan, kemungkinan akibat diabetes atau AIDS.

Pemakaian antibiotik yang membunuh bakteri saingan jamur akan

meningkatkan kemungkinan terjadinya thrush.


- Perleche
Infeksi jamur ini merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut

yang menyebabkan retakan dan sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi

palsu yang letaknya bergeser dan menyebabkan kelembaban di sudut

mulut sehingga tumbuh jamur.

Gambar. Perleche
- Infeksi vagina (vulvovaginitis)
Vulvovaginitis sering berupa keluarnya cairan putih atau kuning

dari vagina disertai rasa panas ditemukan pada wanita hamil, penderita

diabetesatau pemakai antibiotik.


- Balanitis atau balanopostitis
Balanopostitis adalah peradangan menyeluruh pada kepala penis

(glans penis) dan kulitnya. Penis menjadi nyeri, gatal-gatal, kemerahan

dan membengkak, serta bisa menyebabkan terjadinya penyempitan

uretra. Lelaki yang berhubungan intim dengan perempuan yang

mengidap jamur berpotensi terkena penyakit ini. Peradangan biasanya

terjadi akibat infeksi jamur atau bakteri di bawah kulit pada penis

yang tidak disunat.


- Kandidosis mukokutan kronik
Kandidiasis mukokutan kronis (CMC) mengacu pada sekelompok

gangguan heterogen yang ditandai oleh infeksi superfisial berulang

atau persisten pada kulit, membran mukosa, dan kuku yang disebabkan

oleh Candida albicans. Penyakit ini timbul karena adanya kekurangan

fungsi leukosit atau sistem hormonal, biasanya terdapat pada penderita

dengan bermacam-macam defisiensi yang bersifat genetik, umumnya


terdapat pada anak-anak. Gambaran klinisnya mirip dengan penderita

dengan defek poliendokrin.

2. Candidiasis kutis
- Candidiasis intertriginosa

Gambar. Candidiasis Intertriginosa


Kelainan ini sering terjadi pada orang-orang gemuk, menyerang

lipatan-lipatan kulit yang besar. Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat

paha,intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans

penis dan umbilikalis, berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik,

basah dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa

vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah

meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan

berkembang seperti lesi primer.

- Candidiasis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah.

Penyakit ini menimbulkan pruritus ani.


- Candidiasis kutis generalisata
Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga pada lipat

payudara, intergluteal dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis

dan paronikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan

pustul-pustul. Penyakit ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena

ibunya menderita kandidiasis vagina atau mungkin karena gangguan

imunologik.
- Paronikia dan onikomikosis

Gambar. Paronikia dan onikomikosis

Infeksi ini terjadi pada kuku menyebabkan rasa nyeri dan

peradangan sekitar kuku. Kadang-kadang kuku rusak dan menebal. Hal

ini sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan

dengan air.

3. Candidosis Sistemik
- Endokarditis
Infeksi ini sering disebabkan oleh penumpukan dan pertumbuhan

ragi dan pseudohifa /vegetasi pada katub jantung buatan juga pada

morfinis sebagai akibat penyuntikan sendiri.


- Meningitis
Gejala sama dengan meningitis TB atau karena bakteri lain
4. Reaksi id (kandidid)
Reaksi ini terjadi karena adanya metabolit Candida.

Klinisnya berupa vesikel-vesikel yang bergerombol, terdapat pada sela jari

tanganatau bagian badan yang lain ,mirip dermatofitid.

D. Etiologi
Penyebab utama kandidiasis ialah Candida albicans. Spesies lain seperti

Candida krusei, Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida

pseudotropicalis, dan Candida parapsilosis, umumnya bersifat apatogen

(Siregar, 2005). Faktor predisposisi terjadinya infeksi Candida meliputi faktor

endogen maupun eksogen, antara lain :


1. Faktor endogen :
a. Perubahan fisiologik
- Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina
- Kegemukan, karena banyak keringat
- Debilitas
- Iatrogenik
- Endokrinopati, gangguan gula darah kulit
- Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematosus dengan

keadaanumum yang buruk.


- Pengaruh pemberian obat-obatan, seperti antibiotic, kortikosteroid

dan sitostatik vi.

b. Umur : orang tua dan bayi lebih sering terkena infeksi karena status

imunologiknya tidak sempurna.

c. Gangguan Imunologik

2. Faktor eksogen :

- Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat


- Kebersihan kulit
- Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan

maserasi dan memudahkan masuknya jamur.


- Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis.

E. Manifestasi Klinik
- Timbul bercak putih pada lidah dan sekitar mulut
- Infeksi mulut (peradangan).
- Lesi putih atau krem di lidah, pipi bagian dalam, langit-langit mulut gusi

danamandel (tonsil)
- Lesi menyerupai keju
- Nyeri
- Sedikit perdarahan jika lesi digosok atau tergores
- Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut
- Sensasi seperti terdapat kapas pada maulut
- Kehilangan selera makan

F. Patofisiologi
Infeksi candida dapat terjadi apabila ada factor predisposisi baik endogen

maupun eksogen. Faktor endogen : Perubahan Fisiologik seperti

(kehamilan,kegemukan, debilitas, iatrogenic, endokrinopati, penyakit kronik),

Umur dan Imunologik. Sedangkan faktor eksogen : iklim , ;panas, kelembapan,

kebiasaan berendam kaki dalam air, dan kontak dengan penderita .


Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel pejamu menjadi syarat

mutlak untuk berkembangnya infeksi. Secara umum diketahui bahwa interaksi

antara mikroorganisme dansel pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari

dindingsel mikroorganisme, adhesin dan reseptor. Manan dan monoprotein

merupakan molekul-molekul C. albicans yang mempunyai aktifitas adhesif.

Khitin, komponen kecil yangterdapat pada dinding sel C. albicans juga

berperan dalam aktifitas adhesive.Setelah terjadi proses penempelan,

C.albicans berpenetrasi ke dalam sel epitel mukosa. Dalam halini enzim yang

berperan adalah aminopeptidase dan asamfosfatase. Apa yang terjadi setelah

proses penetrasi tergantungdari keadaan imun dari pejamu.Pada umumnya C.

albicans berada dalam tubuh manusiasebagai saproba dan infeksi baru terjadi

bila terdapat factor (Djuanda, 2007)

G. Pathway

Penggunaan kortikosteroid dan


System imun
antibiotik yang tak terkontrol,
turun
immunodefisiensi
Peningkatan Gangguan keseimbangan
Perubahanhormon Bercak
prostatglandin, flora normal
bradikinin, di mulut
Menghambat
Menggumpal
Nutrisi Kurang
Nafsu Pertumbuhan
persepsi sensori kemerahan
Timbuk
Nyeri Tidak
Akut dapat
Menyerang system histamin
Candida
Sisa susu pada (candida
mulut albicans)
implus
Gejala syaraf
makin
menutup
Hipertermi
dari Kebutuhan
Suhu
Nyeritubuh
makanpada jamur yang tak
Tidak pengecapanProses
Proses
Nyeri
Ke Mulut
faring
pada infeksi
bayi dengan
bercak eksudat
putih
mengecap
Kandidiasis
pengecap
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan langsung Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa

dengan larutan KOH 10 % atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel ragi,

blastospora, atau hifa semu


2. Pemeriksaan biakan Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar

dekstrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik

(kloramfenikol ) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan

disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 370C, koloni tumbuh setelah

24-48 jam, berupa yeast like colony. Identifikasi Candida albicans dilakukan

dengan membiakkan tumbuhan tersebut pada corn meal agar (Djuanda,

2007)
3. Pemeriksaan Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada

swab mukosa
4. Pemeriksaan endoskopi : hanya di indikasikan jika tidak terdapat perbaikan

dengan pemberian flukonazol.


5. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab

atau kumur.
I. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1. Menghindari atau menghilangkan factor predisposisi
2. Topikal :
a) Larutan ungu gentian ½-1 % untuk selaput lender, 1-2% untuk kulit,

dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.


b) Nistatin berupa krim, salep,emulsi
c) Amfoterisin B
d) Grup azol antara lain : mikonazol 2 % berupa krim atau bedak,

klotrimazol 1 % berupa bedak, larutan dan krim,

Tiokonazol,bufonazol, isokonazol, Siklopiroksamin 1 % larutan ,krim ,

antimikotik yang lain yang berspektrum luas.


3. Sistemik :
a) Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran

cerna, obat ini tidak di serap usus.


b) Amfoterisin B diberikan intravena intuk kandidosis sistemik
c) Untuk kandidosis vaginalis dapat di berikan kotrimazol 500 mg per

vaginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2x200

mg selama 5 hari atau dengan itrakonazol 2x200 mg dosis tunggal

atau dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal


d) Itrakonazol :bila di pakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk

orang dewasa 2x200 mg sehari, selama 3 h


b. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Memperhatikan kesehatan personal hygene klien seperti : mulut, kulit dll.
2. Menganjurkan pasien untuk berkumur setelah memakai kortikosteroid

inhaler
3. Menganjurkan untuk mengutamakan ASI daripada susu formula karena

ASI mengandung banyak immunoglobulin yang berguna bagi kekebalan

tubuh bayi.
4. Melpayudara ibu juga jauh lebih terjamin kebersihannya daripada botol

dot bayi
5. Beri bayi minum 2-5 sendok air hangat untuk membilas mulut bayi

setelah minum susu

J. Asuhan Keperawatan Teoritis


1. Pengkajian
a. Data Fokus
1. Identitas klien Meliputi nama lengkap, tempat tanggal lahir, umur,

alamat, asal kota, dan daerah, asal suku bangsa, nama orangtua dan

pekerjaan orangtua.
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama: Penyebab utama klien dibawa kerumah sakit.

Terdapat membran palsu yang menutupi lidah dan palatum mole

yang terasa nyeri dan mengalami perdarahan /esi di daerah lipatan


kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan

atau kaki, glans penis, dan umbilikus, berupa bercak yang berbatas

tegas, bersisik, basah, dan eritematosa lesi.


3. Riwayat kesehatan saat ini: Adanya tanda dan gejala klinis berupa

tidak nafsu makan dan sakit pada mulut. Riwayat penyakit dahulu:

mengidentifikasi adanya faktor-faktor penyulit atau faktor yang

membuat kondisi pasien menjadi lebih parah. Dengan adanya

penyakit terdahulu seperti HIV AIDS dan penderita penyakit

menahun yang mendapat antibiotik dalam waktu lama, atau

penderita keganasan yang mendapat obat sitostatik atau pengobatan

dengan radiasi.
4. Riwayat penyakit keluarga: adakah penyakit yang diderita oleh

anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit

klien sekarang. Adanya anggota keluarga yang menderita

kandidiasis.
5. Kondisi lingkungan: Iklim panas dan kelembaban menyebabkan

banyak keringat terutama pada lipatan kulit, menyebabkan kulit

maserasi, dan ini mempermudah invasi candida.


a. Pemeriksaan
1. Sistem Kardiovaskuker
Tidak ada nyeri dada
2. Sistem Pernafasan
Respirasi normal, nadi normal
3. Sistem Integuman
Turgor tidak elastis, terasa gatal dan mukosa oral adanya lesi, pecah-

pecah dan kemerahan pada sudut mulut

4. Sistem Muskuloskeletal
Badan terasa lemas dan sulit untuk bergerak karena kurang asupan
5. Sistem Pernafasan
Kadang-kadang nyeri pada bagian mulut atau bagian lain yang

terinfeksi dan kesadaran penuh


6. Aktivitas / Istirahat
Tanda : Tidur kurang, mata tampak mengantuk, sklera berwarna

putih kemerahan, garis hitam dibawah mata


7. Sirkulasi
Tanda : Timbul bercak putih pada mulut dan kemerahan pada kulit

yang terinfeksi
8. Integritas Ego
Gejala : Perasaan cemas dan takut. Putus asa dan tidak berdaya
Tanda : Ansietas, murung, menarik diri
9. Makanan / Cairan
Gejala : Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan secara adekuat,
Anorexia, Kehilangan nafsu makan karena nyeri, Diindikasi kan
infeksi sudah menyebar sampai esofagus sehingga terjadi gangguan
menelan pula.
Tanda : Porsi makan sedikit, penurunan berat badan, turgor kulit
buruk.
10. Keamanan
Gejala : Riwayat defisiensi imun, Kulit lecet / kemerahan, Lesi
kulit / ulkus pada kulit, Riwayat berulangnya infeksi jamur.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut
b. Kerusakan integritas kulit
c. Gangguan citra tubuh
d. Risiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
e. Risiko Kerusakan integritas mukosa oral
f. Risiko infeksi
g. Defisiensi pengetahuan
3. Nursing Care Plan (NCP)

Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
NOC NIC
1 Nyeri Akut Pain Level, Pain Management
Definisi : pain control,  Lakukan pengkajian nyeri secara
Sensori yang tidak menyenangkan dan comfort level komprehensif termasuk lokasi,
pengalaman emosional yang muncul secara Selama tindakan keperawatan ..... x 24 jam diharapkan karakteristik, durasi, frekuensi,
aktual atau potensial kerusakan jaringan atau klien dapat mengontrol nyeri dengan kriteria hasil : kualitas dan faktor presipitasi
menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi  Observasi reaksi nonverbal dari
Studi Nyeri Internasional): serangan Kriteria awal akhir ketidaknyamanan
mendadak atau pelan intensitasnya dari Mampu mengontrol nyeri 5  Gunakan teknik komunikasi
ringan sampai berat yang dapat diantisipasi Melaporkan bahwa nyeri 5 terapeutik untuk mengetahui
dengan akhir yang dapat diprediksi dan berkurang dengan menggunakan pengalaman nyeri pasien
dengan durasi kurang dari 6 bulan. manajemen nyeri  Kaji kultur yang mempengaruhi
Menyatakan rasa nyaman 5
respon nyeri
Batasan karakteristik : setelah nyeri berkurang
 Evaluasi pengalaman nyeri masa
- Laporan secara verbal atau non verbal Tanda vital dalam rentang 5
lampau
- Fakta dari observasi normal
 Evaluasi bersama pasien dan tim
- Posisi antalgic untuk menghindari nyeri kesehatan lain tentang
Keterangan indikator :
- Gerakan melindungi ketidakefektifan kontrol nyeri masa
1 = sangat berat, 2 = berat, 3 = sedang, 4 = ringan, 5 =
- Tingkah laku berhati-hati lampau
sangat ringan
- Muka topeng  Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak
 Pilih dan lakukan penanganan nyeri
capek, sulit atau gerakan kacau,
(farmakologi, non farmakologi dan
menyeringai)
inter personal)
- Terfokus pada diri sendiri  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
- Fokus menyempit (penurunan persepsi menentukan intervensi
waktu, kerusakan proses berpikir,  Ajarkan tentang teknik non
penurunan interaksi dengan orang dan farmakologi
lingkungan)  Berikan analgetik untuk mengurangi
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan- nyeri
jalan, menemui orang lain dan/atau  Tingkatkan istirahat
aktivitas, aktivitas berulang-ulang)  Kolaborasikan dengan dokter jika ada
- Respon autonom (seperti diaphoresis, keluhan dan tindakan nyeri tidak
perubahan tekanan darah, perubahan berhasil
nafas, nadi dan dilatasi pupil) Analgesic Administration
- Perubahan autonomic dalam tonus otot  Tentukan lokasi, karakteristik,
(mungkin dalam rentang dari lemah ke
kualitas, dan derajat nyeri sebelum
kaku)
pemberian obat
- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah,
 Cek instruksi dokter tentang jenis
merintih, menangis, waspada, iritabel,
obat, dosis, dan frekuensi
nafas panjang/berkeluh kesah)
 Cek riwayat alergi
- Perubahan dalam nafsu makan dan
 Pilih analgesik yang diperlukan atau
minum
kombinasi dari analgesik ketika
Faktor yang berhubungan : pemberian lebih dari satu
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)  Tentukan pilihan analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
 Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
 Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik pertama
kali
 Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda
dan gejala (efek samping)

2 Kerusakan integritas kulit Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes Pressure Management
 Anjurkan pasien untuk menggunakan
Definisi : Perubahan pada epidermis dan Selama tindakan keperawatan ..... x 24 jam diharapkan pakaian yang longgar
dermis klien dapat mencegah kerusakan jaringan kulit dan  Hindari kerutan padaa tempat tidur
mukosa dengan kriteria hasil  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
Batasan karakteristik : dan kering
- Gangguan pada bagian tubuh Kriteria awal akhir  Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Kerusakan lapisa kulit (dermis) Integritas kulit yang baik bisa 5  Monitor status nutrisi pasien
- Gangguan permukaan kulit dipertahankan
 Memandikan pasien dengan sabun
(epidermis) Tidak ada luka/lesi pada kulit 5
Perfusi jaringan baik 5 dan air hangat

Faktor yang berhubungan : Menunjukkan pemahaman 5


Eksternal : dalam proses perbaikan kulit
- Hipertermia atau hipotermia dan mencegah terjadinya sedera
- Substansi kimia berulang
Mampu melindungi kulit dan 5
- Kelembaban udara
mempertahankan kelembaban
- Faktor mekanik (misalnya : alat yang
kulit dan perawatan alami
dapat menimbulkan luka, tekanan,
Keterangan indikator :
restraint)
1 = tidak pernah, 2 = jarang, 3 = kadang-kadang, 4 =
- Immobilitas fisik sering, 5 = selalu
- Radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Faktor yang berhubungan dengan
perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status nutrisi (obesitas,
kekurusan)
- Perubahan status cairan
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan sirkulasi
- Perubahan turgor (elastisitas kulit)

3 Gangguan citra tubuh Body image


Defenisi : Kebingungan tentang gambaran Selama tindakan keperawatan ..... x 24 jam diharapkan  Bantu pasien untuk mendiskusikan
mental fisik pribadi klien dapat memperbaiki citra tubuh dengan kriteria perubahan yang terjadi akibat
hasil penyakit dan pembedahan
Batasan karakteristik :
Kriteria awal akhir  Bantu pasien memelihara
 Prilaku menghindar akibat 5 perubahan tubuh bantu pasien
Gambaran internal tubuh untuk membedakan penampilan
5
kehilangan salah satu organ tubuh. Keseimbangan antara realita, fisik dari perasaan yang beharga
ideal dan penampilan tubuh
 Respon non verbal akibat perubahan 5  Bantu pasien untuk menentukan
actual tubuh. Kepuasan penmapilan tubuh akibat dari persepsi yang sama
5 penampilan tubuh.
 Respon non verbal terhadap Pengaturan penampilan fisik
penerimaan perubahan tubuh. tubuh  Monitor pandangan diri secara
5 berkala
 Kehilangan organ tubuh. Pengaturan perubahan fungsi
tubuh  Monitor apakah pasien melihat
 Tidak mau melihat bagian tubuh. perubahan pada bagian tubuh
1 = tidak pernah, 2 = jarang, 3 = kadang-kadang, 4 =
sering, 5 = selalu
 Tidak mau menyentuh bagian tubuh  Montor pernyataan tentang
persepsi identitas diri sehubungan
denagn bagian tubuh dan berat
badan

 Bantu pasien dalam


mengidentifikasi penampilan yang
akan meningkat
4 Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Nutritional Status : food and Fluid Intake Nutrition Management
kebutuhan tubuh Selama tindakan keperawatan ..... x 24 jam diharapkan  Kaji adanya alergi makanan
klien status nutrisi klien terepenuhi dengan kriteria  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk hasil : menentukan jumlah kalori dan nutrisi
keperluan metabolisme tubuh. Kriteria awal akhir yang dibutuhkan pasien.
Adanya peningkatan berat 5  Anjurkan pasien untuk meningkatkan
Batasan karakteristik : badan sesuai dengan tujuan intake Fe
- Berat badan 20 % atau lebih di Berat badan ideal sesuai 5  Anjurkan pasien untuk meningkatkan
bawah ideal dengan tinggi badan protein dan vitamin C
- Dilaporkan adanya intake makanan Mampu mengidentifikasi 5  Berikan substansi gula
yang kurang dari RDA (Recomended kebutuhan nutrisi  Yakinkan diet yang dimakan
Daily Allowance) Tidak ada tanda tanda 5
mengandung tinggi serat untuk
- Membran mukosa dan konjungtiva malnutrisi
mencegah konstipasi
pucat Tidak terjadi penurunan berat 5
 Berikan makanan yang terpilih
- Kelemahan otot yang digunakan badan yang berarti
( sudah dikonsultasikan dengan ahli
untuk menelan/mengunyah gizi)
Keterangan indikattor :
- Luka, inflamasi pada rongga mulut  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
1 = tidak pernah, 2 = jarang, 3 = kadang-kadang, 4 =
- Mudah merasa kenyang, sesaat
sering, 5 = selalu kalori
setelah mengunyah makanan  Berikan informasi tentang kebutuhan
- Dilaporkan atau fakta adanya
nutrisi
kekurangan makanan
 Kaji kemampuan pasien untuk
- Dilaporkan adanya perubahan
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
sensasi rasa
- Perasaan ketidakmampuan untuk
Nutrition Monitoring
mengunyah makanan
 BB pasien dalam batas normal
- Miskonsepsi
 Monitor adanya penurunan berat
- Kehilangan BB dengan makanan cukup
- Keengganan untuk makan badan
- Kram pada abdomen  Monitor tipe dan jumlah aktivitas
- Tonus otot jelek yang biasa dilakukan
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa  Monitor interaksi anak atau orangtua
patologi selama makan
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor lingkungan selama makan
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Jadwalkan pengobatan dan tindakan
- Diare dan atau steatorrhea tidak selama jam makan
- Kehilangan rambut yang cukup banyak  Monitor kulit kering dan perubahan
(rontok) pigmentasi
- Suara usus hiperaktif  Monitor turgor kulit
- Kurangnya informasi, misinformasi  Monitor kekeringan, rambut kusam,
dan mudah patah
Faktor-faktor yang berhubungan :  Monitor mual dan muntah
Ketidakmampuan pemasukan atau
 Monitor kadar albumin, total protein,
mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-
Hb, dan kadar Ht
zat gizi berhubungan dengan faktor
 Monitor makanan kesukaan
biologis, psikologis atau ekonomi.
 Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nuntrisi
 Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oral.
 Catat jika lidah berwarna magenta,
scarlet
5 Risiko infeksi Immune status Infection Control (Kontrol infeksi)
Knowledge: infection control  Bersihkan lingkungan setelah dipakai
Definisi : Peningkatan resiko masuknya Risk control pasien lain
organisme patogen Selama tindakan keperawatan ..... x 24 jam diharapkan  Batasi pengunjung bila perlu
klien dapat menambah pengetahuan tentang mengontrol  Instruksikan pada pengunjung untuk
Faktor-faktor resiko : infeksi, status imun dengan kriteria hasil : mencuci tangan saat berkunjung dan
- Prosedur Infasif setelah berkunjung meninggalkan
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk pasien
menghindari paparan patogen  Gunakan sabun antimikrobia untuk
- Trauma Kriteria awal akhir cuci tangan
- Kerusakan jaringan dan peningkatan Klien bebas dari tanda dan 5  Cuci tangan setiap sebelum dan
paparan lingkungan gejala infeksi sesudah tindakan kperawtan
- Ruptur membran amnion Menunjukan kemampuan 5
 Pertahankan lingkungan aseptik
- Agen farmasi (imunosupresan) untuk mencegah timbulnya
infeksi selama pemasangan alat
- Malnutrisi
Jumlah leukosit dalam batas 5  Tingktkan intake nutrisi
- Peningkatan paparan lingkungan normal  Berikan terapi antibiotik bila perlu
patogen Menunjukan perilaku hidup 5
- Imonusupresi sehat
- Ketidakadekuatan imum buatan Keterangan indikator :
- Tidak adekuat pertahanan sekunder 1= sangat berat, 2 = berat, 3 = sedang, 4 = ringan, 5 =
(penurunan Hb, Leukopenia, penekanan Infection Protection (proteksi terhadap
sangat ringan.
respon inflamasi) infeksi)
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer  Monitor tanda dan gejala infeksi
(kulit tidak utuh, trauma jaringan, sistemik dan lokal
penurunan kerja silia, cairan tubuh statis,  Monitor kerentanan terhadap infeksi
perubahan sekresi pH, perubahan  Batasi pengunjung
peristaltik)  Berikan perawatan kuliat pada area
- Penyakit kronik epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
 Inspeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
6 Defisiensi pengetahuan Kowlwdge : disease process
Definisi : Kowledge : health Behavior Teaching : disease Process
Tidak adanya atau kurangnya informasi Selama tindakan keperawatan ..... x 24 jam diharapkan  Berikan penilaian tentang tingkat
kognitif sehubungan dengan topic spesifik. klien dapat menambah pengetahuan tentang proses pengetahuan pasien tentang proses
penyakitnya dengan kriteria hasil : penyakit yang spesifik
Batasan karakteristik : memverbalisasikan  Jelaskan patofisiologi dari penyakit
adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti dan bagaimana hal ini berhubungan
instruksi, perilaku tidak sesuai. Kriteria awal akhir dengan anatomi dan fisiologi, dengan
Pasien dan keluarga menyatakan 5 cara yang tepat.
Faktor yang berhubungan : keterbatasan pemahaman tentang penyakit,  Gambarkan tanda dan gejala yang
kognitif, interpretasi terhadap informasi yang kondisi, prognosis dan program biasa muncul pada penyakit, dengan
salah, kurangnya keinginan untuk mencari pengobatan cara yang tepat
Pasien dan keluarga mampu 5  Gambarkan proses penyakit, dengan
informasi, tidak mengetahui sumber-sumber
melaksanakan prosedur yang
informasi. dijelaskan secara benar cara yang tepat
Pasien dan keluarga mampu 5  Identifikasi kemungkinan penyebab,
menjelaskan kembali apa yang dengna cara yang tepat
dijelaskan perawat/tim kesehatan  Sediakan informasi pada pasien
lainnya. tentang kondisi, dengan cara yang
Pasien dan keluarga menyatakan 5 tepat
pemahaman tentang penyakit,  Hindari jaminan yang kosong
kondisi, prognosis dan program
 Sediakan bagi keluarga atau SO
pengobatan
informasi tentang kemajuan pasien
1 = tidak pernah, 2 = jarang, 3 = kadang-kadang, 4 = dengan cara yang tepat
sering, 5 = selalu  Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
 Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
 Instruksikan pasien mengenai tanda
dan gejala untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat
BAB III
PENUTUP

i. Kesimpulan
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida,

khususnya C. albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada

penekan imun dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian

antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).


Cara Penularan melalui kontak sekret atau ekskret dari mulut, kulit,

vagina dan tinja, dari penderita ataupun “carrier”, atau tertulari melalui jalan

lahir pada saat bayi dilahirkan, penularan endogen.


Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus

halus, usus besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.

ii. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam

konsep asuhan keperawatan pada pasien gangguan sistem integumen dengan

Candidiasis
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bisa dipelajari atau dipahami dan sebagai acuan refrensi

untuk membuat konsep asuhan keperawatan pada pasien gangguan sistem

integumen dengan Candidiasis


3. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang konsep

asuhan keperawatan pada pasien gangguan sistem integumen dengan

Candidiasis
DAFTAR PUSTAKA

Cermin dunia kedokteran. Hl.2006.35

Djuanda, adhi, (2007). Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Dwina, (2013). Kandidiasis. (Online)


https://id.scribd.com/doc/187723920/kandidiasis diakses pada tanggal 19
Oktober 2016
Florena, (2013). Makalah Candidiasis. (Online)
http://zezyliaflorena22.blogspot.co.id/2013/04/makalah-candidiasis.html
diakses pada tanggal 19 Oktober 2016

Greenberg L. Michael, (2005). Teks- Atlas Kedokteran Kedaruratan Greenberg


Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Larasati, (2011). Kandidosis Kutis. (Online)


https://id.scribd.com/doc/66258929/Kandidosis-Kutis diakses pada tanggal
19 Oktober 2016

Nurarif, Huda, (2015). Asuhan keperawatan berdasarkan dignosa medis & nic-
noc. Edisi revisi 2015, Jakarta : Medication

Saucaparmi, (2014). LP & Askep Kandidiasis. (Online)


https://id.scribd.com/doc/244323142/LP-ASKEP-teori-kandidiasis diakses
pada tanggal 19 Oktober 2016
Silverman .S. Jr, (1996), Color Atlas of Oral Manifestations of aids ,2ed, The C.V
Mosby , St Louis, Boston Baltimore, h. 18,28

Silverman. S Jr at al, (2001). Essential of Oral Med, BC. Decker Inc, Hamilton,
London, h. 170 – 177

Siregar, R.S, (2004). Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai