Anda di halaman 1dari 75

DASAR-DASAR IMUNODIAGNOSTIK

SISTEM IMUN

 Imunitas ➔ resistensi thd penyakit


 Gabungan sel, molekul, jaringan sistem imun
 Respons imun ➔ Reaksi yg dikoordinasi sel-sel &
molekul2 thd mikroba dan bahan lainnya.
 The immune system is composed of cells
(cell mediated response)
and soluble molecules in the biological fluids
(humoral response).
 White blood cells or Leukocytes (B-cells, T-cells,
phagocytes...) are responsible of Cell-mediated
response
 Humoral response involve antibodies and other
soluble
molecules (cytokines, complement system...)
PENDAHULUAN

SISTEM IMUN TUBUH DIBEDAKAN :


➢ BAWAAN, yang menimbulkan respon imunologik non
spesifik
➢ DIPEROLEH, yang menimbulkan respon imunologik spesifik

KOMPONEN YANG BERPERAN DIGOLONGKAN DALAM:


• KOMPONEN SEL ( respon seluler)

• MOLEKUL / LARUT ( respon humoral )


SISTEM IMUN
MACAM PEMERIKSAAN

1. • Uji Respon Imun NON SPESIFIK

2. • Uji Respon Imun SPESIFIK

3. • Deteksi ANTIGEN
1. UJI RESPON IMUN
NON SPESIFIK

 SELULER
Yang berperan: sel-sel efektor/pembunuh (digolongkan
fagosit): makrofag/monosit, PMN (segmen netrofil, eosinofil)
Fagosit (in vivo) → interaksi dg komponen RI non spesifik
maupun RI spesifik
Proses fagositosis 3 tahap:
 Pengenalan & peningkatan thd substansi asing

 Penelanan (ingestion)

 Pencernaan (digestion)
RINCI:

 Kemotaksis,
 opsonisasi,
 endositosis, meliputi pinositosis/ up take terhadap non
partikel misal cairan & fagositosis terhadap partikel
 pembunuhan intrasel, pencernaan

Gangguan proses fagositosis dpt terjadi pd salah satu


atau beberapa tahap
1.1. Macam Fagosit

☺ Fagosit Mononuklear:
Monosit/ makrofag

☺ Fagosit polimorfonuklear:
segmen netrofil, kadang eosinofil
Monosit/Makrofag

 Monosit (sirkulasi) & makrofag (jaringan) → inaktif.


 Rangsangan → aktif
 Rangsangan → perubahan morfologik & fungsi
  Fagosit PMN, :
 Memiliki enzim katalase, kurang memiliki protein kation &

laktoferin
 Peka terhadap lebih banyak macam faktor kemotaktik

 Lebih mampu menelan antigen/sel sasaran yang dilapisi


antibodi
 Berumur panjang
PMN Neutrofil

 Granulosit terbanyak dalam sirkulasi


 Pertama kali datang berkumpul di daerah infeksi (30-60’) krn
rangsangan faktor kemotaktik
 Memegang peran penting pada reaksi inflamasi → sel
inflamator
 Populasi terbanyak dalam RI non spesifik untuk meniadakan
mikroba
 Memasuki jaringan hanya bila diperlukan
  fagosit mononuklear:
 Memiliki enzim mieloperoksidase, protein kation & laktoferin
 Peka thd faktor kemotaktik
 Lebih suka menangkap partikel (lateks, fungi)
 Berumur pendek (2-3 hari)
PMN Eosinofil

 Berfungsi sebagai fagosit, kurang efisien dibanding neutrofil

 Jumlah hanya sedikit, meningkat pada alergi, invasi parasit

 Isi granula dapat dilepaskan oleh ‘signal’ tertentu & molekul-


molekul dapat membunuh secara ekstrasel parasit yang
ukurannya terlalu besar untuk difagositosis
MACAM PEMERIKSAAN R.I NON SPESIFIK
(SELULER)

 Uji kelainan kuantitatif:


→ hitung jumlah leukosit & hitung jenis leukosit darah tepi
(konvensional/automatisasi)
contoh:
 Leukositosis pd infeksi kokus/piogenik dg peningkatan
neutrofil PMN & pergeseran ke kiri
 Monositosis pada std penyembuhan infeksi akut, infeksi
tuberkulosa, demam tifoid
 Leukopeni pd infeksi virus, tifoid, akibat obat tertentu
 Keadaan leukopeni kronis menyebabkan terjadinya infeksi
berulang
 Eosinofilia pada alergi, invasi parasit tertentu
MACAM PEMERIKSAAN R.I NON SPESIFIK
(SELULER)……..con’t

 Uji kelainan kualitatif:


→ Manifestasi klinik yang tampak pada gangguan fungsi
fagositosis ialah infeksi berat tanpa disertai demam.
Macam pemeriksaan:
 Uji hambatan migrasi leukosit
→ Memisahkan leukosit dari eritrosit (darah heparin). Leukosit
dihisap ke dalam tabung kapiler, diinkubasikan dlm media
biakan.
→ N: Leukosit akan bermigrasi ke luar tabung & membentuk
kipas di ujung tabung
MACAM PEMERIKSAAN R.I NON SPESIFIK
(SELULER)……..con’t

 Uji penyaringan gangguan fagositosis (uji Nitroblue


tetrazolium = NBT)
Dinilai penurunan reduksi NBT.
Individu N: bervariasi (< 25%)
 Uji kemampuan leukosit untuk bereaksi dengan faktor
kemotaksis
 Uji fungsi membunuh mikroba dll
→ mikroba diinkubasikan dg PMN, dibiakan. Ada/tidaknya
pertumbuhan mikroba memberi gambaran kemampuan PMN
dlm membunuh mikroba tsb
MACAM PEMERIKSAAN R.I NON SPESIFIK
(HUMORAL)

 Penetapan kadar CRP (C-Reaktif Protein)


✓ CRP: protein fase akut yang akan  kadarnya, dpt sampai
melebihi 100x normal yaitu pada keadaan
infeksi/peradangan & kerusakan jaringan
✓ Tinggi & lamanya peningkatan tergantung berat ringannya
reaksi peradangan akut/kerusakan jaringan tsb
✓ Penetapan kadar CRP memberi hasil lebih sensitif
dibandingkan LED
✓ Perbaikan/pengurangan keadaan peradangan dpt
diketahui lebih cepat
MACAM PEMERIKSAAN R.I NON SPESIFIK
(HUMORAL)….con’t…

 Penetapan kadar komplemen

Penetapan kadar C3, C4, faktor B, properdin dapat

memberikan gambaran keadaan kadar komplemen secara

keseluruhan serta aktifasi jalur klasik (intrinsik) atau

alternatif (ekstrinsik)
2.UJI RESPONS IMUN SPESIFIK

 Yang berperan: Limfosit T (seluler) & limfosit B (humoral).


 Sederhana: Hitung jenis SADT → perkiraan secara kasar 
limfosit & mengamati bentuk limfosit secara seksama dpt
diperkirakan jenis limfosit (limfosit tersensitisasi tampak sbg
limfosit bersitoplasma biru)
 Cara lain: menghitung  limfosit absolut & membedakan
limfosit T & B berdasar kemampuan khas limfosit T membentuk
‘rosette’ dg eritrosit domba.
 Cara handal: mendeteksi jenis limfosit dg mereaksikannya dg
anti-imunoglobulin yg dilabel zat warna fluoresin kemudian
dilihat di bawah mikroskop fluoresensi
RESPONS IMUN SPESIFIK (SELULER)

 Limfosit T tersensitisasi → transformasi, proliferasi,


diferensiasi → limfosit T efektor (sitotoksik), T helper
(penolong), T supresor (penekan).
→subsel limfosit T dibedakan dg mendeteksi reseptor
antigen/petanda permukaan (surface marker)
 Surface marker T helper adalah CD 4 (cluster of
differentietion) & CD8 utk T sitotoksik maupun T supresor
 Individu N → limfosit T 75-85% total limfosit;
CD4:CD8=±2:1
Uji kualitatif respons imun spesifik (seluler)

 Uji transformasi limfosit


50-60% limfosit T mampu memberikan respons terhadap
stimulasi dg mitogen yang dianggap menyerupai respons
limfosit terhadap antigen
 Uji sitotoksisitas
untuk mengukur kemampuan sitotoksisitas limfosit dalam
menghancurkan sel sasaran
 Uji produksi limfokin
Limfosit memproduksi bermacam-macam limfokin setelah
dirangsang oleh antigen. Limfokin berguna untuk
menghancurkan antigen sasaran.
SEMUA UJI KUALITATIF (UJI FUNGSI) MERUPAKAN UJI IN VITRO →
DAPAT MEMBERIKAN HASIL YANG SANGAT BERVARIASI, MAKA
INTERPRETASI HARUS DILAKUKAN HATI-HATI KARENA TIDAK SELALU
MENCERMINKAN KEADAAN IN VIVO SECARA TEPAT
RESPONS IMUN SPESIFIK (HUMORAL)

 Limfosit B akan mengalami


perubahan menjadi sel
plasma untuk memproduksi
antibodi/imunoglobulin
 Individu N →  limfosit B
10-15% total limfosit
 Hasil pemeriksaan
imunoglobulin
(kualitatif/kuantitatif)
memberikan gambaran
kelainan fungsi limfosit B
dalam memproduksi antibodi
Selain limfosit T dan limfosit B dikenal pula populasi sel ‘Null’ atau
limfosit non T non B, yaitu:
 Sel N.K. (Natural Killer) → berperan dalam respons imun
seluler non spesifik, khususnya terhadap virus dan sel ganas
 Sel K (Killer) → memiliki kemampuan sitotoksisitas seluler dg
bantuan antibodi ~ ADCC (= Antibody Dependent Cellular
Cytotoxicity
Uji Imunoglobulin

 Elektroforesis protein
 Utk memeriksa fraksi protein

 Mrpk pergerakan fase padat thd fase cair dalam medium


listrik menggunakan media penyangga antara lain ‘paper’
selulosa, asetat, agarose
 Protein t.d molekul/partikel dg ukuran serta muatan listrik
yang berbeda-beda bila diletakkan dalam medan listrik
akan bergerak dg kecepatan berbeda. Maka dpt
diperoleh pemisahan molekul/partikel scr lengkap
teknik pemisahan suatu partikel/ spesies/ ion atau partikel koloid
berdasarkan kemampuan berpindah melalui medium konduktif, biasanya
berupa larutan bufer, sebagai respon adanya suatu medan listrik

Secara teknis, elektroforesis merupakan istilah yang diberikan untuk


migrasi partikel yang bermuatan akibat diberikan arus listrik searah (DC)
 Imunoelektroforesis

 Gabungan elektroforesis dengan imunodifusi dan reaksi


antigen-antibodi dalam medium gel
 Fraksi-fraksi protein yg telah terpisah dg cara elektroforesis
selanjutnya direaksikan dg antiserum yang mengandung
antibodi spesifik → presipitat dari masing-masing fraksi yg
berwujud lengkungan-lengkungan.
 Tebal, panjang & bentuk lengkungan dinilai dg
membandingkan kontrol
 Bahan pemeriksaan: serum, urin, cairan biologis lain dipakai
 Dapat dipakai utk mendeteksi antigen tertentu & perubahan
kualitatif imunoglobulin
3. DETEKSI ANTIGEN

Imunoasai: Teknik pemeriksaan untuk mengukur derajat


imunitas/kadar antibodi atau antigen dalam cairan
tubuh/serum seseorang.
 Immunoassai dapat digunakan mendeteksi analyte yang ingin
diukur. (analyte = sesuatu yang diukur dengan laboratorium)
 Antigen:
 Molekul kimia (P, KH, L) yg terdpt pd badan virus, bakteri dsb yg
mempunyai sifat merangsang pembentukan antibodi serta dpt
mengikat antibodi secara selektif pada bagian struktural dari
antigen tsb yg disebut ‘determinant antigen’ /epitop.
 Kebanyakan antigen memiliki beberapa epitop
DIFFERENT TYPES OF ANTIGENS

 Exogenous antigens
antigens that have entered the body from outside: by inhalation,
ingestion, injection....

 Endogenous antigens
antigens that have been generated within the body: cell
metabolism, viral or intracellular bacterial infection...

 Autoantigens
An autoantigen is a normal protein that is recognized by the
immune system of patients suffering from a specific autoimmune
disease.
 Immunogenic Antigens: molecular weight >5000Daltons
Induce an immune response; have at least two different epitopes.

 Non immunogenic Antigens: molecular weight <5000Daltons


Called haptens, have one single epitope; must be conjugated to
a bigger protein in order to induce an immune response.
DETEKSI ANTIGEN…con’t…

Antibodi
 Berikatan dg antigen pd “antigen binding site”

 Nama lain : Imunoglobulin

 Dapat mengikat komplemen

 Antibodi spesifik: Antibodi yg hanya dapat berikatan dg


antigen yg merangsang produksinya
 Antibodi non spesifik: Antibodi yg dapat berikatan dg
antigen lain dari yang merangsang produksinya yang
memiliki satu atau lebih epitop yang serupa
Gambar

DETEKSI ANTIGEN…con’t…

 Antibodi poliklonal: Yaitu di dalam suatu populasi


antibodi terdapat lebih dari 1 macam antibodi, atau
campuran antibodi yang mengenal epitop yang
berbeda pada antigen yang sama.
 Antibodi monoklonal: antibodi homogen yang
dengan spesifitas yang sama diproduksi dari klon
tungal dari sel yang menghailkan antibodi. Klon
adalah segolongan sel yang berasal dari satu sel
karena secara gentiknya identik.
Respon Imun

Ab titer

IgG
IgM

Ag

Waktu
KONSEP DASAR IMUNOASAI

 Reaksi antigen dan antibodi →membentuk ikatan kompleks


(Ab:Ag)
Ab + Ag → Ab:Ag (tahap awal)
Reaksi bolak balik, kompleks akan berdisosiasi:
Ab:Ag → Ab + Ag (tahap dissosiasi)
Pd saat tertentu terjadi keseimbangan bag berdisosiasi dg yg berasosiasi
(equilibrium):
Ab + Ag ↔ Ab:Ag
 Bukan hanya antibodi yg dpt ditentukan menggunakan antigen
yg diketahui tetapi sebaliknya ≈ reverse serology, mis: Reverse
Passive Hemagglutination test
KONSEP DASAR IMUNOASAI…con’t…

 Afinitas Ab terhadap Ag → ukuran kekuatan ikatan Ag-Ab.


Makin besar afinitas, makin banyak ikatan Ag-Ab pada saat
equilibrium.

Ikatan Ag-Ab dipengaruhi bbrp faktor:


▪ Ikatan hidrogen
▪ Daya elektrostatik
▪ Ikatan van der Waals
▪ Ikatan hidrofobik
KONSEP DASAR IMUNOASAI…con’t…

 Daya Coulombic/elektrostatik:
Daya tarik menarik antara gugusan molekul antigen dengan
antibodi yang mempunyai muatan listrik berlawanan. Makin
dekat jarak antigen antibodi makin cepat keduanya
berikatan
 Daya Van der Waals:

Ikatan karena adanya kesesuaian antara antibodi dengan


permukaan “determinant antigen” (epitop).
Ikatan antigen dengan antibodi merupakan ikatan reversibel
& mudah berdisosiasi
KONSEP DASAR IMUNOASAI…con’t…

Ukuran kuantitas Antibodi:


☺ Kualitatif; Menyatakan ada/tidaknya antibodi dalam bahan yg
diperiksa dg melihat adanya perubahan dari bahan yg diperiksa.
Contoh: uji VDRL mikro, perubahan warna pd penentuan HBs antigen secara
ELISA
☺ Semikuantitatif: Kadar antibodi atau bahan lain dalam bahan yang
diperiksa ditentukan dengan cara pengenceran bahan pemeriksaan
secara progresif. Kuantitas dinyatakan dlm bentuk titer. Titer adalah
harga kebalikan dr pengenceran bahan pemeriksaan yg masih
memberi reaksi (+). Contoh : Uji Widal
☺ Kuantitatif: Ditentukan dg menggunakan bbrp sera baku yg telah
diketahui kadar bahan yg akan ditentukan, misal antibodi & dibuat
kurva baku. Contoh : ELISA
JENIS IMUNOASAI TAK BERLABEL

 Uji Presipitasi
Ag yg larut bereaksi dg Ab-nya akan terjadi presipitasi
 Uji Aglutinasi
Reaksi antara Ab dg Ag seluler atau Ag pd permuk sel.
(Aglutinatnya mrpk agregasi dari banyak sel)
 Uji Hemaglutinasi
: Uji aglutinasi sel darah merah (domba)
 Lisis Imun & Fiksasi Komplemen
 Uji fiksasi komplemen, contoh: Uji Wasserman, deteksi
antibodi terhadap virus, fungi, parasit, dll
 Uji Hambatan Fiksasi Komplemen
 Uji Netralisasi
:Berbagai pengenceran serum dicampur dengan sejumlah tertentu
toksin atau suspensi kuman. Campuran tsb kemudian dibiarkan
bereaksi kemudian diuji reaktivitas toksinnya atau viabilitas
kumannya.
ANTITOKSIN + TOKSIN → NETRALISASI TOKSIN
JENIS IMUNOASAI TAK BERLABEL

1. Berlabel Flouresens
2. Berlabel Radioisotop
3. Luminescent Assay (LIA)
4. Berlabel Enzim
Uji presipitasi
 Bila suatu Ag terlarut bereaksi dg Abnya
 Beberapa macam cara/ uji presipitas yg sering dipakai :

1. Uji presipitasi lempeng/ slide


cth : uji VDRL mikro
2. Uji presipitasi tabung
3. Uji presipitasi tabung kapiler
cth : uji CRP
4. Uji presipitasi cincin → terbentuk cincin presipitasi (uji +)
5. Imunoelektroforesis → prinsip sama dengan elektroforesis
Aglutinasi

 Mendeteksi adanya antigen/antibodi dengan melihat


ada/tidaknya aglutinasi.
 Antigen/antibodi dilekatkan pada zat tertentu yang akan
membentuk aglutinasi.
 Dapat berupa :
 Latex

 Carbon

 Sel Darah (HA/HI)

 Harus terjadi keseimbangan antara antigen - antibodi


 Macam-macam uji Aglutinasi :
1. Uji Aglutinasi lempeng
cth : ujiWidal Lempeng → deteksi Ab thd S. Paratyphi
2. Uji Aglutinasi tabung → Dipakai jika aglutinasi
berlangsung lambat
3. Uji Hambatan Aglutinasi
utk menentukan Ag larut yg tdk diketahui identitasnya
cth : uji konfirmasi RPHA (Reverse Passive
Hemagglutination Test) utk penentuan HBs Ag
PRESIPITASI _ AGLUTINASI
Uji Hemaglutinasi
 Merupakan Uji Aglutinasi dari sel darah merah
 Sel darah diaglutinasikan karena antigen yang ada

pada darah
 Mendeteksi Ab thd antigen sel darah merah

 Sel darah merah yag diuji merupakan Ag pada tes


agutinasi
Cth : uji penentuan golongan darah
 Jika darah memiliki Ag bergolongan A → aglutinasi
jika dengan keberadaan Ab thd Ag gol A
 IMUNOASAI BERLABEL

 ASAI BERLABEL FLUOROSENS (IFA)


dapat berfluoresensi ), antara lain FITC (fluorescein isothiocyanate) – warna hijau,
Rhodamin isothiocyanate – warna jingga, acridin orange – warna jingga.
 ASAI BERLABEL RADIOISOTOP
 Radioimunoasai (RIA) → radiolabelisasi dilakukan pada antigen
 Imunoradiometrik asai (IRMA) → radiolabelisasi dilakukan pada
antibodi
 LUMINESCENT IMUNOASAI (LIA)
Label: bahan luminescent
 ASAI BERLABEL ENSIM (EIA)
 EIA homogen
 EIA Heterogen = ENZYME-LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA)
 ICT (Immunochromatografi)
Berlabel flourescent
 Uji immunoflourescent (IFA) → ikatan/ kompleks Ag-Ab
divisualisasikan dg adanya perpendaran flouresen dibawah
mikroskop
 Immunoflourecent :

1. Direct immunoflourescent :
Ab dilabel dg marker flourescent → Ab secara langsung diberikan
pada jaringan yg diinginkan
2. In-direct immunoflourescent
Menggunakan Ab yg tdk berlabel thd Ag yg diuji dengan Ab
sekunder yang berlabel (yang berikatan spesifik dg Ab pertama)
Semakin banyak ikatan Ab sekunder → sinyal floresen semakin
meningkat
RADIOIMUNOASAI (RIA)

 Prinsip Dasar
RIA didasarkan pada reaksi antara suatu antibodi dalam berbagai
konsentrasi antigen. Digunakan label radioisotopik untuk membedakan
fraksi antigen yang terikat pada antibodi dengan fraksi antigen yang
bebas.
 uji laboratoris yg sensitif → utk penentuan kadar beberapa bahan
(hormon)
 Diperlukan sampel dg bahan yg sedikit → sudah dpt terdeteksi
 Pelabelan dengan Radioisotop yg dipakai pada uji RIA : 3H, 14C,
57Co, 75Se, 125I, 131I
 Keberadaan ik Ag-Ab yang berlabel → diukur dengan gamma counter
RADIOIMUNOASAI (RIA)…con’t…

 Aplikasi Klinis;
Penentuan bahan dalam kadar kecil di dalam serum (AFP, CRP,
hormon)
Ig M captuted RIA dipakai untuk penentuan Ig M spesifik
terhadap virus poliomyelitis
 Keuntungan:
☺ Timbulnya background staining dapat diabaikan (sensitivitas terpenuhi)
☺ Disintegrasi radioaktif tak dipengaruhi oleh perubahan fisikokimiawi
(PH, konsentrasi, suhu, dll)
 Kerugian: waktu paruh 125I relatif pendek
Berlabel luminescent
 uji immunoluminescent (LIA) prinsip sama dg RIA dan
IFA, hanya pada LIA label pada reaksi Ag-Ab
menggunakan luminescent
 luminescent :

a. bioluminescent : kunang2
b. chemiluninescent
IMMUNO-ENZYMOLOGY: ELISA principle

Enzyme-Linked Immuno-Sorbent Assay

 Prinsip : reaksi Ag dan Ab, dimana setelah ditambah konjugat


(Ag atau Ab yang dilabel enzim) dan substrat, akan terbentuk
warna yang dapat diukur.
 Carried out in a solid support, generally 96 wells microtiter
plates
 Different types of ELISA procedures:
1. Elisa Kompetitif
2. Double antibody sandwich
3. Indirect Elisa
4. Ab captured Elisa (IgM captured Elisa atau IgG captured Elisa)
Prinsip ELISA
Imunohistokimia
 Immunohistochemistry (IHC) mengkombinasikan teknik histologi,
imunologi dan biokimia → identifikasi komponen jaringan
tertentu dg reaksi spesifik Ag atau Ab yang dapat
divisualisasikan dg penempelan label
 Label : flourescent, enzym, hapten, radioaktif
 Ab mengikat Ag secara spesifik
 Menunjukkan lokasi tertentu sel atau protein pada jaringan/
organ di preparat/ slide
 Dapat digunakan untuk mengidentifikasi proses2 selular dalam
jaringan/ organ, cth : apoptosis
Immunochromatography
 Gabungan imunoasai dengan kromatografi (suatu teknik
pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan
antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen
(berupa molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut
dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase
diam.)
 Menggunakan “Gold coloidal”/chromogen dalam pendeteksian
 Berupa cassete/cartridge
 Cepat
 Portable
Macam-macam Immunoassay

Nama Test Reaksi Perubahan tampak Contoh Kegunaan


Aglutinasi, Ag pd partikel Penggumpalan Treponema, cold
Hemaglutinasi (HA) bereaksi dg Ab. aglutinin antibody
Ag dpt dilekatkan pd
reitrosit, lateks,
charcoal
Presipitasi Ag terlarut bereaksi Presipitasi Ab thd jamur,
(Imunodifusi, dg Ab keracunan makanan
counter immuno
electrophoresis (CIE)
Complement fixation Kompetisi antara 2 Aktivasi komplemen, Ab virus
sistem Ag-Ab hemolisis
Imunofluoresensi Ab (label: Fluoresensi pd ANA, AMA, dll
Fluorokrom) bereaksi mikroskopis
dg kompleks Ag-Ab;
tampak dg UV
Nama Test Reaksi Perubahan tampak Contoh Kegunaan
Enzyme Enzim digunakan u/ Perubahan HIV, virus hepatitis
Immunoassay melabel reaksi Ag- fluoresensi/
(EIA) Ab yang diinduksi kromogenik/
luminesen pd
substrat
ELISA EIA indirek u/ Perubahan warna EBV, extractable
kuantifikasi Ag atau menunjukkan reaksi niuclear antibody
Ab dr substrat enzim dg substrat
Immunoblot (a.l Separasi sub Deteksi Ab dg Konfirmasi HIV
westernblot / WB) species Ag dg perubahan spesifik
elektroforesis
PCR Mengamplifikasi Akumulasi fragmen Kelainan geneti,
sekuen DNA spesifik DNA; defek DNA infeksi dini
kadar rendah tampak sebagai
mutasi
Nama Test Reaksi Perubahan tampak Contoh
Kegunaan
Rate nephelometry Mengukur Ag atau Ab Peningkatan kompleks Pengukuran Ig
imun sesuai dg kuantitatif, CRP,
peningkatan light scater ASTO
Flowcytometry Jenis sel diidentifikasi Besar sel & komplesitas Immunophenotypin
dg Ab monoclonal dpt dibedakan. Jenis sel g limfosit
spesifik utk setiap sel sesuai dg petanda
permukaan sel yg
digunakan
RFLP (Restriction Teknik berdasar DNA Deteksi infeksi
Fragment Length
Polymorphism)
Probe c DNA Penggunaan probe c Amplifikasi asam nukleat Penyakit infeksi
DNA thd RNA ribosom utk diidentifikasi
(Bacterial/ viral load)
Terimakasih..

Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat….

Aamiiiin….

Anda mungkin juga menyukai