Uji presipitasi
Uji ini merupakan reaksi antigen antibodi yang memperlihatkan reaksi
presipitasi dalam media agar. Hasil positif apabila ada garis presipitasi antara
antigen dan antibodi.
Atg Aby
Selain itu, ada juga teknik imunopresipitasi yang merupakan salah satu cara
yang banyak dipakai untuk mengukur kadar antigen atau antibody. Antibodi yang
direaksikan dengan antigen spesifik membentuk kompleks yang tidak larut
(presipitasi) yang dapat diukur dengan berbagai cara. Reaksi presipitasi dapat
dilangsungkan dalam media cair maupun media semisolid (gel).
Dalam menerapkan teknik ini perlu dipertimbangkan beberapa keterbatasan.
Hal yang perlu menentukan adalah spesifisitas antiserum yang digunakan, dan larutan
standard yang stabil dengan kadar yang pasti. Disamping itu reaksi imunopresipitasi
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya aviditas antibodi. Aiditas antibodi
menentukan derajat stabilitas kompleks antigen-antibodi pada tempat pengikatan
(antigen binding site); kompleks yang terbentuk cenderung berdisosiasi bila antibodi
mempunyai aviditas yang lemah, sebaliknya makin tinggi aviditas antibodi makin
stabil kompleks antigen-antibodi yang terbentuk. Selain itu masih ada faktor-faktor
lain yang berpengaruh misalnya suhu, pH dan molaritas larutan yang dipakai dan
yang tidak boleh diabaikan adalah perbandingan antara konsentrasi antigen dengan
antibodi.
Beberapa jenis reaktan menghasilkan imunopresipitasi yang optimal baik pada
suhu 0oC maupun 37oC, sedangkan pH yang dianggap paling baik adalah pH yang
netral, yaitu antara 6-7,5. Pakar lain menyatakan pH sebaiknya tidak kurang dari 6
dan tidak lebih dari 8,6. Pada pH kurang dari 6 dan lebih dari 8,6 kompleks antigen-
antibodi mudah berdisosiasi sehingga tidak terjadi presipitasi. Larutan yang dipakai
sebaiknya larutan dengan molaritas 0,15 M. Larutan dengan molaritas 0,15 M
mencegah terjadinya presipitasi.
Perbandingan antigen dengan antibodi merupakan faktor penting dalam reaksi
presipitasi. Pembentukan presipitasi terjadi apabila antara konsentrasi antigen dengan
antibodi tercapai keseimbangan. Kondisi antigen berlebihan akan mengakibatkan
melarutnya kembali kompleks yang terbentuk, sedangkan antibodi berlebihan
menyebabkan kompleks antigen-antibodi tetap ada dalam larutan. Hal pertama yang
disebut postzone effect dan yang kedua disebut prozone effect.
Zona ekivalen merupakan daerah dimana antigen dan antibodi ada dalam
keadaan seimbang. Zone ekivalen ini sempit apabila antigen mempunyai sifat mudah
larut; sebaliknya zone ekivalen ini lebih lebar apabila antigen mempunyai sifat mudah
larut; sebaliknya zone ekivalen ini lebih lebar apabila antigen tidak mudah larut dan
bermolekul besar atau bila dalam larutan terdapat beberapa jenis antigen
(multikomponen). Pada umumnya bila digunakan teknik imunopresipitasi ysng
menggunakan gel semisolid, diusahakan supaya reaksi presipitasi berlangsung dalam
zone ekivalen, jadi antigen dan antibodi berimbang, tetapi bila imunopresipitasi
berlangsung dalam media cair digunakan antibodi berlebihan agar supaya kompleks
imun tetap berada dalam larutan dan dapat diukur.
Termasuk ke dalam golongan ini adalah antara lain cara imunodifusi ganda,
elektrimunodifusi, imunoelektroforesis, imunodifusi radial dan imunonefelometri.
Imunodifusi ganda
Yang masih banyak dipakai adalah imunodifusi ganda menurut Ouchterlony.
Teknik ini menggunakan lapisan agar sebagai media yang memisahkan antigen dari
antibodi. Pada lapisan agar tersebut dibuat sumur-sumur, kemudian ke dalam dua
sumur yang berhadapan masing-masing dimasukkan antigen dan antibodi. Setelah itu
antigen dan antibodi dibiarkan mendifusi kedalam lapisan agar dan ditempat dimana
keduanya bertemu dan mencapai keseimbangan akan terbentuk kompleks antigen-
antibodi berupa garis presipitasi.
IMUNODIFUSI GANDA GARIS PRESIPITASI
Ekses Antibodi (Prozone)
Ekses Antigen (Postzone)
Reaktan Lapisan agar
Sample Keseimbangan antibodi secara semikuantitatif, yaitu dengan melakukan
beberapa pengenceran dan melaporkan pengenceran tertinggi yang masih dapat
membentuk presipitasi.
Elektroimunodifusi
Prinsip cara elektroimunodifusi ini sama dengan cara Ouchterlony, hanya saja di
sini difusi dipercepat dengan meletakkan kedua reaktan di antara medan listrik.
Juga di sini presipitasi kompleks antigen-antibodi terjadi pada titik keseimbangan
kedua reaktan.
Imunoelektroforesis
Imunoelektroforesis merupakan gabungan antara teknik pemisahan fraksi-
fraksi protein dengan cara elektroforesis dan teknik imunodifusi ganda. Setelah
fraksi-fraksi protein dipisahkan satu dari yang lain dengan elektroforesis, ke dalam
parit yang dibuat sejajar dengan garis migrasi fraksi-fraksi protein, dimasukkan
antiserum, kemudian dibiarkan berdifusi. Setiap fraksi protein akan beraksi dengan
masing-masing antibodi spesifik yang terdapat di dalam antiserum, sehingga masing-
masing fraksi kemudian dapat diidentifikasikan secara terpisah.Cara ini selain dapat
dipakai menetapkan adanya antigen tertentu, juga dapat dipakai untuk menunjukkan
kelainan pada salah satu fraksi, misalnya kelainan imunoglobulin yang disebut
gamopati monoklonal atau paraprotein.
Pada keadaan normal atau pada gamopati polildonal garis presipitasi
berbentuk lengkung merata, sedangkan paraprotein atau gamopati monoklonal
menunjukkan kelainan dalam bentuk garis presipitasi seperti scooping, bulging atau
bifurkasi.
Imunodifusi radial
Prinsip imunodifusi radial menurut Mancini,' adalah menggunakan lapisan
agar yang telah mengandung antibodi monospesifik kemudian ke dalam sumur-sumur
yang dibuat pada agar tersebut dimasukkan serum yang akan diperiksa.
Setelah serum dibiarkan berdifusi, maka presipitasi kompleks antigen-antibodi
yang terjadi tampak sebagai suatu cincin di sekitar sumur. Cara ini adalah cara
kuantitatif; besarnya cincin merupakan parameter untuk kadar antigen yang ada
dalam serum dan dapat ditentukan dengan menggunakan kurve standar. Aplikasi
klinik yang terpenting dari cara ini adalah penetapan imunoglobulin di dalam serum.
Rocket elektroimunodifusi
Cara ini dikembangk:an oleh Laurell dan menupakan variasi cara imunodifusi
radial. Juga di sini digunakan lapisan agar yang telah mengandung antibodi,
kemudian ke dalam sumursumur yang dibuat pada agar tersebut dimasukkan
serum yang ingin diperiksa atau larutan standar. Difusi dipercepat dengan
meletakkan lempeng agar ini di antara medan listrik, sehingga presipitasi
kompleks antigen-antibodi tampak sebagai kerucut. Tinggi kerucut dapat diukur
dan merupakan parameter untuk kadar antigen dalam serum.
Imunonefelometri.
Dalam dekade terakhir telah dikembangkan suatu cara yang menggunakan alat
yang dapat mengukur cahaya yang dihamburkan oleh molekul-molekul kompleks
antigen-antibodi.
Dengan menggunakan sinar laser sebagai sumber cahaya yang mempunyai
energi yang lebih kuat daripada lampu halogen biasa, sensitifitas tes dapat
ditingkatkan.
Imunomikroskopi
Imunomikroskopi adalah suatu cara histokimiawi atau sitokimiawi untuk
menyatakan adanya kompleks antigen-antibodi pada permukaan sel atau jaringan.
Dengan menggunakan antigen atau antibodi yang ditandai dengan zat warna
atau indikator, kompleks tersebut dapat dilihat dibawah mikroskop.
Anti-imunoglobulin di-label dengan fluorescein Antigen. Imunomikroskopi
bermanfaat untuk menentukan adanya antibodi terhadap sel atau komponen sel tubuh
seperti autoantibodi yang terdapat dalam serum penderita penyakit auto-antibodi.
Penelitian tentang :
Penurunan Kadar Tembaga pada Limbah cair Industri Kerajinan Perak
DAFTAR PUSTAKA
Andaka, Ganjar. 2008. Penurunan Kadar Tembaga pada Limbah Cair Industri
Kerajinan Perak dengan Presipitasi Menggunakan Natrium Hidroksida.
Yogyakarta: FTI APRIND
Boedina Kristi, dr. Siti. Berbagai Pemeriksaan Imunologi Untuk Menunjang
Diagnosa. Jakarta: FKUI
Haryadi Wibowo, Michael. 2000. Uji agar Gel Presipitasi dan Uji Netralisasi Virus
Infectious Laryngotracheitis Isolat mengestoni Farm. Yogyakarta: Lembaga
Penelitian UGM
http://www.freshpatents.com/-dt20091119ptan20090286967.php