Anda di halaman 1dari 19

Cover

Fiksasi komplemen

Kelompok 11 :
- Sulistiani Suparman
- Febi Pratiwi
- Reski Amelia
- Reski Ramadhani
REVIEW JURNAL
Cover

I
PENDIDIKAN NILAI PADA MATERI KONSEP SISTEM IMUN
Cover
LATAR Dalam artikel ini akan dibahas materi
konsep sistem imun. Sistem kekebalan
BELAKANG tubuh (imun) sendiri dipelajari dalam
studi khusus, yaitu imunologi berasal
dari kata imun yang berarti kekebalan
dan logos yang berarti ilmu. Imunologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang
sistem kekebalan tubuh.
TUJUAN
PENELITIAN

Artikel ini betujuan untuk memberikan


pandangan pendidikan nilai pada konsep sistem
imun
PEMBAHASAN
Kajian Materi Sistem
Imun yang menyerang masuk ke dalam tubuh harus menembus
Mikroba
rintangan eksternal yang dibentuk oleh kulit dan membrane mukosa,
yang menutupi permukaan dan melapisi pembukaan pada tubuh hewan.
Fiksasi komplemen (aktivasi) yaitu mengaktivasikan komplemen dengan
adanya kompleks antigen – antibody. Apabila ada infeksi maka protein
yang pertama dalam rangkaian protein komplemen akan diaktifkan,
reaksi komplemen ini akan mengakibatkan lisisnya banyak jenis virus
dan sel – sel pathogen.
SIMPULAN

Sistem kekebalan tubuh (imun) sendiri dipelajari


dalam studi khusus, yaitu imunologi berasal dari
kata imun yang berarti kekebalan dan logos yang
berarti ilmu.

Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang


sistem kekebalan tubuh. Sistem ini mendeteksi
berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas,
organisme akan melindungi tubuh dari infeksi,
bakteri, virus sampai parasit, serta
menghancurkan zat-zat asing lain dan
memusnahkan mereka dari sel organisme yang
sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi
seperti biasa
Cover
REVIEW JURNAL II
EVALUASI BEBERAPA TES TREPONEMAL
TERHADAP SIFILIS
Cover
Insidensi penyakit sifilis ini dipengaruhi oleh
LATAR pengobatan penyakit dan perbaikan sosio ekonomi.
BELAKANG Sifilis paling sering dijumpai pada usia 20-30 tahun.
Di Indonesia prevalensi sifilis terlihat menurun
sejak dilakukannya program pemberantasan sifilis
yang dimulai tahun 1957 berupa pelaksanaan
Regular Mass Treatment (RMT) pada Pekerja Seks
Komersil (PSK). Namun karena RMT sudah
dihentikan maka ada kemungkinan terjadi
peningkatan kembali, misalnya di Sumatera Utara
seroreaktor PSK di beberapa lokalisasi yang tadinya
dijumpai 8% pada tahun 1996, pada tahun 2000
mengalami peningkatan kembali menjadi 13,8%
TUJUAN
PENELITIAN

Untuk menegakkan diagnosis sifilis diperlukan


pemeriksaan serologik yaitu Tes Serologik
Sifilis (TSS). Selain itu TSS juga diperlukan
untuk evaluasi pengobatan Sebagai ukuran
untuk mengevaluasi tes serologik adalah
sensitivitas dan spesifisitas
METODE PENELITIAN
A. Tes Serologi Untuk
Menentukan Gugusan
Antibodi Anti Treponema
B. Tes Serologi Untuk
Menentukan Jenis Antibodi
Anti Treponema Spesifik

BAHAN PEMERIKSAAN
Spesimen untuk tes serologis adalah darah vena yang bisa
disimpan dalam tabung tanpa koagulan. Setelah darah
membeku , serum dipisahkan dengan sentrifugasi 1500-
2000 rotasi/menit selama 5 menit. Serum dapat disimpan
dalam keadaan beku atau pada
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan untuk Syphilis ICE mempunyai
spesifisitas 99,9% dan sensitifitas 99,4 %. Enzywell TP
mempunyai spesifisitas 99,7% dan sensitifitas 100%. Sedangkan
untuk TPPA sensitifitas dan spesifisitasnya 99,4%. Kesamaan hasil
dengan TPHA pada Serodia TPPA mencapai 96,7%, Murex
Syphilis ICE 100% dan Enzywell TP mencapai 99,1 %. Dari hasil
penelitian ini disimpulkan bahwa salah satu dari ketiga tes tersebut
bisa digunakan sebagai skrining untuk sifilis." Keuntungan utama
dari tes EIA ini adalah kemampuan untuk memeriksa sampel dalam
jumlah besar dan dapat dibaca secara otomatis dengan
spektrofotometric 11 sedangkan TPHA dan FTA Abs dievaluasi
secara subjektif
SIMPULAN
Untuk menegakkan diagnosis sifilis diperlukan
pemeriksaan serologik yaitu Tes Serologik Sifilis (TSS).
Selain itu TSS juga diperlukan Sebagai ukuran untuk
mengevaluasi tes serologik adalah sensitivitas dan
spesifisitas untuk evaluasi pengobatan.
Tes treponemal terdiri dari 2 jenis yaitu tes untuk
menentukan gugusan antibodi yg terdiri dari RPCFT
dan RPCIE dan tes untuk menentukan jenis antibody
anti Abs IgM, FTA Abs IgM (19S) Treponema spesifik
yang terdiri dari TPI, FTA Abs, TPHA dan SPHA.

Serodia TPPA, Murex Syphilis ICE dan En TP telah


dievaluasi sebagai tes treponemal dan menunjukkan
sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi, sehingga dapat
digunakan sebagai skrining diagnosis sifilis.
Cover
REVIEW JURNAL III
Reaksi Kompleks Imun pada Rheumatoid Arthritis
Cover
Pembentukan kompleks imun atau kompleks antigen-antibodi

LATAR merupakan proses alami dalam rangka mempertahankan tubuh


terhadap antigen yang larut, misalnya toksin bakteri. Dalam keadaan
normal, kompleks imun yang dibentuk oleh toksin dan antitoksin
BELAKANG segera dimusnahkan dengan cara fagositosis dan selanjutnya hilang
dari sirkulasi. Namun, pada keadaan tertentu adanya kompleks imun
dalam sirkulasi dapat menyebabkan berbagai kelainan dalam organ
tubuh yang disebut penyakit kompleks imun.
Rheumatoid arthritis (RA) merupakan salah satu contoh penyakit
kompleks imun. Pada penyakit ini dibentuk Imunoglobulin berupa
IgM
(yang disebut rheumatoid factor,RF) yang spesifik terhadap fraksi Fc
dari molekul IgG.Studi deskriptif epidemiologi RA menunjukkan
prevalensi RA adalah sekitar 1 persen populasi (berkisar antara 0,3
sampai 2,1 persen), dan insiden tahunan yang sangat variasi (12-
1,200
per 100,000 per populasi) tergantung jenis kelamin, ras, etnik dan
tahun. Perempuan mengalami sekitar 3 kali lebih sering daripada laki-
laki. Prevalensi meningkat dengan bertambahnya usia, dan perbedaan
jenis kelamin hilang pada kelompok usia yang lebih tua.
TUJUAN
PENELITIAN

Untuk melihat reaksi kompleks


imun yang terbentuk pada
penyakit Rheumatoid arthritis
(RA)
PEMBAHASAN
Pembentukan kompleks imun atau Adanya kompleks imun dapat
kompleks antigen-antibodi diperiksa dengan 2 cara sebagai
merupakan suatu proses alami dalam berikut:
rangka mempertahankan tubuh  Analisis spesimen jaringan
terhadap antigen yang larut, misalnya untuk melihat komponen
toksin bakteri.Kompleks imun dapat endapan kompleks
berasal dari ikatan antigen-antobodi (imunoglobulin, komplemen,
dalam sirkulasi ataupun terbentuk kadang-kadang antigen)
pada jaringan setempat. Pada dengan teknik imunofluoresen.
beberapa penyakit antigen merupakan  Kompleks imun dalam serum
komponen dari jaringan tubuh sendiri atau cairan tubuh lain
(autoantigen), sehingga dikenal
sebagai penyakit autoimun atau
berasal dari agen infeksi (bakteri,
virus, maupun jamur).
SIMPULAN
Penyakit kompleks imun adalah sekelompok penyakit
yang didasari oleh adanya endapan kompleks imun
pada organ spesifik, jaringan tertentu atau beredar
dalam pembuluh darah (Circulating Immune Complex).
Biasanya antibodi berupa IgG dan IgM,
tapi pada penyakit tertentu juga terlihat peranan IgG
dan
IgM.
Rheumatoid arthritis merupakan salah satu contoh
penyakit yang
terjadi akibat kompleks imun. Pada penyakit ini
terbentuk suatu
imunoglobulin (Ig) yang berupa IgM (disebut
rheumatoid factor, RF) yang spesifik terhadap fraksi Fc
dari molekul IgG.
DAFTAR PUSTAKA
o Aripin Ipin. 2019. Pendidikan Nilai Pada Materi Konsep Sistem Imun. Jurnal Bio
Educatio, Volume 4: 01-11
o Partogi Donna. 2008.Evaluasi Beberapa Tes Treponemal Terhadap Sifilis. Jurnal
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin
o Reza Maulana, Nur Wahyuniati, Marisa. Reaksi Kompleks Imun pada Rheumatoid
Arthritis. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala: 368-384
Cover

Thank You

Anda mungkin juga menyukai