Anda di halaman 1dari 3

Uji Immunologi

Imunoserologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang berfokus pada proses identifikasi
akan antibodi, yakni protein yang pembuatannya adalah dari sel darah putih yang bereaksi
terhadap antigen. Antigen ini diketahui pula sebagai sebuah jenis protein asing pada tubuh
manusia. Jika melihat dari nama bidang ilmu ini, tentu sudah dapat ditebak juga bahwa
fokusnya adalah lebih kepada sistem kekebalan tubuh.
Investigasi yang berkaitan erat dengan sistem daya tahan tubuh juga termasuk di dalam
imunoserologi ini. Jenis penyakit autoimun pun menjadi salah satu yang perlu diinvestigasi
pada bidang ilmu ini. Penyakit autoimun merupakan jenis kondisi di mana sistem daya tahan
tubuh dapat berubah dan justru melakukan perlawanan terhadap jaringan tubuh sendiri.

Tak hanya itu saja, imunoserologi juga adalah bidang ilmu kesehatan yang juga berfokus
pada kelainan imunodefisiensi dan kelainan autoimun. Kondisi kelainan imunodefisiensi ini
adalah ketika sistem daya tahan tubuh dinyatakan tidak atau kurang aktif. Jadi, segala hal
yang berhubungan dengan kondisi imunitas tubuh seseorang, maka imunoserologilah yang
dapat menangani.

Imunoserologi juga diketahui sebagai sebuah bidang ilmu kedokteran yang mempelajari akan
kecocokan antara organ satu dan organ lain untuk prosedur transplantasi. Sebelum beranjang
pada jenis imunoserologi, ada baiknya untuk mengetahui betul apa itu imunologi dan juga
serologi. Keduanya bisa dikenali lebih dulu seperti berikut:

Imunologi

Dari ilmu biomedis, imunologi ini merupakan sebuah cabang yang begitu luas di mana
mencakup kajian tentang segala aspek sistem kekebalan atau imun tak hanya pada manusia
tapi pada seluruh organisme. Pada bidang imunologi, ilmu kesehatan ini berfokus
mempelajari tentang peran fisiologis sistem kekebalan pada kondisi yang sakit ataupun sehat
pada organisme.

Selain itu, imunologi juga adalah bidang yang mempelajari tentang malfungsi sistem
kekebalan pada gangguan imunologi di mana hal ini mencakup pula akan keadaan defisiensi
imun, penyakit autoimun, penolakan allograft, dan hipersensitivitas. Segala tentang
karakteristik kimiawi, autoimun, dan fisiologis komponen sistem imun in situ, in vitro, serta
in vivo juga ada pada imunologi ini.

Serologi

Pada serologi, ini merupakan sebuah ilmu kesehatan yang diketahui lebih berfokus
mempelajari respon antigen antibodi secara in vitro. Tujuan dari bidang ilmu ini adalah
supaya dapat membantu penegakan diagnosa sebuah penyakit infeksi. Dalam penegakan
diagnosa tersebut, maka penting dan wajib untuk menemukan dan juga mengisolasi kuman
penyebabnya.

Proses dari isolasi itu sendiri akan membutuhkan waktu yang termasuk lama karena untuk
menemukan kuman penyebab yang dimaksud sangatlah sulit dalam praktiknya. Alasan yang
menjadikan hal ini sulit untuk dilaksanakan adalah karena kuman yang sudah masuk ke
dalam tubuh maka kuman sudah dianggap menjadi sebuah antigen alias sebuah benda yang
asing. Benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita kemudian bakal memicu pembentukan
antibodi terhadap kuman yang menginvasi tersebut.

Penegakan diagnosa akan sebuah penyakit infeksi tertentu akan menjadi jauh lebih mudah
ketika antibodi tersebut dapat ditemukan di dalam tubuh kita. Untuk itulah, kita
membutuhkan yang namanya pemeriksaan serologi dan bidang ini penting dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk menemukan sekaligus mendeteksi keberadaan kuman atau antigen beserta
antibodi yang telah terbentuk di dalam tubuh, pemeriksaan serologi adalah yang paling
dibutuhkan.

Diketahui ada sejumlah panel umum yang memang sudah biasa digunakan pada proses tes
imunoserologi, yakni antara lain:

 PMS atau Penyakit Menular Seksual.k


 Rematik
 Torch
 Hepatitis
 Infeksi lain.

Antibodi monoklonal kerap dipergunakan untuk terapi kanker, namun lebih dari itu, antibodi
ini juga baik digunakan untuk proses pendeteksian bermacam-macam zat. Penggunaan
antibodi sebagai reagensia juga bakal sangat membantu dalam prosedur pendeteksian
tersebut. Justru hal ini dianggap sebagai pendukung diagnosa dari penyakit infeksi karena
reaksi antigen antibodi dianggap sangat spesifik.

Metode Imunoserologi
Sejumlah metode imunoserologi digunakan cukup sering dan alangkah baiknya kalau kita
dapat mengenalnya satu per satu seperti berikut:

 Reaksi Aglutinasi

Pada reaksi ini biasanya dilaksanakan untuk antigen yang tak larut atau yang larut namun
memiliki ikatan dengan sel atau partikel. Ada suatu agregat yang dapat terbentuk oleh antigen
yang bereaksi dengan antibodi dan aglutinasi adalah hasil penampakan yang bisa dilihat.

 Reaksi Presipitasi

Untuk metode kedua ada presipitasi di mana reaksi ini dilaksanakan dengan tujuan agar kadar
antibodi pada serum bisa diketahui. Terjadinya presipitasi adalah dikarenakan reaksi antara
antigen yang larut dengan antibodi dan kemudian membentuklah kompleks yang bentuknya
berupa anyaman.

 Reaksi Fiksasi Komplemen

Kadar antibodi yang rendah dapat ditentukan oleh reaksi ini. Biasanya, penentuan hanya
untuk kadar antibodi rendah yang nyatanya tak mampu terdeteksi melalui pengujian
presipitasi atau aglutinasi.
 Reaksi Netralisasi

Reaksi ini juga diketahui sebagai sebuah reaksi antara antibodi dan antigen dengan tujuan
untuk mencegah adanya efek berbahaya seperti keberadaan eksotoksin virus maupun bakteri.
Antitoksin adalah senyawa yang diketahui mampu membuat toksin menjadi netral dan sel
hospeslah yang memroduksi antibodi spesifik tersebut.

 ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay)

Metode ini termasuk yang paling luas dan terdapat 2 cara yang diketahui biasa dilaksanakan,
yakni mendeteksi antigen secara langsung serta tidak langsung untuk pendeteksian antibodi.
Teknik ini adalah yang dianggap paling simpel dan hasilnya pun terinterpretasi secara jelas
dan baik, entah itu negatif atau positif.

 RIA (Radioimmuno Assay)

Metode ini kerap digunakan untuk pengukuran konsentrasi antigen maupun antibodi yang
kadarnya rendah. Untuk itulah, metode ini termasuk sangat baik untuk proses pendeteksian
kelainan tubuh dari awal.

 Reaksi Imunofluoresensi

Metode ini adalah kombinasi antara antibodi dan juga zat warna fluoresein sehingga akhirnya
warna pendaran dapat muncul saat dicek melalui mikroskop menggunakan sinar UV. Metode
ini cukup sensitif, cepat dan bahkan termasuk spesifik sehingga sangat bisa diandalkan.

Anda mungkin juga menyukai